“Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi Mawar Merah yang berkilauan (QS. Ar-Rahman: 37).
Bunga Mawar adalah lambang ketinggian spiritual yg sempurna bagi perjalan utk mencapai nilai2 kerohanian yg dlm bagi diri seseorang. Bunga Mawar adalah gambaran ketinggian suatu kerendahan.
Sebagaimana tertulis dalam syair nadzom Ar-Rifâiyyah: Lâ tahtun bilâ fauqin walâ fauqin bilâ tahtin, Wa baina humâ bilâ qaibi, Hu Allâh Allâh Allâh. (Tiada bawah tanpa atas, tiada atas tanpa bawah, Dan diantara keduanya tanpa qaib, Dialah Allâh Allâh Allâh)
Mawar telah menjadi puncak perlambangan spiritual bagi hampir semua sufi dan para wali Allâh, khusus nya Shâhibul Mawar, Syech Abdul Qâdir Al-Jailâni RA. Dalam sebuah kisahnya, pada saat Syeikh Abdul Qâdir Al-Jailâni rah. hendak masuk ke kota Bagdad di masa perpindahannya, setibanya beliau di perbatasan kota Bagdad, beliau didatangi oleh utusan para wali dari kota bagdad (yang juga seorang wali besar pada saat itu). Setelah berjumpa, utusan wali berkata : “Wahai Abdul Qâdir Al-Jailani, engkau tidak mempunyai tempat di kota Baghdad, karena kota Baghdad telah di penuhi oleh para Wali-wali Allâh “.
Maka Syech Abdul Qâdir Al-Jailâni RA. berkata seraya menunjukkan gelas yang telah berisi penuh air bening; “Seperti inilah kota Baghdad itu, gelas adalah kota Baghdad dan airnya adalah para wali Allâh”, lalu Syech Abdul Qâdir Al-Jailâni RA. mengambil sekuntum Mawar Merah dari langit (dengan izin Allâh SWT ) kemudian beliau letakkan di tengah air dalam gelas itu, sambil berkata; “Aku adalah Mawar di antara para wali-waliNya”. Pada saat itu juga wali utusan tersebut tersungkur lalu bersujud meminta ampunan kepada Allâh SWT atas kesombongannya dan mempersilahkan Syech Abdul Qâdir Al-Jailâni RA. Memasuki kota Bagdad dengan sambutan yang meriah dari para wali di kota Baghdad.
Bunga Mawar adalah suatu perlambangan maskulin yg sgt menggairahkan setiap jiwa feminis. Mayoritas orang pada saat ini telah meletakkan perlambangan bunga sebagai bentuk perlambangan seorg wanita/feminisme, padahal sesungguhnya bunga ( Bunga Mawar) itu telah menduduki perlambangan bentuk maskulin/ laki-laki. Karena dilihat dari sudut penggunaannya, bunga (Bunga Mawar) sangat disukai oleh para wanita, maka segala sesuatu yang disukai wanita hakikatnya bersifat maskulin, bila seorang wanita menyukai sesuatu yang bersifat feminin, maka ia akan tergolong dlm golongan yg tidak normal (lesbi). Kemudian jika dilihat dari penempatan sekuntum bunga itu pasti memerlukan vas/pot bunga. Maka vas/pot bunga itu menjadi perlambangan feminisme. Allâh SWT telah menjadikan segala sesuatu itu berpasangan, termasuk juga bentuk rasa suka diantara dua sifat yg berbeda.
Bunga Mawar adalah raja dari seluruh bunga, kalau saja di antara para bunga ada walinya maka pastilah Allâh menjadikan bunga Mawar sbg qutubnya seluruh bunga. Bunga Mawar telah menjadi perlambangan suatu manifestasi pencapaian ketinggian spiritual seseorang sbg insan kamil. Di negeri spiritual timur, bunga Mawar telah menjadi inspirasi yg tiada habisnya bagi para penyair di Persia, arab bahkan sampai ke belahan dunia barat. Syair mereka banyak membicarakan ttg kemuliaan dan ketinggian perlambangan bunga Mawar, seperti syairnya Jalâluddin rumi, Ibnu ‘Arabi dan khususnya Syech Abdul Qâdir Al-Jailâni RA. Bahkan Allâh SWT telah memperlambangkannya dalam Al-Qur’an surah Ar-Rahmân: 37.
Bunga Mawar didalam syair para sufi cukup menggairahkan jiwa-jiwa kerinduan, yang mana hal tersebut dapat dijadikan sbg pembangkit gairah spiritual untuk mencapai ekstase yang menggairahkan ketundukan nya kepada Allâh SWT.Allâh SWT telah memberikan banyak sekali amtsâl di dalam firman-Nya, agar orang yang berakal dapat memikirkannya dengan baik. Semua ini tidak lain supaya orang2 yang bodoh tidak mudah mencemuhkannya. Sesungguhnya Allâh SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dalam Haditsnya Nabi Muhammad SAW, bersabda: “Ada tiga perkara yang aku sukai, wanita, wewangian dan shalat. Karena shalat menyejukkan pandangan mataku”. Para sufi melihat perkataan Nabi ini sebagai nilai ekstase dalam cinta yg tidak terhingga. Karena kesempurnaan manusia dalam cinta yang murni kepada Allâh swt melainkan mencintai juga pada ciptaanNya, terutama pada wanita. Antara cinta kedua nya saling menyempurnakan (cinta kepada wanita dalam konteks perkahwinan). Dengan mencitai seorang wanita sama dengan mencintai diri kita sendiri, karena asal wanita itu dari diri seorang lelaki (siti hawa diciptakan Allâh SWT dari tulang rusuk Nabi Adam). Sehingga dengan mencintainya kita telah mencintai diri kita dalam rangka cinta kepada Allâh SWT.
Wanita ialah bentuk Feminin yg maujud tanpa persepsi apapun, sedangkan minyak wangi dalam tradisi bangsa2 kuno, ia menduduki posisi maskulin yg harus menguasai sifat2 feminin. Nabi Sulaiman AS adalah nabi yang pertama kali mengetahui sifat2 penyembuhan melalui penggunaan herbal dan bunga-bungaan. Dikisahkan pada suatu hari, Nabi Sulaiman a.s ketika mendirikan solat, tiba-tiba satu pohon bunga tumbuh di hadapannya seraya memberi salam, Nabi Sulaiman menjawab salamnya dan menanyakan maksud dan tujuannya ada di hadapannya. Maka bunga itu menjawab; “bahwasa aku bunga mawar penawar segala penyakit”. Maka pada keesokkan harinya, tumbuh berbagai bunga dihadapan Nabi Sulaiman AS utk mengatakan khasiatnya yang dapat diambil dari mereka. Semuanya ini datang dari kuasaNya Allâh SWT.
Zat inti dari makhluk hidup adalah ruh. Ia akan terpisah pada saat kematiaan menghampirinya. Allâh SWT telah mengilhamkan kpd sebagian para Nabi-Nya, tentang bagaimana mengeluar kan ruh atau sari pati bunga dari bunga. Ilmu ini kemudian dikembangkan oleh kaum sufi. Bunga Mawar menjadi perlambang yg hakiki bagi kaum sufi sebab keindahan dan keharuman bunga mawar ini, berada di ujung batang yg kuat dan berduri., melambangkan perjalanan serta perjuangan mistik kaum sufi dalam tasawuf untuk menuju Allâh SWT.
Zat inti dari makhluk hidup adalah ruh. Ia akan terpisah pada saat kematiaan menghampirinya. Allâh SWT telah mengilhamkan kpd sebagian para Nabi-Nya, tentang bagaimana mengeluar kan ruh atau sari pati bunga dari bunga. Ilmu ini kemudian dikembangkan oleh kaum sufi. Bunga Mawar menjadi perlambang yg hakiki bagi kaum sufi sebab keindahan dan keharuman bunga mawar ini, berada di ujung batang yg kuat dan berduri., melambangkan perjalanan serta perjuangan mistik kaum sufi dalam tasawuf untuk menuju Allâh SWT.
Dlm Hadits Qudsi Allâh berfirman; “Yg pertama-tama diciptakan ruh kenabian dan dari ruh kenabian dijadikan alam raya ini, dari alam raya ya dijadikan pertama-tama adalah ruh bunga mawar”. Bunga mawar mengandung zat yg baik dan sgt halus. Maka ia selalu digunakan utk menyerap dan menyampai kan berkat dari seorg wali Allâh. Padahal ada banyak jenis bunga bahkan ribuan jenisnya di dunia ini namun Kaum sufi lebih menyukai bunga yg telah dipilih Allâh swt dan juga oleh org2 ketuhanan yaitu kuntum bunga mawar.
Solat juga perlambangan feminin yg sgt disukai oleh nabi Muhammad. Mengapa solat berada di posisi feminin karena solat adalah suatu cara utk berhubungan dgn Allâh SWT. Maka ucapan Nabi ttg tiga perkara yg sangat di sukainya, dan komposisi wanita - wangi2an – solat ( feminin – maskulin – feminin ) mengindikasikan sebuah perlambangan dari pada penguasaan sifat feminin oleh maskulin, “Arrijâl qawwâmuna ‘alâ nisâ….” Yang artinya “kaum lelaki itu pemimpin bagi kaum wanita …”.
Solat juga perlambangan feminin yg sgt disukai oleh nabi Muhammad. Mengapa solat berada di posisi feminin karena solat adalah suatu cara utk berhubungan dgn Allâh SWT. Maka ucapan Nabi ttg tiga perkara yg sangat di sukainya, dan komposisi wanita - wangi2an – solat ( feminin – maskulin – feminin ) mengindikasikan sebuah perlambangan dari pada penguasaan sifat feminin oleh maskulin, “Arrijâl qawwâmuna ‘alâ nisâ….” Yang artinya “kaum lelaki itu pemimpin bagi kaum wanita …”.
Kata Mawar jika dilihat dari estimologinya berasal dari kata wardah , MA-WAR-DAH. Dalam bahasa Indonesia menjadi mawar; yang mengandung misteri sufistik. Sifat maskulinnya mengambarkan sifat kesatriaan, arti satria bukanlah sebuah kemenangan dari suatu perlawanan melainkan sebuah perjuangan yang tak henti-hentinya. Maka seseorang yang melakoni kehidupan dengan mematuhi prinsip kaidah syari’at, tarikat, hakikat dan ma’rifat adalah seorang satria yang gagah berani dan layak menyandang lambang Mawar, untuk mencapai Keridhaan Allâh SWT.
Mawar sebuah kata yg menjadi perlambangan di dalam Al-Qur’an, Para Nabi telah memakainya sebagai lambang yang khas dalam nilai sacral. Bahkan, para sufi secara gambling menjadikan mawar sebagai bunga spiritual yang dapat menggairahkan jiwa setiap insan. Wahai engkau, hidupkanlah di hatimu sekuntum mawar merah yg harum dan mengairahkan jiwa spiritual kearah pengenalan Tuhan semesta alam, sebagai rahasia di dalam dirimu sendiri.
Mawar sebuah kata yg menjadi perlambangan di dalam Al-Qur’an, Para Nabi telah memakainya sebagai lambang yang khas dalam nilai sacral. Bahkan, para sufi secara gambling menjadikan mawar sebagai bunga spiritual yang dapat menggairahkan jiwa setiap insan. Wahai engkau, hidupkanlah di hatimu sekuntum mawar merah yg harum dan mengairahkan jiwa spiritual kearah pengenalan Tuhan semesta alam, sebagai rahasia di dalam dirimu sendiri.
No comments:
Post a Comment