Wednesday, July 27, 2016

KISAH IMAM AL GHAZALI BERGURU KEPADA TUKANG SEPATU

Suatu malam disaat orang sedang terlelap, Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat itu masih muda dan sedang berguru kepada Syekh Sulaiman Zuhdi di Jabbal Qubis Makkah sedang membersihkan kamar mandi Gurunya menggunakan kedua tangannya tanpa merasa jijik dan melakukan dengan penuh ikhlas. Di saat Beliau melakukan tersebut, tiba-tiba Guru Syekh Sulaiman Zuhdi lewat dan berkata, “Kelak tanganmu akan di cium raja-raja dunia”. 

Ucapan Gurunya itu dikemudian hari terbukti dengan banyak raja yg menjadi murid Beliau dan mencium tangan Beliau salah satunya adalah Sultan Musa al-Muazzamsyah, Raja di Kerajaan Langkat, Sumatera Utara. Kisah berguru dalam ilmu hakikat mempunyai keunikan tersendiri, seperti kisah Sunan Kalijaga yang menjaga tongkat Gurunya dalam waktu lama, dengan itu Beliau lulus menjadi seorang murid. Berikut kisah Ulama Besar Imam Al-Ghazali memperoleh pencerahan batin bertemu dengan pembimbing rohaninya, kisah ini saya di kutip dari Buku Tuntunan Mencapai Hidayah Ilahi hal. 177, 178. Karya Imam Al Ghazali.

Imam Ghazali seorang Ulama besar dalam sejarah Islam, hujjatul islam yang banyak hafal hadist Nabi SAW. Beliau dikenal pula sebagai ahli dalam filsafat dan tasawuf yg banyak mengarang kitab2. Suatu ketika Imam Al Ghazali menjadi imam disebuah masjid . Tetapi saudaranya yg bernama Ahmad tidak mau berjamaah bersama Imam Al Ghazali lalu berkata kepadanya ibunya : “Wahai ibu, perintahkan saudaraku Ahmad agar solat mengikutiku, supaya org2 tidak menuduhku selalu bersikap jelek terhadapnya“.

Ibu Al Ghazali lalu memerintahkan puteranya Ahmad agar shalat makmum kepada saudaranya Al Ghazali. Ahmad pun melaksanakan perintah sang ibu, shalat bermakmum kepada Al Ghazali. Namun ditengah2 solat, Ahmad melihat darah membasah perut Imam. Tentu saja Ahmad memisahkan diri. Seusai solat Imam Al Ghazali bertanya kpd Ahmad, saudaranya itu: “Mengapa engkau memisahkan diri (muffaragah) dalam shalat yang saya imami?”. Saudaranya menjawab: “Aku memisahkan diri, karena aku melihat perutmu berlumuran darah”.

Mendengar jawaban saudaranya itu, Imam Ali Ghazali mengakui, hal itu mungkin karena dia ketika shalat hatinya sedang mengangan-angan masalah fiqih yg berhubungan haid seorang wanita yg mutahayyirah. Al Ghazali lalu bertanya kepada saudara: “Dari manakah engkau belajar ilmu pengetahuan seperti itu?” Saudaranya menjawab, “Aku belajar Ilmu kepada Syekh Al Utaqy AL-Khurazy yaitu seorang tukang jahit sandal2 bekas (tukang sol sepatu)” Al Ghazali lalu pergi kepadanya.

Setelah berjumpa, Ia berkata kepada Syeikh Al khurazy: “Saya ingin belajar kepada Tuan”. Syeikh itu berkata : Mungkin saja engkau tidak kuat menuruti perintah2ku”. Al Ghazali menjawab: “Insya Allah, saya kuat”. Syekh Al Khurazy berkata: “Bersihkanlah lantai ini”. Al Ghazali kemudian hendak dengan sapu. Tetapi Syekh itu berkata: “Sapulah (bersihkanlah) dengan tanganmu“. Al Ghazali menyapunya lantai dengan tangannya, kemudian dia melihat kotoran yg banyak dan bermaksud menghindari kotoran itu. Namun Syekh berkata: “Bersihkan pula kotoran itu dgn tanganmu“. 

Al Ghazali lalu bersiap membesihkan dengan menyisingkan pakaiannya. Melihat keadaan yang demikian itu Syekh berkata: “Nah bersìhkan kotoran itu dengan pakaian seperti itu”. Al Ghazali menuruti perintah Syekh Al Khurazy dengan ridha dan tulus. Namun ketika Al Ghazali hendak akan mulai melaksanakan perintah Syeikh tersebut, Syeikh langsung mencegahnya dan memerintahkan agar pulang. Al Ghazali pulang dan setibanya di rumah beliau merasakan mendapat ilmu pengetahuan luar biasa. Dan Allah telah memberikan Ilmu Laduni atau ilmu Kasyaf yang diperoleh dari tasawuf atau kebersihan qalbu kepadanya.

No comments:

Post a Comment