Friday, August 19, 2016

BERSYARIAT SAMPAI MATI SEBAGAI DASAR TASAWUF

Imam Al Ghazali mengatakan: "Ketahuilah bahawa banyak orang yang mengaku, dia adalah menempuh jalan (tarekat) kepada Allah, tapi yg sesungguhnya, yg bersungguh2 menempuh jalan itu adalah sedikit. Adapun tanda org yg menempuh jalan yg sungguh2 dan benar, diukur dari kesungguhannya melaksana kan syariat. 

Kalaupun ada org yg mengaku bertasawuf dan bertarekat dan telah menampakkan semacam kekeramatan2, melalaikan atau tidak mengamalkan syariat, ketahuilah bahawa itu adalah tipu muslihat, sebab orang yang bijaksana (org tasawuf) mengatakan, “Jika engkau melihat seseorang mampu terbang di angkasa dan mampu berjalan di atas air, tetapi ia melakukan sesuatu yg bertentangan dgn syariat, maka ketahuilah bahawa sebenarnya dia itu adalah syaitan”. 

Abu Yazid Al Bustami juga mengatakan, "Jika kau melihat seseorang yg diberi kekeramatan hingga dapat naik ke udara, maka janganlah kamu tertipu dgnnya sehingga kamu dapat melihat dan meneliti bagaimana dia melaksanakan perintah dan larangan agama serta memelihara ketentuan2 hukum agama dan bagaimana dia melaksanakan syariat agama."

Demikian pula Sahl at Tasturi, beliau mengungkapkan tentang pokok2 tasawuf yang terdiri dari tujuh pokok jalan (tarekat), yaitu berpegang kepada Al Kitab (Al Qur'an), mengikuti Sunnah Rasul, makan dari hasil yang halal, mencegah gangguan yang menyakiti, menjauhkan diri dari maksiat, selalu melazimkan taubat dan menunaikan hak-hak orang lain. Imam Al-Junaidi pernah mengomentari orang yang mengaku ahli makrifat tetapi dalam gerak geriknya meninggalkan perbuatan2 baik dan meninggalkan mendekatkan diri kepada Allah, maka beliau mengatakan “Ketahuilah bahawa dia itu adalah syaitan”. 

Selanjutnya beliau juga mengatakan, “Ucapan itu adalah ucapan suatu kaum yg mengatakan adanya pengguguran amalan2. Bagiku hal itu merupakan suatu kejahatan yang besar dan orang yang mencuri atau orang yang berzina adalah lebih baik daripada orang yang berfaham seperti itu”. 

Syekh Abu Hasan As-Syazili mengatakan, “Jika pengungkapanmu bertentangan dengan Al Quran dan Sunnah Rasul, maka hendaklah engkau berpegang kepada Al Qur'an dan Sunnah Rasul itu, sambil engkau mengatakan kepada dirimu sendiri “sesungguhnya Allah swt telah menjamin diriku dari kekeliruan dalam Al Qur'an dan Sunnah Rasul”. Allah tidak menjamin dalam segi pengungkapan, ilham, maupun musyahadah (penyaksian), kecuali setelah menyesuaikan perbandingannya dengan Al Qur'an dan Sunnah Rasul”. 

Sebagai kesimpulan, semua pengamalan kaum sufi harus mengikuti semua Nash Al Qur'an dan Sunnah dan meneladani amaliah2 Rasulullah saw, sebagai panutan tertinggi para sufi. Nabi saw pernah ditanya tentang suatu kaum yang meninggalkan amalan2 agama, sedangkan mereka adalah org2 yang berbaik sangka kepada Allah swt. Maka, Nabi saw menjawab, "Mereka telah berdusta. Kerana jika mereka berbaik sangka, tentu amal perbuatan mereka juga adalah baik.”

No comments:

Post a Comment