Hujjatul Islam Al Ghazali berkata: “Murid” pasti memerlukan Syaikh dan guru yang dijadikan Panduan agar menunjukan padanya jalan yang lurus . Kerana sesungguhnya jalan agama itu samar. Sedangkan jalan2 syaitan banyak dan jelas. Siapa saja yang tidak memiliki guru, maka syaitan pasti akan menuntunya menuju jalan2 syaitan. Siapa saja yang menyusuri jalan pedalaman gurun yg merusak pengamanan, maka ia telah membahayakan dirinya sendiri dan menghancurkanya.
Org yg menyendiri (tanpa guru) bagaikan pohon yg tumbuh sendiri. Ia akan kering dlm waktu dekat. Andaikan pohon itu bisa bertahan dan berdaunan, maka ia tidak akan berbuah” (Ihya’ Ulumuddin). Syeikh Abul Qasim Al Qusyairiy berkata, “Kemudian yg wajib atas seorang murid untuk bertatakrama dgn seorang guru. Jika ia tidak memiliki guru, maka ia tidak akan berjaya selamanya. Bagaimana tidak, sedangkan Abu Yazid dan segala kelebihanya berkata: “Siapa yang tidak memiliki guru, maka syaitan menjadi imamnya” (Ittihafus Saadaatil Muttaqiin. Dengan memilikki seorang 'guru' seorang akan mendapat pantauan serta pengawasan spiritual dari sang guru sebagaimana pengawasan seorang ibu terhadap anaknya.
Sebaliknya, jika ia tidak bernaung di bawah bimbingan seorang guru, maka ia bagaikan seorang buta yang masuk di tengah hutan belantara. Tentunya sangat kecil kemungkinanya ia akan melalui hutan tersebut dengan selamat. Maka yang terpenting bagi kita adalah sesegera mungkin bersama dengan Guru Kamil Mukamil. Yaitu Guru yang mampu mengantarkan kita whusul kepada Allah dengan aman dan mudah.
Berhati hatilah di zaman akhir ini ada istilah baru yaitu wakil juru talqin tanpa seizin pihak yang diwakili, entah ada hal baru apalagi berikutnya, kadang ada orang berani mengaku telah mencapai darjat mursyid padahal belum mencapai maqom ma'rifat, bermodal banyak jemaah dan pengikut, ditambah pengetahuan fiqih dan teori teori tasawuf, seorang mursyid tidak cukup hanya dengan ilmu fiqih dan teori teori saja, namun ada pelantikan khusus darjat kemursyidan yang diamanatkan oleh guru mursyid sebelumnya. Pada zaman ini banyak Mursyid Tarekat yang muncul tetapi hakikatnya tidak memiliki Ciri sebagai seorang Mursyid yang wali sebagaimana di atas. celakalah kita bila berguru kepada mursyid palsu beruntunglah kita bila Allah telah menunjukkan guru mursyid sejati nanti diakhirat kita berkumpul dibawah bendera sang guru.
No comments:
Post a Comment