Friday, August 12, 2016

NASIHAT IBNU ARABI

“Wahai Murid, bila kamu hendak berjalan menuju ke jalan Ahli Makrifat dan Ahwal (Makrifat adalah pengetahuan sejati tentang Allah, Ahwal adalah keadaan Rohani atau ciri orang yang telah mencapai Makrifah itu), seharusnya kamu atau siapa pun mengikuti HAL HAL sebagai bantuan menuju jalan kebahagiaan. Salah satunya adalah DIAM. Ada 2 jenis DIAM: 

1) DIAM LISAN (lidah) dari berbicara tentang selain Allah Swt. 
2) DIAM HATI dari hal-hal yang muncul di hati mengenal yang Maujud, diam sama sekali.

Barang siapa lisannya diam tetapi hatinya tidak, maka dosanya akan ringan. Barang siapa lisannya diam dan juga hatinya diam, maka yang Rahsia akan menjadi jelas baginya, dan Allah akan menjadi jelas pula baginya. Barang siapa hatinya diam tetapi lisannya tidak, maka dia akan berkata dangan kata hikmah. Barang siapa yang lisan dan hatinya tidak diam, maka itu adalah kekuasaan syaitan dan ia tunduk kepadanya. Diam dengan lisan adalah kelas orang awam dan mereka yang melakukan Suluk (perjalanan spiritual), sedang diam dengan hati adalah sifat Para Muqarrabin (mereka yang didekatkan Allah kepada-Nya), diam milik Ahli Musyahadah (orang yang mampu menyaksikan kebesaran Allah).

HAL (keadaan Rohani) yang timbul dari diam Para Murid adalah selamat dari bahaya fitnah, sedang HAL yang timbul dari diam Para Muqarrabin adalah timbulnya dialog kalbu yang lentur dan asyik. Barang siapa menjalankan diam dalam semua keadaan, maka ia tidak akan sempat lagi berbicara kecuali dengan Tuhannya. Sebab, diam sepenuhnya sama sekali bagi manusia dalam dirinya sendiri, adalah mustahil. Bila beralih dari berbicara dengan selain Allah ke berbicara dangan Allah, maka dia akan menjadi orang yang selamat, dekat kepada Allah, dan kuat ucapannya. Bila berbicara, ia akan barbicara dengan benar. Pembicaraannya bersumber dari Allah. Allah Swt berfirman mengenai hal Nabi-Nya Saw: “Dia tidak bicara dari hawa nafsu.” (QS Al-Najm;3).

Pembicaraan yang benar merupakan hasil diam dari kesalahan. Apa pun alasannya, berbicara dengan selain Allah adalah kesalahan; sementara berbicara tentang selain Allah, dipandang dari sudut mana pun, adalah keburukan. Allah Swt berfirman: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) untuk memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mendamaikan sesama manusia.” (QS Al-Nisa: 114). Salah satu HAL yang timbul kerana diam adalah Maqam (kedudukan) Wahyu dgn segala macamnya, dan diam menghasilkan Makrifat kepada Allah Swt.

No comments:

Post a Comment