Thursday, August 18, 2016

TAUHID DAN MAKRIFATULLAH DAN MAKRIFAT SEBAGAI MAKAM TERTINGGI

Menurut Syeikh Ibnu Athaillah As-Sakandari, siapapun yang merenung secara mendalam akan menyedari bahwa semua makhluk sebenarnya mentauhidkan Allah swt lewat tarikan nafas yang halus. Jika tidak, pasti mereka akan mendapat siksa. Pada setiap zarah, mulai dari ukuran sub-atomis (kuantum) sampai atomis, yang terdapat di alam semesta terdapat rahasia nama-nama Allah swt. Dengan rahasia tersebut, semuanya memahami dan mengakui keesaan Allah swt. Allah SWT telah berfirman: "Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri atau pun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari." (QS. 13:15)

Jadi, semua makhluk mentauhidkan Allah swt dalam semua kedudukan sesuai dengan Rububiyah Tuhan serta sesuai dengan bentuk-bentuk Ubudiyah yang telah ditentukan dalam mengaktualisasikan Tauhid mereka. Lebih lanjut Syaikh Ibnu Atha'illah mengatakan bahwa sebagian Ahli Makrifat berpendapat bahwa orang yang bertasbih sebenarnya bertasbih dengan rahasia kedalaman hakikat kesucian fikirannya dalam wilayah keajaiban alam malakut dan kelembutan alam jabarut. 

Sementara Sang Salik, bertasbih dengan dzikirnya dalam lautan qalbu. Sang Murid bertasbih dengan qalbunya dalam lautan fikiran. Sang Pecinta bertasbih dengan ruhnya dalam lautan kerinduan. Sang Arif bertasbih dengan sirr-nya dalam lautan alam ghaib. Dan Orang Shiddiq bertasbih dengan kedalaman sirr-nya dalam rahasia cahaya yang suci yang beredar di antara berbagai makna Asma-Asma dan Sifat-sifat-Nya disertai dengan keteguhan di dalam silih bergantinya waktu. Dan dia yang hamba Allah bertasbih dalam lautan pemurnian dengan kerahasiaan Sirr al-Asrar dengan memandang-Nya, dalam ke’baqa'an-Nya. Wallahu a’lam.

Pengertian Makrifat: Istilah Makrifat berasal dari kata “Al-Ma’rifah” yang berarti mengetahui atau mengenal sesuatu. Dan apb dihubungkan dgn pengamalan Tasawuf, maka istilah makrifat di sini berarti mengenal Allah ketika Sufi mencapai maqam dlm Tasawwuf. Arti “makrifat” menurut takrif atau pengertian dari buku2 yg ada ialah mengetahui Allah swt dari dekat di mana hati sanubari melihat Allah swt. 

Sedangkan pengertian makrifat dlm hubungan hamba dgn Tuhan, adalah mempunyai arti penting dan merupakan kewajiban yg paling pokok. Disebutkan dlm firman Allah dlm Al-Qur’an: “Wamaa kholaktul jinna wal insa illa liya’buduun” yang artinya : Tiadalah aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah kepadaKu (untuk mengenal Aku).  Seorang hamba yang akan menempuh maqam2 dengan tujuan mengenal Allah secara hakiki pada dasarnya dia menuju kpd tingkatan tertinggi dari maqam2 yang ada. 

Kedudukan Makrifat: Makrifat memiliki kedudukan tertinggi diantara maqam2 yang dilewati oleh seorang Sufi untuk bertemu Allah SWT, Memperoleh makrifat, merupakan proses yang bersifat berterusan. Makin banyak seorang Sufi memperoleh makrifat dari Allah, makin banyak yang diketahuinya tentang rahasia2 Allah s.w.t. dan dia pun makin dekat kepada Allah. Imam al Ghazali mengatakan bahwa pengetahuan yg diperoleh dari “makrifat” lebih tinggi mutunya dari pengetahuan yg diperoleh dengan akal. 

Pada dasarnya manusia juga hidup di dunia ini dgn dihiasi dgn masalah2 yg sudah tentu memerlukan kebenaran. Begitu pun sebenarnya makrifat yg seharusnya selalu diperlukan oleh seorg hamba utk lebih dekat lagi dengan Tuhannya. Makrifah bukanlah hasil pemikiran manusia, tetapi bergantung kpd karunia/ pemberian Tuhan. Oleh karena itu makrifat dipandang para ulama sbg suatu tingkatan yg sempurna dan merupakan puncak dari segala pencapain seorang salik yang berniat ingin bertemu dengan Tuhannya sepenuh hatinya.

Makrifat adalah pemberian Tuhan kepada hambaNya yang sanggup menerimanya bahwa datangnya karunia “makrifat” itu karena adanya kesungguhan, kerajinan, kepatuhan dan ketaatan mengabdikan diri sebagai hamba Allah dalam beramal secara lahiriah sebagai pengabdian yang dikerjakan tubuh untuk beribadat, itulah yang disebut makrifat. 

Syarat2 Menggapai Makrifat: Adapun seseorang yang bermaksud hendak menuju makrifat, maka terlebih dahulu yang bersangkutan harus memiliki syarat2 sebagai berikut: 

● Harus memiliki niat, dan tekad serta keyakinan ingin bertemu dengan Allah swt.

● Harus memiliki kemerdekaan berfikir dengan menggunakan akal dan ratio untuk menemui Allah swt.

● Harus memiliki kemerdekaan kemauan, iaitu kemauan dari hati sanubarinya, bukan karena terpaksa.

● Menggunakan ayat- ayat, kitab suci sebagai referensi untuk dapat menemui Allah swt.

● Mencari dan mendapatkan seorang Guru Mursyid yang benar-benar sudah makrifat, iaitu yang sudah tau dan kenal kepada Tuhannya

Manfaat Makrifat: Adapun manfaatnya atau keuntungannya bagi orang-orang yang sudah makrifat ( tahu dan kenal Tuhannya) serta takwa dan taat kepada Allah, sebagai berikut :

● Termasuk orang-orang yang didekatkan Allah swt.

● Memperoleh ketenteraman dan rezeki serta kenikmatan (Al-Waqiah:88-89). Diberikan kpdnya kehidupan yg baik dan diberikan balasan dgn pahala yg lebih baik dari apa yg telah mereka kerjakan (An-Nahl:97).

● Dimasukkan ke dalam Syurga. (Yaasin:26).

● Diberikan ampunan atas dosa dosa yg telah lalu, ditunjukkan jalan yg lurus. (Al-Fath:1-2). 

Agar timbul rasa cinta dan sayang kpd Allah sehingga meningkatkan keimanan dan ketakwaan kpd Nya. Agar kita tahu tujuan hidup (Az-Zariyat:56) “Dan Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembahKu” jadi tujuan yang hakiki hidup kita di dunia ini adalah menyembah Allah swt.

Demikianlah manafaat bagi yang telah bermakrifat sesuai dgn bunyi ayat2 tersebut di atas, maka apabila kalian benar2 mampu melakukan Mi’raaj, dapat mengenal secara nyata dengan yang wajib disembahnya, maka dgn pasti akan menerima/mengalami/memiliki hikmah2 spt yg telah digelarkan dlm ayat2 tersebut di atas; dan kehidupan kalian akan dapat merasakan lebih nikmat dan lebih indah di dalam batin kalian akan merasakan bagai mengalirnya air sungai yg sgt tenangnya, meskipun sedang dilanda badai yg sgt besar. 

Alasan Makrifat Menjadi Tahapan Tertinggi: Rasulullah saw pernah menyebutkan bahwa Makrifat adalah maqam tertinggi, kerana setelah mencapai tahapan makrifat seperti yg disebutkan oleh Rasulullah saw barulah seseorang boleh menerapkan segala ibadah yang dianjurkan oleh agama. Zunnun Al-Mishri mengatakan bahwa makrifat mempunyai jangkauan moral yang nilai kemanusiaan seoptimalnya yg harus berhias akhlak Allah swt. 

Pergaulan org arif bila telah sampai ke tingkat ini bagaikan pergaulan dgn Allah swt. Bahkan isteri Nabi saw, Aisyah ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an. Lalu mengapa makrifat menjadi suatu puncak tahapan dlm mencapai Nur Ilahi dan mengenal Allah dgn sempurna. Org yg telah mencapai tahapan makrifat setidaknya akan mengikuti akhlak Rasulullah saw. 

Menurut Zunnun ada 3 tanda orang Arif (orang yang telah mencapai tahap makrifat): 

● Cahaya Makrifat tidak memadamkan cahaya kerendahan hatinya.

● Tidak mengakui secara batiniah, ilmu yg bertentangan dgn hukum lahiriah (hukum Syariat). 

● Nikmat Allah swt yang banyak itu tidak mengiringnya untuk melanggar larangan Allah swt.

Kesimpulannya adalah bahwa makrifatullah atau mengenal Allah adalah awal kita beragama yang artinya tahapan makrifat adalah tahapan yang tertinggi dari pada tahapan tahapan yang lain yang merupakan dasar tahapan. Dengan mencapai makrifat maka segala ibadah akan bermakna kerana kita mengenal siapa yang kita sembah. Jika makrifatullah adalah awal beragama, lalu apa akhir dari agama? Akhir dari beragama juga makrifatullah karena makrifatullah adalah ruh dari agama. 

Penghalang Keberadaan Makrifat: Tetapi ada beberapa hal yg dapat menghalangi keberadaan makrifat itu sendiri diantaranya kesombongan, zalim, membuat kerosakan/fasad, lalai, dusta, membatalkan janji kepada Allah, banyak berbuat maksiat, org yg selalu dlm keragu2an. Hal-hal ini merupakan sikap yg selalu mengganggu keberadaan makrifat manusia. Karena manusia selalu dihiasi dengan syahwat atau nafsu, yang dapat menjerumuskan seorg salik kpd kehancuran. Keimanan dan ketakwaan seorg hamba akan selalu naik turun atau kadang bertambah kadang pula berkurang. Oleh karena itu seorg Salik yg sedang pada tahapan makrifat harus menjaga dengan sebenar2nya Nur Ilahi yang telah melekat pada dirinya.

No comments:

Post a Comment