"Orang yang benar (Shiddiq) menghabiskan waktunya dengan memperbanyak amal ibadah dan bersyukur kepada Allah, kerana itulah satu-satunya pintu untuk mendekatkan diri (taqarrub). Mereka terus beribadah dan bersyukur kepada Allah, serta patuh atas segala perintah-Nya sebagai rasa syukur terhadap rahmat yang dikaruniakan Allah kepada mereka.
Wahai anak muda! Tidak ada kejayaan untukmu sehingga kamu mendapatkan rahmat dari Allah, dimana dengan rahmat itu kamu akan tenggelam dalam lautan kesadaran tauhid. Apabila kamu berada di lautan tauhid itu, niscaya kamu tidak akan melihat, selain Allah semata.
Bagaimana Allah akan menyayangi orang-orang yang selalu gusar dan tidak ridha dengan takdir-Nya, selalu bertengkar dan berkelahi tentang ketetapan-Nya? Cinta, rindu dan taqarrub itu tidak akan tercapai selagi orang itu tidak ridha dan tidak senang dengan takdir-Nya.
Jika kita benar-benar mencintai Allah, tentu kita tak akan merasa sakit dan sengsara ketika Dia menakdirkan kesengsaraan dan kedukaan terhadap kita. Apabila cinta dan rindu benar-benar menyelubungi diri kita, segala prasangka, keraguan, dan ketidaksetiaan akan sirna dari jiwa kita.” (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Sirr Al-Asrar fi ma Yahtaj ilaihi al-Abrar).
No comments:
Post a Comment