Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Wahai orang yang terpenjara di dalam penjara hawa nafsu. Wahai hamba makhluk! Wahai orang yang tidak mengetahui akibat urusannya, orang-orang yang tidak mengetahui tentang makhluk dan Allah, serta tak tahu apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Jika engkau tidak berakal, maka jadilah orang yang berakal dengan mengingat kematian. Kerana, mengingatnya merupakan kunci segala kebaikan dan keselamatan.
Jika engkau mengingat mati, maka hal-hal yang tidak berguna akan terputus darimu. Jika ketamakanmu melemah dan cita-citamu berkurang, engkau akan kembali dan menyerahkan urusan-urusanmu seluruhnya kepada Allah Azza wa Jalla.
Wahai anak muda! Tidak ada keberuntungan bagimu hingga engkau mengetahui nikmat-nikmat-Nya, dan nikmat-nikmat-Nya itu menenggelamkanmu dalam tauhid, kemudian engkau fana dalam tauhid itu dari memandang kepada selain-Nya. Maka, bagaimana Allah akan mencintai orang yang mengeluhkan-Nya, membantah dan melawan-Nya? Cinta, kerinduan dan kedekatan kepada-Nya itu tidak akan teguh bersama hal ini. Jika cinta itu benar, maka tidak ada rasa sakit ketika takdir itu datang. Jika cinta itu berkuasa, akan hilang penentangan dan tuduhan. Setiap langkahmu adalah menuju kuburan. Engkau sedang melakukan perjalanan ke alam kubur!” (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, kitab Fathu Rabbani).
No comments:
Post a Comment