Tuesday, April 5, 2016

IKRAR KEMATIAN SEBELUM TIDUR

Allah SWT berfirman: “Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir."(QS Az-Zumar: 42). Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul-Hidayah memberi nasehat bahwa jika hendak tidur, kita dianjurkan untuk menghadap kiblat. Lalu tidur di atas sisi kananmu seperti tidurnya mayit di liang kuburnya.

Imam Al-Ghazali mengatakan, “Ketahuilah bahwa tidur adalah bagaikan kematian dan terjaga adalah bagaikan bangkit dari kematian. Boleh jadi, Allah meng­genggam ruhmu di malam itu. Maka dari itu, bersiap­-siaplah untuk menghadapinya dengan tidur dalam ke­adaan suci dan usahakan agar wasiatmu telah tertulis di bawah kepalamu.”

Kita juga dianjurkan untuk memulai tidur sambil bertobat dan meminta ampunan dari semua dosa dengan tekad tidak akan berbuat maksiat lagi. “Bertekadlah untuk berbuat baik kepada semua Muslim saat Allah membangunkanmu. Ingatlah bahwa engkau akan berbaring di liang ku­bur seperti itu seorang diri, hanya ditemani oleh amal­mu. Engkau hanya akan dibalas sesuai dengan amal perbuatanmu itu.”

Jangan sampai engkau menghendaki tidur yang ba­nyak dengan menghampar kasur empuk karena tidur adalah menghentikan kehidupan. Kecuali, jika bangun­mu justru menjadi bencana bagimu sehingga tidur ter­sebut lebih membuat agamamu selamat.

Ketahuilah bahwa malam dan siang seluruhnya berjumlah dua pu­luh empat jam. Jangan sampai tidurmu sepanjang siang dan malam lebih dari delapan jam. Karena, jika engkau berumur sekitar enam puluh tahun cukup bagimu mem­buang dua puluh tahun darinya, atau sepertiga dari umurmu itu.

Sebelum tidur, kita juga dianjurkan untuk bersiwak (menggosok gigi) dan bersuci terlebih dahulu. Kemudian ber­tekad untuk bangun malam atau bangun sebelum waktu shalat subuh. Dua rakaat di tengah malam merupakan salah satu harta kekayaan yang berharga mulia. Perbanyaklah harta kekayaanmu itu guna menghadapi hari miskinmu. Sebab, harta kekayaan dunia sama sekali tak akan ber­guna jika engkau binasa.”

DOA SEBELUM TIDUR

“Dengan nama-Mu wahai Tuhanku, kuletakkan pung­gungku dan dengan nama-Mu pula kuangkat serta am­punilah dosa-dosaku. Ya Allah, lindungi aku dari siksa­Mu pada hari para hamba-Mu dibangkitkan.

Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan mati. Aku berlindung pada-Mu dari keburukan segala sesuatu yang memiliki keburukan serta dari kejahatan setiap yang melata. Eng­kaulah yang menggenggam ubun-ubunnya. Sesungguh­nya Tuhanku berada di jalan yang lurus.

Ya Allah, Eng­kaulah Yang Maha Pertama yang tidak didahului oleh sesuatu dan Engkau pula Yang Maha Terakhir yang tak ada sesuatu sesudah-Mu. Engkau Mahatampak, tak ada sesuatu di atas-Mu. Engkau Maha Tersembunyi, tak ada sesuatu di bawah-Mu. Bayarkanlah hutangku dan ang­katlah aku dari kemiskinan.

Ya Allah, Engkau yang menciptakan diriku dan engkau pula yang mewafatkan­nya. Kematian dan kehidupannya ada pada kekuasaan­Mu. Jika engkau matikan diriku ini, maka ampunilah dia, dan jika engkau hidupkan, maka jagalah dia seba­gaimana engkau menjaga para hamba-Mu yang saleh. Ya Allah aku meminta pada-Mu pengampunan dan ke­selamatan di dunia dan akhirat.

Ya Allah, bangunkan aku dalam waktu terbaik menurutmu. Buatlah aku me­lakukan perbuatan-perbuatan yang paling Kau senangi sehingga hal itu akan mendekatkan diriku pada-Mu dan menjauhkannya dari murka-Mu setelah aku meminta pada-Mu. Setelah aku meminta pada-Mu, maka Engkau memberikannya, aku meminta ampunan pada-Mu maka Kau terima, dan aku berdoa pada-Mu maka Kau ka­bulkan untukku."

Bismika rabbii wadha’tu janbii wabismika arofa’uhu faghfirlii dzanbii. Allahumma bismika ahya wa amuut wa a’udzubika allahumma min-syarri kulli dzii syarri. Wa min syarri kullidabbatin anta akhidzdzi binashiyatiha, inni rabbi ’alaa shirath mustaqiim.

Allahumma antal wali falaiisa qablaka syai’in, wa antal akhirufalaisa ba’da katsi’in Wa antazhzhihiru falaisa fauqaka syai’in Wa antal bathinu falaisa duunaka syai’in Iqdhii ‘anniid dunya wa aghninii minal faqri.

Allahumma antalkhalaqta nafsii wa anta tatawwafaha, laka mamatuha wa mahyaha, in amattaha faghfirlaha wa in ahyaitaha fahfazhha bimatahfazhu bihi ‘ibadakash shalihiin. Allahumma inni as ‘alukal ‘afwa wal ‘afiyata fiiddiin waddunya wal aakhirati.

Allahummaaiqithnii fii ahabiissa ‘ati ilaika was ta’malnii bi ahabbil ‘amal ilaika hatta tuqarribanii ilaika zulfa wa tub ‘idanii ‘an sakhathika ba’da an as alakafatu’thiinii wa astaghfiraka fataghfirulii wa ad’uuka fatastajiibulii.

(Imam Al-Ghazali dalam Bidayatul-Hidayah)

No comments:

Post a Comment