Friday, April 22, 2016

PERBEDAAN IKHLAS DAN RIYA’

Perbedaan atau batas antara ikhlas dengan riya` bagaikan sehelai rambut. Artinya, betapa tipisnya jarak antara ikhlas dengan riya`, betapa mudahnya hati yang ikhlas pada awalnya kemudian tercampur dengan riya`. Orang yang melakukan suatu perbuatan karena manusia lain, akan mendapat balasannya di dunia (dipuji-puji orang lain), tapi tidak ada nilainya di akhirat, sebaik apapun perbuatan itu. Sedang orang yang melakukan suatu perbuatan ikhlas karena Allah semata, akan mendapat balasannya di akhirat, sekecil apapun perbuatan itu, dan mungkin juga akan mendapat balasannya di dunia. (Syekh Hisyam Kamil). 

Orang yang selalu ikhlas untuk Allah semata dalam setiap perbuatannya, tidak akan terpengaruh dengan apa yang dikatakan oleh orang lain mengenai dirinya. Baik orang lain memujinya atau bahkan mencelanya. Riya` adalah ketika kamu melihat manusia di perbuatanmu. Ikhlas adalah ketika kamu hanya melihat Allah di perbuatanmu. (Syekh Hisyam Kamil).

2). VONIS RASULULLAH SAW

Siapa yang divonis Rasulullah Saw masuk surga atau neraka, maka ia pasti akan masuk salah satu dari keduanya. Jadi, siapapun yang menjadi objek Rasulullah akan maqthu' bih (pasti). Kenapa? karena Rasulullah tidaklah berkata melainkan dari wahyu. (Dr. Jamal Faruq ad-Daqqaq).

3). RAHASIA KEKALNYA AGAMA

Rahasia kekalnya agama Islam: al-Qur’an. Rahasia untuk bersatunya umat: Berittiba’ (mengikuti) orang-orang yang paham dengan al-Qur’an. (Syekh Hisyam Kamil). 

4). MAZHAB BUKAN FIRQOH

Mazhab itu bukan firaq (kelompok-kelompok yang terpisah). Ilmu itu satu. Mazhab itu ijtihad. Semua ijtihad tersebut bersumber dari Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada yang bersumber dari akal pikiran mereka masing-masing semata. “…maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (Q.S. an-Nahl: 43). (Syekh Hisyam Kamil). 

5). SYEKH AL AZHAR YANG MENYIMPANG

Pagi ini di pengajian Syaikh Usamah ada yang 'curhat' tentang seorang syaikh yang memakai pakaian dan imamah Azhariyah, namun memiliki pemahaman yang menyimpang. Menanggapi hal itu, beliau mengatakan: "Saya pernah melihat apa yang kamu lihat, namun saya tidak terlalu memikirkannya. Kamu harus memikirkan hal-hal besar agar kamu menjadi orang besar. Sesungguhnya kebatilan yang kamu lihat itu adalah hal kecil dan akan sirna sebagaimana sudah ditegaskan oleh Al-Quran sendiri. ”Kalau kamu sibuk dengan hal-hal kecil maka kamu akan kecil. Fokuslah belajar dengan metodologi yang benar. Saya pernah melihat orang-orang seperti yang kamu sebutkan. Karena saya tidak terlalu memikirkannya, maka setiap melihat mereka lagi seakan-akan saya baru melihat mereka.” (Syaikh Usamah al-Azhari)

6). PILAR ILMU AL-AZHAR

Tiga ilmu asasi yang harus dikuasai oleh setiap azhari:
1. Nahwu
2. Sharaf
3. Balaghah
(Syekh Usamah Sayyid Azhary). 

7). MENGAPA HARUS TAQLID MAZHAB?

Seperti ketika kita sakit, kita pergi ke dokter untuk minta obat. Apakah ketika dokter tersebut memberikan kita obat, kemudian kita mendebatnya, atau bahkan membantahnya? Kalau saya sendiri seorang dokter, tentu saya akan mengobati sakit saya sendiri. (Syekh Hisyam Kamil). 

8). CINTA RASUL SAW

Salah satu jalan terdekat menuju Surga adalah dengan mencintai Rasulullah Saw. Karena ketika kita mencintai beliau, tidak mungkin kita akan berzina, tidak mungkin kita tidak menunaikan shalat, dan lain sebagainya. (Syekh Hisyam Kamil). 

9). RUKUN ILMU

Siapa yang harus kita ikuti? Siapa yang harus kita dengar? Dengarkanlah para ulama. Ilmu memiliki rukun-rukunnya sendiri. Salah satu rukun ilmu adalah adanya guru. Maka jika tidak ada guru, tidak ada syaikh, lalu bagaimana kita belajar? Kita mungkin bisa belajar dari kitab. Lalu di mana ilmu-ilmu pembantu lainnya? Siapa yang akan mengujimu? Siapa yang akan memberimu ijazah? Dengan nilai seberapa kamu diberi ijazah? Di bidang apa kamu diberi ijazah? Karena itulah kita harus belajar. Ruang untuk belajar terbuka lebar. Tidak bisa jika kamu hanya membaca kitab di atas kasurmu.

Allah Swt berfirman: “…maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (Q.S. an-Nahl: 43). “…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (Q.S. al-Mujadilah: 11). Ulama-ulama tafsir menafsirkannya bahwa mereka adalah ulama. (Dr. Ali Jum’ah). 

Ilmu itu:
1. Malakah (Kemampuan)
2. Al-Mudrakah (Pengetahuan)
3. Masail (Permasalahan)
Bermula dari mengkaji permasalahan, insya Allah nanti akan sampai pada taraf al-malakah (bakat). (Syekh Usamah Sayyid Azhary). 

No comments:

Post a Comment