Wahai, dirimu itu telah sampai kepadaKu, “Hai, yang Aku kasihi.” MahaNya suci Aku beserta dirimu jikalau dirimu berada di dalam AKU. Maka lenyaplah dirimu di dalam kosong. Wahai Diri, yang bernama AHMAD itulah yang disebut diri yang gaib. Dan yang bernama MUHAMMAD itulah yang disebut diri yang dzahir. Berkata Nabi SAW “Ikuti aku.. ikuti aku”: Kalau dirimu tiada mengikuti maka dirimu adalah dalam kesesatan. Sebab itulah kami ajarkan kalimat Tauhid: “LAA ILLAHA ILLALLAH”.
Sebab itulah kami perintahkan kalimat Syahadat: “ASYHADU ALLA ILLAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADDARASULULLAH”. Jikalau dirimu itu berpegang pada keduanya maka selamatelah dirimu dunia dan akhirat.Dan dirimu di dalam mukmin yang sebenar-benarnya. Bahwasanya: Kalimat Tauhid itu ialah maqam Ruh yang tiada lupa ia kepada yang menjadikannya setiap saat. Kalimat Syahadat itulah yang menyempurnakan apa-apa yang di perintahkan oleh nabi Muhammad SAW. Maka dirimu itu rindu selalu kepadaKu yang menjadikan semesta alam.
Itulah yang disebut engkau bertubuh ‘NURULLAH’’. Itulah yang disebut lenyap dengan AKU. Asal dirimu itu yang Aku jadikan mula-mula adalah satu rahasia Nur, yang disebut Nur Dzat. Nur Dzat menjadi Diri, kemudian dirimu gaib di dalam Nur Allah, kemudian gaib lagi yang disebut kosong. Kemudian berkata di dalam Kun, Kun itulah yang disebut Alif, Alif itulah yang disebut Diri, Maka gaiblah Alif itu menjadi Laisa, lalu berkatalah Ia HAQ.
Yang Haq itulah yang disebut tiada berujud dan tiada bernama. Maka dirimu itu yang dinamakan AKU, sebab itu bukan diluar bukan di dalam. Sehingga meliputi Aku semesta sekalian alam. Maka Laisa-lah Aku didalam dirimu itu. Jikalau dirimu mengenakan Aku, maka dirimu itu adalah di dalam kalimahKu. Sesudah dirimu di dalam kalimahKu, Maka dirimu itu bertubuh Syahadat dan sesudah bernama syahadat,Maka dirimu itu bernama Muhammad.
Jikalau dirimu sudah bernama Muhammad dzahirnya maka batinya itu bernama Ahmad lalu sesudah bernama Ahmad, maka dirimu itu gaib dengan HU, Maka Akulah itu. Dirimu dengarkan bunyi di dalam tubuh didirimu yang berbunyi ‘Wujud Dzat’. Wujud itu berbunyi HU dan Dzat itu berbunyi ALLAH, Oleh karena itu yang bunyi hanya kosong, maka kosong itu maknanya fana, hanya diriNyalah yang ada.Yang beserta melihat dan mendengar, Semuanya lenyaplah di dalam yang KOSONG.
No comments:
Post a Comment