IQRA.. IQRA.. IQRA.. Bacalah...
Aliif = “Allah”.
Qaaf = “Quran”.
Raa = “Rahmat”
Aliif = “Alamin” (alam semesta)
Qaaf = “Qalam” (gejala alam)
Raa = “Ra’a” (membaca dengan mata)
Aliif = “Aqlu” (pikiran).
Qaaf = “Qalbu” (perasaan).
Raa = “Ruuh” (jiwa).
IQRA adalah kata perintah pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw ketika menerima wahyu yang pertama... yang eksistensinya perlu disadari bahwa ia tidaklah hanya ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad saw semata, namun juga ditujukan kepada setiap pribadi manusia. IQRA, sebuah kata yang terdengar begitu biasa, namun dibalik kata yang biasa itu, ternyata tersimpan sebuah perintah yang sedemikian penting dan sedemikian luar biasa pengaruhnya terhadap eksistensi dan perkembangan peradaban umat manusia.
IQRA (bacalah) dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari alaq. IQRA (bacalah) dan Tuhanmulah yang Maha Akram. Yang mengajar dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5) yang dimaksud dengan perintah “IQRA” bukanlah sekedar “membaca” dalam arti menggoyang lidah untuk melantunkan huruf demi huruf, kata demi kata dan kalimat demi kalimat, namun perintah “IQRA” secara luas justru mengandung 3 pengertian dasar.
Pertama, yaitu membaca ayat-ayat Allah (tanda-tanda Ilahi) yang tertulis dalam Al-Quran
Kedua, yaitu membaca ayat-ayat Allah (tanda-tanda Ialhi) yang tercipta dan terdapat di alam semesta
Ketiga, membaca ayat-ayat Allah (tanda-tanda Ilahi) yang terdapat pada diri pribadi setiap manusia..!!
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat Kami di segenap wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar.” (QS. Fushilat: 53). “IQRA” secara hisabiah nilainya 33. Yaitu 3 kali di peluk Jibril A.S. maka 33 x 3 = 99 Asmaul Husna. Dengan 99 Asmaul Husna inilah Rosulullah s.a.w bisa Isra dan Mi’raj. Isra’ Mi’raj di surah Al-Isra’, surat ke 17 berjumlah 111 ayat. 111 = 3 ALIF. "ISRA” di awali dengan huruf “ALIF” dan di akhiri juga huruf “ALIF” (huruf “HAMZAH” di akhir adalah satu karakter dengan ” ALIF “).
Makna dalam dari ALIF ibarat NYAWA, sedangkan bentuk huruf adalah ibarat RAGA. Karena Huruf saja tidaklah memiliki makna, sebab tidak terdapat pengertian padanya. Huruf berupa lisan ketika diucapkan, sedangkan makna adalah pengetahuan yang diketahui sebelum lisan berucap dan berbuat. Maka jelaslah ALIF adalah Huruf yang paling utama, Agung dan Mulia Ibarat Adam, sedangkan ALIF di satukan dengan HAMZAH.
HAMZAH itu ibarat Hawa. Maka lahirlah 28 huruf Hijaiyah seperti lahirnya manusia dari sebab Adam dan Hawa. Sehingga muncul pengertian mudzakar Ibnu (lelaki) dan pengertian mu’annats Binti (wanita). Seluruh huruf terlahir dari ALIF, karena ALIF pada asalnya tegak lurus dimana titik asalnya isyarat bagi penetapan permulaan wujud (ada) yang merupakan lawan dari ketiadaan (adam). Lalu ALIF ini ada pada pengelihatan, sehingga melihat yang benar-benar ada. Adapun melihat Dzat itu merupakan cermin ketunggalan sejati yang menurun pada kesejatian diri. "Ketahuilah, barangsiapa di berikan pengetahuan tentang ALIF dan mengamalkannya, maka telah diberi pengetahuan tentang rahasia tauhid Wahdaniyah (keesaan) dan naik menuju rahasia Ahadiah (kewujudan)”.
No comments:
Post a Comment