Thursday, January 15, 2015

BAYAN SUBUH MUSYAWARAH JAWA TIMUR

(11 Mei 2008). Allah SWT ciptakan dunia, langit, bumi yg luas, hutan2, lautan yg luas, gunung2, sawah dan ladang adalah utk manusia, tapi manusia diciptakan utk taat kpd Allah dan RasulNya. Manusia saat ini tidak taat kpd Allah krn lemah Iman. Rasul sabdakan bahawa iman ini bisa naik dan turun bahkan keluar masuk, (naudzubillah) apb ketika iman kita keluar kita mati. Knp hari ini spt ini karena kita belum paham nilai2 usaha nubuwwah, spt anak kecil yg diberikan antara coklat dan cek 1 trilin maka akan memilih coklat. Diri kita ini spt itu juga, yg masih suka dgn bungkus coklat dari pada cek 1 triliun. Oleh karena itu kita saat ini susah mengambil takazah. Karena kita salah meletakkan iman. 

Zainal Abidin dari Pakistan katakan misal kita punya senjata dan 50 peluru, kemudian ada kucing lewat, lalu kita lemparkan 5 peluru ke arah kucing maka kucing itu pun tidak akan mati, tapi apb 1 peluru kita masukkan senjata lalu ditembakkan jangankan kucing gajah pun akan mati. Begitu pula kalo kita salah meletakkan iman, kita tidak akan dapat menaati Allah SWT. Iman letaknya tidak di mata, tidak di lidah, ataupun di otak. Tapi di hati, walaupun iman diseminarkan atau diiklankan ttpi belum diletakkan di dlm hati maka belum dpt membuat taat kpd Allah. 

Abu Darda r.hu diberitahu di kampunya ada kebakaran, maka Abu Darda r.hu katakan rumahku tidak akan kebakaran, maka dtg lagi org mengingatkannya bahwa sebentar lagi api ke rumahnya tapi beliau katakan sama bahwa rumahnya tidak akan terbakar, begitu sampai ada 3 x yang memberitahunya tapi jawab beliau sama juga bahwa rumahku tidak akan kebakaran. Lalu ada orang yang kabarkan bahwa api padam ketika akan mendekati rumah Abu Darda r.hu. Abu Darda r.hu katakan kalian hanya melihat dzahirnya saja sedangkan aku melihat bahwa Rasul telah ajarkan do’a yang apabila saya ‘amalkan pagi petang maka semua harta benda akan dijaga oleh Allah SWT. Manusia dapat mencapai derajat lebih tinggi dari malaikat dan dapat rendah dpd binatang contoh kawin sesama jenis, membunuh anak sendiri. Penyelesaiannya hanya dgn dakwah Rasulullah SAW. Masyaikh katakan keadaan umat di zaman Nabi yaitu di Makkah:

1. Kelompok muslim: pakaian muslim, pikir akhirat

2. Kelompok kafir: pakaian kafir, pikir dunia

Ketika di Madinah tambah 1 kelompok

3. Kelompok Munafik: pakaian muslim, pikir dunia.

Cara dakwah kita harus sesuai dgn cara dakwah Rasulullah yaitu dgn cara yg sama kpd siapa saja, hanya membawa kalimat Laa ilaahaillallaah Muhammadurrasulullah spt turunnya hujan yg airnya warna nya sama, kadarnya sama dan bermanfaat utk semua tumbuhan, tidak utk jagung nanti airnya warna kuning, utk pisang airnya warna hijau, begitu juga dakwah kita hanya membawa Laailaahaillallaah Muhammadur rasulullah dan manfaatnya utk semua jenis manusia, kpd tukang becak, petani, pedagang, pejabat, direktur maupun presiden semuanya sama. 

Maksud hidup kita bagaimana Iman jadi sempurna, Ibadah jadi sempurna, Muamalah jadi sempurna, Muasyarah jadi sempurna dan Akhlak jadi sempurna. Apabila 5 ini ada dlm diri kita maka akan masuk surga dgn tersenyum. (Pesan Maulana Yusuf dlm sebuah surat yg akan dikirim kpd sebuah jamaah yg akan keluar di jln Allah, namun ketika itu beliau terlanjur wafat dan surat itu tersimpan dalam waktu lama, maka Maulana Saad yang menemukan surat itu kemudian menyampaikannya.

“Dlm keluar di jln Allah hendaknya ada 7 sifat yg harus dibawa yg akan menjadi asbab hidayah utk seluruh umat:

1. Kita keluar di jalan Allah dengan iman dan yakin

2. Kita keluar di jalan Allah dengan perasaan takut kepada Allah

3. Kita keluar di jalan Allah dengan penuh tawajjuh kepada Allah

4. Kita keluar di jln Allah dgn perasaan cinta kpd Allah (melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya)

5. Kita keluar di jln Allah dgn perasaan risau (bgmn nanti stlh mati, boleh atau tidak menjawab pertanyaan kubur, bgmn keadaan di alam mahsyar, jambatan shirat dll)

6. Kita keluar di jalan Allah dengan ikut sunnah Rasulullah SAW 24 jam penuh.

7. Kita keluar di jalan Allah semata-mata hanya mengharap ridho Allah SWT.)”

Da’wah kita jangan hanya dgn karkun saja, ttpi kpd setiap umat. Usaha Da’wah ini telah dicontohkan oleh Masyaikh bagaimana pernah Prof. Dr Abdurrahman yg ketika itu keluar di daerah kami (mubayin) di Jakarta. Maka ketika itu pukul 9.30 malam, Prof. Dr Abdurrahman meminta kami (mubayin dan salah seorang temannya) utk menemani beliau berkeliling di sekitar masjid. Maka tak lama kemudian kami menjumpai sekumpulan anak2 sedang bergadang dan bermain gitar dan ternyata mereka adalah pelajar SMP. Maka di datangi oleh kami bertiga dan mengucapkan salam kpd mereka. Stlh berkenalan maka Prof pun berbicara sesuai dgn keadaan mereka yg pelajar, bagaimana belajar yg baik, memberikan beberapa ilmu ttg fisika, dll, sehingga mereka pun mendengarkan dgn senang. 

Maka Prof bertanya kpd mereka, “Apakah kalian tidak ingin menyenangkan hati org tua kalian?” jawab mereka, “iya, kami ingin menyenang kan hati org tua kami.”, lanjut beliau , “kalau begitu ikut kami ke masjid untuk makan.”, jawab mereka , “benar kami boleh makan sama2.” Jawab beliau lagi , “iya semuanya boleh ikut.” Maka mereka semua ikut ke Masjid, sesampai di Masjid, Prof sendiri yg menyiapkan makanan dan mengambilkan minuman. Maka setelah selesai makan, Prof kembali berkata, “kalian skrg udah menyenangkan org tua, bagaimana mau menyenangkan orang tua lagi nggak?” jawab mereka, “iya tentu saja”, lalu Prof bertanya , “kalian sudah sholat Isya’?”, jawab mereka belum, lalu Prof katakan , “sekarang senangkan hati orang tua kalian dgn mendirikan sholat isya’ berjamaah” Dan mereka pun mau mendirikan sholat. 

Ketika itu mereka ada yg berpakaian celana pendek dan Prof pun mengeluarkan sarungnya sendiri utk diberikan kepada anak yg bercelana pendek. Ditanyakan kpd mrk siapa yg bacaan Al-Qurannya bagus, lalu mrk menunjuk salah satu anak yg akhirnya dijadikan imam dan mulai melakukan sholat berjamaah. Kita juga kerja atas org2 lama atau yang pernah lama dalam usaha da’wah ini kemudian tidak bergerak lagi, ibaratnya seperti roti yang belum matang masih bantat, dibuang sayang, dimakan tidak enak, dan kalau dia kita biarkan maka dpt lebih rusak sebelum ikut dlm usaha ini. Kerja atas ulama yg perlu dikerjakan, jgn dalil di depan ulama, jgn targhib, jgn tasykil utk keluar. Yg dianjurkan ialah bawa hadiah, minta nasihat dan minta do’a.

Bagaimana dgn yg menentang? Maulana Sa’ad ketika di Makkah duduk dlm sebuah pengajian manasik Haji, dan beliau tepat di depan di hadapan ulama yg berceramah, setelah selesai menyampaikan pengajian ttg haji, ulama’ itu mulai menjelek2kan Maulana Ilyas dan usaha da’wah ini, namun Maulana Sa’ad tetap memperhatikan dengan penuh perhatian tanpa berubah raut wajahnya. Selesai majelis Maulana Sa’ad yg ketika itu dgn 2 temannya pun ingin pulang, namun ada khodim (pelayan) ustadz penceramah melihat mereka, dan menduga spt nya bukan org Arab, lalu Maulana Sa’ad dan temannya didatangi. 

Ketika itu Maulana Sa’ad berada di depan dan 2 temannya berada di belakang. Khodim itu bertanya kalian darimana, jawab temannya Maulana Sa’ad, “kami dari India.”, maka terkejut khodim tersebut lalu bertanya, “kalian kenal dgn Maulana Ilyas.” Lalu dijawab oleh temannya, “iya dan beliau adalah cucu Maulana Ilyas (dgn menunjuk Maulana Sa’ad).”, khodim itu pun terkejut lagi dan mendatangi Maulana Sa’ad, lalu bertanya, “Tuan, tuan tadi dengar apa yg dibicarakan ustadz.” Jawab Maulana Sa’ad, “Iya, mulai dari awal hingga akhir aku dengar semua, Masya Allah belum pernah saya dengar pengajian ttg manasik Haji selengkap itu.” (Maulana Sa’ad tidak menyinggung satu hal ttg Maulana Ilyas dan usaha Da’wah), maka khodim itu pun bercerita kepada Ustadz tersebut tentang hal ini. 

Keesokan harinya ada pengajian ustadz tersebut lagi namun kali ini Maulana Sa’ad agak terlambat sehingga duduknya di beberapa shof (5 shof), ketika Maulana Sa’ad datang maka Ustadz tadi langsung mendatangi Maulana Sa’ad dan menjabat tangannya dan meminta maaf, setelah itu ustadz tadi kembali ke tempatnya utk menyampaikan pengajiannya dan selesai pengajian tidak lagi menjelekkan Maulana Ilyas dan usaha da’wah ini. Maka inilah pentingnya kelembutan kita bawa dlm usaha da’wah ini. Selanjutnya Mubayin menceritakan ttg kepentingan dan keperluan Jord di P jawa pada bulan agustus nanti. Insya Allah semua niat hadir dlm jord dan siapkan diri kita dan rombongan untuk keluar di jalan Allah SWT.

No comments:

Post a Comment