Tuesday, July 26, 2016

SETIAP AMALAN BERGANTUNG PADA NIAT

Niat punya peranan penting dalam setiap ibadah termasuk dalam sedekah. Ada kisah dalam hadits yang disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab yang sudah sangat masyhur di tengah2 kita yaitu kitab Riyadhus Sholihin. Kisah ini berkaitan dengan sabda Nabi saw, setiap amalan itu tergantung pada niat. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Dari Abu Yazid Ma’an bin Yazid bin Al Akhnas r.a (dia, ayah dan kakeknya termasuk sahabat Nabi saw) di mana Ma’an berkata bahwa ayahnya yaitu Yazid pernah mengeluarkan beberapa dinar utk niat sedekah. Ayahnya meletakkan uang tersebut di sisi seseorang yg ada di masjid (maksudnya: ayahnya mewakilkan sedekah tadi para org yg ada di masjid). Lantas Ma’an pun mengambil wang tadi, lalu ia menemui ayahnya dgn membawa wang dinar tersebut. Kemudian ayah Ma’an (Yazid) berkata, “Sedekah itu sebenarnya bukan kutujukan padamu.” Ma’an pun mengadukan masalah tersebut kpd Rasulullah saw. Lalu baginda saw bersabda,

لَكَ مَا نَوَيْتَ يَا يَزِيدُ ، وَلَكَ مَا أَخَذْتَ يَا مَعْنُ

“Engkau dapati apa yang engkau niatkan wahai Yazid. Sedangkan, wahai Ma’an, engkau boleh mengambil apa yang engkau dapati.” (HR. Bukhari no. 1422).

Kisah di atas menceritakan bahwa ayah Ma’an (Yazid) ingin bersedekah kepada orang fakir. Lantas datang anaknya (Ma’an) mengambil sedekah tersebut. Orang yang diwakilkan wang tersebut di masjid tidak mengetahui bahwa yang mengambil dinar tadi adalah anaknya Yazid. Kemungkinan lainnya, dia tahu bahwa anak Yazid di antara yang berhak mendapatkan sedekah tersebut. Lantas Yazid pun menyangkal dan mengatakan bahwa wang tersebut bukan untuk anaknya. Kemudian hal ini diadukan pada Nabi s.a.w dan beliau pun bersabda, “Engkau dapati apa yang engkau niatkan wahai Yazid. Sedangkan, wahai Ma’an, engkau boleh mengambil apa yang engkau dapati”. Beberapa faedah dari hadits di atas:

1) Setiap amalan tergantung pada niatan setiap org. Jika seseorang telah meniatkan yg baik, maka ia akan mendapatkannya. Walaupun Yazid tidak berniat bahwa yang mengambil wangnya adalah anaknya. Akan tetapi anaknya mengambilnya dan anaknya tersebut termasuk di antara org2 yg berhak menerima. Oleh karena itu, Nabi s.a.w katakan, “Engkau dapati apa yg engkau niatkan.”

2) Setiap org akan diganjar sesuai yg ia niatkan walaupun realita yg terjadi ternyata menyelisihi yg ia maksudkan. Termasuk dlm sedekah, meskipun yg menerima sedekah adalah bukan orang yang berhak.

3) Hadits di atas adalah sebagai kaedah untuk beberapa masalah:

a) Bila seseorang menyerahkan zakat kpd org yg awalnya ia nilai berhak menerima, namun ternyata ia adalah org yg berkecukupan (kaya) dan tidak pantas menerima zakat, maka zakatnya tetap sah. Kewajiban baginya telah lepas. Karena awalnya ia berniat memberikan pada yg berhak, maka ia akan dibalas sesuai yg diniatkan.

b) Jika seseorang mewakafkan rumahnya yg berukuran kecil, namun ternyata yg dia ucapkan diisyaratkan pada rumah yg besar, beda dgn yg ia niatkan, maka yg teranggap saat itu adalah apa yg ia niatkan walaupun menyelisihi ucapannya. Karena setiap org tergantung pada apa yg ia niatkan.

4) Hadits ini memotivasi untuk bersedekah.

5) Boleh menyerahkan sedekah utk anak dgn syarat tidak menggugurkan kewajiban nafkah. Namun jika sedekah tersebut dimaksudkan pula utk nafkah, maka spt ini tidaklah sah krn ia berniat menggugurkan yg wajib. Misalnya, jika ayah melunasi hutang anaknya dan ayahnya mengambil dari sedekah (zakat), maka spt itu boleh krn anaknya adalah keluarga dia yg paling dekat yg lebih pantas menerima dpd org yg jauh.

6) Sedekah yg dimaksudkan dlm hadits di atas adalah sedekah sunnah dan sedekah sunnah boleh diserahkan pada anak (furu’). Sedangkan sedekah wajib tidaklah boleh diserahkan pada anak (furu’) atau pada orang tua (ushul). Lihat pembahasan Memberi Zakat kepada Kerabat.

7) Hadits ini juga menunjukkan bolehnya zakat atau sedekah diwakilkan penyerahannya pada org lain.

8) Ayah tidak boleh menarik kembali sedekah yg sudah diambil oleh anaknya, walau berbeda dgn apa yg ia niatkan.

9) Tidaklah termasuk durhaka jika anak mengadukan ayahnya untuk mengenalkan kebenaran.

No comments:

Post a Comment