Friday, August 5, 2016

THUMA’NINAH (KETENANGAN)

Syeikh Abu Nashr as-Sarraj rah. berkata: Allah s.w.t telah berfirman:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ 

Ertinya: Wahai jiwa yg tenang. (al-Fajr:27). Dlm sebuah tafsir disebutkan, “Yg merasa tenang dgn keimanan.”

Allah Azza Wa Jalla juga berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ 

Ertinya: (yaitu) org2 yg beriman dan hati mereka menjadi tenteram dgn mengingat Allah. Ingatlah, hanya dgn mengingati Allah lah hati menjadi tenteram. (Ar-Ra`d: 28)

Allah juga berfirman dalam kisah Nabi Ibrahim a.s:

وَلَٰكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي 

Ertinya: akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dgn imanku) (al-Baqarah:260).

Sahl bin Abdullah rah. berkata, “jika hati seorang hamba merasa senang dan tenang kpd Tuannya, maka kondisi spiritual/keadaan rohaninya akan menjadi kuat. Jika kondisi spiritual/keadaan rohaninya kuat maka segala sesuatu akan senang dan simpati kepadanya.” Al-Hasan bin Ali ad-Damighani rah. pernah ditanya ttg firman Allah Azza wa Jalla, “iaitu org2 yg beriman dan hati mereka menjadi tenteram dgn mengingati Allah” (Ar-Ra`d:28) maka ia mengatakan, “Sesungguhnya hati itu gembira, senang, tenang dan damai kemudian disingkapan hal-hal yg tertutup.” 

Ia melanjutkan, “Gembira kerana mengetahui (ma’rifat) atas Keagungan dan Kebesaran Allah SWT. Senang kerana mengetahui Rahmat dan KeutamaanNya. Tenang kerana mengetahui jaminan Allah untuk dicukupkan dan kebenaran akan janji-Nya. Dan merasa senang kerana mengetahui kebaikan Allah dan kelembutan-Nya.” Asy-Syibli ditanya tentang makna ucapan Abu Sulaiman ad-Darani, “jika jiwa (nafsu) telah mendapatkan makanannya, maka ia akan tenang,” maka ia menjawab, “Maksudnya adalah jika ia tahu Dzat Yang memberinya makanan, maka ia akan tenang.”

Thuma’ninah adalah kondisi spiritual/keadaan rohani yg tinggi. Dimana ia merupakan kondisi spiritual/keadaan rohani hamba yg akalnya kokoh/kukuh,i mannya kuat, ilmunya mendlm, zikirnya jernih dan hakikatnya tertanam kukuh. Sementara itu thuma’ninah dibedakan menjadi tiga perkara:

Pertama, ketenangan bagi kaum awam. Sebab di saat mereka zikir (mengingati) Allah, mereka merasa tenang dgn berzikir kepadanya. Maka bahagian yang mereka dapatkan dari zikir tersebut adalah dikabulkannya doa-doa mereka dgn diperluas rezekinya dan dihindarkan dari bencana. Inilah yg difirmankan Allah Azza Wa Jalla, “jiwa yang tenang.” (al-Fajr:27). Yakni keimanan bahawa tidak ada yg sanggup menolak dan mencegah kecuali Allah.

Kedua, adalah ketenangan bagi orang-orang khawas. Kerana mereka rela dan senang atas keputusan (takdir)-Nya, sabar atas cubaan-Nya, ikhlas,takwa, tenang dan merasa mantap dengan firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ 

Ertinya: sesungguhnya Allah bersama org2 yang bertakwa dan org2 yg berbuat baik (an-Nahl:128)

Dan firman-Nya: 

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ 

Ertinya: Sesungguhnya Allah beserta org2 yang sabar (al-Anfal:46)

Mereka merasa tenteram dan mantap dengan firman-Nya yang menyatakan “kebersamaan” (مع ). Maka ketenangan mereka bercampur dengan penglihatan mereka pada ketaatan yang mereka lakukan.

Ketiga, golongan yang paling khusus/khowwasul-khowwas. Mereka tahu bahawa rahsia2 hati mereka tidak sanggup merasa tenteram kepada-Nya dan tidak bisa tenang kepada-Nya, kerana kewibawaan dan keagungan-Nya. Sebab Dia tidak memiliki ambang batas tertentu yg boleh dijangkau, “Tidak ada sesuatu pun yg menyamai-Nya.” (Asy-Syura:11). Dan firman-Nya, “Dan tidak ada seorang pun yg setara dgn Nya.” (al-Ikhlas:4). Maka barangsiapa yg dlm rahsia2 hatinya memiliki nilai2 seperti itu, lalu kpd apa atau siapa hatinya boleh merasa tenteram atau tenang? Dan barangsiapa haus menginginkan tambahan, maka ia akan tercebur/terlibat (tenggelam) ke dlm lautan yg di dlmnya tidak ada lagi bayangan2 atau prasangka. Ini adalah ungkapan yg saya ringkaskan dari ucapan al-Wasithi. Sementara itu thuma’ninah akan mengakibatkan kondisi spiritual/keadaan rohani kpd al-musyahadah. (Al-Luma’: Abu Nashr as-Sarraj).

No comments:

Post a Comment