Sunday, January 31, 2016

ARTI THARIKAT DAN TASAWUF

Dalam ilmu tasawuf diterangkan, bahwa Tharikat'atau yang lebih dikenal Tarekat ialah jalan atau petunjuk, atau perbuatan untuk melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta dikerjakan oleh para Sahabat, para Tabi’in, para Tabi’it Tabi’in, dan seterusnya turun temurun sampai kepada Guru Mursyid, para Ulama secara bersambung dan berantai hingga pada masa kini. Dalam ilmu tasawuf, bahwa Sunnah Nabi itu harus dilakukan dengan Tharikat Sesuai dengan maksud tersebut Rasullullah SAW bersabda: “Syariat itu ucapanku. Tharikat itu perbuatanku. Hakikat itu merupakan tingkah laku daripadaku, dan Makrifat itu pokok dasar (modal) atau pangkal kekayaan (baik lahir maupun batin).’ (HR. Anas bin Malik).

Dengan demikian dapatlah dimengerti bahwa semua bimbingan peunjuk guru itu dinamakan Tharikat Dan Guru pertama umat Islam ialah Nabi Muhammad SAW.Setelah Nabi wafat diteruskan oleh pewarisnya, yakni para Sahabat/Ulama. Para Ulama itu penerima/pemegang amanat para Rasul Allah. Dan mempunyai kedudukan tersendiri, kedudukan yang tidak mudah dicapai oleh sembarang orang. Kelanjutan hadist menerangkan bahwa: “Para Ulama itu adalah pewaris para Nabi”. (HR. Turmudzi).

Tharikat itu merupakan saluran dari pada Tasawuf. Tharikat itu diartikan sebagai berikut,  "Tharikat yaitu jalan menuju Tuhan, yang dapat membawa manusia itu kepada kebahagiaan dunia dan akhirat”. Prof. Buya Hamka, mengatakan , “Maka diantara makhluk dan Khaliq itu ada perjalanan yang harus kita tempuh. Inilah yang kita katakan Tharikat"

Dengan beberapa pengertian para Ulama di atas, jelas bagi kita bahwa Tharikat itu suatu jalan atau cara yang ditempuh oleh seseorang penganutnya guna mendekatkan dirinya kepada Allah SWT,serta mencari keridhaan-Nya dalam bentuk beribadat secara khusu’ baik lahir maupun batin. Demikianlah Tharikat itu merupakan tindak lanjut dalam perkembangan Tasawuf yang kian hari kian banyak jumlah pengikutnya, hingga kepada para Ulama masa kini, bahkan hingga sampai masa yang akan datang.

Tharikat bukanlah aliran kepercayaan atau aliran kebatinan, tetapi Tharikat adalah bahagian dari ajaran agama Islam yang terpenting. Disimpulkan atas tiga ajaran pokok sesuai petunjuk Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim, “Islam, Iman, Ihsan”.

- Untuk mengetahui Islam pelajarilah ilmu Fiqih.
- Untuk mengetahui Iman pelajarilah ilmu Ushuluddin.
- Untuk mengetahui Ihsan pelajarilah ilmu Tasawuf/Tharikat.

Tasawuf/Tharikat yaitu jalan yang harus ditempuh oleh setiap Muslimin untuk mendekatkan diri sedekat-dekatnya, dengan Mahabbah, serta melakukan ibadah kepada Allah SWT,seakan-akan melihat kepada-Nya. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Malaikat Jibril dalam menyampaikan wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad SAW.dengan bentuk pertanyaan, “Ajari aku tentang ihsan.” Kemudian dijawab oleh Nabi: “Bahwa engkau menyembah Allah solah-olah engkau melihat-Nya, walupun engkau tidak dapat melihat-Nya, namun sesungguhnya Allah melihat engkau.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan perkataan lain, diri kita setiap saat selalu terkontrol, kerana sesungguhnya Allah SWT berada disisi kita, sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak baik. Bila Islam sebagai pembinaan; dan Iman sebagai dasar pemikiran maka Ihsan merupakan dasar tujuan, tujuan akhir hayat manusia. Kerana itu bertasawuf/bertharikatlah agar tercapai tiga dasar Dienul Islam yang kukuh tak terpisahkan.

Dari sekian banyaknya Tharikat Islam, terdapat dua Tharikat yang digabung, yaitu “Tharikat Qodiriyyah dan Naqsabandiyyah”. Adapun metode pengamalan Tharikat Qodiriyyah ialah mengamalkan zikir kepada Allah secara jahar (dibaca keras). Sedangkan Tharikat Naqsabandiyyah melaksanakan zikir khafi (yang diingatkan di dalam hati). Keduanya harus diamalkan secara terpadu, kontinyu dan teratur. Maksudnya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT mempertebal iman, memperkukuhkan benteng pertahanan batiniah dari segala godaan syaitan dan nafsu angkara murka serta pengaruh-pengaruh lingkungan yang negatif. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW,yang artinya, “Orang yang kuat imannya ia mempunyai kemampuan untuk menguasai dirinya, kerana hati diisi dengan dzikrullah, ingat selalu hanya kepada Allah SWT "(Al Hadist). Demikian syariat dan hakikat keduanya tidak bisa dipisahkan.

No comments:

Post a Comment