Sunday, January 24, 2016

NUR ALA NUR (TAFSIR AL-JAILANI)

اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۭ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌ ۭ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍ ۭ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا

غَرْبِيَّةٍ ۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۗءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۭ نُوْرٌ عَلٰي نُوْرٍ ۭ يَهْدِي اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۗءُ ۭ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۭ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ 35ۙ

Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

{{اَللّٰهُ }} [Allah] yang Maha Bertajali dengan nama-nama-Nya yang baik (al-asmâ` al-husnâ) dan sifat-sifat-Nya yang luhur (ash-shifât al-'ulyâ) {{ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ}} [cahaya langit dan bumi] maksudnya, yang memunculkan dan mewujudkan keduanya serta mewujudkan semua yang tampak di antara keduanya, di dalam keduanya, dan di atas keduanya, dari Katm al-'Adam (Ruang Kehampaan) tanpa didahului materi dan waktu, dengan imtidâd bayangan-bayangan nama-nama-Nya dan jejak sifat-sifat-Nya pada keduanya. {{ مَثَلُ نُوْرِهٖ}} [Perumpamaan cahaya-Nya] maksudnya, kenampakan cahaya-cahaya wujud-Nya dari haikal huwiyah dan jendela pantulan-pantulan dan ta'ayyunat {{كَمِشْكٰوةٍ }} [seperti sebuah lubang yang tidak tembus] yang dimaksud "misykah" adalah ceruk yang di dalamnya diletakkan pelita. 

Kata ini menunjukkan perumpamaan bentuk-bentuk, mazhhar-mazhhar, dan ta'ayyunat yang memantul dari pancaran nama-nama dan sifat-sifat Ilahiah yang memancar dan bertajali dengan tajalli cinta sesuai dengan Zat, {{ فِيْهَا مِصْبَاحٌ}} [yang di dalamnya ada pelita besar] ini adalah perumpamaan Cahaya Wujud Wujud Ilahi, yang bersinar dengan Diri-Nya dan Zat-Nya; disebabkan kesempurnaan terbit, kilatan, dan nyalanya, maka ia membuat penglihatan menjadi buta serta menjangkau semua nalar dan penglihatan. Itulah sebabnya, terhijablah {{اَلْمِصْبَاحُ }} [pelita itu] yang disebutkan pertama, {{ فِيْ زُجَاجَةٍ}} [di dalam tabung kaca] yang bersih dari kotoran ta'ayunat dan noda ta'alluqat. Itu adalah permisalan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang bayangan-bayangannya mengalami inbisath di segenap lembaran semesta. 

Di antara kesempurnaan kelembutan dan kejernihannya, {{ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ}} [tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan] yang sangat terang sinarnya. Ia berpendar dan memancar dengan sifat-sifat dzatiyah Allah dan kelembutan sejatinya, kerana ia {{ يُّوْقَدُ }} [dinyalakan] dan dihidupkan dengan minyak Ilahiah yang diambil dari {{ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ}} [dari pohon yang diberkahi] yang banyak kebaikan dan berkahnya bagi siapa saja yang bernaung di bawahnya. Itulah Pohon Wujud (Syajarah al-Wujûd) yang bayangannya mengalami imtidâd ke segenap lembaran semesta, baik yang lahir maupun batin, menjangkau semua mazhhar dan maujud yang tidak terbatas; {{ زَيْتُوْنَةٍ }} [pohon zaitun] yang banyak manfaat dan kebaikannya. Kerana wujud memiliki kebaikan, inti, manfaat, dan kekuasaan yang sama sekali tidak ada keburukan atau pun bahaya di dalamnya; {{ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍ}} [yang tidak di timur dan tidak pula di barat] maksudnya, seimbang pada entitasnya kerana ada di luar semua arah dan tidak tercakup oleh arah. Disebabkan kesempurnaan kejernihan dan kelembutannya, {{ يَّكَادُ زَيْتُهَا}} [minyaknya hampir-hampir] dengan pancaran sinar dzatiyyah dan nyala ainiyyah-nya {{ يُضِيْۗءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ}} [menerangi, walaupun api belum menyentuhnya] yaitu Tajali Cinta Rindu (at-tajalliy al-hubbiy asy-syauqiy) dan cinta yang tulus, serta kerinduan ilahiah (al-'isyq al-ilâhiy). 

Singkatnya, Cahaya Wujud Ilahiyah ini adalah {{ نُوْرٌ عَلٰي نُوْرٍ}} [cahaya di atas cahaya] yang tidak dapat dinalar, tidak dapat dipisahkan, dan tidak dapat dilihat oleh siapapun dari kalangan mazhhar serta ciptaan-Nya tanpa taufik dari-Nya subhânahu wa ta'âlâ dan tanpa jadzb dari hadirat-Nya, kerana {{ يَهْدِي اللّٰهُ}} [Allah memberi petunjuk] Allah yang Maha Memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Nya menuju kejernihan tauhid-Nya, {{ لِنُوْرِهٖ }} [kepada cahaya-Nya] maksudnya, ke Sinar Wujud-Nya serta ke keluasan rahmat serta kedermawanan-Nya, {{ مَنْ يَّشَاۗءُ}} [orang yang Dia kehendaki] dari kalangan hamba-hamba-Nya yang ditarik (mengalami jazdb) oleh al-Haqq ke hadirat-Nya, serta Allah beri taufik menuju wushul pada fana` di gerbang-Nya, {{وَ}} [dan] untuk mengingatkan ke maqam ini dan untuk menunjukkan ke tujuan ini {{يَضْرِبُ اللّٰهُ}} [Allah membuat] Allah yang Maha Melihat segala kesiapan hamba-hamba-Nya, {{ الْاَمْثَالَ }} [perumpamaan-perumpamaan] yang mengingatkan dan permisalan-permisalan yang memberi pengaruh {{لِلنَّاسِ }} [bagi manusia] yang diciptakan di atas fitrah tauhid, agar mereka menyadari tujuan penciptaan mereka serta ingat pada tempat asal dan tempat tujuan mereka. {{ وَاللّٰهُ }} [Dan Allah] yang Maha Meliputi seluruh cakrawala dan jiwa dengan kemeliputan yang bersifat hudhur dan syuhud {{ بِكُلِّ شَيْءٍ}} [terhadap segala sesuatu] yang terjadi di dalam kerajaan-Nya, meliputi semua mazhhar dan ciptaan, {{ عَلِيْمٌ }} [Maha Mengetahui {35}] tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya. (Tn Syeikh Haji Alias asy-Syattari).

No comments:

Post a Comment