Thursday, April 21, 2016

SIBUKILAH HATIMU DENGAN ALLAH BUKAN DENGAN MAKHLUK

Al Allamah al Rabbani Syeikh Abdul Wahhab al Sya'rani pernah mengadu kepada gurunya berkenaan perbuatan manusia yang menyakitinya, lalu dibalas oleh gurunya dengan kalam yang begitu memberi kesan, katanya: “Janganlah engkau sibuk dengan orang yang menyakiti kamu tetapi sibukkanlah dirimu dengan berzikir dan mengingati Allah, nescaya Allah akan menghilangkan gangguan serta fitnah mereka daripada kamu. Sesungguhnya ramai orang telah tersilap dalam perkara ini, lalu mereka menyibukkan diri dengan orang yang menyakiti mereka. Maka semakin berpanjanganlah kesakitan yakni fitnah dan gangguan manusia terhadapnya, tanpa ia sedari dosanya juga semakin bertambah kerana lalai daripada mengingati Allah Taala. Jika mereka kembali menyerah kepada Allah, nescaya Allah Taala sudah mencukupi buat dirinya untuk menyelesaikan dan menghadapi urusan manusia dan Allah akan menghapuskan pengfitnah itu daripadanya”. 

2). PERUMPAMAAN HATI MANUSIA

“Rasulullah SAW bersabda, ‘Hati manusia lebih bergolak daripada kuali yang sedang mendidih di atas api.’ (HR Ahmad dan Al-Hakim). Betapa banyak manusia yang kadang-kadang hatinya menyatu dengan Allah, tetapi sebentar kemudian berpisah. Betapa banyak yang menghabiskan malam dalam ketaatan kepada Allah, tetapi ketika matahari terbit, ia tak ingat lagi kepada-Nya. 

Hati sama seperti mata. Bukan keseluruhan mata yang bisa melihat, melainkan sebagian lensanya saja. Begitu juga dengan keadaan hati. Jadi, bagian hati yang memandang bukanlah bagian lahiriahnya yang berupa gumpalan daging, melainkan unsur lembut yang Allah letakkan di dalamnya. Unsur itulah yang bisa memandang dan menangkap.

Allah sengaja menempatkan hati bergantung kepada dada bagian kiri seperti ember. Jika dibebani oleh syahwat, maka ia akan bergerak dan kalau dibebani ketakwaan juga bergerak. Kadang-kadang lintasan nafsu atau syahwat yang lebih dominan, dan kadang-kadang lintasan takwa yang lebih dominan. Karena itulah kadang-kadang hati menyadari dan menerima karunia Allah dan kekuasaan-Nya. Kadang-kadang pada saat tertentu lintasan nafsu dapat dikalahkan oleh lintasan takwa sehingga hati pun memujimu.

Tetapi, di saat yang lain, lintasan takwa dikalahkan oleh lintasan nafsu sehingga hati pun mencelamu. Kedudukan hati bagaikan atap rumah. Jika engkau menyalakan api di dalam rumah, asapnya akan membumbung ke atap hingga membuatnya hitam. Seperti itulah api syahwat. Jika api syahwat berkobar dalam tubuh, maka asap-asap dosanya akan naik memenuhi hati dan menghitamkannya.” (Syekh Ibnu Atha’illah dalam Taj Al-‘Arus). 

“Ketika cinta di atas dunia 'memasuki' hati, takut akan Akhirat akan keluar darinya. Berhati~hatilah dengan godaan dunia, kerana tidak seorang hamba pun yang membuka Sebuah 'Pintu dunia' ini tanpa tertutupnya beberapa pintu Akhirat baginya”. (Hasan al Basri).

No comments:

Post a Comment