Hilangnya agama karena empat hal. Anak-anakku semua, manakah sesungguhnya Ubudiyah yang benar kepada Allah Ta’ala? Betapa jauh anda meraih hakikatnya. Raihlah rasa cukup bersama Allah dalam seluruh perkara kehidupan anda. Anda adalah hamba yang pergi dari tuan anda, dan kembalilah kepadaNya. Merasalah sebagai hamba yang hina dan rendah hatilah di hadapanNya, mengikuti perintah dan menjauhi laranganNya. Bersabar dan berselaras terhadap ketentuanNya. Bila semua ini sudah anda lakukan dengan sempurna berarti pengabdian anda pada Tuan anda sudah maksimal, dan anda bisa merasa cukup bersama Allah. “Bukankan Allah telah mencukupi hambaNya?”
Jika ubudiyah anda benar, Allah pasti mencintai anda yang anda rasakan dalam hati anda, yang mebuat hati anda mesra bersamaNya. Taqarub anda pun tanpa disertai susah payah, dan anda tidak merasa kesunyian karena Allah bersama Anda, sehingga anda terus menerus Ridlo kepadaNya dalam segala hal. Bahkan jika saja dunia ini terasa sempit bagi anda dan peluang-peluangnya tertutup, maka Allah Yang Maha luas tetap bersama Anda. Bahkan anda tidak ingin makan makanan selain dariNya, anda pun akan berselaras dengan Nabi Musa as, ketika Allah berfirman:
Tuhan kita Azza wa-Jalla, senantiasa Melihat dan Menyaksikan segalanya, dalam segala sesuatu senantiasa Hadir, Dekat dengan segalaNya, tidak butuh pada segalaNya. Lalu kenapa mesti ada keingkaran setelah mengenalNya? Celaka anda ini. Anda sudah mengenalNya kenapa harus mengingkariNya berkali-kali? Kalau anda tidak segera kembali kepadaNya, anda akan terhalang dari semua kebaikan. Karena itu bersabarlah bersamaNya, dan jangan bersabar untuk jauh dariNya. Ketahuilah, siapa yang sabar akan mendapatkan kemampuan. Mana akal dan kehidupan anda? Allah sampai berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan jadilah orang yang penyabar, berkaitlah kepada Allah dan bertaqwalah pada Allah agar kalian semua meraih kemenangan.”
Banyak ayat tentang kesabaran yang menunjukkan adanya kebaikan dan kenikmatan, balasan dan pemberian yang yang besar, ringan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Karenanya bersamalah dengan Allah, dunia akhirat anda akan bahagia dengan keba. jikan. Anda semua harus banyak berziarah kubur dan ziarah pada orang-orang yang saleh, berbuat kebaikan, maka perkara kehidupan anda akan beres. Jangan seperti orang-orang yang yang mendapat nasehat tetapi tidak dihayati, dan seperti orang yang mendengarkan pengetahuan tetapi tidak diamalkan.
Hilangnya agama ini karena empat hal:
Pertama, Karena anda tidak mengetahui apa yang anda amalkan.
Kedua, karena anda mengamalkan perkara-perkara yang anda tidak mengetahuinya.
Ketiga, karena anda tidak mau belajar hal-hal yang anda tidak mengerti, lalu anda terus menerus bodoh.
Keempat, anda menghalangi orang-orang yang belajar pengetahuan, dimana mereka tidak tahu.
Wahai kaum Sufi. Jika anda menghadiri majlis dzikir, ternyata anda menghadirinya agar masalah anda terpecahkan. Anda malah kontra dengan nasehat kebajikan, lalu anda pelihara kesalahan dan ketergelinciran, bahkan anda tertawa dan main-main. Anda benar-benar mengkawatirkan, padahal anda bersama Allah Azza wajalla. Karena itu bertobatlah kalian dari situasi itu, jangan sampai anda ini seperti para musuh Allah Azza waJalla. Raihlah manfaat dari apa yang anda simak disana.
Anak-anak, anda sudah terikat dengan ibadah, dan Allah mengikat dengan AnugerahNya. Hendaknya anda berpijak pada Sang Penyebab, bukan pada akibat, dan bertawakallah padaNya. Hendaknya anda tidak mengabaikan amaliah, hendaknya pula ikhlas dalam beramal. Allah SWT berfirman: “Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah.” Allah tidak menciptakan mereka untuk berdusta, tidak menciptakan mereka untuk bermain-main hampa, mencipatakan mereka bukan untuk makan dan minum, tidur dan kawin. Ingatlah! Wahai orang-orang yang alpa dari kealpaanmu. Ingatlah, anda melangkahkah hatimu satu langkah, Allah menuju kepadamu beberapa langkah, dan Dia paling layak untuk anda rindukan semua disbanding yang lainNya. “Allah memberi rizki pada yang dikehendaki tanpa terhingga.”
Jika Allah menginginkan pada hambaNya, Allah menyediakan langsung padanya. Ini sesuatu yang berhubungan dengan makna hakiki bukan rupa fisik. Bila si hamba benar dalam ubudiyahnya ini, maka benarlah zuhudnya di dunia dan akhirat. Selain Allah Ta’ala, ketika anda datang padanya, anda bisa tetap benar, baik raja, sulthan, pemerintah, maka kedatangan anda, atom anda adalah bukit, tetesannya adalah lautan, bintanya adalah rembulan, rembulannya adalah matahari, sedikitnya adalah banyak, terhapusnya adalah tetapnya, fananya adalah baqonya, geraknya adalah tetapnya. Pohonnya menjulang hingga menyentuh Arasy, dan akarnya membubung sampai ke bintang Tsurayya, dan dahan-dahannya melindungi dunia dan akhirat. Pohon apakah ini? Pohon Hikmah dan Pengetahuan. Dunia seperti lingkaran cincin, bukan dunia yang anda miliki, bukan akhiratr yang anda kait, yang tidak dimiliki oleh raja maupun budak, tidak bisa dihalangi oleh apa pun atau diambil oleh siapa pun, tidak bisa dikotori. Jika anda bisa memenuhi semua itu, anda akan bagus ketika berada di tengah-tengah khalayak publik.
Manakala Allah menghendaki kebajikan pada hambaNya, maka Allah menjadikan hamba itu sebagai dalil bagi mereka, menjadikan dokter bagi mereka, menjadikan pendidik dan pengatur mereka. Seang hamba dijakdikan penerjemah untuk mereka, dijadikan riasan bagi mereka, dijadikan lampu dan matahari bagi mereka. Bila Allah menghendaki, segala terwujud. Jika tidak demikian, si hamba ditirai dari segala hal selain DiriNya. Individu-individu jenis manusia seperti ini memang ditugaskan di tengah-tengah makhluk tetapi dengan perlindungan dan kesalamatan menyeluruh pada dirinya. Allah menolong hamba ini untuk sebuah kemashlahatan makhluk dan memberikan jalan menuju hidayah. Orang yang zuhud dari dunia, diuji dengan akhirat. Orang yang zuhud dari dunia dan akhirat, diuji oleh Pencipta dunia dan akhirat.
Kalau semua telah alpa, seakan-akan kalian tidak pernah bakal mati, seakan-akan kalian tidak akan dihamparkan di padang mahsyar, anda tidak di hisab di sana, anda tidak melewati jembatan Shirothol Mustaqim? Ini sifat-sifat anda, padahal anda mengajak Islam dan Iman. Ini Al-Quran dan Ilmu sebagai argumentasi bagi kalian. Jika kalian hadir dalam majlis Ulama, dan anda menolak apa yang dikatakan mereka, maka kehadiran anda sebagai hujjah yang mebuat anda berdosa. Sebagaimana anda semua bertemu Rasulullah saw, di hari kiamat nanti, sementara anda tidak menerima beliau, ketika seluruh makhluk dalam ketakiutan atas kebesaran, keagungan dan keadilan serta kesombonganNya, maka ketika itu seluruh kerajaan dunia musnah, dan hanya kerajaan Ilahi yang abadi, semuanya di hari kiamat kembali kepadaNya.
Sementara itu para pemuka kaum Sufi juga tampak di sana dengan kemuliaan dan kelengkapannya, dan bagaimana Allah memuliakan mereka di hari itu. Para paku bumi, adalah penegak bumi, yaitu mereka sebagai penguasa makhluk dan pe mukanya sekaligus sebagai wakil Tuhan Azza wa-Jalla. Mereka hari ini tidak tampak dalam rupa, tapi dalam makna, tetapi esok mereka tampak dalam rupa. Para pemberani dalam argumentasi dan perang adalah mereka yang melawan orang kafir. Sedangkan sang pemberani dari kalangan orang-orang sholeh adalah yang melawan hawa nafsunya, watak manusiawinya, syetan dan para kolaborator kejahatan. Mereka ini adalah syetan-syetan manusia. Sedangkan sang pemberani dari kalangan Khowash adalah keberaniannya dalam Zuhud dunia dan akhirat dan zuhud dari segala hal selain Allah secara total.
Anak-anak muridku sekalian. Ingatlah, sebelum diingatkan, tanpa anda harus diperintah anda mendekat kepada Allah. Bergaullah dengan kalangan ahli agama, karena mereka adalah manusia paling berakal dan mengerti siapa yang paling taat kepada Allah dan siapa paling maksiat padaNya. Nabi saw, bersabda, “Beruntunglah anda…” Artinya anda sangat butuh kepadaNya dan anda cukup bersamaNya. Bila anda bersama Ahlud Din, dan anda mencintainya anda akan merasa cukup, dan hati anda akan lari dari kemunafikan. Karena kaum munafik sesungguhnya hanya suka pamer, tidak ada yang diterima amalnya. Allah tidak menerima abentuk amal anda, rupa amal anda, tetapi Allah menerima apa yang ada dibalik amal anda, hati anda. Jika anda melawan hawa nafsu anda, syetan anda, duniawi anda dalam amaliyah anda, Allah akan menerima anda. Berbuatlah kebaikan, Allah akan menerima dari sisi jiwanya. Dan jangan melihat amaliyah anda sedikit pun, karena Allah tidak akan menerimanya kecuali amaliyah itu hanya untukNya, demi WajahNya, bukan untuk wajah makhluk.
Celaka anda ini! Anda berbuat baik demi makhluk, tetapi ingin diterima oleh Allah Azza wajalla. Ini sebuah penipuan dari diri sendiri. Tinggalkan kerakusan anda, kesombongan anda, kesenang-senangan anda,. Anda harus prihatin, jangan bersenang-senang, sebab anda berada di alam keprihatinan dalam penjaran dunia. Nabi Saw senanatiasa bertafakkur, tidak banyak gembiranya, banyak prihatinnya, tidak banyak tertawanya kecuali hanya tersenyum, hanya untuk menyenangkan lainnya. Hati Nabi penuh kerpihatainan dan kesibukan bersama Allah. Jika saja bukan karena para sahabat dan perkara dunia ini, Nabi saw, tak akan pernah keluar dari rumahnya dan tak pernah duduk dengan sia papun.
Wahai anak muridku. Jika Khalwat anda benar bersama Allah Azza wa-Jalla Sirrmu akan cemerlang dan hatimu akan jernih. Pandangan anda akan penuh pelajaran. Hati anda akan penuh dengan tafakkur, ruh anda akan membubung menuju Allah Azza wa-Jall, wushul kepadaNya.
Memikirkan dunia justru menyiksa dan menghijab. Sedangkan tafakkur tehadap akhirat membuahkan pengetahuan dan menghidupkan hati. Allah tidak memberikan anugerah bagi orang yang tafakkur kecuali pengetahuan mengenai dunia akhirat.
Wah! Anda telah menelantarkan hati anda di dunia, sedangkan Allah Azza wa-Jall, telah memberikan segalanya untuk anda. Allah telah menentukan waktu setiap hari bagi anda, dan Allah telah terus menerus melimpahkan rizki pada anda, baik anda mencarinya atau tidak. Ambisi dan kerakusan anda telah membuat anda hina di depan Allah maupun di depan makhluk. Dengan iman yang kurang anda lalu mencari rizki, padahal ketika iman anda bertambah anda tidak perlu mencarinya. Bahkan dengan keparipurnaan dan kesempurnaan iman, anda cukup istirahat dari dunia.
Anak muridku, anda jangan mencampur adukkan hal yang serius dengan guyonan. Jika hati anda belum mampu teguh, bagaimana anda bersama khalayak untuk anda baurkan bersama Khaliq, sedang anda berhati ganda dengan dunia? Bagaimana anda bersama Allah? Bagaimana anda bisa mencampuradukkan yang lahir dan yang batin? Yang tak masuk akal dan yang masuk akal, hal-hal yang ada di sisi makhluk dan Khaliq? Betapa bodohnya orang yang melalaikan Khaliq dan sibuk dengan makhluk, berteguh dengan yang duniawi dan alpa pada Allah? Melupakan yang abadi dan bergembira dengan yang fana?
Anda bersahabat dengan orang-orang bodoh lalu mereka menularkan kebodohannya pada anda. Sebab, bergaul dengan orang tolol berarti merraih kesia-siaan. Bergaullah dengan orang mukmin yang yakin, yang mengamalkan ilmunya. Karena orang beriman seperti ini, betapa baiknya mereka, betapa kuatnya perjuangan mereka dalam melawan hawa nafsunya. Dalam konteks inilah Rasulullah saw, bersabda: “Kegembiraan orang berimaan pada wajahnya, prihatinnya ada dalam qalbunya.”Itulah kekuatan si mukmin ini, hingga mampu mengekspresikan kegembiraan di hadapan para makhluk, sementara ia mampu menyembunyikan keprihatinannya, antara dirinya dengan Allah Ta’ala. Sepanjang hidupnya ada keprihatinan, banyak merenungnya, banyak menangisnya pada Allah, sedikit tertawanya, dan itulah Nabi saw, bersabda: “Tak ada kegembiraan bagi orang mu’min kecuali bertemu Allah Azza wa-Jalla.”
Orang beriman menutupi keprihatinannya dengan kegembiraannya. Fisiknya bekerja di dunia, batinnya bersama Allah Ta’ala. Fisiknya untuk keluarganya, batinnya untuk Tuhannya Azza wa-Jalla. Ia tak pernah mengumbar keprihatinan jiwanya kepada keluarganya, isteri dan anaknya, tetangga-tetangganya, bahkan kepada siapa saja dari khalayak makhlukNya, karena ia mendengarkan ucapan Nabi SAW: “Raihlah pertolongan atas persoalan kalian semua melalui cara merahasiakan (masalah)”. Ia senantiasa menyembunyikan apa yang ada di dalam batinnya. Seandainya saja ada yang keceplosan, itu pu n tetap ia ungkapkan dengan metafor, lalu ia tutupi, dan ia mohon maaf atas apa yang terungkap.
Anak-anak muridku….Jadikan diriku sebagai cerminmu. Jadikan diriku sebagai cermin hati dan rahasia batinmu, sebagai cermin amaliahmu. Kemartilah mendekat kepadaku, anda akan melihat apa yang ada di dalam dirimu, sesuatu yang tidak bisa anda lihat ketika kalian jauh dariku. Jika anda punya hajat seputar agamamu, anda harus dekat denganku, karena aku tidak akan pernah menyembunyikan agama Allah Azza wa-Jalla. Tak ada yang harus malu menyangkut agama Allah Azza wa-Jalla. Karena anda selama ini berada dalam pelukan kemunafikan. Tinggalkan duniamu yang ada di rumahmu, mendekatlah kepadaku. Karena saya berdiri di pintu gerbang akhirat. Bersamalah denganku dan dengarkan kata-kataku, dan amalkanlah sebelum maut menjemputmu. Masalahnya bagaimana membangun rasatakut kepada Allah.
Bila kalian tidak punya rasa takut padaNya, kalian tidak aman di dunia dan di akhirat. Sedangkan rasa Cinta dan Takut itu datang dari Allah juga untuk anda yaitu mengenalNya dengan sesungguhnya. Karena itu Dia berfirman: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya adalah para Ulama’” Tak ada yang takut penuh cinta kecuali para Ulama yang mengamalkan ilmunya, yang mengamalkannya dan memang mengetahuinya. Bahkan mereka tidak meminta balasan dari Tuhannya, kecuali hanya ingin WajahNya dan mendekatiNya, hanya ingin CintaNya, bersih dari hijab dan rentangan jarak. Mereka tidak ingin pintuNya tertutup bagi mereka, dunia hingga akhirat, bahkan tidak ingin tertutup ketika ada apada selainNya.
Dunia bagi suatu kaum, dan akhirat juga bagi suatu kaum. Allah Ta’ala juga bagi suatu kaum, yaitu kaum yang keyakini imannya, yang ma’rifat dan mencintaiNya, yang bertaqwa dan khusyu’ kepadaNya, yang senantiasa prihatin hanya demi Dia. Suatu kaum yang yang takut penuh cinta kepadaNya, walau mata fisiknya tak memandangNya, tetapi hatinya selalu memandangNya. Bagaimana tidak takut setiap saat Allah mengurussemuanya, merubah dan mengganti, menolong dan menghinakan ini dan itu, menghidupkan ini dan mematikan itu. “Allah tidak ditanya apa yang Dia lakukan, tetapi merekalah yang akan ditanya (apa yang mereka lakukan)”. Ya Tuhan, dekatkan diri kami padaMu, dan janganlah Engkau jauhkan diri kami dariMu. (Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani).
No comments:
Post a Comment