Tenggelam dalam penghayatan Amal Ibadah adalah suatu ke-Asyikan dan itu adalah ke-MABUK-an. Tenggelam dalam penghayatan akan lantunan Wirid dan Zikir juga adalah suatu ke-Asyikan dan itu pun adalah ke-MABUK-an. Tenggelam dalam Musyahadah akan Allah dalam Ma’rifatullah itu juga suatu ke-Asyikan dan itu pun adalah ke-MABUK-an. Asyik dan hanyut dalam ke-AKU-an yang tiada yang lain selain AKU, itu pun adalah ke-MABUK-an. Dll….dll…Apa saja yang membawa kepada ke-Asyikan dalam perjalanan menuju kepada Allah dengan hal apapun itu adalah suatu ke-MABUK-an.
Dan intinya ke-MABUK-an itu semua...di dalam perjalalan menuju AL-HAQ (ALLAH SWT) baik dengan Amal Ibadah, lantunan wirid dan zikir, Musyahadah, dll…dll. Kesemuanya itu SADAR maupun tiada di-SADAR-i, TAHU atau tiada dike-TAHU-i bahwa : “IA (HAMBA) sedang ASYIK di dalam ke-MABUK-an CINTA kepada TUHANNYA”. Ya…….MABUK CINTA kepada AL-HAQ dan UNIKnya ke-MABUK-an CINTA itu sangat Lembut sekali menghampiri dirinya sehingga tanpa di sadari Ia MABUK itu seolah2 di sebabkan dengan sebab2 yang lain, padahal tiada sebab yang lain selain CINTA kepada AL-HAQ, Ya…..CINTA kepada AL-HAQ HAQ…HAQ…..HAQ.
Bahkan Azazil pun, tanpa di-SADAR-i nya ia itu sangat CINTA kepada Tuhannya sehingga membuat ia CEMBURU BUTA ketika Tuhan melebihkan kedudukan Adam beserta Anak keturunannya di bandingkan dengan dirinya sendiri, yang kemudian ber-EFEK Benci dan DENDAM kepada Adam dan Keturunannya. Semua itu di karenakan Azazil telah di serang ke-MABUK-an CINTA kepada Tuhannya dalam Versi “CINTA yang BUTA”, bukan CINTA yang TULUS dan MURNI. Pada Saat ke-MABUK-an di dalam CINTA yang TULUS dan MURNI maka Allah sendirilah yng memuji diri-NYA pada lisan Hamba-NYA. Sungguh….. bagi pejalan2 Ruhani dalam menuju kepada Allah Swt dengan melalui Ma’rifatnya kepada Allah maka “ke-MABUK-an” itu adalah suatu hal yang selalu ada dan pasti ada dan tidak akan mungkin tiada karena “ke-MABUK-an” itu adalah FASE untuk sempurna dalam menuju Al-HAQ.
Sehingga…bagi yang belum mengalami “ke-MABUK-an”, maka bersiap2lah jika suatu saat mengalaminya dan jangan takut jika hal itu suatu saat terjadi. Dan bagi yang sudah berada di dalam “ke-MABUK-an” maka hendaknya di ketahui bahwa hal itu masih dalam Perjalanan bukan “AKHIR” perjalanan. Maka……senantiasa lah tetap TAWAKKALTU ALALLAH agar tidak “HANYUT” di “ke-MABUK-an” itu sehingga dalam situasi dan kondisi serta keadaan apapun tetap dalam “SADAR” dan ingatlah bahwa Allah berfirman :
“Watawakkaltu Alallah fa HUWA hasbuh” dan siapa yang bertawakkal dengan sebenar2nya Tawakkal maka “DIA” akan menjadi penolongmu dan penJAMIN dirimu”.
Biarkanlah……”ke-MABUK-an” itu datang pada diri sebagai “HADIAH” dari ALLAH dan janganlah engkau menolaknya karena sesungguhnya “ke-MABUK-an” itu adalah suatu “Isyarat” dari pada ALLAH bahwa ALLAH sungguh2 sedang memperhatikan dirimu dalam Pandangan Rahmat-NYA, maka tersenyumlah selalu dan lapangkan JIWA dalam menghadap kepada-NYA dengan menjalani “ke-MABUK-an” itu. Namun……..tetaplah Istiqomah dalam TAWAKKALTU ALALLAH agar diri tidak hanyut di Samudra Jamal (ke-INDAHAN)NYA yang menyebabkan kelalaian dari Tujuan yang sebenar2nya yaitu “AL-HAQ” yang memiliki Sifat Jalal, Jamal, Qohar dan Kamal. Dan ketika itu pula maka leburlah ke-EGO-an diri kedalam Sifat-NYA yang Ar-Rahman Ar-Rahiiim.
Maka jika benar sudah demikian kenyataannya PASTI Ia akan menjadi Rahmat bagi sekelilingnya sebagai Cermin dari pada Sifat JALAL, JAMAL, QOHAR dan KAMAL- Nya Allah Swt dan ke-AKU-an menjadi Sirr/Rahasia dalam Diam-NYA sehingga tidak muncul kepermukaan Zahir yang membawa Fitnah bagi sekelilingnya. ke-Asyikan itu adalah sesuatu yang me-MABUK-an. “Bagi para pemabuk memaknai bahwa “MABUK” itu adalah ke-Asyik-an sedangkan bagi mereka yang sudah Sadar sesadar2nya memaknai “MABUK” itu adalah “HIJAB yang Sangat Halus”. “Bagaimana mungkin dapat berhenti dari kebiasaan “MABUK” Jika masih berkawan dengan para pemabuk dan berkonsultasi juga dengan pemabuk, yang ada malah tambah “MABUK.”. Maka…..Carilah seorang TABIB TUHAN yang sudah dapat mengendalikan Rasa ke-MABUK-an itu, maka ke-MABUK-an mu pun perlahan2 akan sirna”.
No comments:
Post a Comment