Thursday, June 2, 2016

MENYATU DENGAN ALLAH

Muhammad bin Abdullah adalah Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah untuk menyempurnakan Ahlak Manusia dimuka bumi. Beliau sangatelah istimewa khususnya dikalangan kaum Muslim, pada zamannya Muhammad dikenal sebagai seorang yang jujur dan penuh amanah. Islam itu diturunkan sebagai satu berkat dan bukan satu kesusahan kepada umat Islam... untuk menyenangkan manusia, bukan hendak menyusahkan. Juga sebagai berita gembira kepada Nabi Muhammad bahwa agama Islam itu mudah, tidak perlu susah-susah. Tidak perlu beribadat yang sangat menyusahkan.

Hakikat manusia itu adalah antara Jiwa dan Akalnya. Jiwa merupakan suara hati nurani manusia yang merupakan ungkapan dari zat Tuhan, maka hati nurani harus ditaati dan dituruti perintahnya. Jiwa yang berasal dari Tuhan itu mempunyai sifat zat Tuhan yakni kekal, sesudah manusia raganya mati maka lepaslah jiwa dari belenggu raganya. Jiwa merupakan kehendak Tuhan, juga merupakan penjelmaan dari Tuhan di dalam jiwa, sehingga raga dianggap sebagai wajah Tuhan. Akal merupakan kehendak, tetapi angan-angan dan ingatan yang kebenarannya tidak sepenuhnya dapat dipercaya, karena selalu berubah-ubah. Perbedaan karakter jiwa dan akal yang bertolak belakang disebabkan oleh adanya garis demarkasi yang menjadi pemisah antara sifat hakikat jiwa dan akal-budi. 

Jiwa terletak di luar nafsu, sementara akal-budi letaknya berada di dalam nafsu. Akal-budi umpama kodhok kinemulan ing leng atau wit sajroning wiji (pohon ada di dalam biji). Jiwa umpama kodhok angemuli ing leng atau wiji sajroning wit (biji ada di dalam pohon). Proses timbulnya pengetahuan datang secara bersamaan dengan munculnya kesadaran subyek terhadap obyek. Sifat-sifat hakikat Ruh manusia adalah Ruh diri manusia yang tidak berubah, tidak berawal, tidak berakhir, tidak bermula, Ruh tidak lupa dan tidak tidur, yang tidak terikat dengan rangsangan indera yang meliputi jasad manusia.

Memang ada persamaan antara Ruh manusia dengan “Ruh” Tuhan atau Zat... Keduanya bersatu di dalam diri manusia. Namun Persatuan antara Ruh Tuhan dengan Ruh manusia terbatas pada persatuan manusia denganNYA. Merasa bahwa dirinya bersatu dengan “Ruh” Tuhan.. Kesadaran untuk tetap teguh sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan. Persatuannya merupakan persatuan Zat sifat, Ruh bersatu dengan Zat sifat Tuhan dalam gelombang energi dan frekuensi yang sama. Inilah prinsip kemanunggalan dalam ajaran tentang manunggaling kawula Gusti atau jumbuhing kawula Gusti. Bersatunya dua menjadi satu, atau dwi tunggal. Diumpamakan wiji wonten salebeting wit.

Jikalau ombak telah kembali menjadi laut, MAKA DI MANAKAH OMBAKNYA? pasti sudah tidak ada lagi kan? KARENA OMBAK TELAH MENJADI LAUT artinya sudah menjadi satu.. menyatu. Jikalau sudah menjadi satu  YANG MANA JAUHNYA? YANG MANA DEKATNYA? makanya ia sudah tidak bertempat, bahkan ia berada di mana-mana.. NIKMATNYA SUNGGUH TIDAK TERKIRAKAN, HANYA KITA SAJA YANG LUPA UNTUK MENSYUKURINYA

BAGAIMANA JIKALAU ANDA INGIN MENYATU DENGAN ALLAH? hanya setelah lenyapnya kejahatan dan terhapusnya dosa-dosa yang telah anda lakukan, maka nampaknya anda tidak akan pernah menyatu dengan NYA. BAGAIMANA PUN JIKALAU ALLAH INGIN MENYATUKAN DIRI ANDA DENGAN DIRINYA? Ketika itu DIA akan menutupi sifat-sifat buruk anda dengan sifat-sifat muliaNYA dan menyembunyikan kekurangan kekurangan anda dengan karunia NYA. Dan demikianlah Dia menyatukan anda dengan diri NYA melalui kebaikan apa yang diberikan NYA kepada anda. Dan sesungguhnya bukan melalui kebaikan yang anda berikan kepada NYA.

TANGGALKANLAH TEROMPAH MU WAHAI MUSA…!!!! Tanggalkanlah serbanmu. Cukurlah janggutmu. Buanglah sekalian ilmu. Hindarkanlah sekalian gelaranmu. Datangilah AKU dengan hati yang bersih dari sekalian sifat alam. Baru bisa kau menatap wajah KU. RUH MAULANA ada dalam diri manusia karena ruh manusia sebagai penjelmaan RUH MAULANA, sebagaimana dirinya yang sama-sama menggunakan hidup ini dengan indera, jasad yang akan kembali pada asalnya, busuk, kotor, hancur, tanah. 

No comments:

Post a Comment