Sunday, July 10, 2016

MAQAM TABADIL KALAMULLAH

Sabda Rasulullah kepada Ali r.a “Barangsiapa mengetahui Tajalli Waktu ini maka sempurnalah solat dan makrifatnya dan jikalau tiada mengetahui maka tiada sah solat dan makrifatnya, dan inilah yang bernama Fardhu, maka inilah yang asal Fardhu inilah Tajalli Waktu”. 

Sembah Ali : “Ya junjunganku apa sebab waktu Subuh itu 2 rakaat, dan waktu Zuhur 4 rakaat, dan waktu Asar 4 rakaat dan waktu Maghrib 3 rakaat dan waktu Isya' 4 rakaat?” Maka sabda Rasulullah S.A.W : “Ya Ali, Waktu Subuh 2 rakaat itu karena Tajalli Zat dan SifatNya, Waktu Zuhur 4 rakaat karena Tajalli Tuhan itu ada 4 perkara yaitu Wujud, Ilmu, Nur dan Syuhud, Waktu Asar itu ada 4 rakaat karena Tajalli Hamba itu ada 4 perkara yaitu Api, Angin, Air dan Tanah, Waktu Maghrib 3 rakaat karena Tajalli Tuhan itu ada 3 perkara yaitu Ahadiyat, Wahdah dan Wahidiyat artinya Zat, Sifat dan Af’al, Waktu Isya itu 4 rakaat karena Tajalli Hamba itu ada 4 perkara yaitu Di Wadi Madi Manikam”. 

Sembah ali : "ya junjunganku, mana asalnya solat itu?” Ya ali : "Bahwasanya asal solat itu ada 4 perkara yaitu API, ANGIN, AIR dan TANAH”. Sembah ali : ya junjunganku apa perbuatan solat itu? Ya ali : Pertama Qiyam yakni berdiri betul, kedua Ruku’, ketiga Sujud dan keempat Duduk yakni tetap, Maka Qiyam yakni berdiri betul itu fi’il Api karena Api itu nyalanya tegak lurus, Ruku’ itu fi’il Angin karena Angin itu condong, Sujud itu fi’il Air karena Air itu menolak ke bawah, Duduk itu fi’il Tanah karena Tanah itu tetap adanya. 

Sembah ali : ya junjunganku, 5 waktu itu keluar daripada apa? Ya ali : Bahwasanya keluar dari ‘ALHAMDU’ 5 huruf yaitu pertama Alif, kedua Lam, ketiga Ha, keempat Mim dan kelima Dal. Sembah ali : ya junjunganku waktu Zuhur, waktu Asar, waktu Maghrib, waktu Isya, dan waktu Subuh keluar daripada apa? Ya ali : Bahwasanya waktu Zuhur itu keluar daripada huruf Alif, dan waktu Asar itu keluar daripada huruf Lam, waktu Maghrib keluar dari huruf Ha, waktu Isya keluar daripada huruf Mim dan waktu Subuh keluar daripada huruf Dal. 

Sembah ali : ya junjunganku, apa sebab waktu Zuhur dan waktu Asar itu disunyikan yakni tiada dinyaringkan dan apa sebab waktu Maghrib, waktu Isya dan waktu Subuh itu dinyaringkan? Ya ali : Bahwasanya waktu Zuhur itu keluar dari huruf Alif dan waktu Asar itu keluar dari huruf Lam, maka huruf Alif dan huruf Lam itu keluar dari lafaz Nama ALLAH Ta’ala karena ALLAH itu tiada berta’yin karena batin adanya, Maka sebab itulah solat Zuhur dan Asar itu disunyikan yakni tiada dinyaringkan. Maka adapun waktu Maghrib, waktu Isya dan waktu Subuh dinyaringkan sebab 3 waktu itu keluar daripada huruf Ha, huruf Mim dan huruf Dal karena huruf Muhammad Rasulullah S.A.W bahwasanya Muhammad itu Tuhan ta’yin dan segala ta’yin itulah menyatakan Zat dan SifatNya dan Af’alNya, daripada nyatanya inilah sebab maka solat Isya Maghrib dan Subuh itu di nyaringkan kemudian disunyikan pula karena segala ta’yin itu daripada ta’yin, maka kembalilah kepada ta’yin seperti kata sabda: Rasulullah S.A.W “Al Aana Ka Maa Kaana Ta’yin” Artinya "Sekarang ini pun dahulu juga tiada ta’yin" Juga karena zahir itu kembali kepada batin dan daripada pertamanya, maka tafakkur kemudian disunyikan, Barang siapa tahu akan hakikat yang demikian itu maka tahulah ia akan hakikat solat adanya. 

Sembah ali : ya junjunganku, apa bedanya Solat dengan Solat, satu namakah atau berbeda? Ya ali : Adapun Lafaznya itu berbeda, dari pihak Maknanya satu jua, tetapi yang dinamai Solat itu penerimanya adapun yang dinamai Solat itu yaitu pekerjaan yang dzohir. Sembah ali : ya junjunganku, apa asalnya Solat Subuh itu 2 rakaat dan Solat Zuhur itu 4 rakaat dan Solat Asar itu 4 rakaat dan Solat Maghrib itu 3 rakaat dan Solat Isya itu 4 rakaat?  Ya ali : Adapun Solat Subuh 2 rakaat karena kenyataan Zat dan SifatNya dan Solat Zuhur itu 4 rakaat karena Tajalli Tuhan dengan 4 perkara yaitu Hayat, Ilmu, Qudrat dan Iradat Dan Solat Asar itu 4 rakaat karena asal Adam itu 4 martabat yaitu :Api, Angin, Air dan Tanah, Dan Solat Maghrib itu 3 rakaat karena permulaan itu atas 3 perkara yaitu Ahadiyat, Wahdah, dan Wahidiyat artinya ALLAH, Muhammad, Adam. Dan Solat Isya itu 4 rakaat karena kenyataan hamba itu 4 perkara yaitu Madi Wadi Mani Manikam. 

Sembah ali : ya junjunganku, Solat itu apa faedahnya kepada kita yang mengerjakan, yaitu apakah itu kehendak kita? Ya ali : Adapun disuruh kita Solat itu yaitu tiada memberi manfaat kepada ALLAH dan tiada mengambil faedah atasnya artinya tiada bertambah martabatnya adapun faedahnya sebab kita mengerjakan Solat itu karena kita mengaku sebenar-benarnya hamba, dan lagi pula kita mengaku ALLAH Ta’ala itu Tuhan Yang Sebenar-benarnya lagi Esa ZatNya dan SifatNya dan Af’alNya yaitu seperti: Firman ALLAH Ta’ala di dalam AlQuran “Alastu Birobbikum.. Qooluu Balaa”. Artinya “Bukankah Aku Tuhan Kamu? Maka sembah segala zuriat bahwasanya Engkaulah Tuhan Kami” Maka hendaklah kita kerjakan Solat itu dengan Ikhlas artinya tiada sebab berkehendakkan kepada syurga dan sebab takut akan neraka, Hanya kita ini Martabat Kehambaan maka ALLAH Ta’ala itulah Tuhan kita yang sebenar-benarnya, Maka jika tiada demikian niscaya berdustalah kita dengan Tuhan kita

Sembah ali : ya junjunganku, Berdiri itu apa asalnya? Ya ali : Berdiri itu asalnya Api, Ruku’ itu asalnya Angin, Sujud itu asalnya Air dan Duduk itu asalnya Tanah. Sembah ali : ya junjunganku, Api, Angin, Air dan Tanah itu apa kepada kita? Ya ali : Adapun Api itu menjadi Nyawa pada kita, dan Angin itu menjadi Nafsu kepada kita, dan Air itu menjadi Darah kepada kita, dan Tanah itu menjadi Jasad yakni badan kita. Sembah ali : ya junjunganku, Berdiri itu perbuatan apa, ruku’, sujud, duduk perbuatan apa? Ya ali : Berdiri itu kebaktian kepada Nyawa, Ruku’ itu kebaktian kepada Nafsu, Sujud itu kebaktian kepada Darah, Duduk itu kebaktian kepada Jasad kita. Ya ali, Inilah fasal menyatakan Kiblat atas orang yang solat itu ada tiga perkara. Pertama Kiblat Tubuh, kedua Kiblat Hati dan ketiganya Kiblat Roh:

- Adapun Kiblat Tubuh kepada Ka’bah ALLAH, maka hendaklah segala orang Islam yang solat itu menghadapkan kiblat ini, jikalau tidak maka tiada sah solatnya, Maka hendaklah dihadapkan dadanya dan segala urat dan daging darahnya dan tulangnya dan segala anggotanya kepada Ka’bah ALLAH ini sebab difardhukan oleh ALLAH Ta’ala segala orang Islam menghadapkan ke arahnya, maka sahlah solatnya

- Adapun Kiblat Hati itu kepada Tuhan Ka’bah ALLAH, bahwasanya hendaklah kita ‘itiqadkan ALLAH Ta’ala itu tiada ia di kanan, dan di kiri, dan tiada di depan, dan tiada di belakang, Tiada ia di bawah. Dan tiada ditentukan suatu tempat, ia jua meliputi alam sekalian Ahadus Shomad seperti firman ALLAH Ta’ala “Wallohu Muhiitun ‘Anil ‘Aalamin” artinya “ALLAH Ta’ala jua meliputi alam sekalian. Firman ALLAH Ta’ala lagi “Wa Huwa Ma’akum Aina Maa Kuntum” artinya ALLAH jua serta kamu barang di mana kamu ada”. Jikalau demikian itu nyatalah bahwa ALLAH Ta’ala itu tiada ditentukan tempat padanya suatu tempat ia hadir jua, Keadaan demikian itu i’tiqad kita maka inilah yang dikehendaki kepada hati kita

- Adapun Kiblat Roh itu sentiasa ia tidak bercerai dengan Tuhannya karena yang dianugerahi Tuhannya tujuh sifat yaitu: Hayat itu dihantarkan kepada roh kita maka jadilah hidup dengan yang hidup, Maka dihantarkan sifat Ilmu pada hati kita maka jadilah tahu kita dengan tahunya, Maka dihantarkan sifat Kudrat pada anggota kita maka jadilah kuasa dengan kuasanya, Maka dihantarkan sifat Iradat kepada nafsu kita maka jadilah berkehendak dengan kehendaknya, Maka dihantarkan sifat Sama’ kepada telinga kita maka jadilah mendengar dengan pendengaranNya, Maka dihantarkan sifat Bashar kepada mata kita maka jadilah melihat dengan melihatnya, Maka dihantarkan sifat Kalam kepada lidah kita maka jadilah berkata-kata dengan berkata-katanya, Maka dita’yinkan pada i’tiqad kita yang berkata-kata inilah ALLAH Ta’ala.

Apabila engkau mengetahui akan hal yang demikian, maka hendaklah fanakan dirimu itu dan segala perbuatanmu di dalam Af’al ALLAH semata-mata, Maka hendaklah hapuskan, karamkan sifat hamba itu di dalam sifat ALLAH semata-mata, maka tiada sifat kita lagi, Maka hendaklah sifat zat kita di dalam Zat ALLAH, maka tinggallah Zat ALLAH, Sifat ALLAH, Af’al ALLAH semata-mata adanya karena kita telah kembali kepada Adam sediakala.

Maka tatkala itu, kata olehmu Allahu Akbar, inilah bernama solat orang yang Khoshul Khos namanya, Maka memperoleh maqam munajat, maqam tabadil Kalamullah, jikalau tiada demikian itu tiada sah solatnya. Maka ditilik solatnya tetaplah menyembah huruf dan suaranya dan menyembah bayang-bayang yang ESA, sempurnakanlah ibadatmu dan amalmu kepada ALLAH Ta’ala karena inilah dinamai solat itu wahai ali. Ketahui olehmu akan sempurna solat, tiada sah solat itu tiada Niat dan Ikhlas melainkan dengan Hati dan tiada bernama Hati melainkan Ilmu dan Ta’yin. Adapun artinya Hati itu Ikhlas dan Ilmu, dan Ma’rifat itu Rohani, Maka ketahui olehmu bahwasanya sekalian perbuatan itu dengan Niat dan Tertib, Tertib itu terbit daripada Hati yang Latif yaitu Rohani. Adapun Cita-Cita itu terdahulu daripada Niat, Adapun Qosad itu tiga bagian yaitu : pertama Qosad Nafsu, kedua Qosad Tabliyat ketiga Qosad Roh

Adapun Qosad Roh di dalam Rahasia, adapun tatkala berdiri solat itu maka hapuskanlah dan lenyapkan perbuatan kita di dalam Af’al ALLAH, Maka tinggallah Af’al ALLAH semata-mata dan QudratNya, maka katalah olehmu ALLAHU AKBAR, Inilah maqam munajat dan maqam mi’raj dan maqam tabadil dan maqam Islam, maka beroleh cita rasa yang lezat tiada terkira.

No comments:

Post a Comment