Thursday, June 30, 2016

ZIKIR JAHAR

RIYAWAT ZIKIR DENGAN SUARA KERAS

Dari Ibnu ’Abbas Ra. Berkata: “Bahwasanya dzikir dengan suara keras setelah selesai shalat wajib adalah biasa pada masa Rasulullah SAW” Ibnu ’Abbas “Aku segera tahu bahwa mereka telah selesai shalat, kalau suara mereka membaca dzikir telah kedengaran” .[ lihat Shahih Muslim I, Bab Shalat. Hal senada juga diungkapkan oleh al Bukhari (lihat: Shahih al Bukhari hal: 109, Juz I). Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung berfirman:

Aku adalah menurut sangkaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku bersamanya ketika ia berzikir (dengan menyebut nama)Ku. Jika ia mengingat Aku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam Diri-Ku, dan jika ia menyebut nama-Ku dalam sekelompok manusia, maka Aku menyebutnya dalam sekelompok manusia yang lebih baik dari mereka. Jika ia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku mendekatinya sehasta, jika ia mendekati-Ku sehasta, maka Aku mendekatinya sedepa. Jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan berlari kecil (HR. Muslim, Kitab az-Zikr, No. 2/2675).

AKIBAT SIFAT UJUB PADA DIRI

Diriwayatkan, ada sesorang pencuri pada masa bani Israil, dan ia telah merampok selama empat puluh tahun. Maka datanglah Nabi Isa sedangkan di belakang beliau ada pula seorang ahli ibadah di kalangan bani Israel dari golongan Hawariyyin, maka berkatalah pencuri itu dalam hatinya, “Ini adalah Nabi Allah dan di samping beliau ada sahabatnya yang ahli ibadah, jika aku turun bersama mereka, maka aku menjadi ketiganya dari mereka".

Maka turunlah pencuri tersebut dan hendak menggabungkan diri dengan mendekati sang Hawariyyin dengan cara menghina dirinya sendiri dan memuliakan sang Hawariyyin dengan berkata pada dirinya sendiri, "Orang sepertiku tidaklah pantas berjalan berdampingan dengan orang yang ahli ibadah ini". Dan sang Hawariyyin merasa sesuatu dalam dirinya dan ia berkata dalam hatinya, "Orang jelek ini berjalan di sampingku". Maka ia merapatkan dirinya dengan Nabi Isa dan berjalan di samping Nabi Isa, sedangkan si pencuri tetap berjalan di belakangnya. Maka Allah memberikan wahyu kepada Nabi Isa, “Katakan kepada keduanya agar mereka mengulang semua amal mereka karena sesungguhnya telah terhapuslah semua amal mereka sebelumnya. 

Adapun Hawariyyin telah terhapuslah amal baiknya disebabkan ia ujub kepada dirinya sendiri. Dan adapun yang satunya lagi (si pencuri), juga telah terhapuslah keburukannya disebabkan ia telah menghinakan dirinya sendiri”. Maka Nabi Isa menginformasikan kepada keduanya akan hal tersebut dan pencuri itu menggabungkan diri dengan beliau Nabi Isa dan dijadikan dia sebagai sahabatnya. (Ihya 'Ulumiddin, Imam Ghazali).

No comments:

Post a Comment