Saturday, January 17, 2015

MUZAKARAH USAHA NUBUWAH

Usaha Nubuwah adalah suatu usaha atas hati2 manusia utk dpt kenal kpd Allah dan mau taat kpd seluruh perintah Allah. Usaha nubuwah ini adalah Kerja Dakwah dan Tabligh yang dilakukan oleh para Anbiya AS dan Rasullullah SAW. Dlm gerakan ini usaha nubuwah ini merupakan sarana tarbiyat atau pendidikan ummat utk mencapai kesempurnaan agama dlm diri mrk dan dlm diri manusia di seluruh alam sehingga mereka siap untuk melanjutkan risalat kenabian. Hasil yg dicari dari sarana tarbiyat ini adalah Tazkiyatun Nafs (Perbaikan Nafsu atau Sifat) dan Tazkiyatun Iman (Perbaikan Iman). Melalui sarana tarbiyat ini manusia akan terdidik utk mendptkan sifat2 kenabian dan sifat2 para sahabat Nabi. 

Mengapa kita memerlukan latihan ini? Hewan bila di tarbiyah (dilatih / dididik) maka akan memberikan banyak manfaat kepada manusia, tetapi bila dibiarkan saja maka akan menjadi liar hingga mendtgkan banyak masalah dan kerugian bagi manusia. Spt kerbau akan bermanfaat jika didik dlm menggarap sawah, jika kerbau tidak di didik maka kerbau ini akan menjadi liar yg merusak sawah petani. Begitu juga dgn kuda yang menjadi kendaraan, gajah yang buat angkutan, anjing yg utk melacak, dan kera yg buat memetik buah, semuanya perlu pelatihan atau tarbiyah utk bisa mendtgkan manfaat. Namun jika kuda, gajah, anjing dan kera tersebut tidak di latih, maka mereka dpt menjadi binatang perusak. Begitu juga dgn manusia apabila ditarbiyah atau dididik melalui napak tilas kehidupan dan perjuangan Nabi dan Sahabatnya maka akan terbentuk pada diri mereka sifat2 kenabian dan kualiti para sahabat. 

Qualitas tersebut seperti keyakinan yg benar, akhlaq yang baik, ketaqwaan yang tinggi, dan ksih sayang terhadap umat. Ttpi bila dibiarkan begitu saja tanpa latihan yg benar maka yg lahir adalah sifat2 yg liar spt binatang perusak tadi. Sehingga mereka bisa menjadi manusia yg hina bahkan lebih hina dari binatang. Walaupun dia suka membaca buku agama yg banyak, jika tidak ada latihan/didikan yg benar ttp saja manusia ini mempunyai kecenderungan menjadi liar. Ini dikarenakan Sifat dan Keimanan ini akan dtg melalui mujahaddah. 

Mujahaddah itu adalah segala bentuk kesusahan, kesulitan, pengorbanan, yg dilewati demi agama bukan melalui bacaan. Spt seorg petinju jika dia ingin menjadi petinju namun dia tidak melatih diri, hanya dgn membaca buku cara bertinju saja, maka ketika ada pertandingan ternyata hasilnya berbeda dari yg diharapkan. Di buku mungkin dia bisa tahu definisi hook dan cara bertinju lainnya namun karena tidak ada latihan, ternyata sekali pukul sudah jatuh, langsung KO. Jadi utk bisa jadi seorg petinju ini perlu ada latihan dan mujahaddah dlm berlatih agar bisa menjadi kebiaasaan. Sehingga nanti ketika dtg pertandingan tinju dia sudah siap dan sudah terbiasa dgn keadaan yg akan dihadapinya. 

Begitu juga solat, jika kita tidak ada latihan, mujahaddah membiasakan diri, pergi ke mesjid untuk solat berjamaah tepat pada waktunya, walaupun kita banyak baca buku agama, kita akan terasa berat untuk ke mesjid. Seperti waktu subuh jika kita tidak ada latihan atau kurang latihan solat subuh berjamaah di mesjid maka ketika azan dtg kita lansung KO, tidak bisa bangun dari tidur untuk pergi solat. Ini karena kita belum terbiasa untuk dtg ke mesjid utk solat berjamaah. Utk menjadikan solat ke mesjid menjadi kebiasaan kita, maka ini diperlukan latihan agar terbiasa. 

Jika kita sudah biasa melatih diri, bermujahaddah membiasakan diri sholat lima waktu ke mesjid maka Insya Allah, ke mesjid untuk sholat berjamaah pada waktunya bukan hal yang sulit seperti sebelumnya. Inilah pentingnya latihan dan mujahaddah dalam agama. Melalui Mujahaddah ini akan lahir pengalaman Iman yg akan membentuk sifat seseorg menjadi spt sifat nabi2 AS dan para sahabat RA. Inilah yg diajarkan Nabi kpd sahabat, bukan membaca buku ttpi melalui latihan, pengamalan, dan pengorbanan.

KONSEP USAHA NUBUWAH: 

Cara yg diambil dlm sistem nubuwah ini adalah dgn mengunakan konsep pemanfaatan waktu utk mengamalkan agama. Jadi yg ditekankan dlm kegiatan ini adalah pemanfaatan waktu. Hari ini banyak org yg bilang bahwa dunia dan akhirat harus seimbang. Jika benar berarti 50% dari 24 jam harus kita gunakan utk agama yaitu 12 jam dan 50% lagi utk dunia yaitu 12 jam. Jika tidur kita sudah 8 jam berarti waktu dunia kita cuman 4 jam. Hari ini siapa yg mampu melakukannya. Jika kita tidur 8 jam sehari berarti itu adalah 1/3 hidup kita sudah terpakai hanya utk tidur. Jika kita berumur 60 tahun berarti 20 tahun dari umur kita sudah kita pakai hanya utk tidur. Skrg bagaimana kita mensiasati sisanya yg 40 tahun utk mempersiap kan bekal di akherat tanpa harus melupakan dunia. 

Mahfum Hadits, Nabi bersabda: “wahai sahabat2ku jika Allah beri 10 perintah kpd kalian, lalu kalian melanggar 1 perintahnya, maka ini sudah bisa menjadi asbab kalian masuk ke dlm Neraka Allah. Namun nanti ada umatku sesudah kalian, Allah beri mrk 10 perintah namun 1 perintah saja mrk laksanakan sudah dpt menjadi asbab mrk masuk ke dlm SurgaNya Allah Taala.” Sahabat dari 10 perintah Allah, satu saja mereka langgar maka sudah dapat menjadi asbab mereka masuk kedalam neraka. Namun, umat sesudah sahabat di akhir zaman ini kata Nabi SAW dalam mahfum hadits ini, satu perintah saja yang mereka laksanakan dari 10 perintah yang Allah kasih, sudah dpt menjadi asbab mereka masuk kedlm SurgaNya Allah Ta’ala. 

Atas dasar ini, yang di dapat dari hadits tersebut adalah 1 perintah dari 10 perintah berarti 1/10 nya. Bilangan ini digunakan sbg tertib waktu utk mempermudah kita mengamalkan agama secara sempurna melalui tahapan2. Tertib ini merupakan hasil dari Ijtihad para Ulama, sbg cara atau methode utk mempermudah manusia dlm beramal dan menjalankan usaha nubuwah atau usaha atas Iman. Atas perkara inilah Ulama membuat tertib atau tahapan utk mempermudah manusia mewujudkan kesempurnaan agama dlm diri mereka dan diri umat seluruh alam. Syekh Ibnu Athaillah r.a berkata: “Jika Allah cinta pada seorg hambanya maka Allah akan sibukkan dia setiap waktu dlm amal2 Agama. Seluruh waktunya sibuk dgn perkara yg Allah cintai yaitu amal2 Agama.”

Tahapan itu adalah dengan mensedekahkan waktu kita untuk agama:

1). Paling sedikit memberikan 1/10 waktunya utk agama dgn anggaran umur 60–70: 2.5 jam tiap hari, 3 hari tiap bulan, 40 hari tiap tahun, 4 bln seumur hidup. (Tertib Minimum=Tertib Sedekah:1/10 penghasilan kita=1/10 waktu kita):Ijtihad Ulama.

2). Memberikan 1/3 hidupnya utk agama: 8 jam tiap hari, 10 hari tiap bln, 4 bln tiap tahun. (Tertib Umar Al Faroukh r.a): Umar r.a pernah bertanya pada isteri2 prajurit islam batas kesanggupan mereka utk ditinggal pergi oleh suaminya ketika jihad iaitu 4 bln. Sehingga shift prajurit yg berperang diputar setiap 4 bln.

3). Memberikan seluruh waktunya utk Agama: Tidak ada Nishab lagi yg ada hanya kesiapan mengambil takaza bila saja diperlukan. (Tertib Abu Bakar r.a): Dlm satu riwayat ketika dtg takaza menyumbangkan harta utk Fissabillillah, saat itu, Utsman r.a memberikan 1/3 hartanya utk agama, Umar menyumbangkan 1/2 utk agama sedangkan Abu Bakar r.a menyumbangkan seluruh harta dan waktunya utk agama. Inilah menurut sebagian ulama tahap keimanan yg paling tinggi setelah kenabian yaitu tahap siddiqin.

Hari ini kehidupan kita sudah jauh dpd kehidupan yg dicontohkan oleh para sahabat r.a, bukan dari keduniaannya, tetapi dari segi amal2 agama yang mereka kerjakan. Ini disebabkan karena kehidupan kita dari segi pengorbanan untuk agama sudah sangat jauh tertinggal dari kehidupan sahabat yang penuh dengan pengorbanan untuk agama. Dan Latihan yg dilakukan sahabat juga sudah kita tinggalkan hari ini. Latihan seperti apa yang telah kita tinggalkan ? yaitu latihan melawan hawa nafsu, meninggalkan harta, anak, istri, perdagangan, demi agama. 

Dengan tahapan ini tujuannya adalah bagaimana kehidupan dan pengorbanan kita dapat ditingkatkan sehingga tidak tertinggal jauh dpd pengorbanan para sahabat r.a. Asbab pengorbanan inilah Allah telah ridho pada mereka dan pertolongan Allah selalu bersama mereka dimanapun mereka berada. Melalui usaha nubuwah ini bagaimana pengorbanan dan kehidupan kita dapat mencapai tingkat pengorbanan dan tingkat derajat kehidupan para Sahabat r.a. Ketika tahapan Iman sudah sampai kepada tingkatan keimanan para Sahabat r.a, maka kefahamanpun akan Allah berikan pula kepada kita dan keluarga kita. Allah telah berikan kefahaman bukan hanya kepada para sahabat tetapi juga kepada anak, istri, dan keluarga mereka asbab pengorbanan mereka. 

Sebagaimana anak2nya Abu Bakar r.a, Aisyah r.ha dan Asma r.ha, yang menghibur kakeknya yang marah kepada ayah mereka, karena pergi dijalan Allah tetapi tidak meninggalkan bekal untuk keluarganya. Apa yang dilakukan anak2 Abu Bakar r.a, iaitu Aisyah r.ha dan Asma r.ha, ketika itu? yaitu mereka tidak mengadu pada kakeknya atau mengeluh mengenai sikap ayahnya tersebut, ttp mereka justru memikirkan jln keluar utk ayah mereka agar kakek mereka tidak berprasangka buruk pada anaknya iaitu Abu Bakar r.a. 

Ketika itu mereka menggiring tangan kakeknya ke lemari yg tergeletak disana batu batuan dgn mengatakan bahwa itu emas yg disentuh tangan kakeknya yg ditinggalkan ayahnya sebagai bekal utk keluarga mrk. Ayah Abu Bakar r.a yg buta itupun akhirnya merasa tenang setelah cucunya mengatakan demikian. Inilah kelebihan yang Allah berikan kepada keluarga yg mau mengorbankan seluruh waktu dan hartanya untuk agama yaitu rasa cukup dan kefahaman atas agama. Nabi s.a.w di hina, di caci, di timpuki, menderita karena agama ttpi mengapa pertolongan Allah tidak turun kpd Nabi s.a.w ketika itu di Mekah. Padahal Nabi s.a.w adalah mahluk yg paling Allah cintai. Ini karena Allah hendak meletakkan tahap pengorbanan bagi umat ini terutama kpd para sahabat ketika itu. Ketika Nabi s.a.w bersedih atas cobaan yg dia hadapi dan kesusahan yg maha dahsyat, Allah menghibur beliau s.a.w dgn kisah2 perjuangan, pengorbanan, dan kesusahan nabi2 dan umat2 terdahulu dlm membawa agama. 

Ketika pengorbanan dan keimanan sampai kepada level yg Allah mau, maka ketika itu baru Nusroh Ghaibiyah (Pertolongan Allah) akan nampak, seperti yg terjadi pada perang Badar. Allah kirimkan tentara malaikat di perang Badar sehingga pasukan sahabat yg jumlahnya 300 orang tanpa perlengkapan perang yg lengkap mampu mengalahkan musuh yg jumlahnya 3 kali lipat yaitu ± 1000 org dgn persenjataan yg lengkap. Maiyatullah (Kebersamaan dengan Allah) akan bersama org2 yg siap bermujahaddah membantu agama Allah. Bagaimana kita menzahirkan Qudratullah dlm kehidupan kita? Masyaikh berkata caranya adalah dgn menafikan (menolak) logika dan penglihatan kita, dan membenarkan perintah Allah dlm segala keadaan. 

Kita jangan terkesan dengan keadaan2, jangan terkesan dgn apa yg kita miliki dan apa yg tidak kita miliki atau, ttpi kesankan diri kita hanya pada janji Allah dan hanya membenarkan perintahNya dlm segala keadaan. Baru ketika itu pertolongan Allah akan nampak. Terus tingkatkan pengorbanan, karena pertolongan Allah akan dtg jika pengorbanan kita utk agama bertambah. Meiji Mehrab berkata: “Iman akan naik jika ada usaha atas Iman, Iman akan turun jika usaha atas Iman menurun, Iman akan istiqomah jika usaha atas Iman juga Istiqomah.” Kini kebendaan naik dan meningkat krn adanya usaha atas kebendaan yg terus meningkat. Jika Iman manusia ini tidak di usahakan maka demand atau permintaan atau keinginan manusia atas hidayah atau Iman akan berkurang. Ttpi jika ada usaha atas Iman maka deman atau permintaan atau keinginan manusia akan hidayah akan bertambah.

Maulana Saad berkata iman manusia ada tiga tingkatan :

1. Iman Kuat: Dia Tau, Dia Taat, dan Dia Ridha pada seluruh Perintah Allah.
2. Iman Lemah: Dia Tau Perintah Allah tetapi tidak ada usaha atas Ketaatan.
3. Iman Keluar: Dia Tau Perintah Allah tetapi dia menghindar demi kepentingan dunia.

MUZAKARAH PENGORBANAN NABI DAN SAHABAT: 

Hubungan kita dgn Allah hanya dpt dilakukan dlm Agama. Agama adalah hal2 yg diinginkan Allah pada diri manusia dlm setiap waktu, tempat, dan keadaan. Dgn Dakwah maka kita dpt mewujudkan Agama dlm diri kita. Target dari dakwah adalah membuat sifat dan membentuk Iman dlm diri kita. Sebagaimana sahabat mendapat sifat dan Iman melalui dakwah yg penuh pengorbanan, sehingga Iman dan sifat mrk terbentuk sesuai dgn yg Allah Taala inginkan. 13 tahun sahabat berdakwah atas perkara Iman saja, sebelum syariat diturunkan. Pengorbanan yg mereka lakukan membuat Iman mrk menjadi kuat. Sehingga setiap perintah yg turun dpt dgn mudah dilaksanakan oleh sahabat. Para sahabat disiksa hanya utk mempertahankan Iman. 

Bilal r.a dipanggang dan ditiban batu yg melebihi bobot badannya ditengah terik panas matahari namun Imannya tidak goyang. Kabab r.a dipanggang punggung nya di atas bara namun Imannya tidak goyah. Ammar r.a disiksa dgn ayah ibunya dipasir yg panas sehingga org tuanya Syahid. Namun demi yg namanya Iman mereka bersabar atas penderitaan. Inilah kesabaran para Sahabat dlm memperjuangkan Agama. Begitu pula penderitaan yg dialami Nabi s.a.w semenjak kecil. Ketika lahir ayahnya telah tiada. Rasulullah s.a.w hanya merasakan kasih sayang seorg ibu dlm 2 bulan saja. Baru merasakan sedikit kebahagiaan dgn kakeknya, Rasulullah sa.w harus bersabar melihat kakeknya meninggal hanya dlm waktu kurang dari setahiun. Tarbiyah demi tarbiyah Allah berikan kpd Nabi s.a.w supaya siap menerima tggjwb kenabian. Tarbiyah yg Allah berikan kpd Nabi s.a.w ini telah membentuk sifat dlm diri Nabi s.a.w.

Setelah ayat pertama turun yaitu ayat Iqro: “Bacalah”, Nabi s.a.w dituntut utk membaca keadaan ummat. Namun karena takutnya menerima wahyu pertama kali, utk beberapa saat Nabi berusaha menenangkan diri. Lalu turunlah perintah “Ya hayyuhal Mudatsir Kum Fa Anzir Farabbaka Fakabbir.” Artinya: “Wahai org yg berselimut bangunlah dan besarkanlah nama tuhanmu.” Inilah awal dari perintah Allah s.w.t kpd Nabi s.a.w utk memulai dakwah. Jadi kita berdakwah bukan karena nafsu kita ttpi ini karena perintah Allah sebagaimana yg Allah perintahkan kpd Nabi saw. 

Setelah turun ayat ini, Nabi berkata kpd istrinya, “Mulai hari ini tidak ada waktu utk istirahat lagi.” Semenjak itu Nabi tidak pernah berhenti dari kerja dakwah. Pergi pagi baju bersih pulang petang baju sudah kotor. Pernah suatu hari Nabi saw asbab keletihan dari menyampaikan agama pada org, beliau hendak beristirahat sebentar. Namun belum sempat tertidur turunlah ayat : “Ya Ayyuhal Muzammil Kumillaila illa qollila…” Ketika itu Nabi s.a.w diperintahkan utk bangun malam menghadap Allah, mendirikan ibadah malam, sehingga hilanglah waktu utk istirahat beliau s.a.w. Inilah kerja Nabi s.a.w yg tidak mengenal waktu dan lelah. Cobaan dan kepayahan dilewati oleh Nabi s.a.w, sampai2 Nabi berkata mahfum: “Tidak ada satu manusia pun yg penderitaannya melebihi aku”. 

Pernah Nabi membawa Siti Fatimah ke Masjidil Haram, ketika dlm keadaan sujud Nabi s.a.w badannya di lempari kotoran unta oleh org kafir Quraish, sehingga membuat Siti Fatimah yg masih kecil menangis melihat keadaan ayahnya. Melihat kotoran yg menempel pada badan ayahnya, Siti Fatimah sambil menangis berusaha membersihkan kotoran unta tersebut dari ayahnya. Ketika beliau berdakwah, org2 yg memberikan beliau gelar Al-Amin, berbalik menghina beliau dgn panggilan Al Majnun (org gila). Kehidupan beliau diboikot sehingga beliau berhari2 dgn istrinya tidak makan apapun selain biji korma dan air putih. Selama 3 bulan dapur nabi s.a.w tidak mengeluarkan asap, tidak ada masakan atau makanan.

Belum lagi ketika beliau ke Thaif dgn penuh harapan penduduk Thaif mau memeluk Islam, ternyata yg diterimanya adalah siksaan. Rasululllah s.a.w dihina dan dilemparkan batu, sampai keluar kotapun masih dihajar. Darah segar Rasullullah s.a.w mengalir dari kepala baginda banyak sekali. Disinilah Rasulullah s.a.w berdoa yg doanya menggetarkan hati seluruh penduduk langit. Ketika itu seluruh penduduk langit murka dan Allah Taala telah memerintahkan malaikat utk siap menerima perintah apapun dari Nabi s.a.w jika Nabi s.a.w berkeinginan menghancurkan Thaif. Tetapi apa yg dikatakan Nabi menjwb kesediaan para malaikat tersebut yaitu Nabi s.a.w berdoa yg bunyinya : “Ya Allah bukan ini yang aku mau, aku berdoa karena kelemahanku dlm berdakwah, karena ketidak mampuanku dlm menyampaikan”. 

Lalu Nabi s.a.w malah mendoakan kebaikan utk para penduduk Thaif agar suatu saat nanti mereka mau memeluk Islam. Inilah yg dilakukan Nabi s.a.w yaitu membalas keburukan dgn kebaikan. Inilah kesabaran Rasullullah s.a.w dlm menghadapi cobaan. Ketika semua malaikat telah siap utk menghancurkan Thaif yg telah menyiksa beliau, ttpi beliau malah mendoakan kebaikan buat mereka yg telah menyiksa beliau s.a.w. Namun cobaan dan ujian kpd Nabi s.a.w tidak hanya berhenti sampai di Thaif saja, masih banyak lagi cobaan dan penderitaan yg harus dilewati Nabi s.a.w. Di saat2 pentingnya dakwah Rasulullah s.a.w di Mekah berturut2 Rasulullah s.a.w harus kehilangan 2 org yg dicintai dan mendukungnya dlm berdakwah yaitu istrinya, Khadijah r.ha, yg selalu menghiburnya ketika sedih dan pamannya Abu Thalib yg selalu membelanya dari siksaan org kafir Quraisy. 

Cubaan demi cubaan, kesusahan demi kesusahan, terus di alami Nabi s.a.w hingga akhir hayatnya. Menjelang ajalnya Nabi s.a.w barulah baginda berkata, “Tidak akan ada lagi kesusahan setelah hari ini.” Sahabat r.a. ini mencintai Nabi s.a.w melebihi cinta mereka pada keluarganya, pada org tuanya, bahkan melebihi kecintaan mereka pada dirinya sendiri. Sahabat utk bersabar ketika harus meninggalkan anak, istri dan mendapat berbagai macam siksaan, ini mudah saja bagi mereka. Tetapi tidaklah mudah bagi sahabat menahan kesabaran ketika mereka melihat Rasulullah s.a.w dihina dan disiksa. Ini karena mrk sahabat dahulu adalah seorg yg pemberani dan pendekar2 perang. 

Ketika Hamzah r.a mendengar Rasulullah s.a.w ditimpuki kotoran oleh Abu Jahal, beliau r.a langsung menyampiri Abu Jahal dan memukulnya hingga jatuh dan berdarah, didepan para petinggi quraisy pada waktu itu. Padahal waktu itu Rasulullah s.a.w tidak pernah menyuruh mereka membalas atau menyatakan perang kpd org kafir Quraish atas perlakuan mereka. Justru beliau malah menyuruh mereka, para sahabat r.a, utk bersabar atas org kafir quraisy. Para sahabat rela bersabar diatas segala penderitaan demi Agama Allah. Mereka disiksa, keluarga mereka dibunuh, dihina dan dicaci maki, ttpi apa yg nabi anjurkan kpd mereka, yaitu bersabar, bukan membalas dgn nafsu dan dendam. Allah Taala menguji kesabaran para sahabat ketika susah dan sempit yaitu ketika di Mekah, dan Allah Taala menguji mrk ketika senang dan lapang ketika di Madinah. 

Ketika perjanjian Hudaibiah, para sahabat r.a diuji kehormatannya oleh Allah Taala. Sejauh mana mereka siap mengorbankan kehormatan mereka untuk agama. Ketika perjanjian Hudaibiah, saat itu para sahabat r.a sudah dalam posisi siap tempur, dan keuntungan keadaan berpihak pada sahabat r.a ketika itu. Namun apa yang terjadi disaat sahabat sudah merasa ini waktunya bagi mereka utk membalas semua kekejaman kaum Quraish kepada mereka dan keluarga mereka. Justru keadaan yang menguntungkan itu ditolak mentah2 oleh Rasulullah s.a.w. 

Bahkan Rasullullah s.a.w menerima tawaran kafir quraisy yg tidak seimbang dan merugikan posisi mereka pada waktu itu. Secara logik apa yang diputuskan oleh Nabi s.a.w tidak dapat diterima oleh akal para sahabat ketika itu. Hal ni membuat harga diri para sahabat ketika itu tercabik-cabik. Namun karena ini sudah menjadi keputusan Rasulullah, maka mereka harus taat. Inilah kesabaran sahabat ketika mereka telah telah diujung kesabaran mereka untuk menggempur kafir quraisy, mereka masih tetap taat kepada Nabi s.a.w. Tetapi kejadian ini diabadikan oleh Allah Taala dlm Al-Quran sebagai kemenangan umat Islam, walaupun para sahabat mengalami kekecewaan.

Bagaimana diceritakan ketika penaklukan kota Mekah, orang kafir quraisy ketakutan melihat kekuatan umat Islam ketika itu. Abu Sufyan, Jendral org quraisy yg ikut diberbagai pertempuran melawan umat Islam, Hindun yang memakan hati paman Nabi, semua orang yang pernah menyiksa sahabat orang yang sama ketika itu sangat ketakutan. Namun apa yg terjadi, ketika Nabi berbicara di depan kaabah kpd org kafir Quraish, ”Tahukah kalian apa yg akan aku lakukan kepada kalian?” mereka menjawab dgn ketakutan, “tidak ya Rasulullah” Rasulullah s.a.w bersabda, “Aku akan membebaskan kalian sebagaimana saudaraku Yusuf a.s membebaskan saudara2nya.” 

Inilah yg dilakukan Rasulullah s.a.w kpd org yg sama yang telah menyiksa beliau dan para sahabatnya. Inilah kesabaran yg harus dipunyai seorg beriman. Sedangkan hari ini kita sudah merasa kehilangan kesabaran terhadap saudara sendiri, keluarga sendiri, teman sendiri, terhadap lingkungan sendiri. Bagaimana kita bisa menjadi seperti mereka, Nabi dan para Sahabat, jika kita tidak mempunyai kesabaran seperti yg mereka miliki. Para sahabat juga dihina ketika sedang berdakwah, tetapi mereka bisa bersabar diri. Keadaan kita dibandingkan para sahabat sangatlah jauh berbeda. Karena pengorbanan yang mereka lakukan dalam berdakwah berbeda dgn kita, sehingga tingkat kesabaran yg kita punya juga berbeda dgn mereka. Asbab kesabaran dan pengorbanan mereka, hidayah tersebar. 

Masalah sahabat dibandingkan dgn masalah yg kita hadapi sangatlah tidak sebanding, karena kita tidak melalui penyiksaan2, pembunuhan massal terhadap org yang kita cintai, ditimpuki, dan lain-lain. Untuk itu penting kita keluar di jalan Allah utk melatih diri kita agar bisa mendptkan sifat para sahabat. Dgn tarbiyat yg kita dpti ketika berdakwah, ini dpt membentuk sifat2 mulia dlm diri kita. Inilah yg dilakukan para Anbiya a.s dan para sahabat dlm menjalankan usaha atas agama, “The Efforts of Deen”, atau Dakwah. Mereka harus melakukan total pengorbanan sbg bukti kecintaan mereka kpd Allah Taala dan Nabi s.a.w.

MUZAKARAH PENGORBANAN IBRAHIM A.S DAN KELUARGANYA: 

Ibrahim a.s baru bisa mempunyai anak ketika beliau berumur 98 tahun. Ketika itu beliau diuji 2 kali oleh Allah Taala. Pertama ketika beliau harus meninggalkan anak yg baru ia punya dan yg ia dambakan dan istrinya dipadang pasir. Disini terlihat bahwa Allah hendak menguji Ibrahim a.s dgn perintahNya, agar Ibrahim a.s ini hatinya sentiasa terpaut pada Allah. Hari ini seseorg yg pulang kerja saja tidak sabar buru2 pulang ingin bertemu dgn anak dan istrinya, ttpi lihat Ibrahim a.s malah diperintahkan utk meninggalkan anak dan istrinya. Dgn penuh kesedihan dan kesabaran dlm menjlnkan perintahNya, Ibrahim a.s tinggalkan anak dan istrinya di padang pasir. 

Demi menjlnkan perintah Allah, keluargapun Ibrahim a.s rela mengorbankannya. Ibrahim a.s diuji kesabaran dan keyakinannya oleh Allah utk meninggalkan anak dan istrinya di padang pasir. Setelah Siti Hajar mengetahui bahwa itu adalah perintah Allah maka dia pun redha ditinggal Ibrahim a.s ditengah padang pasir. Inilah keyakinan siti hajar dan ketaatannya terhadap perintah Allah. Hari ini org jika melihat suami meninggalkan anak dan istri utk mendekatkan diri kpd Allah, org2 sudah mencapnya sbg org yg tidak bertggjwb. Jika suami pergi utk mencari keduniaan di anggap sbg org yg penuh tggawb. Inilah kesalah fahaman kita hari ini, dikira kita yg menghidupkan keluarga kita. 

Org yg mau berkorban utk agama dijelekkan dan org yg buat usaha atas dunia di muliakan. Allah telah buktikan bahwa Allah tidak perlu Ibrahim a.s, wang, atau mahluk apapun dlm memelihara Siti Hajar dan Ismail a.s dipadang pasir yg tandus. Allahlah yg memelihara segala2nya, mahluk tidak dpt memberikan manfaat dan mudharat tanpa seizin Allah. Asbab keyakinan dan ketaatan Ibrahim dan keluarganya yaitu Siti Hajar dan Ismail, Allah telah buat Mekah daerah yg tandus dan tidak ada manusia yg mau dtg menjadi daerah yg berkah keluar air zam zam dan ramai pengunjung. 

Setelah beberapa lama tidak bertemu, Ibrahim a.s Allah izinkan utk bertemu dgn Siti Hajar dan Ismail a.s, dgn syarat tidak boleh turun dari kudanya dan tidak boleh berbicara. Setelah itu Ibrahim a.s harus balik lagi ke Palestina tempat dia harus berdakwah. Hari jika kita diposisi nabi Ibrahim a.s, sudah lama di jln Allah rindu pada keluarga, sekalinya bertemu tidak boleh turun dari kuda, tidak boleh memeluknya dan tidak boleh berbicara. Inilah kesabaran seorg Nabi dan seorg daie Allah. Setelah lolos dari ujian ini baru Allah izinkan Ibrahim a.s berkumpul dgn Siti Hajar dan Ismail a.s. 

Ujian kedua, ketika Ibrahim a.s lagi senang2nya bermain bersama Ismail a.s, turun perintah utk menyembelih Ismail a.s. Inilah pengorbanan Nabi Ibrahim a.s dlm membuktikan kecintaannya terhadap Allah Taala, bahawa tidak ada yg lebih besar dari Allah di hatinya. Ini adalah ujian dari Allah utk membuktikan bahawa hati Ibrahim a.s tidak mendua kpd Allah dan kpd selain Allah walaupun itu keluarga. Ketaatan kpd Allah Taala bagi Ibrahim a.s lebih berharga dibanding keluarganya. Inilah kesiapan dan kesabaran seorg Nabi dan seorg dai dlm menjlnkan perintah Allah. Begitu pula kpd siti hajar dan Ismail a.s ketika mendptkan perintah ini. 

Nabi Ibrahim dan Ismail a.s digoda setan dgn perkataan, “Wahai Ibrahim ini adalah anakmu bagaimana kamu bisa membunuh darah dagingmu sendiri, apakah kamu tega.” Mendengar godaan dari setan ini maka Ismail a.s mengusir setan itu dgn melemparkan batu. Lalu Ismail a.s berkata kpd ayahnya, ”wahai ayah jika ini perintah Allah jlnkanlah, saya ikhlas menerimanya.” Begitu juga Siti Hajar yg di goda oleh setan yg mengatakan bahwa saat ini Ibrahim a.s akan membunuh anaknya. Siti Hajar terperanjat kaget seakan2 tidak percaya. 

Lalu Siti Hajar bertanya, “Apakah ini adalah perintah dari Allah?” si setan menjawab,”benar.” Mendengar ini Siti Hajar menimpuk setan itu dengan batu dan berkata, “Kalau begitu kamu ini setan, masa Ibrahim a.s harus melanggar perintah tuhannya.” Inilah keyakinan dan kesabaran keluarganya seorang Nabi dan Da’inya Allah dalam menjalankan perintah Allah. Ini berlaku bagi siapa saja yang siap berkorban di jalan Allah maka nanti Allah akan buat keluarganya mempunyai keyakinan dan ketaatan seperti keluarganya Ibrahim a.s. Keadaan ini tidak hanya Allah berikan kepada Nabi Ibrahim a.s tetapi juga kepada para sahabat r.a seperti Abu Bakar. Asbab pengorbanan Abu Bakar, anak2nyapun mempunyai keyakinan yang sama seperti ayahnya. 

Suatu ketika Abu Bakar hendak keluar di jalan Allah, ia telah korbankan seluruh hartanya untuk digunakan di jalan Allah. Lalu Nabi s.a.w bertanya apa yang telah kamu tinggalkan untuk rumahmu, dia menjawab, “Saya tinggalkan Allah dan RasulNya.” Ketika ayah Abu Bakar yang buta dan masih dalam keadaan kafir berkunjung kerumahnya Abu Bakar, dia berkata dengan nada marah kepada cucunya, “Pasti Abu Bakar telah meninggalkan kalian pergi tanpa meninggalkan apapun.” Lalu Siti Aisyah r.ha beserta adiknya Asma R.ha membimbing kakeknya ke arah meja dan berkata, “Tidak kakek, ayah telah meninggalkan kita batu emas ini.” Seraya membimbing tangan kakeknya ke meja memegang batu yang dikira emas oleh kakekanya. Inilah keyakinan yg ditanamkan Allah ke dlm anaknya Abu Bakar, sehingga mereka rela ditinggalkan oleh ayahnya tanpa ditinggalkan apapun. 

Nusrattullah, pertolongan Allah Taala, akan dtg kpd org yg melakukan total pengorbanan dan mempunyai kecintaan terhadap agama spt para sahabat. Suatu ketika anak laki2 Abu Bakar berkata kpd ayahnya, “wahai Ayah, ketika perang Badar, saya mempunyai kesempatan 3 kali utk membunuhmu, ttpi setiap saya hendak melakukannya, rasa cintaku kepadamu menghalangiku utk melakukannya “. Lalu Abu Bakar menjawab, “wahai anakku, jika saat itu aku mendptkan kesempatan utk memenggal kepalamu, pasti aku akan melakukannya tanpa ragu2 karena aku lebih mencintai Allah Taala dan RasulNya dpd kamu.” Inilah cinta sahabat RA terhadap Allah Taala, dan inilah kecintaan yg Allah Taala mau, tidak mendua kpd yg lain. 

Seorg sahabat ditanya oleh Rasulullah. “Apakah yg akan engkau lakukan jika engkau melihat istri engkau berduaan dgn lelaki lain dlm kamarmu.” Sahabat menjawab, “Akan saya penggal leher lelaki itu.” Lalu Rasulullah s.a.w bersabda mahfumnya, “Saya lebih pencemburu dari kamu dan Allah lebih pencemburu dari saya. Begitu pula cemburunya Allah Taala terhadap hambanya jika dapatiNya dlm hati hambanya kebesaran mahkluk selain kebesaran Allah Taala”. Ada seorg sahabat yg tidak dpt tidur sebelum melihat wajah Nabi s.a.w karena terlalu cintanya kpd Nabi. Seorg sahabat berkata, “Sebelum aku memeluk Islam tidak ada seorg pun yg kubenci melebihi Muhammad, ttpi setelah aku memeluk Islam tidak ada satu manusia pun yg lebih aku cintai dpd Nabi s.a.w”. 

Sahabat terlalu cintanya kpd Nabi s.a.w rela mengorbankan anak, istri, pekerjaan, jabatan, harta dan harga diri. Ttpi jika takaza agama dibentangkan maka mereka rela meninggalkan Nabi s.a.w demi agama. Sebagai mana perpisahan Nabi s.a.w dgn Muadz yg akan pergi berdakwah ke Yaman. Nabi s.a.w berkata kpdnya bahawa ini adalah pertemuan mereka yg terakhir, namun Muadz r.a dgn hati yg hancur dan kesedihan yg luar biasa karena harus berpisah dgn org yg paling dicintainya tetap melanjutkan perjalanan demi kepentingan agama. Para sahabat ketika takaza jihad dibentang kan maka mereka langsung meninggalkan segala yg mereka cintai spt isteri yg baru dinikahi pada malam pertama, kebun kurma yg siap utk dituai, seluruh harta bendanya utk agama. 

Bahkan keluarga mereka pun diberi semangat oleh anggota keluarga mereka sendiri utk berjihad di jln Allah. Namun karena lemahnya iman kita maka kita belum mampu melakukan pengorbanan spt mereka. Kesalah fahaman yg terjadi saat ini adalah kita menyangka bahawa diri dan harta kita adalah milik kita. Padahal semua yg kita miliki dan yg kita lihat ini adalah milik Allah. Utk membenarkan kesalahfahaman ini maka kita harus keluar di jln Allah Taala belajar berkorban spt para Nabi a.s dan para sahabat r.a.

BAGAIMANA CARA MEMPERBAIKI DAN MENYELESAIKAN MASALAH UMAT?

Satu2nya cara terbaik memperbaiki umat yaitu dgn cara mengenalkan agama kpd mrk dan memperbaiki keimanan mereka. Hanya dgn keimanan ya benar kpd Allah dan pengamalan agama yg sempurna maka kehidupan manusia akan terperbaiki. Namun Agama tidak mungkin dpt diamalkan secara sempurna tanpa keimanan yg benar dan utk memperbaiki keimanan ini yg sifatnya ghaib hanya boleh menggunakan cara Rasullullah s.a.w yg caranya langsung diajarkan oleh Allah Taala. 

Imam Malik rah.a berkata: “Tidak ada cara yg terbaik dlm memperbaiki umat saat ini selain cara yg digunakan Rasullullah s.a.w pada kurun waktu awal Islam”. Bagaimana Nabi  memperbaiki umat iaitu dgn cara berdakwah, mengenalkan agama kpd manusia. Hanya dgn adanya dakwah, umat dpt mengenal siapa Allah dan manfaat dpd agamanya. Asbab adanya kerja dakwah ini maka Madinah yg tadinya kota penuh kemaksiatan menjadi kota pusat peradaban Islam. Sehingga Madinah mendapatkan gelar Al Munawarah, tempat terpancarnya cahaya. 

Lalu bagaimana caranya agar kita dpt menciptakan kehidupan spt di Madinah atau bangsa yg Madani (Bangsa Madinah) yg kita idam2kan. Cara pertama adalah dgn mengirimkan jemaah dan menerima jemaah spt yg dilakukan Nabi s.a.w di Masjid Nabawi. Ini perlu dilakukan agar umat boleh mendpt tarbiyah yg sama spt sahabat ketika pergi di jln Allah dan belajar kpd Nabi s.a.w di Masjid Nabawi. Apa sasaran (target)nya ketika kita keluar di jln Allah:

1) Target kedalam: Bagaimana dalam diri kita dapat terbentuk sifat spt para sahabat. Bagaimana amal agama ini dpt sempurna kita kerjakan. Bagaimana fikir dan risau Nabi s.a.w, kecintaan dan kesedihan Nabi s.a.w, maksud hidup Nabi s.a.w, kerja Nabi s.a.w menjadi bahagian dari kita juga. Tazkiyatun Nafs, Tazkiyatun Amal, Tazkiyatun Iman.

2) Target keluar: Membentuk Syukbah (persahabatan/persaudaraan/ukhwah Islamiyah), membentuk biyah (suasana amal/makami: dakwah, taklim, ibadat, khidmat), mengeluarkan jemaah fissabillillah (menyiapkan umat utk terlibat dlm dakwah).

Jika kerja dakwah ini dikerjakan dgn sepenuhnya, maka hasil dari kerja dakwah ini adalah dakwah naik, iman naik, amal naik, ilmu naik, akhlak naik, ukhwah naik, maksiat turun dan perpecahan turun. Ketika ini agama akan wujud, keberkatan akan turun dari langit dan dari bumi, ekonomi akan membaik, orang akan lebih memilih hidup sederhana, sehingga harga barang akan turun, import akan berkurang, mata wang akan menguat, harga akan stabil, inflasi dapat ditekan. 

Ketika ini keadaan umat akan membaik, yg batil akan lenyap, keamanan dan ketenteraman akan wujud, kebaikan akan meningkat, doa akan didengar, pertolongan Allah akan turun dan kejayaan umat islam akan kembali. Jika kerja dakwah ini tidak dikerja kan, maka hasilnya ialah dakwah menurun, iman menurun, amal menurun, ilmu menurun, akhlak menurun, ukhwah menurun, maksiat meningkat dan perpecahan bertambah. Ketika ini agama akan hancur, keberkatan akan Allah cabut, keadaan umat akan memburuk, org akan banyak keinginannya, permintaan barang meningkat sehingga harga2 akan naik, ekonomi akan hancur, jurang antara yg kaya dan yg miskin akan sangat jelas, rasuah, kejahatan dan kerosakan bermaharajalela dimana2. 

Kita akan lihat org akan berbondong2 keluar dari islam, maksiat akan tersebar, yg batil akan masuk, manusia mulai merosak, keamanan dan ketentraman akan hilang, doa tidak akan didengar, pertolongan Allah tidak akan dtg, yg turun adalah azab dari Allah dan islam akan dihinakan dimana2. Ketika ini maka Allah akan dtgkan berbagai mcm bencana dan musibah kpd umat manusia.

Jika dakwah yg haq ditegakkan maka kebaikan2 akan dtg dan maksiat akan lenyap ttpi jika dakwah yg haq tidak ditegakkan, maka dakwah yg batil akan masuk dan maksiat akan maharajalela. Apa itu dakwah yg batil iaitu segala bentuk usaha yg mengajak manusia utk bermaksiat kpda Allah dari iklan TV, cara berniaga, tempat2 hiburan, perjudian, fashion show, kelab2 malam utk bermabuk2kan dan perzinaan. Hari ini mengapa kejahatan mudah tersebar, bahkan semakin hari semakin canggih kejahatannya. Kejahatan makin maju padahal tidak ada sekolahnya utk ilmu dan sistem kejahatan. Ini karena tidak perlu sekolah utk jadi org jahat, cukup berkumpul dan bertemu dgn pencuri maka kita akan mendptkan keahlian mencuri nya, begitu juga dgn pemabuk, penjudi dan lain2. 

Padahal kalau kita perhatikan sekolah umum yg mengajarkan ilmu agama banyak, sarjana agama banyak, madrasah pendidikan agama ada dimana2, ttpi mengapa kini kebaikan tidak tersebar? Jawabannya adalah ini dikarenakan para ahli kebaikan tidak menyebar atau tidak adanya pergerakan org2 baik yg menyebarkan kebaikan. Sedangkan hari ini yg bergerak adalah kejahatan dan para ahli maksiat. Mereka bergerak, menyebar ke mana2 dan ketika bertemu saling mengajarkan sehingga tercipta suasana kejahatan diantara mereka. Jadi asbab adanya pertemuan dan pergerakan telah membuat kejahatan makin tersebar dan semakin maju. Cukup dengan pergerakan saja, tidak perlu ada promosi dengan kata2, maka sesuatu itu dapat mudah tersebar. Seperti cara berpakaian group musik rock yang terkenal misalnya. 

Mereka para the rocker ini tidak banyak bicara, tetapi hanya bergerak bertemu orang, tau-tau yg lain sudah mengikuti gaya dan penampilan mereka. Begitu juga dgn kebaikan, mengapa kebaikan tidak tersebar, ini krn para ahli kebaikan, para ahli agama tidak bergerak. Mereka hanya duduk2 saja di tempatnya. Maka jika keadaannya spt ini, bisa dipastikan kebaikan tidak akan tersebar dan tidak akan meningkat. Mungkin akan dtg suatu masa dimana kebaikan akan hilang dan kebatilan akan tersebar dimana2 jika para ahlul agama dan ahlul kebaikan tidak mau bergerak menyebarkan yang haq. Dgn keluar di jln Allah menyebar ke permukaan bumi memberi contoh yg baik dan mengajak org kpd Allah maka kita sudah menyebarkan kebaikan dan menegakkan yg Haq.

Jadi utk dpt menyelesaikan masalah umat itu mudah saja, tidak usah banyak teori, cukup dlm sunnah saja, kehidupan sahabat sudah dat menyelesaikan masalah semuanya. Caranya iaitu umat islam kembali pada kerja dakwah ini dan keluar di jln Allah, berganti2 atau bergiliran. Nanti Allah Taala akan selesaikan semua masalah. Umat Islam dan amal islam akan menjadi kuat. Umat Islam ini diibaratkan oleh ulama adalah seperti air. Air ini jika ia mengalir atau bergerak maka air ini adalah suci dan mensucikan. 

Jika aliran sungai ini melalui kotoran2 dipinggiran sungai, maka pinggiran sungaipun akan terbersihkan dari kotoran. Ttpi jika air ini tidak bergerak spt air yg ada dikubangan, maka air yg spt ini akan membawa banyak masalah, spt menjadi tempat najis, banyak kotoran, sarang penyakit, tidak bersih, tidak sehat dan tidak boleh menyucikan. Semua kotoran bertimbun di air kubangan atau di air yg tidak bergerak, berbeza dgn air yg bergerak atau mengalir. Jadi kalau umat islam ini tidak bergerak, maka masalah akan banyak timbul dan umat akan menjadi sarang kotoran sebagaimana air yg tidak bergerak iaitu menjadi air yg membawa masalah. 

Selama umat Islam dlm keadaan bergerak, berdakwah fissabillillah, maka Allah akan selesaikan semua masalah. Allah akan tolong umat ini dan Allah akan lembutkan hati org kafir terhadap umat islam dan Allah akan bersihkan kotoran2 yg ada dlm hati umat islam. Atas perkara inilah kita perlu membawa umat ini utk bergerak, pergi dijalan Allah utk berdakwah. Inilah pergerakan memperbaiki umat dlm dakwah dan tabligh iaitu dgn mengirimkan jemaah2 dakwah pergi bergerak dijalan Allah dan memakmurkan masjid Allah dgn amal2 agama.

DAKWAH MEMBENTUK SYUKBAH (PERSAHABATAN) DAN BIYAH (SUASANA AMAL): 

Nabi menyatukan umat ini dgn kerja dakwah. Sehingga timbul diantara mereka rasa sepenanggungan dan seperjuangan. Inilah yg terjadi antara kaum muhajjirin dan ansar di Madinah. Inilah rasa yg dimiliki antara Nabi s.a.w dan para sahabatnnya r.a iaitu perasaan syukbah, rasa persahabatan dan sepenanggungan dengan Nabi s.a.w. Lalu Biyah akan dtg dgn membentuk suasana amal spt di Masjid Nabawi. Sehingga ketika suasana amal ini wujud di Masjid Nabawi mampu membuat seorg kafir yg masuk ke Masjid Nabawi menjadi org beriman. 

Lalu bagaimana caranya membentuk Syukbah dan Biyah ini dikalangan umat? Mengirimkan jemaah2 dakwah utk pergi di jln Allah. Membentuk syukbah diantara jemaah dan masjid yg didtgi. Menerima jemaah2 dakwah dan para pelajar di masjid2 kita. Membuat suasana amal atau Biyah dgn program2 agama. Inilah yg dilakukan Nabi s.a.w dlm mengenalkan agama iaitu dgn mengirimkan jemaah dakwah dan menerima jemaah atau org2 yg mau belajar di Masjid Nabawi. Sehingga terbentuk suasana syukbah, persahabatan antara Nabi s.a.w dan para sahabatnya dan terbentuk pula suasana amal, biyah, dari org2 yg mau belajar kpd Nabi s.a.w. 

Di zaman Nabi s.a.w sampai ke zaman Khulafa Ar Rasyidin jika org masuk ke Masjid Nabawi maka akan terlihat halakah2 pembicaraan Iman dan pengajaran agama. Sehingga suasana ini di Masjid Nabawi mampu memberikan kesan kpd org2 yg tidak mengenal agama. Sehingga ketika itu kita lihat banyak org kafir masuk Islam karena terkesan dgn suasana amal dan suasana persahabatan yg dibuat Nabi s.a.w di Masjid Nabawi.

Ketika syukbah dan biyah sudah terbentuk, maka ketika itu akan terlihat org2 berbondong2 masuk ke dlm Islam. Inilah cara Islam mengenalkan agama iaitu dgn dakwah sehingga terbentuk yg namanya syukbah dan biyah di kehidupan umat. Masalah nya mengenalkan agama dan mengamalkan agama adalah dua hal yg berbeza. Agar umat dpt mengamalkan agama diperlukan keimanan yg kuat. Sedangkan iman ini akan kuat jika ada hidayah dari Allah. Hidayah akan dtg jika ada pengorbanan dari org tersebut utk membuat usaha atas iman atau hidayah. Inilah yg dilakukan Nabi s.a.w dlm mendidik sahabat utk mendptkan yg namanya iman, iaitu membuat usaha atas hidayah Allah. Hari ini mengapa umat tidak dpt mengamalkan agama secara sempurna? Ini disbbkan umat tidak dibawa kpd pengorbanan utk agama spt sahabat r.a. 

Melalui pengorbanan akan dtg kesedaran dlm beramal dan rasa tggjwb terhadap agama. Nabi s.a.w mendidik sahabat utk mendptkan iman dgn cara membawa mereka kpd pengorbanan utk agama. Hanya dgn melalui pengorbanan utk agama maka keimanan akan dtg. Spt Bilal r.a ketika disiksa oleh Abu Jahal agar Bilal mau murtad dari Islam. Bilal disiksa dipadang pasir yg panas terpanggang oleh panasnya padang pasir, tubuhnya ditimpa batu besar yg melebihi susuk badannya saat itu, ttpi siapa yg di ngat oleh Bilal ketika itu? “Ahad…Ahad”, iaitu Allah yg diingatnya, bukannya Abu Jahal yg menyiksanya ketika itu. Waktu Bilal menyebut “Ahad..ahad..” ketika itulah iman telah masuk. Mengingat Allah dlm keadaan susah dan bersabar atasnya inilah yg dpt mendtgkan iman. 

Lalu bagaimana nasihat atau respon Nabi s.a.w ketika tahu Bilal r.a di siksa? Nabi s.a.w menasihati Bilal r.a utk bersabar karena dibalik kesabaran dlm mujahaddah atas agama tersimpan rahsia2 Allah berupa kefahaman agama dan kekuatan Iman. Ketika Bilal ditanya oleh seseorg, bila masa yg paling bahagia di dlm kehidupannya, Bilal menjawab iaitu ketika Abu Jahal menyiksanya dipadang pasir. Saat itulah masa yg paling bahagia bagi Bilal karena saat itulah dia dpt merasakan manisnya Iman. Bilal r.a dpt merasakan manisnya iman dan kebahagiaan dlm beragama iaitu ketika dia berkorban utk agama. Begitu juga dgn yg dirasakan oleh sahabat2 lainnya ketika mereka merasakan manisnya iman melalui pengorbanan utk agama. 

Iman ini adalah bukan suatu benda yg dapat disentuh atau dilihat oleh mata atau dibeli oleh wang ttpi iman ini adalah pemberian dari Allah. Allah berikan yg namanya iman ini karena adanya keinginan dan usaha seseorg atas hidayah atau keimanan. Iman inilah yg memberikan kekuatan pada seseorg utk dpt mengamalkan agama secara sempurna. Iman ini adalah spt ruh pada jasad, ruh ini tidak nampak, ttpi mampu menghidupkan jasad manusia utk bergerak dan iman ini akan dtg melalui pengorbanan seseorg atas iman. Melalui pengorbanan inilah Nabi s.a.w mendidik sahabat agar dtg kpd mereka keimanan yg sempurna utk dpt menerima dan mentaati seluruh perintah2 Allah. 

Pendidikan iman yg diberikan oleh Nabi kpd sahabat ini berlangsung selama 13 tahun sebelum perintah solat turun. Hari ini mengapa org susah solat, ini disbbkan belum adanya kesiapan atas keimanan mereka utk menerima perintah2 Allah. Kesempurnaan iman sahabat2 mampu membawa mereka ketingkat keyakinan bahawa ada harta tidak ada harta tidak ada masalah. Hari ini umat kerana kekurangan harta maka mereka berlaku ganas, merosak, bahkan menjadi liar melebihi liarnya binatang. Beza dgn zaman sahabat, mereka berkeyakinan bahawa harta yg mereka miliki tidak dpt memberikan manfaat dan mudarat tanpa seizin Allah. Sehingga org spt Abu Bakar mampu menyerahkan seluruh hartanya utk agama. Nabi s.a.w rumahnya sgt kecil, begitu kecilnya sehingga ketika hendak solat pun harus menyingkirkan kaki Aisyah r.ha. 

Pernah dapur Nabi tidak berasap selama 2 bulan bererti selama itu dirumah Nabi, kekasih Allah tidak terdpt makanan. Pakaiannya hanya 2 helai saja dan makannnya dari roti gandum yg kasar yg utk mengunyahnya harus disapu minyak samin supaya lembut. Ttpi Nabi s.a.w tidak pernah mengeluh malah setiap pulang selalu mengucapkan, “Bayyiti Jannati..” iaitu rumahku surgaku. Begitu juga ketika Allah menawarkan Nabi s.a.w utk menjadi Nabi yg kaya ttpi baginda menolaknya dan lebih memilih amalan sehari lapar dan sehari kenyang kerana ketika lapar akan bersabar dan ketika kenyang akan bersyukur. Inilah yg diajarkan Nabi kpd umatnya iaitu mencari kebahagiaan dan kenikmatan dgn amal bukan kebendaan. Nabi s.a.w faham dibalik amal ini ada pertolongan Allah utk segala masalah. 

Pertanyaannya skrg adalah: “apakah itu mungkin mencari kenikmatan dan ketenangan hidup melalui amal walaupun keadaan kita susah?” jawabnya mungkin dan boleh karena mmg sudah ada bukti nya dan contohnya iaitu Nabi s.a.w dan para Sahabat r.a. Ini dikarenakan tingkat keimanan pada level tertentu mampu mendtgkan kenikmatan walaupun dlm keadaan susah. Inilah yg didakwahkan oleh para Nabi a.s, Sahabat r.a, Tabiin dan para ulama iaitu bagaimana umat boleh sampai pada darjat iman yg sudah tidak terkesan pada keadaan, baik miskin atau kaya, menang atau kalah, sehat atau sakit. 

Bagi org yg sudah sampai pada darjat keimanan spt itu, mereka hanya terkesan pada perintah Allah saja. Apa perintah Allah pada diri mereka pada saat itu, inilah yg menjadi keutamaan org2 yg sudah sampai pada kesempurnaan iman. Jika keimanan sudah wujud dlm kehidupan umat, maka kehidupan umat akan sendirinya terperbaiki spt kehidupan sahabat yg tadinya jahil menjadi kehidupan yg mulia. Bahkan Sahabat yg tadinya jahil asbab keimanan mrk maka kehidupan mrk menjadi contoh umat dan menjadi pusat peradaban manusia sedunia. Jika iman sudah wujud dlm diri umat, maka yg namanya tingkat kejahatan akan menurun, kehidupan sosial manusia akan membaik, ekonomi akan membaik, dan lain2. Ini semua asbab adanya perbaikan keimanan. 

Jika iman baik, maka amal akan meningkat, akhlak manusia akan membaik, perbuatan maksiat dari mencuri, berzina, mabuk2kan, penganiayaan, kerusakan akan berkurang. Suasana inilah yg perlu kita semua wujudkan, dgn iman yg benar, manusia akan terhindar dari perilaku yg buruk. Langkah pertama utk mendtgkan keimanan ini adalah dgn mengorbankan sedikit harta dan waktu kita untuk Khuruj Fissabillillah, pergi di jalan Allah, semampu kita.

Allah berfirman: “Kamu sekali2 tidak akan sampai kpd kebaikan (iman) yg sempurna, sebelum kamu menginfakkan (korbankan) sebahagian harta yg kamu cintai. Dan apa saja yg kamu nafkahkan sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya” (3:92)

Rasullullah s.a.w bersabda: “Tidak sempurna Iman kamu sebelum engkau mencintai aku melebihi perkara2 yg kamu cinta dari anak kamu, istri kamu, harta kamu, perdagangan kamu, kedua org tuamu, bahkan dirimu sendiri.” 

MUZAKARAH CARA ABU BAKAR MENYELESAIKAN MASALAH UMAT:

Setelah Nabi s.a.w wafat ketika itu terjadi goncangan hebat di dlm umat islam. Banyak masalah bermunculan yg harus dihadapi umat islam ketika itu. Org murtad dimana2, org islam tidak mau membayar zakat, muncul nabi2 palsu, musuh Islam di luar Madinah sudah siap menyerang umat Islam. Ketika itu kira2 tujuh hari saja, sahabat2 di kota Madinah semuanya buntu, tidak mempunyai jalan keluar. Org2 di Madinah hanya memikirkan bagaimana nasib org2 Islam dan siapa yang akan menggantikan Nabi s.a.w, ini saja kesibukan sahabat selama seminggu. 

Asbab kefakuman sahabat ini, tidak ada fikir untuk agama, maka tidak ada lagi yg keluar di jalan Allah, semua jemaah tertunda. Akibatnya ketika itu karena tidak ada fikir agama, lebih kurang 100 ribu org Islam menjadi murtad. Satu minggu saja sahabat ini kosong dari dakwah, dari keluar di jalan Allah, walaupun di zaman itu hidup ulama2 besar dan sahabat2 yang besar dan kuat, 100 ribu org murtad dari Islam. Lalu Nabi palsu bermunculan dan tentara Romawi sudah sampai di perbatasan siap masuk ke Madinah untuk menghancurkan umat islam. Setelah Abu Bakar r.a dilantik menjadi khalifah, bagaimana cara Abu Bakar RA menyelesaikan masalah ini. 

Keputusan pertama yg dibuat Abu Bakar r.a adalah segara mengirimkan jemaah yang tertunda keluar di jalan Allah, iaitu yg telah dibentuk oleh Nabi s.a.w sebelum Baginda wafat. Abu Bakar r.a memutuskan utk mengirim seluruh org beriman yg laki2 utk keluar di jalan Allah semuanya. Para sahabat bingung dengan keputusan Abu Bakar r.a. Mereka memikirkan jika semua laki2 keluar dijalan Allah, maka siapa yang akan menjaga Madinah dari musuh, siapa yg akan menjaga ummul mukminin dan keluarga Nabi s.a.w. 

Maka Abu Bakar r.a dgn suara lantang berkata, “Kalian tetap keluar di jalan Allah, nanti Allah yg akan menjaga semuanya.” Ketika itu yang org2 fikirkan adalah keselamatan org2 islamnya, padahal yg harus dirisaukan adalah bagaimana menyelamatkan agamanya terlebih dahulu. Inilah yg difikirkan Abu Bakar r.a. Inilah perbezaan fikir yang jelas antara sahabat yg satu ini melawan fikir sahaba2 yg lain. Disini ada perbezaan pendapat diantara sahabat yg dpt menjadi pelajaran bagi kita semuanya. Ketika itu Abu Bakar r.a yakin sepenuhnya jika kita menolong agamaNya, maka Allah pasti akan menolong mereka. Jika kita keluar di jalan Allah utk melaksanakan perintah Allah, maka pasti Allah akan tolong kita. 

Jadi keputusan Abu Bakar ini utk mengeluarkan seluruh laki2 ke luar Madinah di jalan Allah ini sungguh tidak masuk diakal bagi sahabat yg lainnya. Apalagi ketika itu haiwan2 buas akan masuk bila2 saja memangsa wanita dan anak2 di Madinah jika semua laki2nya keluar dari Madinah. Secara logik laki2 yang ada seharusnya dibagi menjadi dua iaitu yg menjaga dalam kota dan yg menjaga diluar kota atau yg pergi di jalan Allah. Ttpi disini Abu Bakar r.a justeru menyuruh laki2nya untuk semuanya keluar, pergi di jalan Allah. Abu Bakar r.a menyelesaikan masalah dgn menggunakan 2 prinsip:

1) Prinsip Taqwa: 

“Saya tidak rela agama berkurang di zaman kekhalifahan saya ini walaupun itu hanya seutas tali yg mengikat di leher haiwan qurban.” Takwa ini maksudnya adalah sempurna amal. Jadi atas dasar prinsip ini, Abu Bakar tidak rela dizamannya agama ini berkurang sedikitpun walaupun itu hanya seutas tali yg mengikat leher haiwan korban. Fikirnya ini adalah bagaimana agama dpt sempurna diamal kan oleh umat islam ketika itu. Inilah prinsip yg digunakan utk menghadapi org2 islam yg tidak mau membayar zakat. Jadi mereka diancam akan diberantas jika mereka tidak mau membayar zakat.

2) Prinsip Tawakkal: 

“Keluarkan semua laki2 untuk pergi di jalan Allah. Nanti biar Allah yang menjaga Ummul Mukminin, keluarga nabi dan wanita2 di Madinah.” Abu Bakar lebih rela melihat keluarga Nabi dlm bahaya, dibanding harus melihat agama dlm bahaya. Jadi bagi Abu Bakar r.a, darjat agama ini lebih utama dibanding keluarga Nabi s.a.w dan umat Islam itu sendiri. Agama lebih penting utk diselamatkan dibanding kan umat itu sendiri. Abu Bakar r.a, mengirimkan semua laki2 keluar dijalan Allah dan berserah diri kpd Allah atas keadaan di Madinah inilah tawakkalnya Abu Bakar r.a. Prinsip ini yg digunakan utk menghadapi org murtad, nabi palsu dan musuh islam yg mau menyerang Madinah dari luar.

Disinilah terdpt 2 perbedaan pemikiran dan menyangkut kepada masalah keimanan. Dimana Abu Bakar yakin jika semua pergi di jalan Allah mendakwahkan agama Allah, maka nanti Allah akan selesaikan semua masalah: orang murtad, nabi palsu, yg tidak mau bayar zakat, dan pasukan Romawi yg sudah siap menyerang. Hanya dlm waktu tempoh 3 hari saja setelah semua pergi di jalan Allah akhirnya masalah terselesaikan: Madinah tetap aman, 100 ribu org murtad masuk Islam lagi, org membayar zakat lagi, Nabi palsu dpt ditumpas,dan Pasukan Romawi mundur. Jadi risaunya Abu Bakar ini adalah Islamnya atau agamanya dulu bukan org2 Islamnya. Hari ini ada pemikiran seperti yg terjadi ketika sahabat berbeza pendapat dahulu. 

Skrg kebanyakan kita ini risaunya adalah org2 Islamnya, seperti org Islam ada yg dibunuh, diperkosa, diperangi, hak-haknya dirampas, kekurangan makan, miskin keadaannya, pelarian2, ini boleh saja. Tetapi seharusnya yang lebih penting lagi adalah risau atas Islamnya. Akibat Islamnya tidak dijaga, sehingga Allah tidak menjaga umat islam. Ini karena Islam itu sendiri sudah diacuhkan oleh org Islam. Kita lihat hari ini org Islam kebanyakan tidak solat, masjid kosong. Solat berjamaah di masjid sudah tidak diacuhkan oleh umat saat ini. Lalu sunnah2 Rasullullah s.a.w sudah ditinggalkan oleh org Islam, bahkan dianggap aneh bagi yg mengamal kannya. Kehidupan org Islam sudah seperti kehidupan org yahudi dan nasrani, tidak ada bezanya dgn cara2 atau kehidupan org kafir, sulit dibezakan mana yg beriman dan mana yg kafir. Semua kehidupan sunnah Nabi sudah ditinggalkan oleh umat islam itu sendiri. 

Ttpi bila terjadi musibah, semua org berpikir sama, “Apa dosa saya? Kenapa terjadi musibah spi ini? Knp Allah tidak tolong kita?”. Umat Islam diusir, dibunuh, dijajah, diperkosa hak2nya ttpi fikirnya hanya diri mrk sendiri saja (“Apa dosa saya?”). Padahal jemaah2 dakwah sudah dtg mengajak kpd sunnah, kembali kpd amal Nabi s.a.w, amalkan islam, taat pada perintah Allah. Walaupun perkara2 ini sudah didengar berkali2, tetapi tetap saja sama tidak ada peningkatan amal. 

Ditaskil, diminta utk keluar di jln Allah tidak mau, maka itulah akibatnya, musibah banyak dtg. Tetapi fikirnya “Apa dosa saya?”. Islamnya sudah kita tinggalkan, kita ringankan, tetapi ketika musibah tiba2 datang tidak terpikir amal2 kita yang buruk, bahkan bertanya, “Kenapa Allah tinggalkan kita? kenapa Allah tidak tolong kita?” Inilah sifat manusia, ketika senang mereka beramai2 meninggalkan perintah Allah, melupakan Allah, tidak mempeduli kan kehendakNya. Tetapi ketika musibah datang baru nangis2 kpd Allah minta ditolong. Sudah menjadi sifat manusia hanya ingat kepada Allah dikala susah dan suka melupakan Allah dikala senang. 

Bahkan ketika kesusahan itu datang tahunya hanya merengek minta tolong tetapi tidak mau memikirkan apa yang Allah kehendaki atas dirinya saat itu dan tidak mau memikirkan kekurangan atau keburukan amal yg telah dia perbuat. Org spt ini bagaimana doanya mau di dengar oleh Allah? Jadi kalau mau masalah umat selesai, kirimkan jemaah utk pergi di jalan Allah sebanyak2nya secara bergiliran. Nanti Allah akan selesaikan masalah yg ada pada umat ini sbg mana Allah selesaikan masalah yg terjadi pada kekhalifahan Syaidina Abu Bakar.

MUZAKARAH BELAJAR DENGAN BERAMAL: 

Hari ini banyak org yg membicarakan ttg pengorbanan Nabi s.a.w dan para sahabat utk agama. Namun masalahnya pada hari ini tidak semua org yg mengerti dan memahami maksud dan kepentingan dari pengorbanan Nabi s.a.w dan para Sahabat tersebut. Ini disebabkan krn kita tidak melakukan pengorbanan yg sama spt mereka. Utk dpt merasakan pengorbanan Nabi s.a.w dan Sahabat dlm memperjuang kan agama maka kita harus ikuti jejak langkah mereka. Seperti pelatih renang dan org yg baru mau belajar berenang. Walaupun si pelatih ini juara dunia dan juara olimpik renang dan ahli dlm menjelaskan ttg air dan teknik renang kpd muridnya, ttpi jika si murid renang ini tidak terjun ke air maka dia tidak akan mampu memahami apa yg dikatakan dan dijelaskan gurunya. Ttpi jika si murid sudah terjun ke air, maka dia akan tau apa yg dirasakan dan dimaksud gurunya. 

Semakin dicuba dan diusahakan semakin faham dia akan penjelasan gurunya, sampai pada akhirnya dia boleh berenang bahkan menjadi sehebat gurunya. Ini karena si murid tersebut sudah merasakannya langsung pengorbanan gurunya ketika berada di dlm air. Begitu juga mengapa hari ini umat sangat jauh dari agama, sehingga yg tinggal hanya pengetahuan atau teori saja, bangunan2 saja, tulisan2 saja, ini dikarenakan umat tidak dilibatkan dlm pengorbanan utk agama sebagaimana Nabi s.a.w telah melibatkan para sahabat dlm pengorbanan utk agama. Sehingga hari ini umat hanya tahu saja ttpi tidak ada kefahaman dan kerisauan terhadap agama. Tujuan dari keluar di jln Allah itu sendiri sbg individu adalah dlm rangka islah atau perbaikan diri, sebagaimana latihannya seorg tentera yg dikirim ke barak utk peningkatan qualiti. 

Ketika tentera ini balik ke barak maka dia akan diperhalusi kekurangannya dan akan menjalankan latihan2 kembali utk  meningkat kan kualiti. Sehingga ketika tentera balik ke medan pertempuran maka kemampuan dan kesiapannya akan menjadi lebih tambah baik lagi. Jadi kita perlu mengembalikan umat islam ini kpd baraknya agar boleh dilatih kembali dan ditingkatkan qualitinya. Namun hari ini permasalaannya umat hari ini sedang terjangkit penyakit lemah iman. Asbab lemah iman ini umat tidak ada ghairah atau tidak ada kekuatan utk memperbaiki diri atau meningkatkan amal ibadah. Maka utk mengubati lemah iman ini perlu perawatan khusus. Ibarat org sakit maka masjid ini adalah rumah sakitnya org beriman agar org beriman ini dpt terperbaiki iman dan hatinya. 

Jika kita sakit badan maka kita boleh pergi ke doktor dan tinggal di hospital. Ttpi rosaknya hati atau iman ini hanya Allah yg boleh memperbaiki iaitu di hospitalnya org beriman, di masjid. Jika masjid tmpt kilang nya perbaikan utk org beriman sudah tidak digunakan lagi, maka dapat dijamin bahwa kehidupan umat saat ini sudah terjangkit banyak penyakit hati dan penyakit iman. Mengapa diri kita boleh terperbaiki dgn keluar di jla Allah? Dgn keluar di jln Allah maka kita akan mempunyai waktu khusus utk memperbaiki keimanan dan amal kita. 

Kita keluar di jln Allah ini adalah latihan meninggalkan perkara2 yg kita cintai sebagaimana sahabat telah meninggalkan perkara2 yg mereka cintai demi agama Allah. Dgn demikian akan terbentuk dlm diri kita keyakinan bahwa bukan kitalah yg memelihara keluarga kita ttpi Allahlah yg memelihara keluarga kita. Dgn keluar di jln Allah kita akan mendptkan kefahaman dan perasaan yg dirasakan oleh sahabat ketika mereka berkorban utk agama di jln Allah sampai tidak ada lagi yg boleh mrk korbankan utk agama Allah. Semakin bertambah pengorbanan kita maka akan semakin bertambah pemahaman kita atas pengorbanan sahabat utk agama Allah. 

Sampai pada akhirnya kecintaan pada agama akan timbul, ketaqwaan dlm menjlnkan perintah Allah akan meningkat dan kehidupan agama kita, keluarga kita, kerabat kita, tetangga kita, akan terperbaiki. Dgn keluar di jln Allah kita akan mendptkan banyak pelajaran spt dari bertemu dgn ulama2 utk mendptkan pengajaran dari mereka, berteman dgn org2 soleh, menambah teman, meningkatkan ilmu dan wawasan, menambah pengalaman, merasakan jejak langkah nabi dan sahabat sehingga wujud di dlm diri kita kecintaan sahabat pada agama, kerisauan Nabi s.a.w terhadap umat dan lain-lain.

Dai ini hanya mempunyai 2 keadaan saja iaitu usaha maqami (tempatan) dan juga khuruj fisabillilah. Khuruj fissabillillah atau keluar di jln Allah ada 2 cara iaitu mengikut nisab waktu keluar yg diistiqamahkan (3 hari sebulan, 40 hari setahun, 4 bln seumur hidup) atau menyambut pembentangan takaza kepentingan agama. Namun utk dpt menggerakkan umat ke arah kebaikan ini diperlukan risau dan fikir yg sungguh2, sebagaimana risau dan fikir Nabi s.a.w. 

Begitu juga dlm menyiapkan umat ini diperlukan sifat2 Nabi s.a.w dan sahabat. Para sahabat ini dimuliakan oleh Allah krn memiliki sifat2 yg Allah suka. Jika kita boleh mendptkan sifat ini, maka kemuliaan yg Allah berikan kpd para Sahabat, juga akan Allah berikan kpd kita. Sifat, risau, dan fikir ini akan dtg melalui keadaan2 mujahaddah atas agama, pengalaman berjuang utk agama. Bagaimana cara mendptkan sifat, risau dan fikir ini iaitu dgn khuruj fissabillillah (keluar di jln Allah) dan membuat usaha maqami (tempatan). Bagaimana diri kita boleh terperbaiki atau meningkatkan mutu nya. Bagaimana amal makami dpt wujud di masjid yg dikunjungi. Bagaimana jemaah dari masjid itu dpt keluar di jln Allah.

Sedangkan maksudnya dakwah ini adalah utk memenuhi takaza (pembentangan kerja agama) yg ada, bukan nisab (waktu yg diistiqomahkan utk keluar) saja. Jika waktunya nisab ttpi dtg takaza, maka tinggal kan nisab utk memenuhi takaza. Sahabat2 r.a menurut ulama, nisab harian mereka itu 12 jam utu agama sisanya buat selain agama. Sahabat meluangkan waktu mereka utk masjid itu 12 jam, sedangkan takaza nya mereka 24 jam, bila saja diminta mrk siap tinggalkan semua. Jadi sahabat ini nisab 12 jam, sedang kan kesiapan mrk utk ditaskil (dipanggil) memenuhi takaza, iaitu 24 jam. Jadi dgn gerak yg dilakukan spt sahabat ini maka Allah akan tolong umat islam. 

Maksud dpd dakwah ini adalah memenuhi takaza, dimana daerah yg belum Islam, dimana daerah yg blm mengucapkan syahadat, dimana daerah yg blm dimasuki jemaah, dimana daerah yg belum hidup amal masjid Nabawi? kita siap berangkat bila saja. Keadaan sahabat itu spt itu, siap bila saja berangkat ketika dibentangkan takaza. Dari riwayat Tirmidzi, Allah berfirman: “Wahai anak Adam jadikan seluruh hidupmu utk beribadah kpdKu, nescaya Aku akan penuhi dadamu dgn kekayaan dan Aku akan penuhi keperluanmu. Dan apb engkau tidak mengerja kannya, nescaya Aku penuhi kedua tanganmu dgn kesibukan dan Aku tidak akan memenuhi keperluanmu.”

Keadaannya di zaman Nabi ini beza dgn kita, ketika itu para sahabat selalu dlm keadaan siap mengambil takaza lagi dan lagi. Sekali taskil sahabat itu lamanya mereka pergi di jla Allah adalah 4 bulan penuh iaitu di zaman Umar r.a. Ketika mereka pulang dari ambil takaza, ternyata ada takaza lagi, sehingga mereka berangkat lagi 4 bulan di jln Allah. Inilah kehidupan sahabat dlm memenuhi takaza agama. Dlm setahun berarti sahabat ini 8 bulan di jln Allah dan hanya 4 bulan saja tinggal di kampungnya. Sahabat ini 4 bulan dikampungnya adalah 2 bulan utk mesjid dan sisanya 2 bulan lagi adalah 1 bulan di rumah bersama keluarga dan 1 bulan (24 jam x 30 hari = waktu sahabat di pasar/di sawah selama 1 tahun) lagi utk buat kerja yg mampu memenuhi keperluan utk 1 tahun. 

Allah telah ringkaskan buat sahabat kerja utk 1 tahun dpt dilakukan dlm 1 bulan saja. Ini karena apa? ini adalah berkat amalan dakwah sehingga kehidupan sahabat ini penuh dgn keberkahan. Sedangkan kita kini kerja satu tahun tidak cukup utk satu bulan, berbeda dgn keberkahan yg didpt oleh para Sahabat r.a. Inilah yg terjadi jika umat telah meninggalkan kerja dakwah ini, maka Allah akan cabut keberkahan rezeki dari kehidupan umat. Kalau umat Islam ini kembali kpd amalan dakwah, sibuknya mengambil takaza, maka kerja 3 hari saja akan mencukupi kerja satu bulan. Ttpi jika umat islam sibuk menguruskan dunia saja, tinggalkan amalan dakwah, tidak mau mengambil takaza agama, maka kerja 1 bulan tidak akan mencukupi keperluan 3 hari, tidak ada keberkatan. Ini semuanya karena manusia sudah melecehkan Allah dan perjuangan utk agama Allah. 

Padahal semua rezki itu dtg dari Allah dan sedangkan syaitan itu hanya menakut2kan kita. Allah berfirman: “Inna syaithon ya adzikumul fakro waya’murukum bil fahsya…” (Syaitan itu menakut2 kan kamu dgn kefakiran). Syaitan akan membisikkan: “Kalau kamu korban, ambil takaza lagi, lalu ambil takaza lagi, maka miskin kamu nantinya. Bangkrut nanti usaha kamu. Terlantar nanti rumahtangga kamu.” Masalahnya hari ini kita lebih percaya pada perkataan syaitan dibanding percaya pada perkataan Allah. Sedangkan Allah menjanjikan kpd yg pergi di jln Allah ampunan dan keuntungan2. Keuntungan dunia-akhirat. Keuntungan dunia rezeki yg berkat. Keuntungan akhirat ampunan (masuk surganya Allah). 

Allah berfirman: “Wallazina’amanu wahajaru wajahadu fissabillillahi wallazina awawwa nasharu ulaika humul mukminuna haqqan lahummaghfirotuw warizqun kariim.” (8:74) (Dan org2 yg beriman dan berhijrah (Muhajjir) serta berjuang pada jln Allah dan org2 yg memberi tempat kediaman (Ansar) dan memberi pertolongan (kerjasama antara Muhajjir dan Ansar/org tempatan), mereka itulah org2 yg beriman dgn Haq (yg benar2 beriman). Mrk memperoleh ampunan dan rezeki yg mulia). 

Keadaan dlm kerja dakwah ini hanya 2 golongan saja iaitu muhajirin (org2 yg berhijrah utk agama Allah) dan ansar (org2 yg nusrah memberi pertolongan). Org yg melakukan 2 keadaan ini, merekalah org2 yg beriman dgn sebenar nya, Iman yg Haq. Apa yg Allah ganjarkan utk mrk? Allah akan ampuni dosa2 mereka dan Allah akan berikan mrka rezeki yg mulia. Siapa bilang org yg dakwah akan menjadi miskin? Sedangkan Allah mengatakan akan memberikan ampunan dan rezeki yg mulia lagi. Bagaimana dtgnya rezeki yg mulia? itu adalah kerjanya Allah, bukan kerjanya kita. Sedangkan kerja kita:

  1. Buat amalan dakwah makami dan intikali (Khuruj Fissabillillah), 
  2. Nusroh menolong para muhajirin/pendatang.

Kita jangan memikirkan kerjanya Allah. Allah itu Maha tahu bagaimana cara mendtgkan rezeki yg mulia itu. Kerja dakwah ini bukan kerja yg susah, ttpi kerja yg sangat mudah. Begitu mudahnya dpt diberikan dan dibawa oleh semua org dari yg Raja, yg jelata, yg cendikiawan, yg tidak pernah sekolah, yg tua, yg muda, yg miskin, yg kaya, yg ulama, yg awam, yg sihat dan yg sakit sekalipun. Lalu bagaimana caranya? mudah saja iaitu ngikut saja, ikutin saja programnya. Dgn cara ikut2an saja, mengikuti jln ini, maka dia akan faham dan mengerti maksudnya.

Contoh: Spt di kampung, ketika seseorg belajar bagaimana menanam padi. Dia tidak dikasih kuliah sama petani, atau dimasukin ke kampus pertanian. Bagaimana cara nyangkul, cara menggaruk, cara menyebar benih, cara menanam, cara membersihkannya, cara mengatur air, ini tidak ada kuliahnya sama sekali. Lalu bagaimana cara belajarnya? yaitu dgn mengikuti bapak kita atau petani ke sawah, belajar langsung dgn mengikuti apa yg mrk lakukan di sawah. Belajar langsung dgn pengamalannya, “Learning by Doing”. Bapak pagi2 bangun habis solat bawa cangkul langsung ke sawah, maka kitapun demikian juga bawa cangkul ke sawah. Bapak mencangkul disawah, kita lihat sebentar, lalu kita ikut nyangkul. 

Ini caranya, ikutin saja, amalkan saja, lama2 mahir juga, lama2 faham juga, krn sehari2 begitu saja kerjanya maka lama-kelamaan pun jadi bisa. Tanpa kuliah, tanpa masuk keperguruan tinggi, seseorg bisa langsung menjadi petani. Sekarang kalau kita lihat org2 yg lulus dari perguruan tinggi bidang pertanian, dgn gelar professor, doktor, ahli pertanian, yang nanam padi juga bukan mereka, tetapi menanam orang kampung juga, para petani lapangan lansung yang tidak pernah sekolah. Yang mengirim beras ke kota itu siapa? yg mengirim beras kpd org2 pintar di kota itu adalah org bodoh2 juga dari desa yg mengirimkannya. Justru beras datangnya dari mrk yg tidak pernah kuliah dikirim kpd ahli2 pertanian yg kuliah.

Ashabul Kahfi adalah satu rombongan pemuda yg risau terhadap iman, dan bagaimana menyelamatkan Iman. Mrk bermusyawarah, mengambil keputusan utk melarikan diri dari kemaksiatan yg ada. Mrk hijrah ke gunung, dan kehutan2. Mrk mengambil keputusan tidak mau mati dikampungnya demi menyelamatkan iman mrk. Dlm perjalanan ikutlah seekor anjing, karena ngikut saja, mengekor perjalanan pemuda ashabul kahfi ini, maka anjingpun Allah selamatkan juga. Pemuda2 ini adalah mereka yg cinta pada Allah dan cinta kpd Iman. Mereka ini risau atas keselamatan iman mereka. 

Sehingga mrk buat keputusan bahwa mereka harus pergi dari kampung mereka, menjauhi suasana kemaksiatan, dan tinggal di goa. Atas fikir mereka ini, maka Allah selamatkan mereka. Sedangkan anjing yg cuma ngikut2 mereka saja, Allah selamatkan juga. Inilah keberkahan dgn mengikuti jejak langkah org yg pergi di jln Allah utk menyelamatkan Iman. Anjing ini binatang najis, dan tidak berakal, tidak mengerti apa2, ttpi karena dia ngikut saja, maka selamat juga. Ketika pemuda itu berjalan, si anjing berjalan juga. Ketika si pemuda berhenti, si anjing berhenti. Ketika pemuda2 itu masuk ke dalam goa, si anjingpun ikut2an masuk juga. Ketika para pemuda itu tidur, maka si anjingpun ikut tidur. Akhirnya ditidurkan oleh Allah selama 309 tahun. Anjing Ashabul Kahfi ini adalah satu2nya anjing yg masuk surga. Kalau anjing saja ikut pergi dijalan Allah diselamat kan, apalagi kita yg beriman mau keluar di jln Allah. Sedangkan kita ini ummat yg da’i, modal kita bukan tinggal dihutan, masuk kegoa mengucilkan diri, tidur disana, kita ini bukan yg spt itu. 

Kita bukan lari dari tmpt yg penuh dgn kemungkaran dan kemaksiatan, bahkan kita tetap berada ditmpt yg spt itu dgn buat kerja utk merubah tempat itu menjadi tmpt yg penuh dgn ketaatan kpd Allah. Nanti Allah akan tolong kita dan selamatkan kita. Sedangkan org2 yg ikut2 kitapun juga akan Allah selamatkan, walaupun tidak mengerti apa2, tidak pernah ke madrasah, tidak bisa ngaji, Insyaallah akan diselamatkan juga. Jadi kerja ini sat mudah, ikut saja dgn rombongan, lalu ikutin amalannya, spt anjingnya ashabul kahfi yg Allah selamatkan juga. Jika anjing yg mengikuti ahli ibadah saja selamat, apalagi anjing yg mengikutin para ahlul dakwah.

Mudzakarah Pentingnya Memakmurkan Masjid: 

Nabi SAW sudah memberikan kita amaran dan peringatan kpd kita dlm mahfum hadits dikatakan nanti di akhir zaman jika kita tidak buat dakwah, maka akan terjadi :

1). Tidak tertinggal dari Islam melainkan hanya sekedar nama saja: Hari ini di KTP orang Indonesia banyak yang menyatakan agamanya Islam ttpi kelakuan dan kehidupannya jauh dari yang dicontohkan Nabi SAW

2). Tidak tertinggal dari Al Qur’an hanya sekedar tulisannya saja: Hari ini berapa banyak mesjid yang ramai dari ukiran2 kaligrafi Al Qur’an tetapi kosong dari amal agama mesjidnya.

3). Tidak tertinggal dari mesjid melainkan hanya bangunan2 megah saja: Hari ini org berlomba2 membangun mesjid tetapi tidak memikirkan bagaimana memakmurkannya, sehingga mesjidnya kosong dari jemaah.

Hari ini mesjid banyak dimana2 ttpi kosong dari amal agama. Di Kordova, Spanyol, Mesjid Kordova pernah menjadi pusat perkembangan Islam di dunia, namun kini telah menjadi pusat pariwisata, bahkan didlmnya terdapat gereja. Ini asbab ditinggalkannya Dakwah. Sehingga fungsi mesjid telah hilang dan orang tidak ada lagi yang peduli dgn mesjid. Di Indonesia saja ada ± 300.000 mesjid, dan di Jakarta berapa banyak mesjid mewah dan megah. Namun berapa banyak mesjid yang 5 waktu orang ramai sholat berjamaah. Dan berapa banyak yang sudah makmur hidup dengan Amalan mesjid Nabawi? 

Hari ini orang ke mesjid bukan bertambah keimanannya, tetapi malah makin rusak seperti dipakai untuk berbisnis, membicarakan aib orang lain, dipakai sebagai sarana untuk politik, hujat menghujat orang lain. Hari ini di Mesjid bukan terlihat suasana akherat tetapi malah suasana maksiat kepada Allah seperti wanita yg memakai pakaian yg terlihat auratnya. Padahal di jaman Nabi, ketika orang kafir masuk mesjid ke mesjid Nabi, setelah keluar telah bisa menjadi orang beriman. Di zaman Nabi SAW setiap ada masalah bisa langsung ke mesjid, lalu pulang-pulang masalah bisa terselesaikan dan hati bisa tenang. Beda kita hari ini, orang kafir ke mesjid malah dipakai foto-foto untuk pariwisata, dan ketika orang Islam ke mesjid bukannya hilang masalah malah tambah masalah, spt ditagih sumbanganlah, musti berpihak pada siapalah dan lain2. 

Mengapa hari ini kita lihat org ke mesjid buat melaksanakan ibadah tetapi ketika keluar dari mesjid masih terus bermaksiat dan tidak berhenti dari berbuat dosa. Padahal Mesjid ini Allah perintahkan dibangun atas dasar Taqwa, Takut kpd Allah. Ttpi mengapa ketaqwaan kita tidak bertambah ketika kita masuk ke mesjid. Ini dikarenakan mesjid tersebut tidak mempunyai ruh. Apa itu ruh dari mesjid yaitu amal2 agama, dan inilah yg dibentuk oleh Nabi SAW dimesjid Nabawi yaitu membuat Amal Mesjid. Apa itu Amal Mesjid Nabawi yaitu Dakwah, Taklim, Dzikir Ibadah, dan Khidmat. Sehingga org yg tadinya kafir masuk ke mesjid nabawi keluar2 sudah masuk Islam. Ini dikarenakan di mesjid hidup amal2 agama. 

Nabi SAW itu sendiri adalah Ketua Mesjid pertama, Awallun Takmir Mesjid, yang kerjanya memikirkan bagaimana Mesjid Nabawi ini dan mesjid2 kecil disekitar Madinah bisa makmur dengan jemaah dan amal2 agama. Caranya adalah dengan mengirimkan jemaah Dakwah dan menerima jemaah org2 yang mau belajar agama. Inilah fikir Nabi SAW, bahkan ketika hijrah ke Madinah yang Nabi SAW fikirkan pertama kali bukannya tempat tinggal untuk dirinya, dimana keluarga dia tinggal, tetapi bagaimana mesjid dapat berdiri. Di sekitar Madinah ini ada mesjid2 kecil dimana Nabi SAW mengirim jemaah dakwah ke mesjid2 itu dan menerima jemaah atau perorangan dari mesjid2 itu buat belajar agama kepada beliau SAW. Madinah sebelum Islam masuk merupakan kota yang tidak kalah Jahilnya dari Mekkah. 

Di Madinah ketika islam belum masuk terdapat banyak sekali rumah2 perjudian, pelacuran, bahkan org2nya bisa dibilang jahil dan liar. Namun asbab dihidupkannya Dakwah dari Mesjid Madinah oleh Nabi SAW, ini seperti cahaya yg menerangi kegelapan. Jadi bagaimana kita bisa menghilangkan kegelapan, maka perlu kita hadirkan amalan nuraniat, atau amalan yang dapat menghadirkan nur cahaya dari Allah. Jika cahaya masuk kegelapan pasti hilang. Sehingga lambat laun rumah2 yg mempunyai bendera putih atau lambang kemaksiatan ketika itu perlahan2 lenyap dari kota madinah asbab dakwahnya Nabi SAW dan para Sahabat RA. Lalu penduduknya menjadi org2 yg Allah muliakan dan kotanya diberi gelar Al Munawaroh yaitu tempat terpancarnya Cahaya atau Hidayah. 

Begitu juga kalau kita sering ke mesjid, maka sepulang nya kita dari mesjid, kita akan menjadi sarana untuk menghantarkan nur rahmat dan hidayah Allah kpd rumah2 kita. Mesjid ini adalah pusat turunnya rahmat dan nur hidayah Allah. Jadi Mesjid ini adalah generatornya Nur Hidayah dan kita adalah kendaraannya untuk menyebar Nur Hidayah tersebut. Jika generatornya mati, maka matilah sarana penyebar rahmat dan hidayah. Bagaimana caranya kita bisa memakmurkan atau menghidupkan mesjid? yaitu dengan menghidupkan amalan2 mesjid Nabi SAW.

Apa itu Amal Mesjid Nabawi :

1. Dakwah Illallah (Mengajak manusia taat kepada Allah)
2. Taklim wa Taklum (Belajar dan Mengajar)
3. Ibadah (Zikir, Quran, Solat, Doa dsb)
4. Khidmat (Melayani Mesjid dan Memenuhi Hajat Orang)

Mesjid ini adalah jantung dari suatu kota atau desa atau daerah. Jika mesjidnya baik dalam artian hidup amal2 agama seperti amal mesjid Nabawi, maka baiklah daerah itu. Tetapi jika mesjidnya mati, gersang dari jemaah dan amal2 agama, berarti matilah daerah itu, maksudnya daerah itu bisa di asumsikan terdapat banyak masalah. Mesjid yang hidup dengan amal agama dan ramai jemaahnya, maka daerahnya akan makmur, seperti hidup sillaturhami, ukhwah yang baik, rukun, tentram, dan damai. Setiap ada masalah maka dapat diselesaikan oleh jemaah mesjid itu melalui musyawarah, sillaturahmi, dan gotong royong. Tetapi daerah yang mesjidnya mati dari amal agama dan sepi dari jemaah, maka daerahnya akan timbul banyak masalah seperti permusuhan antar tetangga, ketidak pedulian sosial, dan kejahatan akan berkembang dari premanisme, perjudian, permabukan, sampai perzinaan akan tersebar di daerah itu. 

Dan ini adalah suatu kenyataan yang terjadi dibanyak daerah. Jika yang haq tidak ditegakkan dan disebar, maka yang bathil akan masuk dan tersebar. Jika tidak ada dakwah atas yang haq maka dakwah yang bathil akan masuk. Apa itu dakwah yang bathil yaitu ajakan untuk berjudi, membeli minuman keras, dan lain2, secara terang2an ataupun sembunyi2. Penting saat ini kita fikirkan bagaimana mesjid2 yang ada ini dapat makmur dgn amal agama. Allah perintahkan pada kita di dalam Al Qur’an utk memakmurkan mesjid2 Allah bukan hanya satu tetapi setiap org memakmurkan banyak mesjid. “Innama ya’muru masajidallahu man amanna billahi wal yaumil akhir…” (9:17). 

Dari mesjid ini kebaikan akan tersebar. Hidupkan dakwah dari mesjid maka nanti Allah akan perbaiki keadaan umat. Jika setiap dari kita ini sungguh2 dalam dakwah maka nanti Allah akan perbaiki amal2 kita. “Wahai org2 yg beriman takutlah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yg benar (qoulan sadida), niscaya Allah akan memperbaiki bagimu amal2mu dan mengampuni bagimu dosa2mu…” (33:70-71). Apa itu perkataan yang benar atau Qoulan Sadida yang bisa memperbaiki amal2 ibadah kita dan menjadi asbab ampunan terhadap dosa kita? Allah berfirman “Siapakah yang lebih baik perkataannya dpd org yg mengajak untuk taat kepada Allah (dakwah à waman Ahsanu Qoulan mimman da’a Illallah)” (41:33).

Jadi kita ajak orang kepada Allah bukan kepada figur, kepada organisasi, kepada partai, kepada harta benda, tetapi hanya kepada Allah. Sedangkan segala sesuatu selain Allah ini adalah dunia atau mahluk. Hari ini orang saling ajak mengajak kepada golongannya, ini malah akan memecah belah islam. Seperti firqoh2 atau aliran2 yang ada, mereka mengajak orang kepada golongannya masing2. Apa yang mereka lakukan adalah membenarkan firqoh mrk dan menyalahkan yg lain sehingga terpecah belah semuanya. Jika umat sudah terpecah belah maka pertolongan Allah tidak akan turun, dan jika umat sudah saling menghujat maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah.  

Pada hakekatnya, yg benar itu hanya Rasullullah SAW dan sahabatnya saja, itulah yang seharusnya jadi acuan kita, bukan alirannya. Kalau ditanya siapa yang paling benar, jawab saja yang paling benar itu adalah Nabi SAW dan sahabat RA, cukup itu saja. Kita ikuti saja Nabi SAW dan para Sahabat RA, yaitu mereka yang sudah jelas2 ada jaminannya dari Allah. Bukan aliran kita, atau aliran saya, atau guru saya, atau pendapat saya yang bener, tetapi yang bener itu hanya Nabi SAW dan para sahabatnya. Jadi bagaimana semua aliran yang ada sama2 bahu membahu bersatu bersama memikul tggjwb dakwah ini. Jgn sampai perbedaan yg ada malah membuahkan perpecahan antar umat dan terhalangnya umat dari tggjwb meneruskan risalat kenabian. Ttpi jadikan perbedaan ini sebagai rahmat dan wacana keilmuan utk dipelajari.

Pernah dlm suatu riwayat tentag dua pimpinan Islam terbesar di Indonesia yaitu Buya Hamka dari Muhammadiyah dan KH. Idham Khalid dari Nahdlatul Ulama pergi Haji bersama. Ketika solat subuh hari pertama maka KH Idham Khalid memimpin solat subuh berjamaah sbg Imam. Ketika itu KH Idham Khalid menyadari dibelakangnya ada Buya Hamka dari Muhammadiyah yg menganut faham solat subuh tanpa Qunut. Walaupun KH Idham Khalid adalah dari NU yg menganut Qunut ketika subuh, ttpi ketika itu malah melakukan solat subuh tanpa Qunut spt Muhammadiyah. Hari esoknya, ketika Buya Hamka menjadi Imam Subuh, beliau menyadari dibelakangnya ada KH Idham Khalid dari NU yg memakai Qunut ketika subuh, maka ketika itu beliau memilih melakukan Subuh tidak spt biasanya ala muhammadiyah ttpi ala NU yaitu dgn menggunakan Qunut. 

Inilah toleransi dan akhlaq yg baik yg dicontohkan oleh 2 ulama besar dlm menghadapi perbedaan. Bukannya kita malah saling menyalahkan atau saling menghujat dgn keyakinan, “saya yg paling benar”. Kebenaran itu pada hakekatnya hanya Allah yg tau dan siapa yg paling benar yaitu Nabi dan para sahabatnya. Selama dia mengakui Allah dan Rasulnya maka mereka saudara kita. Jgn kita pernah merasa menjadi yg paling baik dan paling benar karena ini sifatnya setan. Posisikan diri kita sbg org yg ingin menambah ilmunya, dgn demikian kita akan siap menerima perbedaan. Inilah maksud dari hadits Nabi SAW bahawa perbedaan diantara umatku ini adalah Rahmat. 

Sedangkan yg bukan rahmat dan mendtgkan Laknat adalah jika perbedaan menjadi perpecahan dan permusuhan. Jadi kerja dakwah ini adalah kerja utk seluruh umat islam. Inilah tggjwb umat Muhammad sbg penerus risalat kenabian. Atas perkara ini perlu kita keluar di jalan Allah untuk bisa melatih diri kita menghidupkan Amal Mesjid Nabawi dari latihan 3 hari, 40 hari sampai, 4 bln, tergantung kesiapannya. Inilah salah satu tujuan kita keluar di jln Allah bagaimana mesjid2 yg didatangi oleh rombongan khuruj fissabillillah dpt hidup amal2 mesjid Nabawi.

Mengapa Kita Harus Menghidupkan Amal Maqami: 

Tujuan menghidupkan amal Maqomi adalah bagaimana kita bisa menghidupkan suasana agama di lingkungan mesjid kita. Terutama bagi yang pulang dari Khuruj Fissabillillah penting bagi mereka menghidupkan amal maqomi utk menjaga dan memelihara keimanan mereka. Jadi tujuan dari membuat amal maqomi bukan untuk merubah lingkungan tetapi untuk mewarnai lingkungan yaitu lingkungan yang hidup dengan amal agama. 3 Perkara yang dibuat Nabi SAW setelah Hijrah iaitu membangun Masjid, meluangkan masa untuk masjid dan membuat amalan mesjid. Apa itu amalan masjid iaitu dakwah Illahllah, Taklim Wa Taklum, Ibadah dan Khidmat. Sedangkan 4 Amal Mesjid Nabawi ini dapat diwujudkan dgn 6 cara (6 Amal Maqomi):

I. Amal Maqami Harian:

a) Musyawarah Keadaan Agama: 

Kargozari, Usul, Program. (Fadilat: Fikir sesaat lebih baik dari 70 tahun ibadah sunnat).

b) Taklim Mesjid & Rumah: 

untuk Islah diri, keluarga, dan ummat. (Fadilat: Siapa yang memudahkan langkah kaki ke majelis Ilmu maka Allah akan memudahkan langkah kakinya menuju Surga).

c) 2.5 jam Dakwah harian: 

melalui Sillaturrahmi dan Ihtilat. (Fadilat: Mrk yg bertemu dan berpisah krn Allah akan didudukkan di mimbar2 cahaya dan akan mendptkan naungan Arasy Allah di padang Mahsyar)

II. Amal Maqami Mingguan:

d) Jaulah (keliling) di Mesjid Sendiri dan Jaulah di Mesjid tetangga: Memancing hidayah turun di Mesjid kita dan mesjid tetangga (Fadilat: Sepagi sepetang di jalan Allah lebih baik dari pada seluruh dunia beserta isinya)

III. Amal Maqami Bulanan :

e) Keluar 3 Hari keluar Fissabillillah: Islah diri, menyediakan 1/10 waktu utk agama setiap 30 hari (Fadhilah: Setiap amal ibadah dan harta yg dikorbankan di jalan Allah, Allah gandakan dari 700,000 kali sampai sebanyak yg Allah mau)

Utk dpt mempunyai kekuatan dlm melakukan kerja Maqomi dgn baik maka kita harus menjaga 5 amalan infirodhi (Ibadah):

1. Menjaga solat 5 waktu berjamaah tidak tertinggal takbiratul ula.
2. Menjaga solat Tahajjud setiap malam.
3. Menjaga bacaan Quran sekurang2nya 1 juz tiap hari.
4. Menjaga amalan zikir pagi dan petang.
5. Menjaga adab-adab (terutama menjaga pandangan)

Tujuan dari membuat amal intiqali, amal maqami dan amal infradi ini adalah bagaimana diri kita ini dpt terbentuk 6 sifat utama sahabat r.a:

1. Qualiti Yakin Sahabat : La Illaha Illallah Muhammadurrasullullah
2. Qualiti Sholat Sahabat : Khusyu’ wa Khudu’
3. Qualiti Makrifat Sahabat : Ilmu dan Dzikir
4. Qualiti Akhlaq Sahabat : Iqromul Muslimin (Memuliakan Saudara Muslim)
5. Qualiti Keikhlasan Sahabat : Tashihun Niat
6. Qualiti Pengorbanan Sahabat : Dakwah Khuruj Fissabillillah

Untuk dapat mewujudkan ini semua maka diperlukan 6 perkara :

1. Yakin yang benar
2. Cara Nabi SAW atau Sunnah
3. Niat yang Ikhlas
4. Tawajjuh
5. Mengedepankan nilai Amal
6. Mujahaddah atas Nafsu (bersusah payah menekan nafsu)

Jika suatu mesjid sudah hidup amal2 agama maka rahmat Allah akan turun di kpg tersebut mencurah2. Keadaan kampung akan aman, tenteram dan sejahtera. Bukan dgn cara perbaikan ekonomi, fasilitas kota, keamanan, ttpi dgn perbaikan amalan masjid, baru keadaan masyarakat di daerah itu terperbaiki. Sebagaimana terperbaikinya kehidupan kota madinah yg jahil asbab hidupnya amal2 mesjid Nabawi.

7 Jaminan Allah SWT berikan bagi yang menghidupkan Amalan Mesjid:

1. Keberkatan rezeki dan pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka.
2. Allah akan menjaga rumah kita sebagaimana Allah menjaga Baitullah.
3. Allah akan jaga keluarga kita sebagaimana Allah jaga keluarga Ibrahim a.s.
4. Allah akan memenangkan yang haq dan hancurkan yang batil.
5. Allah akan jadikan diri kita sebagai asbab hidayah.
6. Allah akan jaga anak keturunan kita hingga 11 keturunan.
7. Allah akan lindungi keluarga dan kampung kita dari fitnah dajjal.

Target dari Usaha Nubuwah: 

Target yg paling penting adalah bagaimana kehidupan kita ini tidak terlalu ketinggalan jauh dari kehidupan para sahabat r.a. Jadi penting kita mempunyai target dlm melaksanakan kerja kenabian ini. Diantaranya target dari usaha Nubuwah adalah bBagaimana umat dapat mengamal kan agama secara sempurna selama 24 jam. Bagaimana umat dapat melanjutkan risalah kenabian iaitu kerja dakwah dan juga bagaimana umat dapat mengikuti pengorbanan hidup para sahabat r.a. Sehingga nanti semua manusia dpt selamat dunia dan akherat. Inilah yang namanya jln keselamatan. Apa itu Jalan keselamatan yaitu Jalan Hidayah atau Sunnanul Huda. 

Allah telah berikan kpd Nabi SAW Sunnanul Huda: jalan2 petunjuk atau jalan2 hidayah, agar manusia bisa mendapatkan yang namanya kebahagiaan dan keselamatan. Siapa saja yang berjalan diluar Sunnanul Huda niscaya mereka akan tersesat dan jauh dari petunjuk Allah. Jika kita tidak diberi petunjuk maka kita akan sengsara hidup di dunia ini dan di akherat nanti. Seperti orang buta yang kehilangan tongkat, jalannya akan menderita, nabrak sana nabrak sini, terjatuh-jatuh. Begitulah org yg hidup tanpa hidayah. Sedangkan Dakwah ini adalah salah satu Sunnah Nabi SAW yg akan mendatangkan hidayah atau petunjuk kepada manusia. Hari ini org islam banyak yg hidup dgn cara Yahudi dan Nasrani, padahal satu2nya kehidupan yang di ridhoi Allah dan yg Allah telah jamin hanya kehidupan Nabi SAW. 

Kehidupan Nabi ini adalah suatu kehidupan yg didasari atas wahyu Allah, langsung petunjuknya dari Allah. Sehingga ketika Nabi SAW mengamalkan petunjuk atau wahyu itu dgn sempurna maka kehidupan Nabi SAW penuh dgn keberkahan dan pertolongan Allah. Beda dgn kehidupan kita hari ini yang penuh dgn kesulitan dan tidak ada pertolongan Allah. Hari ini kita setiap ada masalah baru lari ke ulama minta do’a karena merasa do’anya tidak didengar oleh Allah. Tetapi setelah minta do’a, ketika pulang kehidupannya tidak berubah, sama saja dgn sebelumnya spt kehidupan Yahudi dan Nasrani. Bagaimana Allah akan tolong kita jika kita masih spt itu cara hidupnya. Beda dgn sahabat setiap ada masalah langsung lari kpd Allah, diselesaikan dgn shlat dan do’a, maka pertolongan Allah langsung turun saat itu juga. 

Mengapa doa sahabat ijabah dan sedangkan doa kita tidak? padahal Tuhannya sama, Nabinya sama, Kitabnya sama, Kiblatnya sama. Ini disbbkan kehidupan yg kita jlni berbeda dgn sahabat RA. Usaha ini adalah usaha atas napak tilas pergerakan dan pengorbanan para sahabat. Seseorg pernah bertanya kpd seorg Masyaikh dari pakistan, Maulana Yunus, “Apa batasan atau kapan akhir dari perjalanan seseorg ini dalam membuat Amal Maqomi dan Amal Intiqoli?” jadi maksudnya apa batasan akhir amalan dakwah ini sehingga org sudah dpt dikatakan sampai pada maksud dan tujuannya. Maulana Yunus katakan “Yaitu ketika pengorbanan ummat ini sudah sampai pada level spt pengorbanan para sahabat.” Sangking tingginya pengorbanan para sahabat ini sehingga mereka bisa menarik langsung apa saja yg ada dari khazanah Allah kapanpun mereka perlukan. 

Iman mereka ini, para sahabat RA, sudah sampai pada taraf walaupun diperlihatkan pada mereka surga dan neraka, maka Iman mereka sudah tidak dapat naik lagi ataupun berkurang. Namun selama kita ketika ditaskil masih ada rasa berat, masih merasa memerlukan ini dan itu, dan masih terkesan hati kita pada selain Allah, berarti kerja atas nishab waktu 40 hari, 4 bln, ini adalah yg terbaik bagi dia utk dilakukannya dalam rangka islah dan dalam rangka perjalanan mendekati kepada kehidupan sahabat RA.  Jika dia sudah bisa ditaskil, sudah mempunyai kesiapan untuk berangkat kapan saja diperlukan untuk agama, maka ketika itu nishab waktu sudah tidak berlaku lagi buat dia. 

Jika dlm hidupnya tidak ada lagi yg lebih penting dari perintah Allah dan rasulnya, ketika itu baru kapanpun diperlukan dia akan siap meninggalkan semua perkara yg dicintai demi agama. Sahabat ini kapan saja ada takaza atau permintaan utk fissabillillah mereka selalu siap. Sehingga tidak ada nishab waktu diantara sahabat, yg ada kapan dibutuhkan mereka selalu siap dan tidak ada keraguan sedikitpun meninggalkan yang mereka punya. Sahabat sudah meletakkan hidupnya untuk mencapai maksud, sehingga siap mengorbankan segala2nya kapan saja diminta untuk fissabillillah. Inilah sahabat, sedangkan kita belum bisa spt itu. Mrk, para sahabat RA, sudah tidak terkesan lagi pada apa yang mereka miliki, tetapi hanya pada apa yg Allah janjikan. 

Seseorang ulama bertanya kepada Masyeikh yg juga seorg Syeikhul Hadits, “Mengapa anda mau ikut dalam usaha ini yang tidak ada haditsnya mengenai ttg nishab 40 hari, 4 bulan, di jalan Allah tersebut ?” Lalu Masyeikh katakan mahfum, “Kerja dakwah ini adalah ijhtihad dari Maulana Ilyas, dan saya merasa cocok dengan ijtihad beliau. Andaikata ada suatu usaha lain yg lebih baik dpd usaha ini dlm memperbaiki kehidupan ummat maka saya akan bantu dan ikut dalam perjuangan usaha tersebut !” Tetapi masalahnya saat ini yg ada dan banyak membawa umat kpd perbaikan hanyalah usaha ini dan telah nampak hasilnya. Dan usaha atas amar ma’ruf atau kerja dakwah ini adalah usaha yg paling diperlukan umat saat ini. 

Maulana Ilyas Rah.A ketika memulai usaha ini asbab fikirnya atas agama dan risaunya terhadap keadaan umat saat itu di mewat, beliau telah melakukan beberapa usaha atas perbaikan umat:

1. Usaha Atas Ilmu Mendirikan Madrasah: 

Namun ketika itu yg beliau temui adalah kegagalan dan tidak berkesan. Spt ketika beliau membangun madrasah, salah seorg muridnya yg terbaik setelah lulus pergi kekota, dgn harapan murid tersebut dpt memberikan perbaikan terhadap kehidupan umat di kota. Ternyata setelah bertemu kembali beberapa lama kemudian, si murid yang terbaik yang telah tinggal di kota ini, ketika bertemu telah hilang dari dirinya ciri2 keislamannya. Ini menunjukkan kegagalan atau tidak berkesan usaha atas madrasah dalam memperbaiki umat. Ketika si murid dibawa kepada suasana kota dimana amal agama tidak ada maka akan terjadi kemerosotan Iman.

2. Usaha Atas Zikir Ibadah Mengajarkan Amalan Zikir Tarekat: 

Beliau mempunyai murid dlm membuat amalan dzikir, karena beliau sendiri juga adalah seorang Mursyid tarekat. Namun masalahnya adalah murid2 tarekat ini mempunyai kecenderungan utk menyendiri, melakukan uzlah dgn membuat amalan dzikir. Sehingga perbaikan atas kehidupan ummat pun juga tidak nampak melalui cara ini.

3. Usaha atas Kerja Dakwah Usaha atas Amar Ma’ruf & Fissabillillah: 

Asbab fikir beliau yang kuat atas agama dan kerisauannya atas ummat yang sudah rusak ini, sehingga Allah telah memberi petunjuk, ilham, kepada beliau untuk memulai kembali usaha nubuwah. Usaha Nubuwah yaitu usaha yg dibuat Rasulullah SAW pada waktu kurun awal islam berkembang. Apa itu usaha Nubuwah? yaitu kerja dakwah, menyiapkan ummat melanjutkan risalah kenabian. Rombongan dikirim untuk Fisabillillah agar dpt membuat dan membawa suasana agama sehingga org tertarik kembali utk menghidupkan amal2 agama di dlm rumahnya, lingkungannya dan di seluruh alam. Caranya dgn membuat amal maqomi dan amal intiqoli, yaitu usaha atas ketaatan, amar ma’ruf, dan usaha atas pengorbanan, khuruj fissabillillah.

Nabi SAW ditarbiyah oleh Allah agar gantungannya benar dengan cara memutuskan hubungan beliau dengan orang-orang yang disekitarnya dan yang dicintainya. Beliau SAW sebelum berdakwah diberi gelar oleh orang-orang “Al Amin”, “Yang Terpercaya”. Dan dicintai oleh banyak orang. Namun setelah datang perintah untuk berdakwah, org yg sama yg memberi beliau gelar Al Amin memberi gelar yg baru menjadi “Al Majnun”, “Org Gila”. Dan org2 yg mencintainya menjadi org2 yg paling benci dengannya bahkan dari kalangan keluarganya sendiri. Dari kecil Beliau SAW di tarbiyah agar selalu mempunyai gantungan yg benar agar tidak tawajjuh kpd selain Allah. Belum lahir, ayahnya tempak seorg anak bergantung sudah wafat. Lalu baru sesaat bertemu ibunya ditengah perjalanan pulang ibunya wafat. 

Pamannya yang selalu melindunginya ketika saat2 dibutuhkan dalam dakwah beliau juga Allah wafatkan. Istri beliau, Khadijah R.ha, yg selalu mendukungnya dlm kerja dakwah dan yg selalu menghiburnya dikala susah juga Allah wafatkan pada kurun masa awal kenabian. Beliau telah kehilangan segalanya dan kehilangan tempat bergantung selain kpd Allah. Bagaimana Allah mentarbiyah sahabat agar mempunyai tarbiyah yg sama spt Nabi SAW sehingga gantungannya hanya kpd Allah, Sahabat RA diperintahkan utk hijrah bersama Nabi SAW meninggalkan segalanya dari anak, istri, harta, jabatan, kampung halaman, dan lain2.

Lalu bagaimana teguhnya Nabi saw mempertahankan kerja dakwah ini yaitu ketika beliau ditawarkan harta, jabatan, dan wanita oleh para petinggi quraish, apa jawab Nabi saw, “Walaupun engkau mampu meletakkan bulan ditangan kananku dan matahari ditangan kiriku, Aku tidak akan tinggalkan kerja dakwah ini walaupun hanya sekejap saja. Pilihannya hanya dua yaitu mati dlm mendakwahkan agama Allah, atau hidup melihat agama tersebar.” Inilah keteguhan Nabi saw memegang usaha dakwah. Inilah maksud dari usaha ini bagaimana fikir nabi menjadi fikir kita, risau nabi menjadi risau kita, kesedihan nabi menjadi kesedihan kita, kecintaan nabi menjadi kecintaan kita, mijaz nabi menjadi mijaz kita. 

Ini diperlukan pengorbanan dan training khusus yang dilakukan secara terus menerus sampai pada akhirnya wujud dalam diri kita. Inilah mengapa kita penting keluar di jalan Allah dan membuat amal maqomi di mesjid kita. Dgn usaha Nubuwah (Kerja Dakwah) ini bagaimana kita dapat mewujudkan kehidupan Nabi saw ke dalam kehidupan kita. Bagaimana caranya? yaitu dgn ikut dari pada Napak Tilas kehidupan Nabi dan Sahabat. Untuk perkara ini maka kita harus menjadikan maksud hidup nabi menjadi Maksud hidup kita, Kerja Nabi menjadi kerja kita, Fikir Nabi menjadi Fikir kita, Amal Nabi menjadi Amal kita, Perasaan Nabi menjadi Perasaan kita, Pola hidup nabi menjadi Pola hidup kita dan Doa Nabi menjadi Doa kita. 

Dgn cara inilah baru kehidupan Nubuwah akan wujud dalam kehidupan kita sebagaimana hidup di dlm kehidupan sahabat ra. Inilah targetnya yaitu menghidupkan kembali kehidupan nubuwah yg diamalkan oleh para sahabat r.a ke dlm kehidupan kita sehari2. Apa itu kehidupan Nubuwah yaitu kehidupan Nabi saw selama 24 jam.

1). Apa itu Maksud Hidup Nabi: Dakwah atau menyampaikan agama, memberi peringatan dan kabar gembira ttg Allah dan kehidupan Akherat.

2). Apa itu Amal Nabi: Seluruh Sunnah Nabi SAW dari ujung rambut sampai ujung kaki, Seluruh Kehidupan Nabi SAW selama 24 jam, dan Seluruh Perjalanan Hidup Nabi, Risau Nabi dan Fikir Nabi.

3). Apa itu Kerja Nabi: Dakwah Illallah, Taklim wa Taklum, Ibadat dan Khidmat.

4). Apa itu Fikir Nabi: Bagaimana umat dari yang pertama lahir sampai yang terakhir mati di hari kiamat dapat mengucapkan La Illaha Illallah, bagaimana umat dapat selamat dari Adzab Allah Ta’ala dunia dan akherat dan masuk ke dalam SurgaNya Allah Taala. Bagaimana seluruh manusia dapat mengamalkan agama secara sempurna. Bagaimana umat ini dapat melanjutkan tugas Dakwah.

Maka utk dpt mewujudkan ini diperlukan usaha agar kehidupan Nabi saw dpt wujud dlm kehidupan kita. Mengapa kita perlu mengusahakan ini? krn seluruh aspek kehidupan Nabi itulah yg namanya Agama. Tanpa usaha maka kehidupan nabi tidak akan bisa wujud dlm kehidupan kita. Methode yg diajarkan oleh Nabi saw dlm mewujudkan Agama ini adalah “Learning By Doing”. Belajar dgn cara Pengamalan. Seperti org yg belajar membawa mobil dgn praktek dan org yg belajar mobil dgn membaca. Org yg membaca cara membawa mobil belum tentu bisa membawa mobil dibandingkan dgn org yg belajar membawa mobil dgn praktek. Yang mengamalkan membawa mobil dengan praktek dia akan lebih memahami apa yg harus dilakukan jika ada keadaan2. 

Seperti apa yg harus dia lakukan dgn gas, gigi, dan fasilitas mobil lainnya ketika mobil jln, atau sedang berhenti, atau sedang dlm keadaan berbelok. Sedangkan yg dgn membaca, dia akan terseok2 dalam membawa mobil ketika diberi keadaan2. Inilah perbedaan antara orang yang mengetahui dan memahami. Ciri2 org yang faham akan agama, adalah Jika Allah memberi dia ujian atau cobaan, maka dia akan mengerti bagaimana cara menghadapi masalah atau ujian tersebut. Sedangkan org yg hanya tau teori agama, dia akan panik atau bingung menghadapi masalah atau keadaan tersebut sebagaimana orang yang bingung membawa mobil karena hanya belajar dari buku saja. 

Ini dikarenakan tidak adanya latihan atau praktek pengamalan agama. Sehingga ketika dia diberi ujian oleh Allah, dia tidak memahami kemauan Allah atas diri dia dlm keadaan tersebut. Ilmu agama akan memberikan kefahaman kpd kita jika diamalkan. Kefahaman ini hasilnya adalah keyakinan atas amal yang kita buat. Namun org akan faham agama jika dia sudah amalkan agama. Seperti org yg tau rasanya membawa mobil dgn praktek dan org yg hanya membaca buku ttg membawa mobil. Hanya dgn Praktek membawa mobil baru kita bisa faham membawa mobil. 

Begitu juga dgn Agama hanya dgn praktek pengamalan, baru kita bisa siap terhadap keadaan dan ujian yang Allah kasih. Dengan mengamalkan kehidupan Nabi SAW, baru kehidupan Nabi SAW akan wujud dalam kehidupan kita dan memahami pentingnya kehidupan Nabi SAW dalamkehidupan kita. Nabi SAW dikatakan sbg Al Qur’an berjalan karena seluruh kehidupan Al Qur’an wujud dalam diri Nabi SAW. Begitu juga Sahabat yg mencontoh seluruh aspek dari kehidupan Nabi Muhammad SAW, merekapun adalah Al-Quran berjalan. Maka dlm rangka mewujudkan ini diperlukan usaha yg sungguh2 dan terus menerus sampai sempurna. Tidak bisa hanya dgn latihan 3 hari, 40 hari, atau 4 bulan itu hanya sarana saja sptibilangan 6 tahun di SD, 3 tahun di SMP, dan 3 tahun di SMA, namun yg namanya menyempurnakan ilmu atau belajar atau latihan itu dilakukan sampai mati tidak ada bilangannya.

Tertib Khuruj:  

Utk mencapai kejayaan perbaikan diri maka diperlukan tertib aturan yg mengatur seseorg ketika khuruj. Maka ketika khuruj tertib atau ushul ini perlu dijlnkan sbg tolak ukur perbaikan:

a) Yang Ditingkatkan (diperbanyakkan): 

1. Dakwah Illallah
2. Taklim wa Taklum
3. Dzikir Ibadah
4. Khidmat

b) Yang Dikurangkan:

1. Waktu (masa) Makan dan Minum
2. Waktu (masa) Tidur dan Istirahat
3. Berada di luar Mesjid
4. Bicara dunia dan sia-sia

c) Yang Dijaga :

1. Ketaatan pada Amir selama Amir taat pada Allah dan Rasul
2. Amalan Istimai (bersama) dibanding Infiradi (individu)
3. Kehormatan dan Kemuliaan Mesjid
4. Sabar dan Tahammul (Tahan Uji)

d) Yang Ditinggalkan:

1. Berharap kepada Mahluk hanya berharap kepada Allah
2. Meminta kepada Mahluk hanya minta kepada Allah
3. Memakai barang tanpa izin
4. Boros dan membazir

e) Yang Dihindari (jangan disentuh langsung):

1. Bicara Politik dalam dan luar negeri
2. Bicara Khilafiyah (mazhab)
3. Bicara Aib (Jemaah atau Masyarakat)
4. Bicara Status Sosial dan Derma

f) Yang Didekati:

1. Ahli Ilmu (Ulama)
2. Ahli Dzikir (Mursyid Tarekat)
3. Ahli Dakwah (Mubaligh)
4. Ahli Penulis Kitab (Mussanif)

g) Yang Di jauhi:

1. Mencela atau menghina Aliran Agama
2. Mengkritik Aliran Agama
3. Membanding-bandingkan Aliran Agama
4. Menerima atau Menolak Dalil Ulama sebelum di konfirmasikan

Asas dan Fondasi dari Usaha Nubuwah ini :

1. Usaha atas Hati bukan Akal
2. Usaha atas Diri bukan Harta
3. Usaha atas Musyawarah bukan Perintah
4. Usaha atas Diam-diam/Tersembunyi bukan Propaganda/Pamer Kekuatan
5. Usaha atas Bil Ma’ruf bukan Nahi Mungkar
6. Usaha atas Persamaan/Kesatuan bukan Perbedaan/Perpecahan
7. Usaha atas Berita Gembira (Fadhilah) bukan Ancaman
8. Usaha atas Gerak bukan Tulisan
9. Usaha atas Individu bukan Kelompok/Perkumpulan
10. Usaha atas Kedamaian bukan Peperangan
11. Usaha atas Kerendah Hatian bukan kesombongan
12. Usaha atas Umum (akar/dasar) bukan Teknis (cabang/bahagian)
13. Usaha atas penjelasan yang singkat (ringkas) bukan detail

Perumpamaan Agama: “Agama itu spt pohon. Pohon itu bukan tumbuh krn perintah dan larangan. Pohon tumbuh krn diletakkan pada tempat yg baik, lingkungan yg baik, pemupukan, dan pengairan. Begitu juga agama jika di letakkan pada tempat yg benar dan pada lingkungan baik, maka dia akan tumbuh dgn baik. Dakwah dgn tertib yg benar ini adalah tempatnya, lalu buat suasana amal. 

Kerja Dakwah ini mensuasanai lingkungan bukan merubah lingkungan. Cara menghidupkan suasana lingkungan ini adalah dgn meng- hidupkan sunnah dan amal ibadah. Pengairannya adalah dgn menghidupkan Taklim, agar hati manusia ini ada gairah utk beribadah. Pemupukannya adalah dengan sillaturrahmi, bina hubungan, dan akhlaq yg baik. Baru dgn ini agama akan wujud, dan org akan dtg. Jadi Agama bukannya tumbuh dgn perintah dan larangan ttpi karena suasana amal dan akhlaq yg baik.” “Agama itu tidak bisa dipaksakan. Semua org kalo di perintah dan di larang2, maka kecenderungan mrk akan menolak, menentang, berontak, bahkan mendebat. Kita harus satu bahasa dulu dgn mereka, cari persamaan, jgn memaksa. Hanya ada satu bahasa yg bisa buat semua org ngerti dan sefaham, yaitu kebaikan. Semua org kalo disuruh2 gak bisa satu bahasa, tetapi kalo dikasih hadiah, kue, baju, minyak wangi semuanya bakal ngerti. Di hati org itu akan berkata, “..Oh rupanya org ini mau berbuat baik kpd saya”. 

Ketika ini baru Agama dpt masuk setelah ada kesan kebaikan kita pada diri mrk”. “ Agama ini harus kita dulu yg bawa. Jika kita sudah merasa senang dgn agama dan tidak merasa terbebani, nanti org lain akan ikut dan nanya2. Seperti org yg sedang makan es krim. Kalo yg makan sudah senang maka yg lain akan minta dan nanya2. Ttpi jika yg makan tidak suka bagaimana yg lain mau dtg utk minta atau nanya2. Begitu juga agama jika kita yg membawa agama sudah tidak suka bagaimana yg lain bisa suka. Jgn kita buat standard yg sulit untuk di ikuti oleh org lain tetapi kita harus bisa menunjukkan kpd mereka bahwa agama itu mudah diamalkan dan diikuti. Lalu seiring waktu kita buat suasana agar mereka mau ntk meningkatkan pengorbanan.”

Mengapa Kita Harus Terlibat Dlm Pergerakan Ini: 

Yang perlu kita sadari adalah bahwa hampir lebih dari 80 % kandungan Al-Quran itu isinya mengenai perjuangan para Nabi AS dalam berdakwah, kisah2 ummat yg menolak dakwah para Nabi AS. Tidak ada diterangkan di dlm Al Quran ini mengenai jumlah ibadah Nabi2, berapa banyak sholatnya? berapa banyak zikirnya? berapa banyak puasanya? ttpi justru yg diceritakan adalah kebanyakan dpd pengorbanan para Nabi. Ini karena Allah ingin kita belajar dari pada pengorbanan para Nabi2 ini. 

Napak tilas pengorbanan merekalah yg telah mendptkan ridho Allah ini yang patut kita ikuti. Bahkan jantung dpd Al Quran itu sendiri yaitu surat yassin, isinya menjelas kan kisah seorg pemuda yg mengajak kaumnya utk mengikuti dpd ajakan, dakwah, nabi2 yg telah dtg kpd mrk. Skrg caranya bagaimana kita mengikuti jejak mrk yg telah di ridhoi Allah ini. Allah berfirman: “Org2 terdahulu lagi yg pertama-tama (masuk islam) diantara org2 Muhajirin dan Anshar dan org2 yg mengikuti mrk dgn baik, Allah ridha kpd mereka dan Allah menyediakan bagi mereka surga yg mengalir sungai2 di dlmnya. Dan mereka kekal di dlmnya selama2nya. Itulah kemenangan yg besar.” (9:100)

Dan dalam ayat ini Allah telah menggambarkan orang-orang yang telah Allah redhai:

1. Orang islam yang terdahulu dan yang pertama masuk islam (Awallun Muslimin)
2. Orang-orang Muhajjir dan Anshor
3. Orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik

Jadi yg perlu kita lakukan skrg adalah dgn meniru2 pergerakan mereka yaitu menjadi org2 yang Muhajjrin (hijrah membawa agama) dan jika tidak pergi di jalan Allah kita bisa menjadi Ansar (org2 yg menerima Muhajjirin). Dgn pergi di jln Allah ini meniru2 dpd pergerakan dan perjuangan mrk yg telah di ridhoi Allah ini, mudah2an Allah juga golongkan kita termasuk daripada “Org2 yg mengikuti mrk (Nabi dan Sahabat, Muhajjir dan Ansar) dgn baik.” Utk perkara inilah penting kita ikut mengambil bagian dpd usaha nubuwah ini. Allah berfirman: “Walladzina’amanu wahajaru wajahadu fissabillillahi walladzina awawwa nasharu ulaika humul mukinuna haqqan lahummaghfirotuw warizqun kariim.” (8:74) Ertinya : Dan org2 yang beriman dan berhijrah (Muhajjir) serta berjuang pada jln Allah, dan org2 yg memberi tempat kediaman (Anshor) dan memberi pertolongan (kerja sama antara Muhajjir dan Anshor/org tempatan), mereka itulah org2 yg beriman dgn Haq (yang benar2 beriman). Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yg mulia.”

Jadi org2 yg beriman ini, mrk tidak ada keraguan dlm menjlnkan perintah Allah dan mrk buktikan dgn berkorban di jln Allah. Allah telah bahwa org yg mau berjuang di jln Allah lah yg Imannya adalah Haq, Iman yg sebenarnya. Kita tidak bisa mengklaim diri kita beriman jika kita belum bisa membuktikan diri kita kpd Allah, bahwa kita mau berkorban di jlnnya sebagaimana nabi dan para Sahabat dahulu yg telah membukti kan keimanan mrk dgn pengorbanan yg nyata di jln Allah. 

Allah berfirman: “Apakah Kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum nyata bagi Allah org2 yg berjihad diantaramu, dan belum nyata org2 yg sabar.”( 3:142). Rasullulah bersabda mahfum: “Permisalan seorg yg melakukan Jihad di jln Allah adalah spt org yg berpuasa di siang hari, menghabiskan masanya membaca quran dlm solat, bersedekah secara terus menerus sampai si Mujahid itu kembali. Itupun org yg pergi di jln Allah masih melebihi dpd itu.” Allah swt berfirman: “Apakah (org2) yg memberi minuman org2 yg mengerja kan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dgn org2 yg beriman kpd Allah dan hari kemudian serta bejihad di jln Allah? Mrk tidak sama di sisi Allah dan Allah tidak memberi petunjuk kpd kaum yg zalim (At-Taubah-19)”

Ayat ini turun asbab ketika Rasullah berhijrah, org kafir Quraish mencibir bahwa Nabi sudah meninggalkan amalan yg besar ke tempat yg tidak ada sama sekali keutamaan yaitu Madinah. Mereka berpendapat bahwa tinggal di Mekah itu lebih mulia dan melayani org ibadah haji tentu nilainya lebih tinggi dibanding hijrah ke Madinah utk berdakwah. Maka Allah bantahlah cibiran kafir Quraish ini bahwa tidak sama nilainya, lebih tinggi org2 yg pergi di jln Allah. Padahal solat di masjidil haram ini nilainya 100,000 kali lebih tinggi dibanding masjid2 lain, belum lagi nilainya bertambah ketika bln Ramadhan, namun semuanya itu ditinggalkan oleh Nabi Saw dan para Sahabat demi takaza dakwah. Apalagi kalau dibanding kan hanya meninggalkan kantor, meninggalkan pesantren, wong keutamaan masjidil haram di bulan ramadhan dan berkhidmat utk jemaah Haji aja di tinggalkan demi Takaza Dakwah. Jgn sampai yg nama nya Dunia menghalangi kita dari Kerja Dakwah ini dan dari berjuang di jalan Allah. 

Apa itu yg namanya dunia? segala sesuatu selain Allah yg dpt menjauhkan kita dari perintah Allah adalah dunia. Allah ber firman: “Katakan lah: Jika Bapak2mu, anak2mu, saudara2mu, istri2mu, kaum keluargamu, harta kekayaan mu yg kamu usahakan, perniagaan yg kamu khawatiri kerugiaannya, rumah2 tempat tinggal yg kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan rasulNya dan dari berjihad di jalanNya, maka tunggu lah sampai Allah mendtgkan keputusanNya dan Allah tidak akan memberi petunjuk kpd org2 yg fasik.” (9:24).

Inilah definisi dunia menurut sebagian ulama, dan bagaimana dengan teknologi, ekonomi, kekuasaan, dan kekuatan militer ? Itu hanyalah keperluan manusia saja bahkan hanya spt hiasan dunia saja. Jadi jangan sampai kita salah faham, bukan berarti kita tidak perlu teknologi, ekonomi, kekuasaan, dan kekuatan militer, hanya saja itu bukan sebagai maksud kita, tetapi hanya sebagai keperluan saja. Allah berfirman: “Sesungguhnya kami telah jadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mrk siapakah diantara mereka yg terbaik perbuatannya.” (18:7). Dari riwayat Tirmidzi, Allah berfirman dlm Hadits Qudsi: “Wahai anak Adam jadikan seluruh hidupmu utk beribadah kpdKu, niscaya Aku akan penuhi dadamu dgn kekayaan dan Aku akan penuhi kebutuhanmu. Dan apb engkau tidak mengerjakannya, niscaya Aku penuhi kedua tanganmu dgn kesibukan dan Aku tidak akan memenuhi kebutuhanmu.” 

Rasullullah SAW bersabda mahfum: “Apb engkau membaktikan dirimu hanya utk kepentingan perniagaan, dan menyebar lembu2mu utk pertanian, dan engkau puas dgnnya, dan meninggalkan Jihad, maka Allah akan melimpahkan kehinaan ke atasmu. Kehinaan ini tidak akan diangkat sehingga engkau kembali kpd agamamu (dan berjihad di jlnnya)”. (HR Abu Dawud). Org2 yg sibuknya hanya memperbaiki memperbaiki keperluan saja dan melupakan maksud, maka pasti dan pasti kehidupannya akan dipenuhi masalah. Kalau memperbaiki keperluan ini dijadikan maksud maka yg terjadi adalah masalah akan bermunculan. Spt seorg turis yg naik kapal pesiar lalu dia transit di suatu pulau. 

Kalau si turis ini ketika dia turun kepulau tersebut lalu membangun rumah membeli mobil dan semua peralatan hidup maka hidupnya akan menjadi masalah ketika dia harus meninggalkan pulau utk pergi ke kota yg dia tuju. Ini karena transit di pulau itu bukan maksud hanya keperluan, dan itu semua harus kita tinggalkan utk menuju tempat tujuan terakhir yaitu akheratnya Allah. Jadi harta, teknologi, ekonomi, semua ini hanya keperluan saja bahkan menjadi ujian buat kita, krn semua itu hanya perhiasan dunia yg suatu saat harus kita tinggalkan menuju kampung akherat. Namun bukan berarti kita melupakan keperluan kita di dunia ini, karena walau bagaimanapun yg namanya keperluan ini adalah sarana utk dpt mencapai maksud. 

Ibarat/Kiasan: Kapal adalah alat atau kendaraan menuju kampung akherat. Namun yg terpenting dari kapal ini yg perlu di jaga agar jangan sampai terjadi adalah bagaimana agar kapal ini jgn sampai bolong sehingga air dpt masuk kedlm kapal. Sehingga menyebabkan kapal bisa tenggelam. Air ini adalah dunia, tanpa air kapal tidak bisa jalan, namun jika air masuk kedlm kapal, maka kapal bisa karam. Jadi penting kita usahakan bagaimana hati kita ini tidak bolong kemasukan air dunia. Jika dunia sudah masuk kedlm hati maka hati kita akan tenggelam sebagaimana tenggelammnya kapal yg kemasukan air. 

Jadi dunia ini hanya keperluan saja agar kapal kita bisa sampai pada tujuannya yaitu akherat. Org yg hati nya sudah kemasukan dunia ini akan terjangkit penyakit wahan. Apa itu penyakit Wahan yaitu penyakit cinta dunia (Hubbud Dunia) dan Takut Mati. Lalu bagaimana mengatasi penyakit ini, ulama buat ijtihad yaitu dgn meninggalkan dunia yg kita cintai ini sementara saja dgn pergi di jln Allah. Pergi di jln Allah meninggalkan dunia yg kita cintai ini hanya latihan saja seblm maut menjemput dan kita harus meninggal kan dunia selamannya. Inilah cara kita mempersiapkan diri. 

Allah berfirman: “Wahai org2 yg beriman, sukakah kamu aku tunjukkan satu perniagaan yg dapat menyelamatkan kamu dari azab yg pedih? iaitu kamu beriman kpd Allah dan RasulNya, lalu kamu berjuang di jalan Allah dgn harta dan diri kamu. Itulah yg lebih baik bagi kamu andaikan jika kamu mengetahuinya. Allah akan mengampuni dosa2mu, dan Allah akan memasukkan mu ke dlm surga yg mengalir di bawahnya sungai2 dan tempat tinggal yg baik di dlm surga. Itulah Keuntungan (kemenangan dan kejayaan) yg besar” (61:10–12). Disini Allah menawarkan kpd org beriman suatu perdagangan dgn Allah, berniaga dgn Allah, yg dpt menyelamatkan kita dari pada siksa Allah yg pedih. Padahal Allah tidak memerlukan kita. Jadi tawaran ini hanya sebagai kasih sayang Allah kpd kita agar mau beramal. Tawaran perniagaan yg spt apa yg Allah tawarkan:

1). Beriman kepada Allah dan RasulNya, 
2). Berjuang di jalanNya dengan harta dan diri kita

Maka keuntungannya dari perniagaan ini hingga Allah katakan sbg keuntungan, kemenangan, kejayaan yg besar andaikan saja kita mengetahuinya. Apa keuntungan itu:

1). Ampunan dosa-dosa kita, 
2). Dimasukkan kedalam Surga

Jadi derajat mrk yg mau berkorban di jln Allah ini sgt tinggi sekali di sisi Allah, sehingga Allah menawarkan Jihad Fissabillillah ini sbg suatu perniagaan yg dpt memberikan keuntungan bagi kita. Bahkan Allah mengancam bagi mereka yg tidak mau berkorban di jalan Allah atau mau berhenti atau istirahat dpd jln Allah ini. Allah berfirman: “Dan belanjakanlah hartamu di jln Allah, dan jgnlah kamu melemparkan diri kamu ke dlm kebinasaan dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai org2 yg berbuat baik (2:195). 

Sebab diturunkan ayat ini adalah ketika seorg sahabat hendak cuti atau berehat atau tidak mau ikut pergi di jln Allah karena sedang mempunyai urusan. Sehingga turunlah ayat ini utk mereka yg ada terlintas utk istirahat atau berhenti dari berjuang di jln Allah. Di dlm Al-Quran Allah berfirman: “Sesungguh nya Kalian adalah umat yg terbaik yg dilahirkan utk manusia, menyeru kpd yg Ma’ruf (dakwah), dan mecegah yg mungkar, dan beriman kepada Allah” (3 :111). Disini Allah bilang kita sbg Umat terbaik tentu ada sebabnya. Ini dikarenakan kita diamanahkan utk memikul suatu kerja yg tidak diamanah kepada umat sebelumnya yaitu kerja kenabian atau kerja dakwah. 

Menyeru manusia kpd yang Ma’ruf dan mencegah yg mungkar atau dakwah ini adalah identitas umat Nabi saw sbg pelanjut risalat kenabian. Jika kita tidak melakukan tugas ini maka ini seperti polisi yg berpakaian polisi tetapi tidak mau mengerjakan tugasnya, hanya mau duduk2 saja diwarung, pasti dia akan dimarahi atasannya. Baju Polisi yg melambangkan identitas seorg polisi ini spt kerja dakwah yg merupakan identitas umat ini. Jika kita tidak melakukan tugas yg menjadi identitas kita sebagai umat Nabi saw maka kita akan dimurkai Allah Taala.

Dlm mahfum hadits dari Aisyah r.ha berkata mendengar Nabi s.a.w bersabda: “Hai manusia, Allah s.w.t berfirman kpd kalian: “Serulah (dakwahlah) kpd manusia utk berbuat kebaikan dan cegahlah mereka dari perbuatan mungkar, sebelum dtg kpd kalian (akibatnya) dimana kalian berdoa kpdKu ttpi Aku tidak akan menerima doa kalian, kalian meminta kpdKu ttpi Aku tidak akan memenuhi permintaan kalian, kalian memohon pertolongan kpdKu ttpi Aku tidak akan menolong kalian.” (At Targhib). Dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w bersabda mahfumnya: “Apb umatku sudah mengagungkan dunia (maksudnya: mendahulukan dunia dibanding perintah Allah), maka tercabutlah dari mereka dari kehebatan islam. 

Apb umatku meninggalkan Amar Maruf Nahi Mungkar (Dakwah), maka diharamkan bagi mereka keberkahan wahyu (Kefahaman Agama). Dan apb umatku sudah saling caci mencaci (hujat menghujat) satu sama lain, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah Taala.” (HR Hakim dan Tirmizi). Dari Abu Said Al Khudri, Nabi s.a.w bersabda: “Barangsiapa melihat suatu kemungkaran maka hendaklah cegah dengan tangannya. Jika tidak mampu cegahlah dengan lidahnya. Jika tidak mampu hendaklah dia merasa benci dalam hatinya dan ini adalah selemah2nya Iman.” (HR Muslim). Oleh karena itu penting ada diantara kita yang siap melakukan inisiatif untuk mengajak manusia kearah perbaikan seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW. Walaupun itu hanya segolongan orang yang memulainya demi tegaknya agama dan perbaikan atas ummat. 

Allah berfirman: “Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan ummat (jemaah) yang menyeru kepada kebaikan, menyeru kepada yang maaruf, dan mencegah kemungkaran, dan merekalah org2 yg beruntung.” (3:104). Disini bahkan Allah bilang bagi org yg mau menyeru manusia kepada kebaikan ini sebagai org2 yg beruntung. Dan hanya org2 yg mencintai Allah, Rasul, dan Agamanya Allah saja yang mampu berfikir ke arah tersebut dan mau membuat usaha perbaikan atas Ummat. Tanda2 kecintaan seseorg kepada Allah yaitu terlihat dari keinginan dia mengikuti org yg paling Allah cintai agar dia bisa mendapatkan cinta dari Allah kepadanya. Allah berfirman: “Katakanlah (hai Muhammad saw) : Jika kamu mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah akan mengasihimu, dan mengampuni dosa2mu” (3:31).

Inilah yg Allah minta kpd org yg mengaku cinta kepada Allah yaitu dgn mengikuti jalan org yg paling dicintaiNya yaitu Nabi s.a.w. Hanya dgn cara Nabi saw kita akan mendptkan cinta Allah s.w.t ini krn Allah telah mewariskan kpd Nabi Sunnanul Huda atau Jln2 Hidayah (Petunjuk). Jika kita berjln diluar Sunnanul Huda niscaya tersesatlah kita. Skrg bagaimana cara mengikuti Nabi s.a.w? Apa itu jln Nabi s.a.w? Allah berfirman: “Katakanlah (hai Muhammad saw): ini adalah jalanku, Aku dan org2 yg mengikutiku mengajak (manusia) kpd Allah dgn Hujjah yg nyata…” (12:108). Allah telah perintahkan kpd Nabi saw utk menjelas kan jln hidupnya kpd manusia agar mereka mengikutinya. Apa itu jln hidup Nabi Muhammad dan pengikut nya yaitu mengajak org utk taat kpd Allah dan semua Perintah2Nya. Inilah yg namanya Dakwah yaitu mengajak org kpd Allah saja dan utk taat kpd perintah2Nya. 

Inilah maksud dikirimkan rombongan2 dakwah ke seluruh pelosok dunia. Jadi jln dakwah ini adalah jln hidup kenabian dan salah satu sunnah Nabi SAW. Hanya dgn mengikuti jalan yg org kita cintai baru cinta kita ini dpt dibenarkan. Bagaimana kita bisa mengaku cinta sementara kita tidak mau mengikuti org yg kita cintai. Dlm Hadits Mahfum Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yg mengamalkan sunnahku berarti dia mencintaiku dan barangsiapa yg mencintai ku maka dia akan di surga bersamaku.” (Al Hadits). “Semua org dari umatku akan masuk surga kecuali yg menolak.” Para sahabat bertanya, “Siapakah yg menolak ya Rasullullah s.a.w?” Nabi s.a.w menjawab, “Mereka yg menolak Sunnahku.” (Al Hadits). Sedangkan Dakwah ini adalah Sunnah Nabi s.a.w yg nyata, bahkan kita ini disunahkan dlm suatu riwayat nabi s.a.w: “Balighul Anni Walau Ayyat” Ertinya : “Sampai kanlah kpd mrk walaupun hanya satu ayat ”. 

Dlm Haji Wada, Haji Nabi s.a.w yang pertama dan yg terakhir Nabi s.a.w bersabda mahfum kpd para sahabat yg hadir: “Sudahkah aku sampaikan kpd kamu perintah2 Allah?” para sahabat r.a semua menjawab, “Ya, engkau telah menyampaikan risalah itu!” lalu Baginda Nabi s.a.w berkata: “Ya Allah, saksikanlah ini (pengakuan umatku).” Nabi s.a.w bersabda kembali: “Hendaklah yg hadir disini menyampaikan kpd yg tidak hadir disini…” Inilah tanda dari Nabi s.a.w agar kita siap untuk menyampaikan agama ke suluruh permukaan bumi. Inilah sbbnya banyak maqam sahabat ditemukan di luar negeri. Dari 124,000 sahabat hanya 10,000 sahabat yg ditemukan makamnya antara Mekkah dan Madinnah, selebihnya di luar negeri. Spt Saad bin Abi Waqqash r.a makamnya ditemukan di China, Ayub Al Anshari di Turki, Tariq bin Ziyad r.a di Sepanyol dan lain-lain. 

Andaikata sahabat ini hanya memikirkan ibadah saja di mesjidil haram dan mesjid nawabi maka islam tidak akan tersebar dan kita kemungkinan masih menyembah patung dan kuburan. Imam Malik Rah. A berkata: “Tidak ada cara lain utk memperbaiki ummat ini selain menggunakan cara Nabi SAW ketika memperbaiki Ummat pada kurun Awal.” Jadi hanya dengan dakwah umat akan terperbaiki karena dakwah ini adalah alat untuk menyebar luaskan agama. Sudah tertulis dlm sejarah setiap umat terdahulu setelah tidak ada lagi kerja dakwah dari nabi2 mereka maka kecenderungan mereka akan menjadi kafir melalui tahapan. Tahap Pertama manusia akan meninggalkan amal ibadah. Tahap Kedua manusia akan mengerjakan maksiat atau perbuatan mungkar. Tahap Ketiga manusia akan meninggalkan agama menjadi kafir atau murtad krn sudah tidak ada lagi keyakinan pada agama bahwa agama dpt menyelesaikan masalah.

Tanpa Dakwah maka agama lambat laun akan pudar hingga tidak ada lagi org yg mengamalkannya. Bahkan ketika ada yg mengamalkannya akan nampak aneh, bahkan yg mengamalkannya akan dicap spt org gila. Jika tidak ada dakwah maka tidak ada org yg saling ingat mengingati krn Allah. Padahal di dlm Al Qur’an dibilang bahwa peringatan itu baik buat org beriman. Tanpa Dakwah, agama ini spt barang bagus ttpi tidak laku atau tidak ada yg mau membeli. Ini karena tidak ada yg mempromosikannya sehingga tidak ada yg mau membeli. Dakwah ini adalah sarana utk mempromosikan manfaat2 agama dan menjelaskan kerugian yg terjadi bila kita meninggalkannya. Jadi Dakwah ini adalah tulang punggung agama. Tanpa Dakwah yg Haq maka Dakwah yg Bathil akan masuk. 

Jika Dakwah yg bathil sudah masuk spt promosi minuman keras, perjudian, prostitusi, pakaian2 yg vulgar, dan lain2, maka keimanan org akan menurun. Jika Iman sudah menurun maka Amal Ibadah akan berkurang, akhlaq manusia akan menjadi buruk, muamalah dan muasyaroh manusia akan rusak. Ketika itu maka doa tidak akan didengar dan pertolongan Allah tidak akan datang, yang ada hanya kerusakan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Ketika itu semua masalah akan berdatangan. Namun dengan Dakwah maka keimanan akan datang, agama akan tersebar, amal agama akan meningkat, akhlaq manusia akan bagus, perdagangan dan hubungan antar manusia akan baik, dan pertolongan Allah akan datang kepada ummat ini. Atas perkara ini penting kita membantu agama Allah agar Allah perbaiki kehidupan kita. Allah berfirman: “Hai org2 beriman jika kamu membantu agama Allah maka Allah akan menolongmu dan menguatkankan kedudukanmu.” (47:7)

Ini adalah janji Allah bagi mrk yg mau membantu agama Allah maka Allah akan menolong kehidupan kita memperbaiki keadaan rusak dan Allah akan menyelesaikan seluruh masalah yg dihadapi oleh seluruh manusia. Inilah yg dianjurkan ulama yaitu belajar menyelesaikan masalah dgn amal agama. Belajar menyelesaikan masalah dgn pertolongan Allah. Bagaimana cara mendtgkan pertolongan Allah yaitu dgn menjlnkan perintahnya. Setiap perintah Allah dibaliknya pasti ada pertolongan Allah. Spt seorg duta negara yg diperintahkan negaranya jika terjadi sesuatu pasti negara tersebut akan menolong dutanya krn si duta bertindak berdasarkan perintah negara. 

Apalagi dgn menolong agama Allah, pasti Allah akan menolong kita balik. Hanya dgn agama Allah saja semua permasalahan dpt diselesaikan. Namun syaratnya harus ada niat dan kesungguhan usaha dari umat tersebut utk memperbaiki keadaan. Allah berfirman: “…Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan nasib suatu kaum sehingga mrk merubah keadaan yg ada pada diri mrk sendiri…” (13:11). Jadi Allah baru mau membantu merubah suatu kaum setelah kaum itu mau berusaha utk merubah kehidupannya sendiri. Allah akan mendtgkan perbaikan pada suatu kaum jika kaum itu mau buat usaha perbaikan. Apa yg harus diperbaiki pertama kali yaitu kondisi agamanya, karena baik atau buruknya manusia tergantung pada kondisi agama yg ada diri mrk. Sedang kan Agama ini adalah solusi yg Allah berikan utk menyelesaikan seluruh masalah manusia sampai kiamat.

Hidupkan amal2 mesjid nabawi di setiap mesjid maka akan dtg perbaikan dan peningkatan qualitas hidup bagi org2 yg tinggal di kampung itu. Sebagai mana terperbaikinya kehidupan ummat di madinah pada jaman Nabi SAW. Bagaimana kehidupan para sahabat terperbaiki dan meningkat qualitasnya setelah Agama tersebar melalui mesjid Nabawi. Syaratnya harus ada org yg mau bergerak mengajak manusia kpd kebaikan. Dari Anas r.a: Kami para sahabat RA bertanya “Ya Rasullullah, kami tidak akan menyuruh org utk berbuat baik seblm kami sendiri mengamalkan semua kebaikan dan menjauhi semua kemungkaran.” Maka Nabi bersabda, “ Tidak, bahkan serulah org utk berbuat baik, meskipun kalian blm mengamalkan semuanya. Dan cegahlah kemungkaran, meskipun kalian blm menghindari semuanya.” (HR Thabrani) 

Inilah isyarat dari Nabi mengenai pentingnya kerja dakwah walaupun kita belum sempurna mengerjakan kebaikan dan belum sempurna meninggalkan kemaksiatan. Dan hanya dgn mendakwahkan agama saja keadaan akan terperbaiki bukan dgn ekonomi, teknologi, kebudayaan atau dgn kekuasaan itu hanya keperluan saja. Kalau masih memerlukan itu berarti agama belum sempurna karena tidak bisa menyelsaikan masalah manusia. Sedangkan Agama ini sudah sempurna Allah berikan kepada manusia sebagai solusi utk menyelesaikan seluruh masalah. Siapa saja yg mencari solusi diluar solusi yg telah Allah berikan kpd manusia maka yg akan terjadi hanyalah masalah. Selain dgn agama maka manusia hanya menyelesaikan masalah dgn masalah, bukan masalah selesai tetapi hanya akan menambah masalah. 

Allah berfirman: “…Pada hari ini telah aku sempurnakan utkmu agamamu dan telah Aku sempurnakan nikmatKu kpd mu dan telah Aku relakan islam menjadi agamamu…” (5:3). Semua sudah sempurna Allah berikan dari rumus dan cara untuk menyelesaikan seluruh masalah yang di hadapi oleh manusia sampai hari kiamat, tidak ada cara lain. Selain cara Allah dapat dipastikan akan menemukan kegagalan. Spt kaum Ad yang hebat membuat usaha atas kesihatan dan kekuatan tetapi ingkar terhadap agama maka mrk berakhir binasa. Kaum Madyan yg hebat membuat usaha atas perbaikan ekonomi dan kewangan juga berakhir binasa karena mereka ingkar terhadap Allah dan agamaNya. Kaum Saba yang hebat membuat usaha atas pertanian namun ingkar terhadap perintah Allah maka mrk Allah binasakan. Kaum Luth yg hebat membuat usaha atas peningkatan hidup utk mencapai kebahagiaan, mrk pun Allah binasakan. Kaum Tsamud yg hebat membuat usaha atas teknologi bangunan juga Allah telah hancurkan. 

Firaun dan Namrud yg hebat membuat usaha atas kekuasaan, begitu berkuasa sampai mengaku sbg tuhan, juga Allah hancurkan. Qarun yang hebat membuat usaha atas peningkatan harta dan kebendaan juga Allah telah hancurkan. PM Hamman laknatullah alaih yg hebat membuat usaha atas karir politik juga telah Allah hancurkan krn ingkar terhadap perintah Allah. Abrahah yg hebat membuat usaha atas kekuatan militer juga telah Allah hancurkan. Hanya dgn cara Nabi dan para sahabat saja keadaan akan terperbaiki selain itu akan berakibatkan kebinasaan. Hanya dengan amal2 agama saja keadaan terperbaiki, bahkan akan Allah buat umat islam berkuasa kembali. 

Lalu Allah akan menukar keadaan mereka yg susah dan penuh dengan masalah dan penderitaan menjadi keadaan yg aman dan sentosa. Dan ini adalah janji Allah yg mutlak kepastiannya. Caranya mendapatkannya bagaimana? iaitu dgn menghidupkan amal2l agama didalam kehidupan ummat saat ini. Allah berfirman: “Dan Allah telah berjanji kad org2 beriman diantara kamu dan yang mengerjakan amal2 soleh bahwa Dia sungguh2 akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana mereka telah menjadikan org 2sebelum kamu berkuasa, dan sungguh dia akan menguhkan bagi mereka Agama yang telah diredhaiNya untuk mereka, dan Dia benar2 akan menukar keadaan mereka, sesudah mereka berada dlm ketakutan menjadi aman sentiasa” (24:55).

Apa yang perlu kita fikirkan dan kita risaukan saat ini. Bagaimana umat yang 7 billion, tetapi hanya 1.5 billion yang muslim. Dari 1.5 billion berapa banyak yang sudah melakukan solat. Lalu berapa banyak org yg mati tiap hari tanpa mengucapkan La Illaha Illallah. Tiap hari kurang lebih 200,000 org mati tanpa mengucapkan La Illaha Illallah, ini siapa yang bertanggung jawab. Kita ini Allah beri islam bukannya percuma tetapi datang dengan tanggung jawab untuk menyampaikan agama kepada yang belum tau. Akherat adalah tempat untuk saling menagih Hak, nanti asbab org tidak dakwah ini maka ini bisa menjadi asbab org tersebut masuk kedalam Neraka. 

Anaknya, Saudaranya, tetangganya, temannya dan umat akan menagih haknya knp tidak disampaikan atau diajak dlm berbuat kebaikan ketika di dunia, kenapa mereka tidak diperingatkan. Asbab ini Allah bisa kirim kita ke Neraka.  Tetapi ada org yg dosanya sejauh mata memandang, tetapi Allah tunjukan suatu buku amalan yg penuh dgn amal Ibadah org lain asbab dia mengajak satu org lain utk tobat dan org ini mengajak yg lainnya dlm amal dan ibadah. Sehingga Allah duplikatkan amal ibadah mereka kepada org pertama yg mengajak mereka. Jika tidak ada risau dan fikir maka agama tidak bisa bergerak atau berkembang. Kalau Kerja Agama tidak jalan maka kerusakan akan timbul dimana-mana. 

Tanpa agama manusia ini akan rusak dan merusaki, jauh lebih jahat dari binatang sebagaimana kaum jahiliyah terdahulu yg menjadikan ibu hamil sebagai ladang judi. Ibu hamil ini di belah perutnya hidup2 lalu diambil anaknya untuk sbg bahan perjudian. Jadi tanpa Dakwah atas yang Haq maka Dakwah terhadap yang Bathil akan tegak dan merajalela. Seperti Iklan yang ada di TV menawarkan baju2 ketat yg tidak pantas bagi wanita dikenakan. Dulu di Indonesia tahun 1970-an jika ada ora pakai rok mini atau baju ketat yg terlihat auratnya maka org ini akan dibilang tidak punya moral. 

Tetapi kini org yg berpakaian demikian akan dibilang maju dan modern. Hari ini krn tidak ada usaha atas agama, perempuan bangga memperlihatkan aurat mereka, sehingga laki2 mudah tergoda utk bermaksiat. Maksiat dimana2, perjudian, perzinahan, dan minum2 keras dimana2 sudah menjadi hal biasa. Saat ini dlm diri umat sudah ada rasa kebanggaan ketika melanggar perintah Allah, inilah yg namanya Dzoluman Jahula, yaitu Kebodohan yg Paling Jahil. Sahabat dibilang jahil krn belum mengenal agama, sedangkan kita lebih super jahil dari mereka karena kita sudah tahu perintahnya ttpi masih dilanggar. Ini krn tidak ada Kerja Agama atau Dakwah. 

Berdasarkan perkiraan, dulu tahun 1980-an jika org ditanya berapa persen penduduk Indonesia jawabnya 90% penduduk Indonsia adalah org Islam (90% dari 200Jt = 180Jt). Ttpi kini tahun 2003 karena tidak ada kerja Dakwah, umat Islam tinggal 85 % menurut pendataan penduduk. Ini siapa yg salah, butuh berapa lama lagi utk umat Islam di Indonesia pindah agama jika dalam 20 tahun terjadi penurunan 5% dari jumlah total umat Islam. 5% dari 200 juta orang berarti 10 juta orang pindah agama dalam kurun waktu kurang lebih 20 tahun. Ini berarti satu juta orang tiap 2 tahun lari dari agama Islam. Ini perlu jadi fikir kita jika tidak maka nanti tanpa kita sadari cucu2 kita telah tidak kenal Allah lagi. Salah siapa, ini salah kita karena kurang sungguh2 dlm kerja agama. Hanya dgn Dakwah, yg bathil akan hilang dan yg Haq akan tegak. Namun hanya Dakwah yg dicontohkan oleh Nabi SAW yg akan effective dlm menumpas kebathilan. 

Perancis tidak ada dakwah, maka gereja mereka dijadikan Night Club. Dan inipun bisa terjadi pada kita di indonesia yg mayoritas islam jika kita tidak mau mengerjakan Kerja Dakwah dan Tabligh ini. Di Perancis tahun 1960-an Mesjid hanya satu namun asbab ada kerja dakwah dari org2 India yg mengirimkan jemaah tabligh kesana, sekarang di Paris saja terdapat 700 mesjid, dan diseluruh Perancis terdapat 2000 mesjid. Dulu Nabi saw asbab kerja bermulai dari 5 org sahabat dengan sungguh2 berapa banyak umat Islam kini termasuk kita yaitu tidak kurang 1.5 milyar org telah masuk kedlm Islam. Jika ada Fikir dan Risau yg sungguh2 maka Agama akan wujud dlm diri kita dan dlm diri umat.

Nikmat yg paling tinggi bagi umat ini adalah diwarisinya umat ini atas kerja nubuwah atau kerjanya para Nabi. Nabi tidak diwariskan harta dan takhta, ttpi Nabi dan umat ini diwarisi kerja Nubuwat oleh Allah Taala. Asbab kerja ini umat ini diangkat derajatnya oleh Allah sbg “Choiru Ummah: Umat Terbaik”, dan telah diberitakan dlm kitab2 terdahulu yg membuat nabi2 iri terhadap umat ini. Penting kita jadikan Kerja Nubuwat ini menjadi kerja kita, krn ini adalah identitas kita sbg Umat Nabi saw dan amanah dari Allah Taala. Dan semua nikmat di dunia ini akan dihisab oleh Allah Taala termasuk Nikmat terbesar umat ini yaitu kerja Dakwah. 

Sahabat krn telah menjadikan Kerja, Fikir, dan Maksud Nabi menjadi Kerja, Fikir, dan Maksud hidup mrk, maka kemuliaanpun dan kejayaan Allah dtgkan di bawah kaki mrk. Bilal RA sebelum nya menjadi hamba lalu meninggal sbg Gubernur di Suriah. Zaman Umar RA, Romawi dan Persia beserta kemewahannya takluk dibawah kaki Umar RA. Allah berfirman yg mahfum Nya: “Org2 yg beriman dan berhijrah serta berjuang di jln Allah dgn harta dan diri mrk adalah lebih tinggi derajat mrk di sisi Allah dan mereka itulah yg mendapatkan kemenangan. Tuhan mrk menggembira kan mrk dgn memberikan rahmat dari padaNya, keridhaanNya, dan Surga, mrk memperoleh didlmnya kesenangan yg kekal” (9:20-21). 

Sahabat telah korbankan segala2nya, anak, istri, harta, dan diri mrk agar kita dapat selamat dari adzab Allah, ttpi lihat kini apa yang kita lakukan, hanya duduk saja sibuk dgn urusan kita masing2, tidak ada waktu sama sekali buat agama. Apa yang akan kita katakan nanti kepada mrk jika bertemu dgn para Sahabat. Bagaimana Jika sahabat tidak buat kerja Agama. Apa yg terjadi jika kita tidak memeluk Islam pada hari ini, ketika Mati Allah buang kita ke neraka selama2nya. Bagaimana perasaan org yg dilempar Allah ke dlm Neraka selama2nya kra kita belum sempat menyampaikan perkara ini kpd mrk.

Nabi SAW menangisi kita tiap hari dan selalu mendoakan kita hingga kakinya bengkak2 dan matanya menjadi sembab krn banyak menangis. Ketika hidupnya, Nabi SAW sudah mengatakan kita sbg kekasih dan mrk yg lebih beruntung dari Sahabat, yg Imannya paling afdhal, karena mrk tidak pernah melihat Aku dan mukjizatku kata nabi, ttpi mrk beriman kpdku. Kitalah yg dirindukan dan dirisaukan oleh Nabi SAW siang dan malam dalam doanya. Sebelum beliau wafat menjelang sakratul maut yg di ingatnya adalah umatnya, Nabi SAW berkata kpd Jibril jika ini sakit yg dirasakan umatku maka timpakanlah seluruh sakit umatku sampai hari kiamat kpdku saja. Inilah fikir dan risau Nabi. 

Sebelum Nabi saw wafat kata2 terakhir yg keluar dari mulut Nabi saw adalah “ummati…ummati : umatku, umatku”. Ketika dibangkitkan yg diingat Nabi saw pertama kali adalah umatnya, bukan istrinya, keluarganya, sahabatnya tetapi umatnya. Ketika umat Nabi saw berjatuhan di shirat spt hujan, Nabi SAW menunggu di ujung shirat sambil bersujud kpd Allah berdoa: Selamatkan umatku, selamatkan umatku ya Allah. Inilah fikir dan risau Nabi terhadap kita. Jika kita duduk2 saja nanti ketemu nabi apa yg akan kita katakan kepadanya. Allah telah mudahkan agama ini utk kita, beza dgn sahabat yg harus menjalankan agama dgn sempurna 100%. Inilah standard sahabat dalam menjalankan agama, kurang sedikit maka Allah akan turunkan azab dan dapat menjadi asbab tercampaknya mereka kedalam neraka. 

Tetapi kalau kita dalam sebuah mahfum hadits cukup dgn 10% saja sudah boleh menjadi asbab kita selamat dari azab Allah Taala. Tetapi cara dan modelnya harus sama dgn sahabat. 10% dari 1 tahun adalah 40 hari, 10 % dari 1 bulan adalah 3 hari. 10% dari 24 jam adalah 2.5 jam dan ini yg harus kita jaga paling sedikit. Yg penting adalah keistiqomahan kita utk menjaga 10% waktu kita buat agama Allah. Sehingga fikir Nabi dan risau Nabi masuk kedlm diri kita.

No comments:

Post a Comment