Wednesday, February 4, 2015

MUZAKARAH MAULANA SAAD TENTANG KERJA DAKWAH

Nasihat 1 : Tertib vs Peraturan

Tertib itu hubungannya dengan petunjuk atau arahan bagi orang yg mencari hidayah. Menyebarkannya dengan kelembutan. Undang2 itu hubungannya dengan perintah bukan arahan. Melaksanakannya harus dengan kekerasan, ancaman, dan hukuman. Kelembutan itu hubungannya dengan kenabian, sedangkan kekerasan atau kekasaran tidak ada hubungannya sama sekali dengan kenabian. Usul dakwah itu untuk ditaati bagi yang mencari hidayah. Namun bagi yg tidak mentaati bukan untuk dimarahi diancam apalagi dihukum, tapi diberi pengertian. Bagaimana caranya yaitu dengan mudzakarah. 

Sebagaimana kisah seorang badui kencing dimesjid, oleh Nabi dibiarkan samapai selesai kencingnya. Setelah selesai baru diberi pengertian atau mudzakarah oleh Nabi Saw. Dalam menghadapi hal ini kecilkan masalahnya jangan dibesar-besarkan. Bagi Nabi tinggal mengambil air lalu dibersihkan sudah beres masalahnya, jangan dibesar-besarkan. Rasullullah saw bersabda aku kepada kalian ini seperti ayah kepada anaknya. Maksudnya apa? Dakwah itu harus dengan kasih sayang, beri pengertian dengan cara yg baik, ada masalah jangan dibesar besarkan.

Nasihat 2

Allah Swt perintahkan kepada Nabi Saw untuk suka memaafkan. Apabila ada seseorang menyalahi agama perintahnya adalah memohonkan ampun untuknya, istighfar untuknya. Apabila ada seseorang menyalahi dirinya atau menyakiti dirinya perintahnya adalah memaafkannya.

Nasihat 3 

Tatkala seseorang berbuat kesalahan tapi tidak ada satu orang pun membicarakannya maka yang muncul adalah suasana kebaikan.Namun apabila sesorang berbuat kesalahan lalu dibicarakan, diramaikan, dibesar besarkan, maka yang ada suasana keburukan.Kebiasaan para Sahabat Ra ini adalah mereka suka saling menceritakan kebaikan. Sehingga ketika bertemu Nabi Saw yg diceritakan sahabat ini si kaya bisa punya kelebihan amalan ini dan itu, maka sahabat miskin minta kebaikan yg bisa melebihi mereka. Nabi Saw memberi amalan  zikir setelah sholat fardhu. Lalu mereka membicarakan kebaikan amalan yg diberi Nabi shg yg kaya pun dengar gak mau kalah lalu ikut mengamalkan. Sehingga Ketika itu yang nampak suasana kebaikan saja. Semua menyebarkan kebaikan dan ingin jadi yg lbh baik. Sedangkan kesalahan tidak nampak dikehidupan mereka, karena apa? Tidak ada yg membuka keburukan, disembunyikan bukan diramaikan atau dibesar-besarkan.

Nasihat 4

Sehingga nabi saw sabdakan bahwa ghibah ini lebih buruk dari zina. Sahabat heran... kok bisa? padahal zina ini dosa yg begitu besar. Padahal dosa syirik saja apabila dia bertobat maka Alloh Swt kuasa untuk mengampuni. Namun kalau org ghibah ini dia minta ampun langsung kpd Allah, ini tidak boleh diampuni sebelum dia meminta maaf kepada org yg ceritakan keburukannya. Jadi tatkala orang berbuat salah jangan kita besar besarkan ataupun jangan kesalahannya kita cari-cari.

Kisah sahabat r.a: Suatu ketika Umar Ra sedang ronda, dalam perjalanan Umar Ra mencurigai sebuah rumah. Maka dia langsung lompat memasuki rumah orang tersebut. Tatkala masuk kerumah orang tersebut Umar Ra terkejut ternyata dia menjumpai seorang tua sedang meminum minuman keras. Umar Ra lalu berkata kamu adalah orang yg terburuk aku jumpai malam ini. Udah tua bukan ingat mati malah berbuat dosa.  Ini adalah pemandangan terburuk yg aku jumpai malam ini. Namun orang tua itu membalas wahai Umar kamu tidak kalah buruknya:

1. Kamu datang tidak melewati pintu yang seharusnya. Sedangkan Alloh Swt perintahkan untuk memasuki rumah dari pintu2nya.

2. Alloh Swt perintahkan kamu agar tidak memata- matai saudaramu mencari-cari keburukan saudaramu, sementara kamu melakukan sebaliknya.

3. Alloh Swt perintahkan kamu untuk memasuki rumah saudaramu dengan izin. Sementara kamu memasuki rumahku tanpa izin.

Asbab ini Umar Ra menutup mukanya dan keluar dari rumah orang tua itu dengan menangis. Umar Ra menangis bukan karena dipermalukan tetapi menangis krn shock dengan ucapan orang tua itu. Umar Ra menangis akan kesalahannya sendiri, khawatir kesalahannya itu tidak diampuni Alloh Swt. Asbab kejadian ini orang tua tsb tidak pernah hadir dalam majelis Umar Ra untuk beberapa waktu lamanya. Sampai akhirnya suatu ketika orang tua itu datang dengan perasaan waswas. Dia takut jangan2 nanti Umar akan mengumbar kesalahannya didepan umum. Maka tatkala Umar melihatnya dia memanggil orang tua itu dan berbisik, semenjak malam itu aku tidak pernah membicarakan kejadian tersebut kepada siapapun. Lalu orang tua itu balik berbisik kepada Umar wahai Amirul Mukminin semenjak malam itu sampai hari ini aku tidak pernah menyentuh minuman keras lagi. 

Inilah pelajaran apabila kesalahan ditutup maka disitulah akan ada ishlah atau perbaikan. Apabila kesalahan atau keburukan diumbar dan dibesar-besarkan maka tidak akan ada ishlah tapi yang ada kebathilan tersebar melalui ghibah. Itulah mudharat koran dan tv sebagai media dakwah kebathilan. Inilah sunnah Khulafaur Rosyidin yaitu menutup aib orang lain. Nabi Saw katakan kepada Sahabat Rhum janganlah kalian menceritakan keburukan temannya kepadaku karena aku ingin bertemu dengan semua orang dalam keadaan hatiku bersih. Inilah ushul yg penting dalam dakwah. Hendaknya para pekerja dakwah jangan mengadukan keburukan temannya. 

Nasihat 5

Hayatus Sahabah ini adalah sarana bimbingan kita dalam tarbiyah. Maka kisah Hayatus Sahabah ini harus betul2 diperhatikan bagi para pekerja dakwah. Apabila kita tidak memperhatikan kehidupan sahabat ini maka pikiran2 atau watak2 buruk akan muncul dalam kehidupan kita. Sehingga dakwah ini akan jalan menurut cara yang bukan cara dakwahnya Nabi Saw dan para Sahabat Ra. Kisah sahabat ini dibacakan agar kehidupan kita dapat mengikuti kehidupan dan mutu kehidupan para Sahabat Rhum.

Nasihat 6

Asbab ijtimaiyat :
1. Kelembutan
2. Memaafkan
3. Istighfar untuk orang lain
4. Musyawarah

Nasihat 7

Nabi Saw memberitahu seorang calon penghuni surga kepada sahabat. Maka Sahabat pergi cari tahu ttg org tsb bukan karena dengki atau untuk mencari keburukan2nya tidak, tapi untuk syuhbah mengambil pelajaran dan kebaikan dari orang tsb.

Nasihat 8

Dibalik musyawarah ini ada Nusratullah. Hendaknya musyawarah ini dibuat umumi. Musyawarah ini bukan perintah2, sehingga akhirnya malah bikin org yg dlm musyawarah ini jadi merasa besar. Rasullullah bermusyawarah secara umumiyat sehingga begitu menyatunya Rasullullah saw dengan umum sampai2 org2 baru, datang cari Nabi saw tidak mengenalinya kerana begitu menyatunya Nabi dengan jamaah dan bukan melakukan musyawarah khusus dengan pembesar2 saja. Inilah yang diinginkan musyawarah secara umum sehingga tidak nampak perbedaan2 mana yg zumindar mana yg bukan. Bukannya semakin menjadi raja2 kecil dalam musyawarah. Kita ajak semuanya dalam musyawarah, disatukan dalam musyawarah inilah dakwah.

Nasihat 9

Rasullullah saw itu sebetulnya tidak perlu bermusyawarah kerana ada wahyu. Namun begitu umtuk perkara dakwah dan perjuangan, Allah swt perintahkan Nabi saw untuk bermusyawarah. Sesungguhnya yang berhajat pada musyawarah ini adalah kita2 ini. Nabi saw yg menerima wahyu saja bermusyawarah, tapi kita2 ini tidak menerima wahyu disuruh musyawarah malah tak mahu. Sahabat katakan aku tidak melihat seseorang yg bertanya atau bermusyawarah melebih Nabi saw, sedikit2 tanya pendapat dan usul sahabat Ra padahal Nabi saw maksum, paling cerdas dan menerima wahyu.

Nasihat 10

Allah swt memberi nusrah dan ilham asbab musyawarah. Azab mau turun tertahan asbab musyawarah. Azan itu asbab musyawarah Nabi saw dan para sahabat r.a. Ada yg usul terompet, gendang, dll tp semua ditolak oleh Nabi saw kerana menyerupai org yahudi nasrani dan majusi. Asbab musyawarah besoknya Allah swt beri ilham melalui mimpi. Asbab kerisauan dan mujahadah maka Allah swt kirim malaikat ajarkan melalui mimpi dengan cara azan. Musyawarah ini harus dng kerisauan dan pengorbanan, datang sendiri ke musyawarah jangan kirim orang dan jangan melalui email. Apabila ada masalah dalam musyawarah tidak mesti diputuskan saat itu juga.

Nasihat 11

Musyawarah ini untuk menyatukan usulan2 yg berbeda2 menjadi satu. Jika masalah ijtimaiyat diselesaikan secara musyawarah ijtimaiyat. Masalah infiradi diselesaikan dng musyawarah infiradi. Jangan masalah ijtimaiyat diputuskan nya melalui musyawarah infiradi. Kumpulkan semua orang secara ijtimaiyat tunggu sampai semuanya berkumpul baru selesaikan masalah ijtimaiyat. Suatu ketika Sahabat r.a kelaparan dalam perjalanan ada salah satu orang kaya ingin ikram lalu pergi secara infiradi kepada Rasulullah memberi usul agar dia diperbolehkan menyembelih untanya agar para sahabat dapat makan. Nabi saw membolehkannya setelah bermusyawarah dengan org kaya. 

Maka tatkala mau menyembelih untanya Umar r.a lewat lalu dengan marah bertanya apa yg mau kamu lakukan. Si orang kaya bilang dia sudah dapat izin Nabi dan sudah musyawarah dengan Nabi saw. Maka ini yang terjadi jika masalah ijtimaiyat dibawa dalam musyawarah infiradi maka yang akan terjadi perpecahan dan pertengkaran. Maka Umar bawa orang kaya tadi menghadap Nabi saw. Umar ra protes kpd Nabi saw terhadap hasil keputusan musyawarah infiradi tadi. Umar katakan kalau unta ini disembelih maka boleh kehabisan alat pengangkutan dalam perjalanan. 

Maka Nabi saw bertanya kepada Umar apa usulnya, Umar sampaikan kumpulkan semua makanan para sahabat lalu Nabi berdoa minta kpd Allah swt agar diberikan keberkahan. Maka usul Umar diterima. Nabi saw kumpulkan semua makanan para Sahabat r.a lalu Nabi berdoa maka para sahabat membawa bekas2 kantong untuk mengambil keberkahan dari doa Nabi Saw. Semua bekas kantong itu penuh semua dng makanan2 asbab keberkahan doa Nabi saw. Bahkan begitu penuhnya makanan2 di bekas2 kantong itu sisanya masih banyak lagi. Inilah musyawarah ijtimai gunanya utk menyelesaikan masalah ijtimai. Tapi masalah ijtimai diselesaikan secara musyawarah infiradi maka hasilnya perpecahan. Padahal musyawarah itu asbab keberkahan.

Nasihat 12

Amal kebaikan yang dibuat dengan semangat lalu ditinggalkan asbab keputusan musyawarah itulah yang namanya ketaatan. Sebaliknya jika seseorang tetap memaksa menjalankan amal kebaikan dan meninggalkan hasil keputusan musyawarah itu namanya kemaksiatan. Syaitan ini pintar dia mendorong2 orang kepada suatu amal kebaikan padahal dibalik amal itu kemaksiatan. Semangatnya utk kebaikan tapi hasilnya kemaksiatan, kenapa? Kerana tidak sesuai dengan hasil keputusan musyawarah. Ini bukan amal tapi kemaksiatan.

Di zaman Umar r.a ada seorang wanita tawaf lalu terlihat sama Umar r.a dan dipanggil agar tawafnya dihentikan takut mengganggu org lain diganti dengan amal dirumah saja. Maka tatkala Umar r.a wafat sesorang dtg kepada wanita tadi dan bilang bahwa org yg menyuruh kamu agar tidak tawaf itu sudah meninggal kamu tdk perlu mengikuti perintahnya lagi. Maka si wanita itu bilang apakah aku akan menjadi orang yg taat ketika Umar hidup lalu menjadi orang yg bermaksiat ketika umar mati… tidak. Inilah contoh sesorang yg mengorbankan amal kebaikan demi ketaatan.

Maksiat ini sumbernya hawa nafsu sedangkan amal ini sumbernya mujahaddah atas nafsu. Amal kerana hawa nafsu ini jadinya riya atau tidak ikhlas. Amal yg riya atau tidak ikhlas ini akan tertolak. Jadi bagaimana yg benar? Amal itu diletakkan dalam musyawarah. Amal yg diletakkan dalam musyawarah ini gunanya untuk merosakkan nafsu. Sedangkan amal yg dilakukan dengan meninggalkan hasil musyawarah ini adalah hawa nafsu. Sedangkan amal ini adalah mujahaddah atas nafsu. Kalau ada mujahaddah maka akan ada pertolongan Allah. Mujahaddah dalam mengamalkan hasil musyawarah.

Nasihat 13

Dalam musyawarah kita tidak boleh memaksakan pendapat kita. Jika kita memaksakan pendapat kita akan muncul sifat menyandarkan diri pada kemampuan kita. Kalau kita sudah merasa yakin sama kemampuan kita maka nanti Allah swt akan cabut pertolongannya. Jangan kita bersandar pada diri sendiri yakin pada diri sendiri ini akan menyebabkan nusratullah tercabut atau tidak datang.

No comments:

Post a Comment