Sunday, February 16, 2014

HUKUM MEMAKAI TASBIH KETIKA BERZIKIR

Berzikir dgn menggunakan tasbih ataupun alat lainnya utk menghitung jumlah zikir adalah perbuatan yg disyariatkan dan diakui oleh Nabi saw. Perbuatan ini juga dilakukan oleh kalangan salaf tanpa ada seorg pun yg mengingkarinya. Diriwayatkan dari Shafiyah binti Huyay r.a., beliau berkata, “Rasulullah SAW mengunjungi saya ketika saya sdg berzikir menggunakan empat ribu biji kurma. Saya berkata, “Saya bertasbih dgn biji-biji kurma ini.” Maka beliau bersabda, “Maukah kamu kuajari sesuatu yg dpt memberikan pahala lebih bnyk dari bertasbih yg kamu lakukan?” “Tentu saja. Ajarilah aku.” Beliau lalu bersabda,

سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ خَلْقِهِ

“Maha suci Allah sesuai jumlah makhluk-Nya.” (HR Tirmizi).

Diriwayatkan dari Saad bin Abi Waqqash r.a. bahawa dia dan Rasulullah saw mengunjungi seorg wanita yg sdg bertasbih dgn menggunakan biji-biji kurma. Lalu beliau bersabda,

أُخْبِرُكِ بِمَا هُوَ أَيْسَرُ عَلَيْكِ مِنْ هَذَا أَوْ أَفْضَلُ؟ فَقَالَ: 

سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِي السَّمَاءِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ 

مَا خَلَقَ فِي الأَرْضِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا خلق بَيْنَ 

ذَلِكَ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا هُوَ خَالِقٌ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ مِثْلَ 

ذَلِكَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ مِثْلَ ذَلِكَ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ مِثْلُ ذَلِكَ، وَلاَ 

حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ مِثْلَ ذَلِكَ

“Maukah engkau kuberitahu sesuatu yg lebih mudah bagimu dan lebih afdal dari perbuatan ini?” Lalu beliau melanjutkan, “Maha suci Allah sesuai jumlah makhluk yg Dia ciptakan di langit. Maha suci Allah sesuai jumlah makhluk yg Dia ciptakan di bumi. Maha suci Allah sesuai jumlah makhluk yg Dia ciptakan di antara keduanya. Maha suci Allah sesuai seluruh makhluk yg Dia ciptakan. Allah Maha Besar spt itu juga. Segala puji bagi Allah spt itu juga. Tiada tuhan selain Allah spt itu juga. Tiada daya dan upaya selain dgn Allah spt itu juga. (HR Abu Daud, Tirmizi, Nasai dan Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim).

Diriwayatkan dari Qasim bin Abdurrahman, dia berkata, “Abu Darda mempunyai sejumlah biji kurma yg dia simpan di dlm sebuah kantung. Jika dia melaksana kan solat di pagi hari, dia akan mengeluarkannya satu per satu utk bertasbih hingga habis.” (Hr Ahmad). Diriwayatkan dari Abu Nadhrah al-Ghifari, dia berkata, “Seorg syaikh dari Thufawah bercerita kpdau, “Saya bertamu kpd Abu Hurairah di Madinah. Saya tidak pernah menemukan seorg sahabat Rasulullah saw yg lebih berusaha utk menghormati tamu nya melebihi beliau. 

Pada suatu hari, ketika saya sdg berada di rumahnya, beliau sdg berbaring di atas ranjang. Di sampingnya terdpt kantung yg berisi kerikil atau biji kurma yg dia gunakan utk menghitung jumlah bacaan tasbih. Di sisi bwh ranjang itu terdpt seorg hamba perempuan hitam miliknya. Jika kantung itu telah habis isinya, dia lalu memberikannya kpd hambanya itu. Hamba itu lalu mengumpulkan isi kantung itu dan memasukkannya ke dlmnya lalu menyerahkannya kembali kpd beliau. (HR Abu Daud, Tirmizi dan Nasai)”. Diriwayatkan dari Nuaim bin Muharrar bin Abu Hurairah dari kakeknya, Abu Hurairah r.a., bahawa dia dahulu mempunyai sebuah tali yg mempunyai 1000 ikatan. Dia tidak tidur smpi bertasbih dgn tali itu dahulu. (HR Abdullah bin Imam Ahmad dan Abu Nuaim).

Hal itu juga diriwayatkan dari Saad bin Abi Waqqash, Abu Said al-Khudri, Abu Shafiyah maula Rasulullah saw., Fatimah binti Husain bin Ali bin Abi Thalib r.a serta para sahabat dan tabi’in lainnya. Sejumlah ulama juga ada yg menyusun kitab yg berisi anjuran melakukan zikir dgn memakai tasbih, di antaranya adalah al-Hafiz as-Suyuthi dlm kitabnya al-Minhah fis Sibhah, Syaikh Muhammad bin ‘Allan ash-Shiddiqi dlm Îqad al-Mashabîh li Masyru’iyyati Ittikhadzi al-Masabîhdan al-Allamah Abu al-Hasanat al-Laknawi dlm kitabnya Nuzhat al-Fikr fî Sibhat az-Dzikr. 

Al-Hafiz as-Suyuthi berkata stlh menyebutkan hadis dan atsar di atas, “Jika menggunakan tasbih tidak lebih dari sekedar ingin menyamai para tokoh di atas, mengikuti perilaku mrk dan mengharap keber-katan dari mrk, maka alasan ini pun cukup utk dianggap sbg sesuatu yg sgt penting. Lalu bgmn jika tasbih itu mengingatkan kita kpd Allah taala, krn kebnykkan org jika melihat tasbih akan langsung ingat (berzikir) kpd Allah. Ini merupakan salah satu faedahnya yg paling utama. Krn itulah, sebhg salaf menamakannya sbg tasbih. Tidak pernah dinukil, baik dari kalangan salaf maupun khalaf (ulama blkgan), larangan menghitung zikir dgn tasbih. Bahkan, sebhg besar mrk justru menggunakannya utk menghitung zikir dan tidak menganggapnya sbg hal yg makruh.”

No comments:

Post a Comment