Saturday, February 15, 2014

MENSUCIKAN NAJIS

Mensucikan Najis. Ngaji Kitab Kuning Syarah Sullam Taufiq. Wajib hukumnya mensucikan najis yg tidak dimaafkan baik dari tmpt, pakaian atau badan:

1. Jika najisnya najis ainiyah (najis yg boleh dilihat dan dirasa oleh panca indra) maka harus menghilangkan benda najisnya yakni rasa, warna dan baunya dgn menggunakan air yg mensucikan. Maka tidak cukup mensucikan najis menggunakan api atau angin. Dan andai yg tersisa hanya warnanya spt warna darah haid atau yg tersisa hanya baunya saja dan sulit utk dihilangkan maka warna atau bau tersebut tidak berpengaruh pada kesuciannya ertinya menjadi suci secara hakikat bukan menjadi najis yg dimaaf kan, baik najis mugholladhoh ataupun lainnya. Namun jika yg tersisa keduanya (warna dan bau) maka hal tersebut berpengaruh pada kesuciannya yakni ttp najis krn adanya warna dan bau menunjukkan adanya benda najis tersebut. Begitu juga ttp mutanajjis kalau hanya tersisa rasanya saja yakni tidak suci.

2. Jika najisnya berupa najis hukmiyah (najis yg tidak boleh dilihat dan dirasa oleh indra) spt air kencing yg sudah kering dan tidak membekas maka cukup dgn mengalirkan air atas tmpt najis tersebut.

3. Jika najisnya sebangsa anjing (anjing, babi hutan dan semua keturunannya) baik ludah, darah, keringat dan lain sbgnya, maka cara mensucikannya adalah dgn membasuhnya sebnyk tujuh kali sekalipun dgn cara menggerak-gerakkan didlm air bnykdan salah satunya dicampur dgn debu yg mensucikan sekiranya air tersebut keruh dgn debu dan dgn perantara air debu tersebut boleh smpi pada semua bhg tmpt najis tersebut. Maka tidak cukup dicampur dgn debu yg najis atau dgn debu yg sudah dipakai (mustakmal)dan tidak cukup kalau hanya menggosok tmpt najisnya dgn debu tanpa dicampuri dgn air.

4. Jika najisnya najis ringan (mukhoffafah) spt kencingnya bayi lelaki yg berusia dibwh dua tahun dan blm makan sesuatu selain susu ibu maka cukup mengalir kan air atas najis tersebut. Jika air yg digunakan hanya sedikit (kurang dari dua qullah) maka disyaratkan air tersebut mendtgi atau didtgkan pada tmpt najisnya (disiramkan). Oleh krn itu jika najis yg mendtgi air (dimasukkan pada air) maka air tersebut menjadi najis sbb bertemu dgn benda najis. Namun jika airnya bnyk (dua qullah atau lebih) maka Tiada bezanya antara mendtgi najis atau didtgi najis. Wallahu A’lam.

No comments:

Post a Comment