Thursday, January 16, 2014

NIKMATNYA TAKBIRATUL ULA

Syeikh Dr. Abdul Muhsin al-Ahmad bercerita: Salah seorang masyeikh menceritakan bahawa salah seorang dari mereka adalah seorang imam masjid. 

Syeikh (pencerita) ini menceritakan suatu kisah tentang imam masjid tersebut. Beliau berkata: sesungguhnya suatu ketika sang imam ini datang ke masjid (untuk solat subuh) dan kemudian dia mendengar suara teresak-esak di dekat pintu masjid. Maka dia keluar untuk melihat ada apa di situ? Ketika sampai di pintu masjid sang imam ini melihat seorang lelaki sujud dengan sempurna di dekat sepatu-sepatu dan sandal-sandal (jamaah masjid) dan terdengar tangisan dari laki-laki ini.

Sang Imam berkata, "Aku hairan kepadanya dan aku menyangkanya bahawa dia mungkin sedang tidak waras, bagaimana tidak, dia sujud di tempat seperti ini sementara ada tempat yang luas dan bersih di dalam masjid"

Kemudian kembalilah Sang Imam ke dalam masjid dan tibalah waktu solat subuh dan bertakbirlah sang imam dan memulai solatnya. Kemudian Sang Imam melanjutkan ceritanya,  "Tiba-tiba aku mendengar suara tangisan yang keras di belakangku, namun demikian tetap kusempurnakan solat sampai akhir dan setelah itu aku berpaling ke belakang dan aku dapati seorang lelaki tertelungkup menangis. 

Aku jadi hairan dan berbagai macam pertanyaan tentang laki-laki ini berkecamuk dalam diriku dan juga muncul simpati kepadanya. Maka kemudian aku mendatanginya dan ketika aku melihatnya (dari dekat) ternyata dia lelaki yang sama yang menangis dekat pintu masjid di sisi sepatu-sepatu jamaah tadi. Maka aku sangat hairan dengan kelakuan lelaki ini maka aku bertanya kepadanya, ada apa dengan mu wahai saudara.. Aku melihatmu sujud dekat sepatu-sepatu dan sekarang aku melihat mu disini penuh ketundukan kepada Allah”

Akhirnya lelaki ini menceritakan kisahnya kepadaku, seraya berkata, "Baiklah aku akan ceritakan kisahku… Suatu kali aku mendengar hadith Rasulullah s.a.w, “Barang siapa solat dengan ikhlas kepada Allah selama 40 hari dalam jamaah (di masjid), dia dapati takbir yang pertama (takbiratul ula), maka dia akan dituliskan baginya lepas dari dua perkara: Lepas dari neraka dan lepas dari kemunafikan" (H.R. At-Tirmizi no. 241 dan dihasankan oleh Imam al-Albani).

Maka aku menjadi termenung apakah aku mampu mendapatkan dua hal ini, lepas dari sifat munafik dan lepas dari neraka? Hanya dengan menjaga takbiratul ula bersama imam selama 40 hari? Aku berazam akan bersungguh-sungguh untuk melakukannya dan aku sudah melalui 39 malam, tidak tersisa kecuali satu malam saja. Akan tetapi pada fajar hari ke 40 aku ketiduran, ketika aku terbangun aku dapati masjid-masjid sudah mulai iqomah (tanda solat segera dimulakan), maka aku bangkit seperti orang gila, aku berwudhu, dan keluar serta memandu kenderaanku secepat-cepatnya. 

Aku berpindah dari satu masjid ke satu masjid lainnya. Demi Allah, aku menangis di dalam kenderaanku. Aku berkata, "Wahai Rabbku jangan haramkan aku dari kurniaMu, jangan haramkan aku dari dua hal (lepas dari kemunafikan dan neraka).”

Akhirnya aku berputar-putar di antara masjid ke masjid kemudian aku dapati masjidmu ini masih tenang (belum mulai solat), maka aku masuk ke dalamnya dalam keadaan gugup dan jantungku serasa sudah seperti sampai ke tekak… Bagaimana keadaan jamaah? Apakah mereka berdiri? Tidak mungkin sujud? atau tidak mungkin rukuk? Saat itu, aku dapati engkau sedang membaca Al-Quran, tidak ada yang lain dapat aku lakukan untuk Rabb ku selain bersujud di sisi sandal-sandal itu untuk Rabb ku sebagai bentuk kesyukuranku kepadaNya. Allah tidak mengabaikan azam dan cita-citaku. Akhirnya aku menyempurnakan 40 hari mendapati takbiratul ula bersama imam.

No comments:

Post a Comment