Sunday, March 2, 2014

MUSIK, IBLIS DAN SIHIR DAJJAL

Persoalan musik serta bagaimana industri Rock dan Hip-hop diciptakan oleh Illuminati untuk memanipulasi kita agar memasuki wilayah kekuatan gelap syaitan, boleh jadi ini adalah satu persoalan utama yang paling kontroversi di zaman modern. Walau sebenarnya aspek musikalitas dalam islam telah menjadi persoalan ikhtilaf yang terus berlangsung sejak masa tabiin hingga mujtahid-mujtahid terkini.

Sebelum memaksa diri untuk terbebas dari hipnotis musikalitas dan gaya hidup kekinian, tak jarang saya sampaikan secara verbal kepada teman dari komunitas atau siapapun yang interesting mengenai actor intelektual dibalik musik punk rock, metal, hardcore, hip-hop dan berbagai variant dari Rock dan Rap lainnya.

Berawal pada pertengahan 2004, dari berkunjung kesitus www.jesus-is-savior.com hingga penelusuran saya terhubung kepada link-link yang berkaitan dengan MUSIK RITUAL Syaitan

“lagu itu awalnya dari syaitan dan akhirnya dapat murka Allah” (Umar bin Abdul Aziz)

Hingga tahun 2006, dorongan hati semakin kuat untuk benar-benar keluar meninggalkan wilayah medan magnet kegelapan yang telah di created Dajjal dan Sistemnya (Illuminati). Walau perubahan diri tidak semaksimal yang saya harapkan bahkan sulit rasanya untuk benar-benar menghindari sihir musik dengan keimanan yang tidak sempurna.

Diantara pertempuran Syair-syair Iblis dan Firman-firman Allah dalam menguasai wilayah alam bawah sadar (Subconscious Mind/Reptilian Brain), rasanya sulit untuk memenangkan jalan kebenaran illahi disebabkan hati begitu lemah mengikuti petunjuk dan pikiran terlalu lelah menghadapi bombardir kontrol pikiran dari setiap aspek sarana juga aktifitas hidup zaman modern.

Sungguh seperti ada hipnotis kuat dari musik dan lagu-lagu yang saya dengarkan,menyerang alam bawah sadar pikiran. Setiap hentakan, distorsi nada dan lirik begitu menginspirasi, hingga menuntut diri mengaku-ngaku sebagai pemilik kreasi dan imaginasi, dan parahnya lagi adalah pengakuan potensi diri sampai menuhankan diri, menginspirasi kepalsuan fiksi, angan-angan romantisme dan khayalan fairytales, serta sugesti perlawanan dari "jiwa-jiwa pemberontak” yang bermain dusta lewat seni kata-kata, nada dan vandal, atas nama revolusi dan perjuangan yang nyatanya adalah kemunafikan, omongkosong dan utopis. Sementara… kesadaran hati meronta-ronta untuk terlepas dari keterbudakan-keterbudakan ilusi akal tersebut.

Dan sayapun telah menyinggung mengenai aktor intelektual dibalik konspirasi musik dalam beberapa postingan diblog-blog saya sebelumnya. Sebagaimana Was Penre yang telah mendatangkan berbagai reaksi positif- negatif, bahkan cibiran, makian, lebih buruk lagi ia di fitnah dan disebut paranoid,skizofrenia, atas usahanya membongkar konspirasi iblis dalam aspek musikalitas Rock. Sayapun mengalami hal yang tidak jauh berbeda..

Sejak saya mulai menyampaikan persoalan ini secara verbal dan literal, berbagai reaksi berdatangan baik langsung maupun melalui email dan komen, sebahagian mereka yang “paham dan sadar"menghargai presentasi saya. Namun mereka yang merasa dirinya “terlalu kritis dan pintar"menganggap saya agak berlebihan dalam menyimpulkan persoalan musikalitas ini.

Bahkan dalam satu kesempatan ketika saya diminta presentasi kepada pemuda-pemuda masjid di salah satu perumahan, yang kebetulan DKMnya adalah teman saya sendiri. Saya mendapat teguran dari salah satu anggota DKM yang kebetulan pembina remaja masjid tersebut lantaran kesimpulan saya yang mengkhawatirkan, menimbang -menurut keyakinannya- persoalan musik masih berada diwilayah ikhtilaf. Padahal anak-anak begitu interested sekali, bahkan mereka meminta saya untuk melanjutkan pembahasan dan segera menguploadnya di Youtube.

Was Penre adalah “guru"saya, namun perbedaan keyakinan dan sumber referensi telah melahirkan perbedaan perspektif.

Dalam kristen, musik rock diakui sebagai musik syaitan, namun dalam islam bukan saja musikalitas rock, namun apapun yang berkaitan dengan “alat-alat musik” tidak diperbolehkan.
Sebagaimana yang di katakan Rasulullah saw, para sahabat r.hum dan orang shaleh terdahulu, “Dikalangan ummatku nanti akan ada suatu kaum yang akan menghalalkan perzinaan, sutera, khamar dan alat-alat muzik” (HR Bukhari dan Muslim)

"Nyanyian dan lagu adalah seruling syaitan” (Abu Bakr Shidiq ra)

Ini lah hal pokok yang merangsang intuisi, keinginan untuk menelusuri referensi, mengkomparasi dan membuktikan bahawa peringatan-peringatan mengenai musik dari Nabi saw dan para salehin yang memiki keimanan dan amal yang sempurna tidaklah sembarangan dalam berkata-kata dan bersikap, mereka memiliki kesadaran dan penglihatan batin untuk melihat bagaimana Iblis, Syaitan dan sihir Dajjal itu berkerja.

Distinksi saya dengan Was Penre ialah; sebelum ilmuwan illuminati modern abad 20 menciptakan musik Rock, para satanis kuno (Ancient luciferian) penggagas inspirasi bagi penyembahan terhadap dewa-dewi(Pagan-Polytheism) di benua eropa, mereka juga telah menggunakan musik sebagai media perantara jiwa dan pikiran kepada berhala dan dewa-dewa alias syaitan-syaitan mereka pada peradaban lainnya di belahan bumi yang lain.

Jadi saya menyimpulkan dalam persoalan musik syaitan Dajjalis tidak hanya menggunakan musik rock, namun ia bekerja pada setiap musik yang bersifat melalaikan dan berpotensi pada syrik dan mengkuffurkan. Dan juga perlu di ingat.. bahkan Jazz memiliki tujuan yang sama, dan saya juga tidak akan mengabaikan intrumental musik, ketika bahkan Mozart, Bach dan Beethoven adalah seorang Freemason dan okultis sejati.

Mari renungkan apa yang terjadi sekarang, ketika instrumental klasik Mozart dan Beethoven sangat disarankan untuk diperdengarkan pada ibu-ibu hamil.

Secara tidak sadar, masyarakat telah sejak dini diprogram untuk terbiasa dengan pengaruh syaitan merangsang inteligensi anak ke wilayah “negative”, yang saya maksud disini adalah, dimana rangsangan intelektual anak hanya berpotensi meningkatkan IQ, bukan EQ dan SQnya. Potensi IQ yang tinggi sangat berisiko membawa anak menjadi pembangkang dan terlampau kritis, terkadang ketertarikannya hanya kepada hal-hal yang bersifat negative. Umumnya mereka tidak mempunyai keberanian melaksanakan apa yang benar, takut melawan yang salah dan buruk, anak dengan IQ tinggi alias PINTAR itu, sulit untuk menjadi anak yang shaleh. Ya, inilah yang dinginkan iblis, sebagaimana iblis memanipulasi kePINTARan bangsa yahudi agar sentiasa cendrung melakukan maksiat kepada Allah dengan merusak tatanan hidup yang telah Allah tetapkan dalam islam.

Bandingkan dengan apa yang dianjurkan dalam Islam, dimana anak dimasa kandungan agar biasa diperdengarkan ayat-ayat Al-Quran, disamping untuk nilai amal shaleh bagi sang ibu, juga agar anak mendapat pengaruh “positive"dari setiap ayat-ayat yang dibacakan.

Al-Quran yang di bacakan saat mengandung dan kepada balita, telah banyak terbukti mempengaruhi Emotional dan Spiritual anak sejak dini, sehingga anak mudah untuk diarahkan kepada agama dan ibadah. Inilah yang sebenarnya dibutuhkan dari bibit-bibit islam, yakni anak-anak dengan EQ dan SQ yang tinggi. Bukan anak-anak yang “PINTAR” tapi, keblingar.

Hampir semua muda-mudi barat tahun 60-an mengatakan bahawa

"Rock adalah musik pemberontakan, dan itu keren".

Dan era rock tahun 60an pun telah mempengaruhi varian genre musik di era-era selanjutnya…

Siapa yang mengatakan bahawa “genre dan warna music saya saat ini tidak ada hubungannya dengan tahun 60an”, tentunya ini adalah penyangkalan atau keawaman historikal musik.

Tidak dapat dipungkiri lagi, project syaitan tersebut benar-benar berkerja, ia telah mempengaruhi era 70an, 80an, 90an. Dan kini di abad milenium apapun yang bersifat rock yang notabene adalah “Different, Bad and Rebel” masih menjadi terlalu sulit untuk tidak dianggap keren.

Semoga kita tidak lagi mengulang-ulang anggapan bahawa istilah “Different, Bad and Rebel” itu keren setelah kita memahami dari mana asal mula tendensi jiwa muda itu menyukai kata dan ungbila-ungbila sejenis ini “Freedom”, “Break The rules”, “Do what you gonna do"atau Do what you want” dll.

Well, dari mana kah karakteristik ungbila-ungbila seperti itu bermula?

Kalimat-kalimat sejenis yang bersifat membangkang itu adalah fatwa dari bapak satanisme abad 20 yang telah menginspirasi kebudayaan modern, ia adalah Aliester Crowley. Fatwa yang langsung di diktekan kepadanya oleh syaitan utusan dewa Horus mesir bernama Lam itu, berbunyi…

“DO WHAT THOU WILTS”
(lakukan apapun kehendakmu)
yang mana itu sama artinya dengan

DO WHAT SATAN WANT TO DO”
(Lakukan apa yang syaitan kehendaki)

Hampir disetiap lagu Blues/Rock, Reggae, Metal dan Hip-hop, lirik-lirik dengan pesan-pesan seperti itu kita temui, kata dan kalimat seperti itu menginspirasi jiwa muda dizaman modern lewat musik dan bahkan lewat berbagai ekspresi seni dan tulisan-tulisan yang tentu selalu terhubung dengan karya dan kreatifitas jiwa muda.

“Syaitan menggunakan seni, musik dan tulisan, sebagai media propaganda” -Anton zandor Lavey, pendeta tertinggi gereja syaitan-

DIONYSIAN, CROWLEY DAN MUSIK ROCK

Masih mengenai music rock, disini saya coba merangkai sejarah dengan mengutip dan menterjemahkan tulisan Was Penre mengenai hubungan music Rock dengan Crowley yang terhubung dengan ajaran Dynosian.

Sejak diluncurkannya the beatles sebagai sebuah project internasional melalui TV pada tahun 1963, “ROCK"telah menjadi pengrekrutan anggota baru paling berpengaruh bagi Satanisme. Rock telah diciptakan, dihadirkan dan masih terkordinasi dengan pengikut-pengikut Crowleys juga dengan jaringan O.T.O didalam kerjasamanya dengan WICCA. Ini juga bukanlah perkara kebetulan, melainkan para satanis penghasil uang terbesar dan dipercaya sebagai donatur logistic bagi pengembangan dan aktivitas-aktifitas lain organisasi O.T.O-WICCA di seluruh dunia.

Tidak ada hal yang spontan atau kebetulan tentang “Rock." Ini adalah hasil studi klasik para teroris penganut ajaran sesat bangsa Frigia (Phrygian) kuno di Anatolia (Turki sekarang), mereka adalah para pemuja Syaitan-Dionysos (Dewa Yunani kuno), yang kemudian menjadi contoh bagi ajaran /Bacchic di Romawi, suatu pemujaan terhadap dewa Bacchus (Dewa Romawi kuno) dengan karakteristik yang sama seperti Dionysos.

Crowley mengendalikan “Industri music Rock” hal ini telah didokumentasikan oleh tim penyelidik [swasta], yang juga mencatat, bahawa selain lirik syaitan dan pesan-pesan para satanis yang di cantumkan secara subliminal dalam setiap rekaman-rekaman, musik rock adalah merupakan kunci utama operasi subversive para satanis.

“Irama Rock"sendiri telah disalin dari pemujaan sesat penganut agama Dionysian-Bacchic kuno.

Bahkan tanpa obat-obatan dan pesta pora seksual yang merupakan ciri utama dari karakteristik musikalitas Rock yang cadas itu, hanya dengan sering di ulang berkali-kali, berjam-jam dengan pengulangan konstan, "irama rock"akan menghasilkan ektase, sebagaimana obat-obatan yang mempengaruhi pikiran korban.

Demi mengurangi nilai-nilai dari praktek seksual yang wajar dan bernilai, menjadi serendah nilai sexual tingkat kebinatangan, adalah hal penting Syaitanisme dalam semua periode sejarah yang telah dipelajari, sejak ajaran Frigia yang memuja personafikasi syaitan (Dewa-Dewi) Sibyl dan Dionysos hingga periode seterusnya sampai sekarang.

“Dan dia bernyanyi dengan sebahagian alat musik yang merupakan syiar para peminum khamr -Al-Imam An-Nawawi Rahu-

MAINSTREAM DAN UNDERGROUND

Kita sama-sama tahu bahawa ranah mainstream dan underground berbeda, tapi ini hanyalah dari segi idealisme atau selera pendengar, kenyataannya jiwa musikalitas underground tetap dipengaruhi oleh musikalitas mainstream di era 60-an. Sebagaimana Henry Rollins, vokalis band legedaris Black Flag dalam Punk Attitude Documentary ia mengatakan bahawa dirinya terinspirasi oleh Elvis Presley, The Beatles dan Rolling Stones.

Begitu juga Jello Biafra sang vokalis sekaligus frontman dari band berideologi sayap kiri Dead Kennedys, yang menyatakan lewat lagunya "MTV get off the air" bahawa idiologi musiknya adalah masa depan Rock n Roll. "if we have our way, even you will believe, this is the future of Rock and Roll".  Dead Kennedys adalah band subversif, sikap menentang pernah mereka tampilkan pada acara Bay Area Music Awards, dihadapan petinggi-petinggi industri musik mereka tampil dengan aksi menyindir lewat fashion dan lagu. Mereka mengenakan kemeja putih bertuliskan huruf S besar dan dasi hitam, sehingga membentuk simbol dollar, sambil menyanyikan lagu "Pull My String"yang memiliki pesan lirik satir menyerang komersialisasi dan industrialisasi musikalitas mainstream. Aksi itu adalah juga bentuk penolakan sikap mereka terhadap penghargaan "New Wave Credibility” yang di berikan pada acara tersebut. 

Tapi, apakah sikap perlawanan mereka tersebut adalah bentuk ketidaksadaran atau suatu kemunafikan? Mereka adalah aktifis yang tahu betul kepada siapa mereka melawan, namun mereka membiarkan illuminati bekerja mempengaruhi dan memanipulasi moral dan ideologi mereka dengan musik. Atau mereka memang tidak sadar kalau mereka adalah efek dari instrument efektif yang sedang dimainkan musuh mereka. Mereka telah menjadi alat sekaligus korban dari musuh-musuh mereka sebab ketidaksadaran mereka sendiri. Dan bayangkan hal seperti ini sedang terjadi diseluruh dunia.

Mungkin sebahagian orang akan keberatan dengan apa yang saya paparkan disini, terkait pernyataan saya bahawa semua musik rock/pop adalah musik syaitan yang memiliki pesan-pesan mistis. Terlebih musik rock adalah pilihan terakhir yang sesuai dengan sikap reaksionis dan jiwa pembangkang kebanyakan orang di zaman modern ini.

Dan saya mengerti pasti logika anda menyanggah, ketika sebaliknya di musik-musik tersebut, anda malah mendengar dari rockstar-popstar idola anda, yang justru menyanyikan lagu dengan pesan-pesan cinta, perdamaian dan berbagai pesan-pesan positif?

Maka seketika anda berkata “Lalu kenapa mereka di perbolehkan untuk rekaman dan mendistribusikan musik mereka secara bersamaan?

Ketahuilah illuminati memanfaatkan mereka, musisi dan artis-artis itu dibutuhkan lebih kerana untuk kepentingan dari tujuan illuminati itu sendiri, yang mana kebanyakan dari artis-artis itu tidak memahami tujuan illuminati, hanya sebahagian artis-artis saja yang memahami dan menjadi bahagian dari ritual sesat mereka, sementara kebanyakan dari para artis-artis hanyalah efek dan hanya dijadikan sebagai penarik sensasi bagi jiwa-jiwa muda yang mudah terpengaruh dan cendrung kepada hal-hal baru dan berbeda.

Dan hal ini adalah cara efektif untuk menjangkau sekaligus mendekatkan mereka yang tidak terbiasa dengan musik rock hingga akhirnya merekapun mulai terbiasa dan mulai menerimanya dan dengan cepat mayoritas pendengar awam dari berbagai usia akan terbiasa dan merubah pikiran mereka menjadi terbiasa dan menerima okultisme rock-n-roll itu sendiri.

Menurut Was Penre, telah banyak bukti yang sangat jelas bahawa musik rock adalah alat syaitan untuk Illuminati. Dimana setiap musisi yang ingin populer dan berjaya harus memiliki pesan destruktif dan bersedia untuk menyebarkannya agar boleh menjadi kaya dan tersohor di industri musik. Dalam arus musik mainstream, ketika anda menandatangani kontrak dengan major label, secara sadar atau tidak sadar anda telah menjual jiwa anda kepada Illuminati sehingga secara tidak langsung iblispun menguasai jiwa anda, ia mengendalikan anda sepenuhnya. Industri musik rock benar-benar telah dihadirkan untuk men-demoralisasi-kan dan menyetankan pemuda-pemuda dunia agar tunduk terhadap kekuatan Iblis dan Dajjal.

Bagi sebahagian musisi mungkin tidak asing dengan nama Robert Jhonson, musisi blues legendaris yang dalam Rock n Roll Hall of Fame and Museum di nobatkan sebagai "pengaruh awal lahirnya musik rock"ini, adalah seorang akultis dan pemuja syaitan sejati, dimana keahlian bergitar dan membuat lagu ia peroleh langsung dari syaitan dengan sebuah perjanjian(Faustian Bargain), syaitan memintanya untuk mengambil guitar di "persimpangan"(Crossroads) dekat Dockery Plantation dan akhirnya lagu "CrossRoads"pun menjadi populer dan melegenda. 
Pesan dalam lagu-lagu Robert yang banyak menceritakan tentang bagaimana dia menjual jiwanya dengan syaitan dan apapun yang berkaitan dengan satanisme telah mempengaruhi banyak musisi. Elvis, The Beatles dan Rolling Stones misalnya, ialah rockstar-popstar papan atas yang telah terpengaruh oleh Robert Jhonson.

Jika kita cermati, akan kita temukan banyak sekali subliminal dan manipulasi pada pesan lagu dan clip yang bersumber dari varian musik rock dan hip-hop, namun dalam video ini saya hanya memastikan pada subjek musikalitasnya dimana saya akan coba menguatkan bukti manipulasi tersebut dengan menelusuri kembali pada sejarah peradaban primordial era Mesopotamia kuno, Babilonia, Assyria, Sumeria, atau bahkan lebih jauh lagi. 

Saya katakan sekali lagi bahawa industri musik adalah salah satu alat yang paling efektif bagi Illuminati untuk mengendalikan pikiran kita. Mungkin ini adalah subjek yang paling kontroversial, dimana sebuah generasi telah dicuci otaknya dengan musik. Dan musik rock saat ini bagaikan sapi keramat yang di sembah kaum pagan kuno, ia adalah post modern kesyrikan, berhala kebudayaan modern, dan sayangnya hampir tidak ada yang menyadari perkara ini, atau berpura-pura tidak menyadarinya.

Begitu banyak pemerhati muda dari kalangan musisi-seniman dan para peneliti hebat lainnya yang juga konsern mengamati agenda New World Order, mereka tidak menemukan titik terang bagaimana untuk menyempurnakan agenda konspirasi Iblis itu, sebuah sistem Dajjal tersebut bekerja melalui musik dan seni, mereka seperti tidak menemukan jalan keluar ketika sistem kuffur tersebut di hubungkan dengan musik rock dan seni.

Mereka enggan, bahkan menolak untuk meneliti di wilayah itu, mereka tidak berani untuk terlalu banyak menelusuri, menulis, begitu jauh tentang tujuan seram di balik musik syaitan itu. Mengapa? Tentu kerana mereka masih ada disana dan enggan keluar dari lingkaran syaitan itu, mereka enggan mengakui bahawa mereka sulit untuk melepaskan hipnotis musik syaitan itu, mereka masih sangat menikmati dan ingin berada didalam lingkaran itu. Dengan berbagai dalih dan pembenaran diri.

Maka saya bertanya, bagaimana kita ingin melawan sistem secara keseluruhan jika kita sendiri tidak dapat melawan diri untuk melepas hipnotis dan keluar dari lingkaran yang Illuminati ciptakan?

Mungkin terkesan kontradiksi dimana dalam video ini saya mengambil beberapa clip dan mengekpose beberapa hal yang tidak pantas, saya sangat menyadari apa yang sedang saya buat, ini memang bertentangan, namun tidak menutup kemungkinan bahawa hal ini juga sangat baik atau ada manfaatnya. Saya sadari musik yang saya gunakan serta artis dan musisi-musisi yang saya tampilkan dalam video ini justru akan memberi sensasi sebaliknya.

Setelah mengetahui bagaiamana kerja sebuah mind control dengan kebohongan dan manipulasinya, terkadang saya merasa dapat mengatasi tanpa khawatir mendapat pengaruh negatifnya namun yaa boleh jadi saya keliru.

MANIPULASI SUARA DAN VIBRASI ENERGI

Musik adalah “manipulasi suara”.. dan suara ialah vibrasi(getaran) yang apabila dimanipulasi akan menghantarkan vibrasi energi yang dapat mempengaruhi pikiran ke jiwa. Sebelumnya saya pernah membahas tentang bagaimana illuminati memanipulasi metabolisme dengan bahan-bahan kotor agar merusak nutrisi alami dan vibrasi energi, sehingga berpengaruh terhadap tubuh pikiran dan jiwa. 

Saya agak sulit mendefinisikan atau menyatakan bahawa semua musik adalah buruk, tentunya itu adalah hal yang sangat beresiko untuk dikatakan, menimbang kemampuan kita mendengar suara, menangkap gelombang sinyal nada, memahami irama, memanfaatkan intstrument dan menjadikannya suatu harmony dalam music adalah fitrah illahi.

Lalu mengapa ini menjadi ikhtilaf dikalangan ulama, ketika ditemukan riwayat mengenai sebahagian sahabat yang juga memainkan alat music?

Yang jelas, dengan keterbatasan ilmu yang saya miliki, saya hanya dapat menyimpulkan bahawa keselarasan nada tertentu juga dapat diciptakan pada level vibrasi yang tinggi untuk menghantarkan energi positif kepada pikiran dan jiwa sehingga ia dapat menjadi instrument yang baik bagi pencerahaan bathin dan kesadaran akal yang tinggi.
Memang ada sebahagian sahabat Nabi saw yang menggunakan keahlian bermusik dan bersenandung , untuk hal yang bermanfaat bagi keimanan mereka, namun bukan untuk hal-hal yang melalaikan dan menjauhkan mereka dari mengingat Allah, apalagi menunjang populeritas mereka.

Populeritas adalah hal yang paling ditakuti orang-orang shaleh terdahulu, kerana populeritas adalah jerat halus yang akan menjatuhkan kita masuk kedalam lembah kemusyrikan tersembunyi (syrkul khafi) yaitu Riya(ingin dipuji) dan Sumah(ingin didengar). Nah, inilah alasan utama mengapa sebahagian besar sahabat nabi, tabiin dan ulama-ulama 4 mazhab memakruhkan dan bahkan mengharamkan musik.

Dalam syariat, dakwah tidak ada hubugannya dengan music sama sekali, Rasulullah saw dan sahabat r.hum tidak menggunakan music sebagai instrument dakwah. Riwayat tentang beberapa sahabat yang memainkan alat musik, adalah lebih pada keasyikan personal mereka dalam mencapai ektase iman kepada Allah, namun tetap musik bukanlah suatu amal ibadah ataupun metode dakwah yang dilakukan sahabat, mereka tetap beribadah dan berdakwah dengan cara yang dicontohkan Nabi saw.

Banyak cara untuk mendapatkan ektase menuju puncak keimanan, tetapi para sahabat paham betul akan nilai sunnah, sehingga setiap amal yang dianjurkan Nabi saw dan dicontohkan lewat sikap selalu lebih mereka prioritaskan. Seperti Dakwah Ilallah, membaca Al-quran, zikir dan Ibadah, Talim dan muzakarah iman , adalah keasyikan tersendiri bagi setiap muslim yang tahu ganjarannya dan sentiasa mengingat Allah dalam setiap waktu dan keadaan.

Kandungan Al-Quran dan Hadist tentang keutamaan beramal(Fadhilah Amal), kisah kehidupan sahabat(Hikayatus Shahabah), anjuran untuk bersedekah(Fadilah Sedekah) dan perkataan bijak ulama-ulama mumpuni adalah energi positif yang sebenarnya dibutuhkan wilayah alam bawah sadar kita, itulah mengapa kita sangat dianjurkan membaca dan mendengarkannya(Talim wa talum) berulang-ulang kali.

Sementara sekarang, wilayah alam bawah sadar kita telah terbiasa menerima kebohongan-kebohongan yang disampaikan utusan-utusan Dajjal lewat musik, seni dan penulisan yang diinformasikan kepada pikiran kita melalui berbagai media, baik mainstream maupun underground.

Tetapi untuk sementara ini saya hanya berani mengatakan bahawa beberapa musik telah benar-benar dieksploitasi oleh industri musik yang dikontrol oleh kekuatan mistis para pemuja syaitan.

Illuminati telah memanipulasi musik yang kita dengar menjadi buruk bagi kita, ia meramu energi suara pada level vibrasi yang rendah(negatif) untuk dikirim kedalam wilayah alam bawah sadar pikiran, jika vibrasi energi negatif telah menguasai alam bawah sadar, maka otomatis jiwa dan raga kita pun akan mudah untuk di manipulasi dan di kendalikan mengikuti rancangan dan langkah-langkah sesat yang telah disusun Illuminati.
Sahabat-sahabat Imam Abu Hanifah Ra berkata: “menyimak lagu adalah suatu kefasiqan.”

LAWAN KEMUNAFIKAN DAN HINDARI PINTUNYA

Saat ini tidak ada yang boleh keluar dari medan sihir mereka, saya sendiri adalah seorang munafik yang masih sering terlena dengan sihir musik… namun hidup adalah perjuangan untuk melawan kemunafikan sebab disitulah letak penilaian Allah dalam mengukur qualitas keimanan manusia.

Nabi saw mengajarkan kita untuk selalu mengajak dan menyampaikan agar kita nantinya tidak mati dalam keadaan pasrah terhadap kemunafikan. Semua manusia tidak luput dari kemunafikan bahkan sahabat Nabi saw, Hanzallah R.a mengatakan dirinya munafik.

Dan tahukah anda dari mana datangnya kemunafikan itu? Para ulama fuqaha mengatakan bahawa musik adalah gerbang-gerbang kemunafikan maka inilah yang saya coba untuk lawan atau setidaknya saya berusaha menghindari pintunya dan masih memiliki kebencian dihati terhadap fitnah dajjal paling efektiif tersebut, maka inilah selemah-lemahnya iman saya.

Dan kebencian terhadap rezim hawa nafsu Illuminati bukanlah dendam kesumat tanpa alasan syariat sebagaimana kebencian mereka kepada orang-orang yang beriman(mukminin) dan yang berserah diri sepenuhnya kepada Allah azza wajalla(muslimin). Kebencian ini adalah selemah-lemahnya penolakan seorang hamba yang lemah terhadap musuh Maha Raja satu-satunya yang ia cintai.

“Nyanyian (musik) menumbuhkan kemunafikan didalam hati dan itu tidak membuatku tertarik” (Al-Imam An-Nawawi Rahu)

TERIMA FAKTA INI DENGAN KESADARAN AKAL DAN SPIRITUAL

Apa yang saya suguhkan bukan untuk mereka yang masa bodo terhadap spiritualitas, namun bukan juga untuk mereka yang meracau mengenai Tuhan dan Agama, Syurga dan Neraka dalam pusaran yang tak berujung disebabkan kedangkalan khazanah ilmu, ini adalah tesis untuk berbagi dalam membuktikan bahawa pernyataan para muqarabbin dan salehin mengenai musik sebagai alat dan propaganda iblis adalah benar dan hanya mereka yang memiliki -setidaknya separuh- kesadaran bathin seperti merekalah yang dapat membenarkannya pula. Mereka adalah orang-orang kasyaf yang di anugrahi Allah penglihatan khusus terhadap perihal metafisika.

Video ini bukan saya peruntukan kepada teman-teman yang masih eksis didunia musik, tetapi untuk mereka yang sudah menyadari dan meninggalkan dunia musik yang mana cendrung menarik mereka pada popularitas kemudian membawa mereka memasuki wilayah yang sangat di benci Allah yaniRiya dan Sumah, maka pada saat yang bersamaan baik dengan kesadaran ataupun dalam ketidaksadaran, seketika mereka telah memasuki lembah kemusrikan tersembunyi yang dibuat Iblis dan Dajjal.

Rasulullah saw telah memperingati hal ini, bahkan lebih beliau takutkan dari apa yang telah direkayasa oleh Dajjal dan Sistemnya.

“Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang lebih aku takutkan dari fitnah Dajjal? Yaitu Syrkul Kahfi (Kemusyrikan Tersembunyi) RIYA DAN SUMAH” (HR Ibnu Majjah, bab Riya dan Sumah, hadist no. 4204)

Mungkin ini perlu untuk direnungkan oleh kita bersama, kita begitu khawatir dengan apa yang telah dilakukan Illuminati dalam kehidupan kita, kita lebih takut dengan rekayasa Dajjal, namun kita lupa, reaksi kita mengantisipasi fitnah, perlawanan kita terhadap mereka melalui musik Seni dan Penulisan, justru menterlenakan kita memasuki wilayah yang Allah Swt benci dan paling Rasulullah saw takuti. Kita tertipu oleh cara kita sendiri yang kita anggap paling benar, walaupun kenyataannya menyelisihi sunnah, sehingga memasung keikhlasan niat kita dengan Riya dan Sumah.

Apa yang saya sampaikan semoga dapat menjadi hujjah yang menguatkan mereka untuk semakin kuat dalam prinsip baru mereka. Kecendrungan saya hanya bagi mereka yang berpegang pada ijtihad bahawa aspek musik dan popularitas yang mempengaruhi jiwa dan akal menjadi lalai dari zikrullah, sangat tidak diperbolehkan dalam islam dan semoga ini semakin mencerahkan mereka. Dan tentunya bukan untuk mereka yang berbeda ijtihad sebab itu hanya akan membuat mereka merasa terusik. Wassalam selamat menyaksikan…

“Nyanyian adalah perkataan sia-sia, menyerupai kebathilan, sesuatu yang bersifat khayalan. Barang siapa yang sering melakukannya dia adalah orang yang bodoh dan tertolak persaksiannya.” (Al-Imam Asy-Syafie Rahu)

No comments:

Post a Comment