“Barang siapa tidak mengetahui tetang ilmu pernafasan maka dia tidak akan mengetahui, Syahadat, Istinja, Junub dan Janabat”.
Walaupun dia ahli Fikih, ahli Tauhid, ahli Tasawuf, kalau masih belum mengenal ilmu hakikat usul diri yang asli yaitu “turun naik nafas” dan masih berpegangan kepada nama dan bacaan maka masih belum sempurna ilmunya yang Haq.
“MAN ABDAL ISMU’U NAL MA’NA FAHAU KAFIRUN” (Barang siapa menyembah Nama tiada mengetahui yang punya nama, orang itu kafir)
“MAN ABDAL ISMU’U NAL MA’NA FAHUA BATILUN” (Barang siapa menyembah nama tiada mengetahui nama, hukumnya batil yaitu sia-sia belaka).
Jadi bukan nama, bukan bacaan namun yang lebih wajib adalah hakikat asal usul kejadian diri kita yang sebenar-benarnya.
Ketahuilah RAHASIA ini. Wujud Allah iaitu nafas yang LAISA, tidak ada umpamanya. Kerana Allah itu hanya nama kebesaran diri Nabi kita MUHAMMAD SAW.
Kita harus sungguh-sungguh mengenal diri zahir dan batin,
Barang siapa tidak mengenal Allah dari awalnya..
Barang siapa tidak mengenal Allah dari akhirnya…
Barang siapa tidak mengenal Allah dari dunia dan akhirat..
Barang siapa tidak mengenal allah dari hidupnya..
Nescaya tidak mengenal juga di negeri akhirat
Apabila kita mampu mengenal diri kita yang sebenar-benarnya, maka kita tidak terdindingi dengan Nabi kita MUHAMMAD Saw, kerana tiada lain diri kita bertubuh NUR MUHAMMAD zahir dan batin.
Barang siapa kenal dengan dirinya tentu kenal dengan Rasullullah Saw. PASTI, kalian akan melihat kebesaran Jalal dan Jamalnya Rasullullah Saw
Itulah nama kebesaran ALLAH yang disebut SUBHANAHUWATA’ALA. Yang tidak lain adalah diri “HU..” diri nabi kita Muhammad Saw. Itulah yang sebenarnya LAISA bernama HUAJIBUL UJUD.
Tengku Daeng Mawelle
No comments:
Post a Comment