Friday, March 14, 2014

TARBIYAH PUASA DAN LAILATUL QADAR

Puasa adalah medan peperangan bagi kita semua menghadapi musuh tersembunyi didalam diri kita iaitu "Nafsu". Puasa bertindak mentarbiyah hati agar menundukkan nafsu keakuan iaitu berhala terbesar yang menghijab keberadaan Allah dari hati setiap insan. 

Antara jalan utama untuk menyingkap hijab tersebut adalah.. "al maut al irady” iaitu matikan kehendakmu dan tunduk sepenuhnya dengan kehendak Allah! Yakni dengan membuang rasa wujud diri berhala ananiyah yakni keakuan.

Pada bulan Ramadhan kita sedia maklum musuh luar (syaitan) sudah dibelenggu. Tapi kita akan hadapi musuh lebih besar dan kuat iaitu “Nafsu" yang jauh lebih bahaya. Maka di bulan Ramadhan ini, roh dihadapkan musuhnya yang menghijab diri insan dari Tuhannya, yakni nafsunya. Nafsu suka menghadap wajah kepada selain Allah S.W.T. Sedangkan roh pula cuba membawa hati menghadap kepada satu kiblat yakni kaabah hakiki. 

Apabila hati bathin dapat menyaksi yakni syuhud kepada satu arah, satu wajah dan satu kiblat, yakni Zat Hakiki maka kegelapan malam basyariah kemakhlukan jasad dapat difanakan dengan terangnya cahaya illahiyah (Nur Warid) yang berpaksi pada Zat Yang Hakiki, yang menjadi sumber sifat, Asma dan Afaal. Maka saat itu gelap malam tersembunyi cahaya mentari siang yang dapat mensirnakan gelap malam. Satu saat saja terangnya mentahari rohani dapat mengatasi kebingungan malam disebabkan zhulumat jasmani. Itulah cahaya Lailatul Qadar.

"Sungguh telah kami turunkan al-Qur’an pada malam lailatul Qadr.” (Al-Qadr:1).

Dalam kegelapan malam, gelap jasad bumi diterangi cahaya illahiyah dengan turunnya sumber cahaya Al-Quran dan Nur Muhammad. Maka lambang orang yang mendapat Lailatul Qadar adalah mereka itu di Tajalli dari sifat Jamalullah, akhlak karimah, akhlak Muhammad, akhlak al-Quran. Itulah himpunan sifat-sifat Allah dan itulah Al-insan Al Kamil. 

Syeikh Jamaluddin Al-Khalwati Rahimatullah Ta'ala berkata dalam kitabnya Ta’wilat, “Lailatul Qadar adalah malam pencapaian, dimana ia lebih baik dari seribu derajat dan kedudukan. Maka barang siapa yang telah sampai dan menemukan malam ini, jiwanya akan fana (melebur) secara keseluruhan sebagai tanda terbukanya penghalang antara dia dan Tuhannya.”

Imam Qusyairi Rahimatullah Ta'ala menjelaskan tentang pengertian lailatul mubarakah (malam keberkahan), “Dialah malam dimana hati seorang hamba hadir dan menyaksikan ‘pancaran’ Tuhannya. Di dalamnya ia merasakan kenikmatan dari cahaya pencapaian dan kedekatan (kepada Tuhannya)”

Hendaklah kita bertekad dan menghidupkan malam itu. Lipatkanlah lengan bajumu untuk menghidupkan semua malam yang datang padamu dari hari-hari dalam hidupmu. Kerana ia (malam) tersembunyi di dalamnya (siang). Singkatnya, janganlah engkau alpa dari Allah dalam semua hal-mu, agar setiap malam menjadi kemuliaan yang lebih baik dibandingkan dunia dan segala isinya.

Sampai terbit fajar maksudnya, sampai terbitnya Matahari Zat Ilahiyah, yang memfanakan dengan pancaran zatiyah-nya semua sinar bayangan-bayangan dan pantulan-pantulan secara mutlak. Yang ghaib tidak ada seorang pun yang dapat mengetahuinya kecuali hanya bagi Allah yang Maha Mengetahui segala yang ghaib. Itulah sebabnya Allah kemudian menyamarkan hal ini kepada Kekasih-Nya. Buka pakaian Nafsumu, terbangkan rohanimu.

Tengku Daeng Mawelle

No comments:

Post a Comment