Saturday, July 30, 2016

TASAWWUF

Berkata Junaid Al Baghdadi: Tasawwuf ialah mensucikan hati dpd tertambat dgn makhluk, meninggalkan perangai tabi'e yg buruk, memadamkan sifar2 kemanusiaan (yg buruk), menjauhi dorongan nafsu, bersifat dgn sifat kerohanian, berpegang dgn hakikat segala perkataan, mengutamakan Allah pada setiap masa, menasihati seluruh umat, menyempurnakan janji kpd Allah dan mengikut syariat Rasulullah s.a.w. 

Al Tusturi ra berkata: Ahli Sufi ialah org2 yg mensucikan dirinya dpd kekotoran, memenuhi fikirannya dgn bertafakur (memikirkan kebesaran Allah) dan memutuskan hubungan (hati) dgn manusia utk menuju kpd Allah dan sama di sisinya antara emas dan lumpur. Istilah Ma'rifat berasal dari kata "Al-Ma'rifah" yg berarti mengetahui atau mengenal sesuatu. Dan apabila dihubungkan dgn pengamalan Tasawwuf, maka istilah ma'rifat di sini berarti mengenal Allah ketika Sufi mencapai maqam dlm Tasawwuf. 

"Ma'rifat adalah ketetapan hati (dlm mempercayai hadirnya) wujud yg wajib adanya (Allah) yg menggambarkan segala kesempurnaannya.” Asy-Syekh Ihsan Muhammad Dahlan Al-Kadiriy mengemukakan pendapat Abuth Thayyib As-Saamiriy yang mengatakan: "Ma'rifat adalah hadirnya kebenaran Allah (pada Sufi)...dalam keadaan hatinya selalu berhubungan dengan Nur Ilahi..."

Imam Al-Qusyairy mengemukakan pendapat Abdur Rahman bin Muhammad bin Abdillah yg mengatakan: "Ma'rifat membuat ketenangan dalam hati, sebagaimana ilmu pengetahuan membuat ketenangan (dalam akal fikiran). Barangsiapa yang meningkat ma'rifatnya, maka meningkat pula ketenangan (hatinya)."

Ma'rifat arti secara umum adalah yang dilakukan orang alim yang sesuai dengan maksud dan tujuan ilmu sendiri. Ma‘rifat menurut ahli fiqhi adalah ilmu. Setiap ilmu itu ma’rifat, ma‘rifat itu ilmu, setiap orang alim arif dan setiap ‘arif itu alim. Ma‘rifat menurut ahli Sufi ialah rasa kesadaran kepada Allah akan Sifat dan AsmaNYA. Ma'rifat, menurut Al-Ghazali, ialah pengetahuan yang meyakinkan, yang hakiki, yang dibangun di atas dasar keyakinan yang sempurna (haqq al-yaqin). 

Ia tidak didapat lewat pengalaman inderawi, juga tidak melalui penerangan rasional, tetapi semata melalui kemurnian qalbu yang mendapat ilham atau limpahan Nur dari Tuhan sebagai pengalaman kasyfiy atau ‘irfaniy. Teori pengetahuan ala Sufi ini dipandang telah ikut melemahkan semangat seseorang untuk aktif dalam kehidupan nyata secara seimbang antara tuntutan peribadi dan sosial, antara jasmani dan rohani.

Makrifat merupakan ilmu yang tidak menerima keraguan (العلم الذى لا يقبل الشك) yaitu ”pengetahuan” yang mantap dan mapan, yang tak tergoyahkan oleh siapapun dan apapun, karena ia adalah pengetahuan yang telah mencapai tingkat haqq al-yaqin. Inilah ilmu yang meyakinkan, yang diungkapkan oleh Al-Ghazali dengan rumusan sebagai berikut:

ان علم اليقين هو الذي هو الذى ينكشف فيه المعلوم انكشافا لا يبقى معه ريب ولا يقالانه امكان الغلط والوهم ولا يتسع القلب لتقدير ذلك

“Sesungguhnya ilmu yang meyakinkan itu ialah ilmu di mana yang menjadi sesuatu pengetahuan itu terbuka dengan jelas sehingga tidak ada sedikit pun keraguan terhadapnya; dan juga tidak mungkin salah satu keliru, serta tidak ada ruang di qalbu untuk itu”.

Secara definitif, ma'rifat menurut Al-Ghazali ialah:

الإطلاع على أسرار الربوبية والعلم بترتب الأمور الإلهية المحيطة بكل الموجودات.

“Terbukanya rahsia2 Ketuhanan dan tersingkapnya hukum-hukum Tuhan yang meliputi segala yang ada”.

Inilah yg sepatutnya ditauhidkan kpd Allah swt bererti iman yang sebenar benarnya. Dari ma'rifah ertinya mengenal, dan Tasawwuf ertinya membersih diri dari hijab yg tertutup..mulakan dgn sempurna istinjak kita.. dan sucikanlah diri ini dgn wuduk kita yg sempurna, maka tersingkap lagi 4 hijab yg tertutup, maka dirikan solat sesungguhnya solat itu mampu menghindarkan kita dari perkara mungkar bererti Tauhid itu tunduk dgn Allah bukan kpd lainnya, krn dgn Tauhid inilah kita dapat benar2 beriman pada Allah swt, dirikan solat mu itu atas dasar ikhlas dan redha pada Nya maka tertegaklah ISLAM di dlm diri kita.

No comments:

Post a Comment