DOA pada hakikatnya adalah merupakan tanda penghambaan, untuk melahirkan sikap kehambaannya yang selalu serba kekurangan dan selalu membutuhkan akan pertolongan Allah SWT., maka Allah SWT. memerintahkan kepada hamba-Nya untuk selalu ber-do'a. Manusia selalu memerlukan landasan yang dapat menenteramkan jiwa di dalam kehidupannya, atau memerlukan tali yang bisa menjadi harapan pegangannya. Adapun landasan atau tali yang dimaksud di sini adalah do'a.
Berdo'a itu suatu kebutuhan rohaniyah yang sangat diperlukan oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari, terutama di saat-saat orang tersebut sedang ditimpa musibah, kesusahan, kesulitan dan malapetaka. Sabar --> Shad, Ba dan Ra, yang secara bahasa adalah masdar dari fi'il madli, shabara, yang berarti 'menahan'.
Sabar adalah menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan dengan perasaan ridha, ikhtiar, dan penyerahan diri. Dalam maknanya yang lebih luas, sabar mencakup 3 hal, yakni sabar melaksanakan perintah Allah, sabar menjauhi dosa atau maksiat, dan sabar menghadapi kesulitan dan cobaan. Syukur (al-Syukr) adalah bentuk masdar dari kata kerja lampau syakara. Maknanya adalah mengakui nikmat dan menampakkannya. Lawannya adalah al-Kufr, melupakan nikmat dan menyembunyikannya.
Hakikat syukur adalah sikap positif dalam menghadapi nikmat yang mencerminkan hubungan timbal balik antara penerima dan pemberi nikmat. Dalam pandangan al-Ghazali, syukur merupakan salah satu maqam (tempat) untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena itu maka jadikanlah permohonan dan do'a itu sebagai pelahiran dari Sikap seorang hamba yang selalu butuh kepada Allah SWT dan juga sebagai pematuhan di dalam memenuhi semua perintah dari Allah SWT. Usaha Manusia Hidup adalah untuk Ketenangan Jiwa, agar menjadi Umat yang DipilihNYA atau Terpilih (Mukhlas & Mukhlis).
Dipilih = di TunjukNYA atau di BeriNYA Tanggung Jawab. DipilihNYA karena Ada Kemampuan" atau Kebiasa"an yang di AmanahkanNYA. Si Pemegang Amanah Sudah Pasti Mampu menjaganya dan Mengamalkannya kepada Sesama Mahluk. Terpilih itu berarti, terpilih di Antara yang lain (Banyak Umat). Disetiap Makhluk ada yang Dipilih dan ada pula yang Terpilih sesuai dengan Kemampuannya dan menurut takaran masing masing.
Dan Dipilih atau Terpilih itu, hanya bisa diketahui oleh yang Punya Diri. Misalnya: Tanpa Belajar/Usaha dan Tidak di Sadari dll. Mendapatkan Kebisa'an" tsb. Dan Ada yang Belajar/Usaha kemudian Mendapat Kebisa'an" tsb dari Ketekunannya. Sama dengan Mengenal Diri. Karena Jiwanya Bersih/Tenang dapat Mengetahui Dirinya tanpa Baca" atau Berguru dengan Sesama Manusia. Ada yang dengan Usaha Berguru atau Cari" Ilmu untuk Bisa Mengenal Diri..,
Ada 2 (Dua) jalan yang Manusia tinggal Berusaha dan Memilih.
1. Berikhtiar Agar Tuhan/Allah ta'ala yang Mendekat..
2. Berikhtiar Mendekatkan Diri kepada Tuhan (Allah ta'ala) dg memperkuat cahaya batin, melalui: zikir… do’a… sholawat nabi… makanan halal dan bersih… berpantang dosa besar… berhati ikhlas dan berpantang tamak… bersedekah (dermawan)… mengurangi makan dan tidur.. zikir kalimah thoyyibah.. mengenakan wangian..
Itulah langkah langkah memperkuat cahaya batin. Beberapa hal tersebut di atas apa bila di amal kan ..insya allah seseorang akan memiliki cahaya / kekuatan batin yang kuat sehingga apa yang terprogram dalam hati akan cepat terlaksana..
Mencintai Allah atau Dicintai Allah. Ikhtiarnya/ Perbuatannya Boleh jadi Sama tetapi Ada Perbeda'an yang Sangat Tipis Sekali dalam hal Keputusannya. Sehingga Jiwa Bersih/Tenang itu merupakan Anjuran Allah kepada Semua Umat. Berkenaan dengan hal demikian ini, maka Allah telah menyatakan firman-NYA dalam hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Artinya: "Barangsiapa yang tidak berdo'a kepada-Ku, niscaya Aku murka kepadanya".
No comments:
Post a Comment