Hari ini Umat Solat, tetapi ketidak patuhan dan kemaksiatan berjalan juga bersamaan. Parahnya adanya rasa puas terhadap Ibadah dan amal2 yang mereka lakukan. Mereka merasa aman dengan amal2 yg mereka perbuat sehingga menimbulkan rasa cukup dalam ibadah mereka. Ini terjadi karena kelemahan Iman, dan inilah kondisi umat saat ini. Yang terpenting di akhir hidup ini adalah bagaimana kita dapat mati dalam keadaan takut kepada Allah bukannya takut kepada mahluk. Seorang pemuda di India rela mati dibunuh oleh orang-orang hindu karena berani pergi ke mesjid setelah dilarang mereka. Sementara orang Islam yang lain tidak ada yang berani ke mesjid karena takut kepada orang hindu. Si pemuda ini lebih memilih mati dengan membawa rasa takut kepada Allah dibanding hidup tapi takut kepada mahluk dan mati dengan membawa rasa takut kepada selain Allah.
Iman akan dtg melalui pengorbanan, dan Iman akan terbentuk melalui usaha atas Iman, seperti dengan berbicara kebesaran Allah, jaulah, taklim, dan sillaturrahmi. Apa yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, diucapkan oleh mulut, dan difikir dengan akal, ini dapat membentuk atau merubah kondisi Iman kita dalam hati. Jika fungsi ini digunakan untuk meningkatkan, memelihara, dan membentuk Iman dalam hati selama 24 jam, maka Iman ini akan terjaga dan terawat. Tanda2 orang yang merawat Imannya adalah dia akan memaksimalkan fasilitas yang Allah beri kepadanya hanya untuk menyenangkan Allah. Dunia ini dan segala kepastian hukum alamnya dapat berubah2, semata2 dengan keyakinan yang benar dan keyakinan yang kuat kepada Allah Ta’ala.
Jika kita mempunyai keyakinan ini seluruh hukum alam yang pasti ini dapat berubah-ubah tergantung kehendak kita. Hukum Alam dapat berubah dengan Qudratullah, sedangkan Qudratullah ini akan datang hanya dengan keyakinan yang kuat kepada Allah Ta’ala. Seperti hukum air yang menenggelamkan malah bisa dipakai buat berjalan oleh Sahabat RA. Fungsi api yang membakar malah menyejukkan buat Ibrahim AS. Ini semua dapat terjadi hanya dgn keyakinan yg benar dan keyakinan yg kuat terhadap Allah Ta’ala.
Dengan keyakinan yang benar, maka do’a ini dapat mendatangkan Qudratullah. Org Islam akan kembali jaya bukan dengan teknologi, ekonomi, politik, kekuasaan, harta benda, atau status sosial, tetapi dengan Keimanan yang dapat mendatangkan Qudratullah. Jika Iman ini sudah sampai ke taraf keimanan para sahabat, nanti Allah yang akan hancurkan musuh-musuh Islam seperti Allah telah hancurkan Firaun dan Namrud. Dan Allah pulalah yang akan beri kejayaan dan kesuksesan seperti Sahabat ketika menguasai 2/3 dunia dengan kekuatan Iman dan Amal mereka. Islam dakwah bukan dgn pedang, tetapi dgn Akhlaq. Nabi SAW dibenci bukan karena Akhlaqnya tetapi apa yang Nabi SAW dakwahkan. Bahkan karena Akhlaq Nabi SAW, musuhpun menghormati Nabi SAW. Namun jika ada kepentingan Agama menggunakan pedang utk berdakwah ini karena kondisi yg mengharuskan Islam untuk berperang. Sudah tidak ada jln lain selain angkat pedang penyelesaiannya.
Dunia ini berubah karena ada org2 yg berkorban dgn jiwa dan harta mereka. Seperti seseorang yang hanya berjualan susu secara lokal tetapi karena ada korban untuk cari hubungan keluar negeri, maka bisnis susunya menjadi perdagangan Internasional. Asbab adanya perdagangan Internasional, bahasa lokal menjadi bahasa Internasional, spt bahasa Inggris. Begitu juga agama jika ada pengorbanan dan usaha untuk agama, maka ini dapat merubah keadaan dunia. Dakwah itu seperti tanah, Iman itu seperti benih dlm tanah, Taklim itu airnya, Qur’an dan dzikir adalah lingkungan suasananya, Rukun Islam adalah akar pohon, Ilmu itu adalah batang pohon, amal2 agama adalah ranting2 pohon, Akhlaq adalah buahnya, sedangkan rasa manis dari buah adalah keikhlasannya. Amalan Maqomi dan intiqoli (Khuruj Fissabillillah) ini gunanya adalah utk meningkatkan dan memelihara Iman. Sebagaimana petani memelihara pohon buah dengan datang ke kebunnya. Pulang pergi dari rumah ke kebun hanya untuk kerja atas kebun, baru kebun akan berkembang. Iman kita akan berkembang jika kita keluar di jln Allah dan balik buat amal maqomi.
Perbedaan antara mainan dan perkara yang sebenarnya terletak pada takazanya atau kepentingannya. Seperti antara kapal mainan dan kapal yang sebenarnya. Kapal yang sebenarnya itu harus dipenuhi dulu takazanya. Apa takazanya: kapal yg sebenarnya itu memerlukan bensin, landasan udara, tower kontrol, pilot, mekanik pesawat dan karyawan pesawat. Tanpa ini semua, maka akan terjadi masalah atau kapal tidak akan bisa terbang. Kalau kapal mainan itu tidak perlu ada takaza spt itu. Jadi agar kapal bisa terbang harus dipenuhi dulu takazanya. Iman seperti itu juga, ada bedanya antara Iman yang sebenarnya dan Iman mainan. Kalau Iman yang sebenarnya, agar bisa digunakan dan dapat diambil manfaatnya, maka harus dipenuhi dulu takazanya. Apa takaza Iman itu:
1). Keluar di Jalan Allah: Menaikkan Iman,
2). Maqomi: Memelihara Iman,
3). Dakwah: Membentuk Iman
Inilah perbedaan antara yg sebenarnya (Realitas/Kenyataan) dgn yg mainan (Hanya Khayalan/Tidak Real). Agama ini adalah yg sebenarnya, nyata, maka mempunyai takaza yg harus dipenuhi agar kita dpt menggunakannya dan mengambil manfaatnya. Sedangkan takaza agama ini adalah Ilmu dan Amal. Kita tau ilmunya lalu langsung kita amalkan, baru kita bisa faham manfaatnya. Hari ini banyak org ke mesjid utk minta hidayah setiap habis sholat, namun setelah pulang tidur, takazanya tidak dipenuhi. Agar do’a kita mempunyai kekuatan maka setelah do’a, takazanya harus dipenuhi yaitu usaha atas hidayah. Org berdo’a agar musuh Islam dihancurkan, ttpi setelah do’a, takaza jihad tidak dipenuhi, dia hanya uring-uringan saja. Apakah dengan ini musuh Islam akan hancur. Cara seperti ini tidak akan merubah keadaan. Agar kita bisa merasakan kenikmatan dari do’a kita maka asbab2nya juga harus dipenuhi terlebih dahulu dgn keyakinan bahwa Allah tanpa asbab dapat memenuhi hajat kita dengan QudratNya.
Penting kita sadari bahwa Allah membuat dunia ini dengan tertib dan ada sunnatullahnya. Tujuannya agar manusia mau berkorban, tidak hanya dengan duduk2 saja. Dunia ini membawa ketetapan Allah, hukum2 alam yang telah ditentukan Allah, sunnatullah. Namun orang beriman menjalankan hidup ini harus dengan keyakinan bahwa Allah tidak bergantung pada apapun dan tidak terikat pada apapun. Allah dapat melakukan segala sesuatu diluar aturan2 yang ada. Allah Mah Kuasa dan kekuasaan Allan tanpa batas. Seperti makan, Allah mampu memberi manusia makan tanpa kerja. Ttpi mencari Nafkah atau kerja ini adalah perintah Allah. Kita mencari nafkah ini harus dengan keyakinan bahwa Allah mampu memberi kita nafkah tanpa kerja, hanya saja ini perintah dan ketetapan Allah. Jika dilanggar ketetapan Allah ini akan ada konsekwensi atau akibat. Sebagaimana org yg jatuh lalu berdarah, ini adalah akibatnya bila terjatuh. Jika org terjatuh maka akan berdarah dan akan keluar rasa sakit. Jika kita hanya bermodalkan keyakinan tanpa buat usaha untuk memenuhi asbabnya terlebih dahulu, ini seperti seseorg yg do’a meminta anak ttpi tidak mau kawin.
Anbiya AS mereka kekuatannya terletak pada doa dan usahanya. Apa yg di doakan oleh Anbiya AS dan lalu apa yg diusahakan mereka yaitu hidayah utk hati2 manusia. Ini ketetapan Allah, bahkan Anbiya as yg doanya paling ijabah dibanding kita ttpi Allah perintahkan kpd mereka utk buat usaha atas hidayah. Hidayah tidak akan turun hanya dgn sekedar duduk2 saja dgn berdoa. Penuhi asbab dan takaza dari doa itu, baru doa ini mempunyai kekuatan. Lakukan apa yg kita mampu lakukan nanti Allah akan mengerjakan apa yg kita tidak mampu kerjakan. Utk memenuhi takaza agama diperlukan asbab2. Asbab inilah yg dijadikan pengorbanan utk kepentingan Agama. Seorg petani dia akan menanam benih, lalu dia akan melakukan pengairan, pemupukan, ttpi masalah panen ini adalah urusan Allah. Inilah yg dilakukan petani sebelum panen yaitu dgn memenuhi asbab2 pertaniannya spt benih, air, pupuk, dan lain2. Hasil dari panen inilah yg digunakan sbg asbab utk memenuhi takaza agama. Jerih payah dunia yg dihasilkan lalu digunakan utk memenuhi takaza agama bukan utk kepentingan nafsu inilah yg dinamakan pengorbanan. Pada dasarnya setiap kita melakukan usaha atau kegiatan, maka kita akan mendapatkan 2 hasil:
1). Benda yang diusahakan.
2). Keyakinan terhadap benda tersebut.
Spt tukang minyak yg diusahakannya adalah membeli minyak untuk di jual. Jadi minyak adalah benda yang diusahakan. Si tukang minyak yakin bahwa minyaknya dapat menyelesaikan masalahnya dan dapat mendtgkan kebahagiaan. Asbab keyakinannya terhadap minyak maka jualan minyak menjadi kerjaannya yg utama. Jika meninggal pekerjaanya akan dilanjutkan oleh keluarganya. Jika menghasilkan maka org2 akan mengikutinya. Begitu juga kerja agama ini, jika benar dikerjakan maka hasilnya adalah hidayah dan keyakinan menjadikan usaha ini sbg maksud hidup. Sehingga ketika kita meninggal keluarga kita akan meneruskannya dan org lain akan mengikuti kita.
No comments:
Post a Comment