Friday, January 11, 2013

KISAN KEMAAFAN YANG TERINDAH

Suatu ketika para sahabat berkumpul disebuah majlis, waktu itu Rasulullah s.a.w tidak bersama mereka. Terdapat Khalid Bin Walid, Abdul Rahman bin 'Auf, Bilal dan Abu Zar di Majlis itu. Orang-orang di majlis itu sedang membicarakan sesuatu. Lalu Abu Zar mengemukakan pendapatnya dan berkata: “Menurutku… pasukannya mestinya begini dan begitu". Bilal berbeza pendapat dan berkata: “Tidak… usulan yang keliru, usulanku adalah begini dan begitu... "

Abu Zar membalas: “Engkau juga wahai anak orang berkulit hitam menyalahkanku??!!”

Bilal lalu berdiri, marah dan menyesalkan perkataan sahabatnya, dia lalu berkata: “Demi Allah… aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah s.a.w”

Bilal tiba dihadapan Rasulullah s.a.w sambil mengadu: “Wahai Rasulullah… tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan Abu Zar padaku?”

Rasulullah s.a.w bertanya: “Apa yang dia katakan padamu?”

Bilal menjawab: “Dia mengatakan begini dan begitu…”

Wajah Rasulullah kemudian berubah…

Abu Zar  mendengar hal ini. Beliau bergegas ke masjid dan menyapa Rasulullah s.a.w: “Assalamu Alaikum warahmatullah wabarakatuh... Ya Rasulallah”

Rasulullah menjawab: “Wahai Aba Zar, apa dgn ibunya engkau mentakyirnya (menjelekkannya), sungguh pada dirimu ada saki baki jahiliyyah”

Abu Zar tersentak dan menangis, dia mendekat ke Rasulullah dan berkata: “Wahai Rasulullah, mintalah kepada Allah agar mengampuniku”.  Sambil menangis, dia keluar dari masjid menemui Bilal yang sedang berjalan, dia lalu membaringkan kepalanya sampai pipinya menempel ketanah dan berkata: “Wahai Bilal, demi Allah, aku tak akan mengangkat kepalaku sampai engkau menginjaknya dengan kakimu… engkau adalah orang yang mulia dan aku orang yang hina!!!”

Hal ini membuat Bilal menangis, dia mendekati sahabatnya, mencium pipinya dan berkata: “Demi Allah, aku tak akan menginjak wajah yang pernah sujud  kepada Allah”. Mereka berdua lalu berdiri, berpelukan, berdakapan erat sambil menangis. 

Adapun Hari Ini, sebahagian diantara kita telah menyakiti saudaranya 10 kali atau lebih dan dia tak mengatakan: “maafkan aku, wahai saudaraku”. Sebahagian diantara kita mencela saudaranya, melukai prinsip dan hal yang paling berharga pada diri saudaranya dan dia tak mengatakan “maafkan aku”

Sebahagiannya lagi… melanggar kehormatan saudaranya dan menzaliminya tapi malu mengatakan “aku menyesalinya, maafkan aku”. Dan diantara kita ada yang menyakiti saudara dan temannya dengan tangannya tapi malu mengatakan “aku menyesali aku mohon ampun dan maaf”

Meminta maaf merupakan amalan orang yang mulia, meski sebahagian menganggapnya menghinakan diri. Hayatilah keindahan kemaafan, samada yang memberi maaf atau yang meminta maaf kerana Rasulullah saw telah bersabda “Tidaklah kemaafan itu menambahkan kepada hamba Allah kecuali kemuliaan”.  Semoga Allah memuliakan kita semua dengan saling bermaafan. Tak ada kebaikan pada diri kita jika kita meninggalkan dunia ini dalam keadaan belum saling memaafkan.

No comments:

Post a Comment