Adakah anda termasuk seorang yang suka makan dalam satu talam/pinggan? Atau kah anda sering tidak berkongsi makan kepada saudaranya?
Menyantap makanan yang sedap tentu sulit dan mudah untuk berkongsi jikalau makanan tersebut mempunyai jumlah yang banyak, namun bagaimana dengan makan sendiri-sendiri yang akan menghilangkan keberkatan makan?
Kebiasaan yang sering dilakukan menjadikan kita merasakan kenyamanan dalam suatu hal. Kebiasaan itu berawal dari keterpaksaan dan jadi biasa.
Makan adalah suatu keperluan yang setiap harinya kita lakukan dalam keadaan lapar. Makannya seseorang biasannya didahului dengan berdoa.
Anjuran makan bersama pada satu talam/piring
Di antara etika makan yang diajarkan oleh Nabi s.a.w adalah anjuran makan bersama-sama dalam satu talam/ pinggan. Sesungguhnya hal ini merupakan sebab turunnya keberkatan pada makanan tersebut. Oleh karena itu, semakin banyak jumlah orang yang makan maka keberkatan juga akan semakin bertambah.
Dari Jabir bin Abdillah r.a, beliau menyatakan bahwa beliau mendengar Rasulullah s.a.w bersabda, “Makan satu orang itu cukup untuk dua orang. Makanan dua orang itu cukup untuk empat orang. Makanan empat orang itu cukup untuk delapan orang,” (HR Muslim no 2059).
Dalam Fathul Baari 9/446, Ibnu Hajar mengatakan, “Dalam hadith dari Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Thabrani terdapat keterangan tentang illat (sebab) terjadinya hal di atas.
Pada awal hadith tersebut dinyatakan, "Makanlah bersama-sama dan janganlah sendiri-sendiri karena sesungguhnya makanan satu orang itu cukup untuk dua orang". Hadith ini menunjukkan bahwa makanan satu orang itu mencukupi untuk dua orang dan seterusnya adalah disebabkan keberkatan yang ada dalam makan bersama. Semakin banyak jumlah orang yang turut makan maka keberkatan semakin bertambah.”
Dari Wahsyi bin Harb dari bapaknya dari datuknya, “Sesungguhnya para sahabat Rasulullah s.a.w pernah mengadu, wahai Rasulullah sesungguhnya kami makan namun tidak merasa kenyang. Nabi bersabda, “Mungkin kalian makan sendiri-sendiri?” “Betul”, kata para sahabat. Nabi lantas bersabda, “Makanlah bersama-sama dan sebutlah nama Allah sebelumnya tentu makanan tersebut akan diberkati,” (HR Abu Dawud no. 3764 dan dinilai shahih oleh al-Albani).
Dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid VII hal 231 Syaikh Utsaimin menyatakan bahwa makan namun tidak kenyang itu memiliki beberapa sebab:
1). Tidak menyebut nama Allah sebelum makan. Jika nama Allah tidak disebut sebelum makan maka setan akan turut menikmatinya dan keberkatan makanan tersebut menjadi hilang.
2). Memulai makan dari sisi atas pinggan. Nabi s.a.w melarang mulai makan dari sisi atas pinggan karena pada sisi atas pinggan tersebut terdapat keberkatan sehingga yang tepat adalah makan dari tepi pinggan.
3). Makan sendiri-sendiri. Makan sendiri-sendiri bererti setiap orang memegang pinggan sendiri sehingga setiap makanan yang ada harus dibagi lalu keberkatan makanan dihilangkan. Hal ini menunjukkan bahwa sepatutnya makanan untuk sekelompok orang itu diletakkan dalam satu bekas baik berjumlah sepuluh ataupun lima orang hendaknya makanan untuk mereka diletakkan di satu bekas yang cukup untuk mereka.
Marilah cari dan ajak saudaramu yang sedang kelaparan untuk berjamaah makan agar keberkatan makan dapat kita raih, agar keberkatan makan dapat menjadikan seseorang merasakan mampu menimbulkan kesetiaan dan keakraban.
No comments:
Post a Comment