(Kutipan Bayan KH. Uzairon). Kisah: Seorang ulama ber doa terus berdoa, maka setiap berdoa keluar kata-kata, “Doa kamu tidak diterima."Dia terus berdoa lagi, maka tetap keluar kata-kata seperti itu, “Doa kamu tidak diterima."Walaupun keluar kata-kata seperti itu dia tetap terus berdoa. Sangking seringnya keluar kata-kata seperti itu, sampai-sampai muridnya bisa mendengarkan suara tersebut. Maka suatu ketika pergilah ulama untuk melaksanakan Haji, lalu berdoalah dia di depan kabah bersama murid-muridnya. Namun tetap saja setiap kali berdoa didepan ka’bah, maka suara itu tetap mengatakan, “Do’a kamu tidak diterima.”
Akhirnya si murid nya berkata: “Wahai Syeikh, setiap kali anda berdoa, selalu keluar suara seperti itu, “doa kamu tidak diterima”, tapi kenapa Syeikh tetap terus berdoanya.”
Si ulama tadi berkata: “Kamu tahu sudah berapa lama aku mendengarkan suara seperti itu?”
Si murid bilang: “Tidak tahu.”
Si ulama tadi mengatakan: “Aku sudah mendengarkan suara itu selama 40 tahun. Setiap saya doa musti keluar suara seperti ini, “Doa kamu tidak diterima”
Lalu si murid menanyakan: “Kenapa tetap berdoa kalau keadaannya seperti itu?”
Si ulama itu mengatakan: “Kalaupun Allah swt menolak doa saya sejuta kali, maka saya akan balik lagi untuk berdoa lagi sejuta kali, habis siapa yang bisa mengabulkan doa saya selain Allah swt, siapa yang bisa menolong saya selain Allah? Kalau doa saya ditolak, maka saya akan balik lagi berdoa ditolak lagi, saya balik lagi berdoa, saya akan berbuat terus seperti itu. Ini karena saya mau cari siapa, tidak ada lagi tuhan selain Allah. Siapa lagi yang bisa memperkenankan doa saya selain Allah? Ada tuhan mana lagi selain Allah?”
Setelah targhib yang ulama berikan ini kepada muridnya, tiba-tiba keluar suara tersebut, “Sekarang doa kamu sudah diterima.”
Maka kita tawajjuh terus kepada Allah, doa terus kepada Allah, jangan putus asa. Cerita ini didukung oleh suatu hadits, “Tidak henti-hentinya seorang hamba itu mengucapkan, “Ya Allah….. Ya Allah…."Akhirnya diterima juga."(Mahfum Hadits)
Jadi tidak cukup sekali berdoa itu doa lagi, “Maza’ala”, terus do’a lagi, “La ya zallu”, tidak henti henti. Sampai akhirnya diterima juga doanya oleh Allah Swt. Inilah hakekat usaha kita. Usaha kita ini bukan untuk banyak-banyakan orang, tapi bagaimana mempunyai hubungan benar dengan Allah.
“Barangsiapa yang mendapatkan Allah maka dia telah mendapatkan segala-galanya. Barangsiapa yang telah kehilangan Allah, dia telah kehilangan segala-galanya.”
Allah lah penguasa segalanya, pembuat keputusan atas segala sesuatu, maka barangsiapa yang mendapatkan Allah, maka dia telah mendapatkan segalanya. Inilah pentingnya kenapa kita harus punya hubungan baik dengan Allah Swt, karena barangsiapa yang telah kehilangan Allah, hakekatnya dia telah kehilangan segala-galanya.
Inilah Targhib yang diberikan oleh Syeikh Abdul Wahab ketika datang di Jakarta 2008 kemarin, dari waktu isya sampai makan jam 11 malam, hanya ini intinya diulang-ulang oleh beliau. Inilah bekal kerja agama, tawajjuh kepada Allah, doa siang dan malam kepada Allah.
No comments:
Post a Comment