Friday, January 16, 2015

BAYAN MAGHRIB ZUMINDAR BANDUNG: RUDI FARID

(23 September 2001, Lembang, Bandung, Rudi Farid). Perkara yg patut disyukuri sebenarnya adalah perkara Iman dan Amal. Untung dan ruginya seseorg bukanlah disebabkan karena bertambahnya atau berkurangnya kebendaan yg dimiliki ttpi dilihat dari bertambah atau berkurangnya Iman dan Amalnya. Inilah tolok ukur yg ditetapkan Allah. Jika kita bersyukur maka Allah akan tambah keimanan dan amal sholeh kita. Harta dan kebendaan yg kita miliki hanya berlaku selama disini saja, ttpi Iman dan Amal walaupun hanya sebesar biji Dzaroh adalah utk selama lamanya. Kita perlu bersyukur setinggi2nya melebihi syukur kita terhadap benda yg kita dapati. Org yg beruntung adalah org yg amal2 sholehnya bisa melebihi dpd amal buruknya. Apa itu amal sholeh yaitu amalan yg bisa membawa org tersebut ke surganya Allah Ta’ala. 

Jadi Amal sholeh yg bisa kita lakukan itu sebenarnya karena rahmat dan kasih sayang Allah. Tanda kasih sayang Allah itu adalah jika Allah menyibukan diri kita dlm amal2 agama. Ketika amal ini naik kpd Allah dgn ikhlas nanti Allah akan buat keputusan yg baik. Manusia tidak tahu persis bahagia itu spt apa, karena sesungguhnya kebahagiaan manusia itu hanya Allah yang tahu. Manusia semuanya ingin bahagia tapi mereka punya kesimpulan masing2 ttg arti kebahagiaan itu. Spt Qorun merasa letak kebahagiaannya pada harta, Fir’aun pada kekuasaan, Hamman dalam karir politiknya, kaum Ad dalam kesehatan, kaum saba dlm pertanian, dan lain-lain. Qorun ketika diminta oleh Musa AS untuk membayar Zakat, dia merasa kebahagiaannya terusik. 

Musa AS berkata bahwa yang kamu dapat ini, semuanya datang dari Allah. Tetapi apa jawab Qorun, “Ini semua adalah hasil jerih payahku, dan karena kepintaranku.” Begitu juga dengan Firaun yang Allah beri mimpi bayi yg akan menggantikan posisinya sbg Raja, sehingga dia membunuh 70.000 bayi tiap tahun nya. Hamman yg merasa terganggu oleh kehadiran Musa dlm kekuasaan, dan kaum2 yg lainnya. Ketika Kebahagiaaan mereka merasa terganggu maka mereka akan melakukan tindakan yang Bathil. Mereka telah Allah peringati tetapi mereka tidak mau dengar, akhirnya ujung2nya adalah kebinasaan. Semua manusia punya cara masing2 dlm mencapai kebahagiaan namun ujung2nya hanya org beriman yang mau ikuti kehendak Allah saja yg bahagia. Kebahagiaan manusia seluruhnya ada di tangan Allah SWT, dan hanya mereka yg mau ikut kehendak Allah yg akan sukses dan bahagia. 

Semua cara2 selain cara yg telah di contohkan oleh Rasulullah SAW dlm mencapai kebahagiaan akan berujung pada kegagalan dan kebinasaan. Karena sayangnya Allah pada kita maka Allah beri kita agama. Sesungguhnya hanya Allah yang paling mengerti apa yang kita butuhkan. Untuk ini kita perlu sepaham dan sepakat dengan Allah, karena jika sudah di akherat kesaksian kita sudah tidak laku lagi. Nanti di akherat ketika semua manusia dikumpulkan baru mereka semua sepakat: “Kami menyadari dan kami menyesal, kembalikan kami ke dunia niscaya kami akan beramal.” Ttpi ketika ini penyesalan sudah tidak ada gunanya lagi. Jadi kita perlu punya kesepakatan bahwa kita butuh Allah dan Allah tidak butuh kita. Allah yg punya segala sesuatu dan semuanya bergantung pada Allah SWT semata. Selain dari Allah tidak buat bisa apa2. 

Semuanya terjadi atas kehendak Allah. Ia berkuasa atas segala sesuatu. Allah adalah pemilik segala suasana. Suasana panas, dingin, gembira, sedih, diam, goncang, susah, mudah, berubah2 atas kehendak Allah SWT semata. Api panas atas izin Allah, begitu juga air yg dapat menghilangkan haus. Senang atas izin Allah, susahpun atas izin Allah. Sehat atas izin Allah, sakit atas izin Allah. Tidak ada hubungannya dgn kemampuan kita, semuanya dtg dari Allah. Airpun bertanya kpd Allah Ta’ala mau digunakan utk apa. Kemana larinya air dan digunakan utk apa semua ini terjadi atas pengaturan Allah SWT. Allah gunakan air ini dpt sbg penghilang dahaga, dinding jln bagi Nabi Musa AS, jembatan buat Sahabat Sa’ad RA, dan menghancurkan spt banjirnya Nabi Nuh AS. Namun Allah tidak bergantung pada air dlm melakukan kerjanya spt Ashabul Kahfi yg hidup tanpa air selama 309 tahun. Jika kita ingin punya keadaan baik maka kita harus punya hubungan baik dgn pemilik segala keadaan. Keadaan baik dan keadan buruk semuanya dari Allah SWT. Yang memiliki Allah, dia memiliki segalanya. 

Yang kehilangan Allah, dia kehilangan segala2nya. Segala sesuatu terjadi atas izin Allah dan tidak ada sesuatu yg terjadi di luar programnya. Segala kejadian masa lalu dan yg akan dtg ini sutradaranya adalah Allah Ta’ala. Allah yang menyutradarai, semuanya sudah ada dalam pandangan Allah. Walaupun itu kejadian di padang Mahsyar, tidak ada yang baru bagi Allah. Semua kejadian ini sudah di atur oleh Allah. Kunci kejayaan dan kebahagiaan itu jika kita punya hubungan baik dgn Allah SWT. Jangan sampai salah bergantung, hanya Allah yang bisa melakukan segala sesuatu, selain Allah tidak bisa berbuat apa-apa. Allah mampu berikan kebahagiaan dlm keadaan apapun jika kita punya hubungan baik dgn Allah SWT. Mau keadaannya didalam api seperti Ibrahim AS, di dalam laut seperti Nabi Yunus AS, dlm keadaan sakit seperti Ayyub AS, dlm keadaan kaya spt Sulaiman AS atau miskin seperti Isa AS. Allahlah yg mendatangkan keadaan2, semua keadaan berubah2 menurut kehendak Allah. 

Waktu dlm ruh kita semua sepakat dan mengakui Allah SWT sbg Rabb kita, satu2nya tempat bergantung dan pemelihara tunggal. Tetapi setelah lahir ke dunia maka Allah hilang dari kita karena kita sudah mulai salah bergantung. Kita mulai bergantung pada harta dan benda: “Kalau saya pergi siapa yang memberi makan isteri dan anak saya. Kalau mau pergi yg diingat pertama kantong kita yg tipis bukan Allah”. Inilah kelemahan Iman kita. Kini yg punya makhluk merasa berkuasa dan yg tidak punya sangat tunduk, ini yg terjadi jika kita salah tawajjuhnya. Inilah penyakit iman. 

Contoh negara yg punya Nuklir merasa paling berkuasa dan yg tidak punya Nuklir akan tunduk kpd yg punya. Padahal Nuklir hanya mampu menghancurkan satu negara sdgkan tiupan Isrofil dpt menghancur kan langit dan bumi. Bagaimana kekuatan ya menciptakan Isrofil. Syekh Abdul Wahab, syuro dunia, Amir Pakistan, berkata Nuklir yang ditakuti tidak akan mampu menghancurkan sebuah kaki semut tanpa izin Allah, ini harus kita yakini. Kalau mau kuat harus bergantung pada yg kuat. Kalau mau berkuasa bergantung sama yg paling berkuasa. Menang kalah dlm peperangan ini hanya keadaannya saja. Dibalik kemenangan ada Tarbiyat Allah SWT, ada rencana Allah ta’ala, dibalik kekalahan juga ada Tarbiyat dari Allah SWT. Yang paling penting adalah bagaimana perintah Allah ketika kita menang dan ketika kalah. Orang yg sukses adalah ketika dia “Menang atau Kalah“ dia tetap taat pada perintah Allah. 

Allah menciptakan alam utk manusia, jika amal manusia baik maka Allah akan tundukkan alam utk manusia. Inilah adalah aturan Allah. Allah tidak perlu makhluk dlm menciptakan alam dan memeliharanya, Allah melakukannya sendirian tanpa bantuan makhluk. Siapa yg mampu memelihara bumi yang beratnya miliaran ton berputar berkeliling matahari dgn kecepatan tinggi bergelantungan di alam tanpa tali. Siapa yang dapat menghentikan detak jantung, kita tidak bisa memerintah jantung. Jantung ini berdetak atas perintah Allah, kita gak perlu repot2 lagi ngurusin jantung. Berapa Milyar jantung Allah kendalikan dari jaman nabi Adam AS sampai skrg. Semua ini Allah yg mengerjakan dan yg memelihara, tidak ada yg lain dan tanpa bantuan yg lain. Jika rusak hati maka keyakinan akan rusak. Bila keyakinan terhadap agama ini sudah rusak, maka manusia akan menjadi rusak dan merusaki. Kini manusia sibuknya memperindah kebendaan spt membeli mobil utk ke pesta, membeli mobil utk ke kantor, membeli mobil utk mengantar ke sekolah, membeli baju utk ke pesta, membeli baju utk ke kantor dan lain2. 

Ini disebabkan karena menurut mereka inilah yg namanya kebahagiaan. Jadi kebahagiaannya tergantung pd kebendaan yg dimiliki. Jika kebendaan meningkat dia akan bahagia dan jika kebendaan berkurang dia akan menderita. Ini yg namanya tertipu, menurut Allah yg namanya kebahagiaan tidak bergantung pada bertambah atau berkurangnya kebendaan, ttpi sejauh mana manusia mau taat pada perintah Allah. Taat pada Allah ini tidak memerlukan kebendaan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, Mudah, tidak sulit dan gratis. Anak muda melihat artis terkenal ingin ikut jadi seperti artis tersebut karena mereka melihat artis ini kelihatan bahagia. Namun dlm suatu berita ada seorg artis terkenal yg justru malah menderita dgn pamornya, tidak dapat kebebasan dan selalu diawasi. Padahal dia menceritakan sejak kecilnya dia sudah bercita2 ingin menjadi selebriti. 

Keduniaan yg dia miliki bukannya menjadi asbab kebahagiaan ttpi malah menjadi asbab penderitaan buat si artis. Status yg dia miliki, harta yg melimpah ruah malah membuat dia tidak bisa menikmati kebahagiaan. Hidupnya penuh ketakutan, stress, tidak bisa bebas, selalu dikejar2 waktu. Asbab penderitaan ini sang artis telah mencoba bunuh diri. Dan banyak kasus lain yang serupa dgn kejadiaan ini. Inilah kebodohan manusia, ketika tidak punya ia selalu meminta dan mencari mati2an ttp ketika sudah dpt, malah ingin biasa2 saja. Kita beruntung Allah beri kita jln utk mencapai kebahagiaan, hanya saja kita belum yakin terhadap jln ini. Ada 3 jenis manusia yang merugi dunia dan akherat:

1). Yang tidak tahu asbab dan tidak mencari asbab kebahagiaan (Dia tidak tau asbab kebahagiaan dan tidak mencarinya.)

2). Yang yakinnya sempurna pada asbab.(Toko mendatangkan rezeki tanpa toko rezeki tidak datang.)

3). Yang beramal tetapi tidak yakin pada amal. (Sholat jalan tetapi maksiat jalan juga.)

Nabi Sulaiman dan Nabi Ayub sama2 Allah bilang hamba2 yg terbaik. Padahal dari segi kehidupan yg mereka jalani sangat jauh berbeda. Nabi Ayub Allah berikan keadaan berupa sakit kulit selama bertahun2 asbab itu ia ditinggalkan istri2nya dan Allah telah mengambil anak2nya dan hartanya. Sedangkan Sulaiman AS adalah Nabi yg telah Allah berikan harta berlimpah, kekuasaan yg tinggi atas seluruh makhluk Allah, dan kemuliaan berupa kerajaan yg meliputi jin, manusia, dan binatang. Ttpi kedua2nya Allah katakan sbg hamba2 terbaik.  Ini karena Allah hanya melihat dari amal2 mereka. 

Nabi Ayub AS menjalani hidupnya dgn taqwa dan sabar tidak pernah mengeluh atas keadaan yg Allah kasih padanya. Sementara Sulaiman AS bertemu dengan petani yang terpukau melihat Kerajaan Nabi Sulaiman AS. Lalu Sulaiman AS berkata “wahai bapak, jika subhanallah yang engkau ucapkan tadi itu, dibandingkan dgn seluruh kerajaan yg aku punya maka sesungguhnya satu subhanallahmu itu lebih baik dari seluruh kerajaanku. Karena kerajaanku ini tidak kekal hanya sementara saja. Tetapi satu subhanallahmu nanti Allah buatkan kerajaan yg lebih baik dari seluruh kerajaanku dan lebih kekal di akherat nanti .” Inilah keyakinan mereka pada amal yg mereka kerjakan. Kini kita beranggapan bahwa agama ini adalah penghalang dad keduniaan kita dan kesuksessan kita. 

Padahal agama ini dpt menyelesaikan segala masalah dari dunia, alam kubur, masyhar, shiroth dan mizan. Contoh, dgn solat berjamaah Allah akan lapangkan rejekinya selama di dunia dan akan di berkahi. Umar bin Khatab pernah mengirim ulama utk mengetahui amal2 tentara yg dikirim perang melawan Persia karena tentara Islam tidak dpt menang mutlak atas musuhnya, ini karena Umar bin Khatab RA yakin pada janji2 Allah dlm amal2 agama, maka ketika ada masalah yg pertama ia lihat adalah amal2 prajurit yg kurang. 

Kini kita yakinnya pada makhluk sehingga Allah tidak berikan pertolongan. Kita harus yakin dlm perintah2 Allah, karena hanya dgn amal2 yg berkeyakinanlah, Allah akan berikan pertolongan2 sebagaimana pertolongan yg Allah berikan pada Nabi2 dan sahabat RA. Kita harus punya keyakinan spt Nabi Nuh AS, ketika Allah katakan padanya bahwa Allah akan mendtgkan banjir dari pembakaran rotinya Nabi Nuh tidak banyak tanya dan langsung percaya. Kalau kita berpikir mana mungkin air dapat keluar dari pembakaran roti sehingga dpt mengakibatkan banjir, pasti org gila yg bakal percaya ini. Jga sampai kita mempunyai keyakinan spt anaknya Nuh as, anaknya Nuh as berkata ia bisa lari ke gunung agar dpt selamat dari banjir jika memang banjir itu ada. Anak Nabi Nuh as yakinnya pada makhluk yaitu gunung, sehingga gunung yg ia yakini pun Allah tenggelamkan. Ini hanya mudah di mulut saja, ttpi pengamalannya balik kpd perjuangan masing2. Mulut kita masih sering bertentangan dgn hati. 

Contoh: Seseorg memanggil temannya utk minum kopi buat basa basi ternyata temennya mau ikut, ternyata hati org tersebut malah berkata, “yah pake ikut dia, berarti saya harus bayarin kopinya kalo begitu”. Inilah antara mulut dgn hati masih banyak bertentangan. Kita kini banyak bicara kebesaran Allah, bahwa Allah yg memberi rejeki, Allah yg melakukan segalanya, tetapi jika masalah datang apa yg kita ingat pertama kali , makhluk! Dompet tipis siapa yg pertama kali yg kita ingat, anak sakit siapa yg pertama kita ingat pertama kali, selalu ingatnya makhluk, peran Allah hilang. Kalau orang beriman jika ada masalah, pertama yang diingat adalah Allah, amal apa yang kurang dari saya, sehingga saya banyak masalah. Ketika Umar RA sebagai Amirul Mukminin mendapat masalah kemarau yg panjang, pertama yg diingatnya adalah amalan apa yg salah dari dia, lalu ia ingat kalau dia belum sholat Istishqo. Ketika Umar RA sholat Istisqo, barulah mendung berduyun2 dtg menghampiri Umar RA dan berkata “Labbaik Wahai Umar” ketika itu juga masalah kemarau selesai.

Kini ketika adzan memanggil, org kafir sibuk di pasar dan org yg tahu Allah juga sibuk di pasar, tidak ada bedanya. Org kafir takut rugi jika tokonya di tinggal pergi, org yg tahu Allah juga begitu. Ini terjadi karena org yg tahu Allah belum yakin, yakinnya masih sama seperti org kafir. Apa yg mrk takuti menjadi takutnya kita juga, kesenangan mrkamenjadi kesenangan kita juga. Ini karena kita belum yakin pada amal. Kita masih di mulut saja, mengaku cinta pada Allah ttpi di hati ini masih berbeda. Suatu ketika seseorg menghampiri Ali ra dan berkata “aku cinta engkau wahai Ali” ttpi ketika ada wanita cantik lewat ia langsung menoleh ke wanita itu. Lalu ketika Ali ra menampar org tersebut dan berkata “kamu mengaku cinta kpd aku namun kamu masih bisa berpaling dariku kpd yg lain ”. 

Inilah kita, saat ini kita mengaku cinta Allah tetapi hati kita masih mampu berpaling kpd Allah. Kini kita bisanya kembali kpd Allah ketika kepepet atau kalau ada masalah ttpi ketika kita senang nafsi2. Maulana Ibrahim pernah bercerita ketika beliau masih kecil ayahnya suka mengajaknya pergi ke pasar. Sebelum sampai di pasar, ayahnya selalu bilang kpdnya agar jgn melepaskan pegangannya dgn tangan ayahnya. “ Namun dasar anak kecil “ ketika M.Ibrahim melihat teman2nya bermain di tengah pasar maka ia lepaskan pegangan tangan ayahnya dan pergi menghampiri teman2nya. Setelah selesai bermain Ibrahim sadar ia telah berpisah dgn ayahnya, sehingga ia menangis “ Abi..Abi..” ketika itu juga ayahnya menjemput dan menjewernya lalu berkata “Saya sudah bilang jangan lepas dari tangan saya.” 

Hari ini kita spt itu juga, Allah telah berkali2 memperingatkan agar kita jgn sampai berbuat apa2 baru kita lari kpd Allah. Ketika itu Allah akan menjewer kita ttpi tetap akan menolong kita. Inilah kehidupan kita saat ini. Penting bagi kita mempunyai hubungan dgn Allah dlm segala keadaan. Jika ini dilakukan nanti Allah akan paksakan keadaan utk kita, sebagaimana lautnya Nabi Musa AS dan apinya Ibrahim AS. Untuk itu perlu kita ketahui apa kehendak Allah atas diri kita, agar kita dpt punya hubungan baik dgn Allah. Seorang sahabat ketika dlm peperangan hendak ditebas kepalanya oleh musuh lalu terselamatkan oleh sabahat lainnya, ketika itu sahabat yg memanah menanyai sahabat yg kepalanya hendak ditebas apa yg ada dlm benaknya, lalu sahabat itu menjawab: “aku sedang memikirkan apa yg Allah kehendaki atas diriku.” 

Inilah sahabat, ketika ada masalah tawajjuhnya pertama adalah kpd Allah dan apa yg Allah kehendaki atas dirinya. Jika tawajjuh kita benar maka segala masalah tidak akan menjadi masalah. Spt Bilal RA ketika disiksa oleh Abu Jahal yg di ingat olehnya adalah “ Ahad.. Ahad..” bukan Abu Jahal yg menyiksanya ttpi Allah, makanya nikmat. Ketika ditanya kapan masa yg paling bahagia dlm hidupnya adalah ketika di siksa oleh Abu Jahal. Segala masalah jika yg kita ingat pertama kali adalah Allah maka akan terasa nikmat jadi nya. Ulama berkata kalau kita mengharap benda atau makhluk utk bahagia di jamin gagal. Dunia ini bagusnya cuman diangan2. Setiap dpt keduniaan selalu tidak pernah merasa cukup, ada saja kekurangan nya. Itulah yg namanya dunia, jika Allah masukkan seluruh isi langit dan bumi ini ke dalam hati manusia tetap saja manusia ini tidak akan pernah puas. 

Kalau mau kaya jangan kejar kebutuhan tetapi kejar Allah nanti Allah yg datangkan segala kebutuhannya. Tetapi kini kita jika mau beramal suka menunda2 dan ketika meminta rejeki minta disegerakan. Hari ini hati kita suka tidak tenang karena keinginan kita tidak terpenuhi. Jika hati ini kelebihan beban maka akan lari ke kepala. Jika kepala sudah sakit maka seluruh badan akan terkena imbasnya, badan jadi konslet, judulnya keren2 dari sakit stress, sakit jantung, sakit kolesterol, sakit hipertenia, insomnia, dll. Padahal hanya gara2 hati yg sakit yg kelebihan beban. 

Hati kelebihan beban krn berusaha mengambil urusan Allah spt memberi makan keluarga, mendapatkan uang, dapat sembuh, dll. Contoh, orang sakit gara2 dipecat. Karena hati ini terbebani sehingga menjadi pikiran. Asbab ini org tersebut menjadi stress, lalu mengalami stroke. Inilah yg terjadi kalau hati kelebihan beban. Org berpikir kalau dia dipecat bagaimana kelurga saya bisa makan, bagaimana anak saya bisa sekolah, bagaimana saya bisa menghidupi keluarga saya. Mrk berpikir bahwa merekalah yg menghidup kan dan memelihara keluarga mrk. Akhirnya yg timbul adalah penderitan demi penderitaan, krn hati yg terbebani. Inilah yg terjadi jika hati ini mengambil alih kerjaan Allah. Kini org kaya dan org miskin gampang kena penyakit, ini krn hati yg menahan beban berlebihan. Sudah miskin menderita sakit gara2 hati yg kelebihan beban. Org kaya beli daging buat di rumah ttpi ia tidak bisa memakan daging tersebut krn kolesterol. Pergi ke dokter ahli jantung berharap sembuh. 

Padahal tetap saja kalau Allah tetapkan jantung itu berhenti mau di pompa pakai gas tetap saja tidak akan bergerak lagi. Kita lupa jantung dokter itu juga, Allah yg memegang. Hati ini sakit krn mau mengambil urusan Allah, sehingga kelebihan beban. Urusan Allah ini tidak akan ada yg mampu menampungnya. Jika hati ini mau coba2 ambil urusan Allah selamat berjuang. Yg paling baik adalah bagaimana kita ini jadi hamba saja yang baik dijamin tenang dan senang, Hayatun Thoyibah. Contohnya, seorg anak kecil nggak pernah pusing memikirkan listrik, air, makan, baju baru, krn ia yakin org tuanya akan menyelesaikan segala urusannya. Nah kalau kita punya keyakinan spt ini maka Insya Allah kita bisa mendptkan Hayatun Thoyibah, bahagia sampai akhir hayat. Nabi SAW pernah berkata : “Allah lebih mencintai hambaNya melebihi seseorg Ibu kpd anaknya 70 kali lipat”

Seharusnya dgn hadist ini kita bisa lebih santai menghadapi hidup ini melebihi santainya seorang anak kecil. Karena kita yakin Allah akan menyelesaikan masalah2 kita sebagaimana seorg ibu menyelesaikan masalah anaknya. Seekor anjing menyenangkan majikannya maka majikannya akan menyediakan segala kebutuhan anjing tersebut. Anjing itu akan dipelihara dengan baik. Karena patuhnya anjing ini maka majikannya akan memberikan makanan yg baik, dimandikan dengan baik, dibawa jalan2, diberikan mainan, bahkan ada salon dan restoran yg dibuatkan untuk si anjing. 

Begitu juga kita kalau kita taat pada Allah, dan beramal untuk menyenangkan Allah, maka jika Allah senang terhadap amal-amal kita, Allah akan berikan segala sesuatu yang kita butuhkan. Hidup ini adalah kesempatan dan bukan tempat untuk bermain2 karena nanti diakherat kita akan membuat laporan kerja selama kita hidup di dunia. Amal yang kita lakukan di dunia akan terlihat hasilnya kelak di akherat. Nanti ada masanya dimana semua batasan akan di cabut. Kini didunia segala sesuatu ada batasannya, badan ini ada batasannya, seperti penglihatan ada batasannya, pendengaran ada batasannya dan senangpun ada batasannya. Hari ini kalau kita sakit gigi maka yang sakit hanya sel gigi saja, ada batasannya. Tetapi ketika sakratul maut, maka seluruh sel tubuh ini akan sakit, bagaikan terkena 3000 tusukan pedang. Separah2nya sakit di dunia ketika mati maka sakit yang diderita akan hilang. Ketika masuk kubur segala batasan akan Allah angkat, baru kita lihat yang sebenarnya. 

Penglihatan sudah tanpa batas didalam kubur tidak ada lagi perkara yang ghaib, semuanya dpt terlihat. Namun penyesalan sudah tidak ada artinya, hanya ada dua pilihan saja, yaitu bahagia selama2 nya tanpa batas atau menderita selama2nya tanpa batas. Manusia yang wujud amal2 agama dalam dirinya, maka Allah akan hadirkan rasa penghuni surga dlm kehidupannya. Sebagimana Nabi SAW setiap pulang kerumahnya selalu berkata “ Bayyiti Jannati, rumahku surgaku”. Ini karena Nabi saw dlm kehidupannya hidup amal2 agama, walaupun dari segi kebendaan kehidupan Nabi SAW terlihat miskin. Sehingga setiap pulang kerumah yang dirasakan oleh Nabi SAW adalah hawa penghuni surga. Ciri-ciri ahli surga ini jika ditanya mau apa, ia akan bingung menjawabnya karena ia sudah merasa cukup dan merasa sudah memiliki segalanya. Sebagimana penghuni surga ditanya Allah mau apalagi maka mereka kebingungan mau apalagi karena segalanya yang diminta ada.

Di Surga nanti yg namanya Kenikmatan tidak ada batasannya. Begitu pula sebaliknya di Neraka dimana batas sakit telah Allah cabut, sakit yg tiada-tara dan penderitaan yg tanpa batas. Kini sakit2 yg ada di dunia hanya merupakan bagian2 saja. Menjelang ajal maka seluruh sel tubuh kita akan, merasa sakit. Namun org beriman ketika menjelang ajal, Allah akan perlihatkan kpdnya surga tempat dia kembali. Sehingga kesusahan dlm menghadapi sakratul maut akan hilang, asbab melihat kenikmatan di surga. Sebagaimana Siti Asiah ketika disiksa Fir’aun hingga mati malah tersenyum. Ini krn ketika di siksa Firaun, Allah perlihatkan kenikmatan surga kpd Siti Asiah sehingga siksaan Firaun tidak terasa olehnya. 

Seluruh penderitaan yg di alami ketika sakratul maut akan hilang dgn kenikmatan Surga yg Allah perlihatkan menjelang org beriman ini menghadapi ajalnya. Ketika Rasulullah ditawarkan gunung emas oleh Allah swt, Rasulullah saw menolaknya. Rasulullah saw lebih menyukai keadanya saat itu, ia lebih memilih sehari lapar, sehari kenyang, karena ketika lapar ia bisa ingat pada Allah dan ketika kenyang ia bisa memuji Allah swt. Nabi walaupun dari segi lahiriah terlihat hidup penuh kekurangan, namun setiap dia pulang dia selalu berkata, “Bayyiti Jannati”. 

Kini Kita hidup tidak sejalan dgn Rasulullah saw, krn yg dilihat Rasullullah SAW adalah amal2 agamanya dan sedangkan kita adalah dunianya. Sehingga kita tidak merasakan hawa surga spt yg dirasakan Rasullullah saw. Kini apa yg ditolak Rasullullah saw, malah kita kejar2. Nabi Daud AS ketika Allah berikan kerajaan utknya, ia pun menambah amalnya dgn sehari puasa, sehari tidak. Ketika nikmat bertambah, amalpun meningkat, inilah amalan para anbiya AS. Yg dilihat adalah amal2 agama oleh mrk bukan kebendaan yg mrk miliki. Dibalik amal2 agama ini ada kejayaan, inilah kefahaman mrk.

Hati ini harus disibukan dalam amal2 agama jika tidak hati ini akan keracunan dunia. Sibuk di toko, maka hati ini akan keracunan toko. Seseorang yang di toko jika diam saja dan tidak berdakwah dan buat amalan maka suatu saat ia akan berbohong atau berbuat dosa. Penting kita tinggalkan toko hanya utk sementara waktu di jalan Allah agar hati ini tidak keracunan toko. Zuhud itu artinya tidak ada selera terhadap dunia ini, karena seleranya sudah sampai pada surganya Allah SWT. Seleranya meningkat dari dunia kepada kenikmatan2 di surganya Allah SWT. Manusia suka merendahkan seleranya dengan yang lebih rendah dan kampungan yaitu dengan memilih kenikmatan dunia. Gara2 kita tidak kenal Allah akhirnya yang jelek kita tampung juga. Bahkan dunia kita jadikan tujuan. 

Penting kita kembalikan selera kita kepada selera awal yaitu surganya Allah SWT. Sahabat tidak pernah hafal jalan2 di Mekkah tetapi para sahabat hafal jalan2 di surga. Ketika sahabat dijamu raja Persia, mereka mengira roti Persia yang dijamu itu serbet, karena terlalu halus dan lembut. Sahabat tidak tahu makanan2 dunia ttpi sahabat sudah tahu hidangan2 di surga. Inilah sahabat. Kini kita menilai seorang yang telah berhasil dari gelar sarjananya atau keahliannya seperti ahli komputer, ahli hukum, ahli pertanian, dll. Padahal itu semua tidak ada jaminan mendatangkan kebahagiaan ataupun kesusksesan seseorang. 

Sesuatu yang dimuliakan di dunia bisa Allah nampakkan sebagai suatu yang hina di akherat. Nanti di akherat akan Allah nampakkan manusia yang telah Allah rubah wujudnya menjadi babi, keledai, dan berbagai macam kehinaan lainnya, yang dulunya ketika di dunia orang tersebut adalah ahli politik seperti Hamman, ahli bisnis seperti Qorun, dan ahli kekuasaan seperti Fir’aun. Namun jika kita jadi hamba yang baik di dunia walaupun dia bukan seorang ahli komputer atau ahli hukum nanti di akherat ia akan di bangkitkan dengan berbagai macam kemuliaan seperti raja dan bangsawan. 

Kini Kemuliaan seorang Hafidz tidak terlihat oleh manusia namun nanti di akherat orang tuanya saja akan Allah bangkitkan dgn memakai Mahkota spt Raja yg terbuat dari Nur melebihi terangnya Nur matahari. Ini baru org tuanya bagaimana dgn anaknya yg hafidz, kemuliaan spt apa yg akan Allah berikan. Hidup ini hanya sandiwara dan sutradaranya adalah Allah. Tapi ketika sandiwaranya selesai baru kita tahu keadaan sebenarnya. Nanti ada raja yg dlm sandiwara dunia ternyata di akherat seorg yg hina, seorg yg hina didunia ternyata di akherat adalah seorg raja. Jgn sampai tertipu dan jgn sampai salah bergantung, semuanya adalah Allah yg buat. Seperti wayang ada gatot kaca, bima, arjuna, siapa yg membuat mereka jadi kelihatan hebat dan sakti. Namun setelah selesai adegannya tidak mungkin kita bilang wayangnya yg hebat, ttpi yg hebat adalah dalangnya. Kalau wayangnya yg kita bilang hebat kita bodoh, karena wayang tidak bisa berbuat apa-apa tanpa dalang, dan dalangnya akan marah. 

Gatot kaca bisa kelihatan hebat ini karena dalangnya, cepot bisa kelihatan lucu inipun krn dalangnya. Hidup ini begitu juga, terlihat matahari, bulan, bintang, langit yg luas, gempa, banjir, listrik, api, mobil, roket, para ilmuwan, dokter, presiden, ini hanya wayangnya, ttpi dalangnya adalah Allah. Spt org yg menciptakan mobil Mercedes Benz buatan jerman, bukan org Jermannya yg hebat, tetapi allah yg hebat. Siapa yg beri otak pada org jerman itu. Begitu juga yg menemukan gravitasi, listrik, dan lain2. Semuanya kelihatan mrk yg hebat, padahal yg hebat itu sebenarnya Allah. Jadi hanya Allah yg hebat, selain Allah tidak ada yg hebat, hanya wayang saja. 

Kini siapa yg bisa ngira nyamuk bisa menang lawan Raja atau burung bisa menang lawan gajah. Itu bisa aja terjadi kalau semua itu dalangnya Allah. Segala sesuatu yg di dalangi oleh Allah swt walaupun itu kecil akan menjadi besar, spt nyamuknya Namrud. Nyamuk sekali tepuk hancur, ttpi jika nyamuk ini dalangnya Allah, maka Namrud yg besar bisa hancur oleh seekor nyamuk. Spt Ibrahim AS hendak dilempar ke api , ini masalah besar buat Ibrahim AS, ttpi krn dibelakang Ibrahim AS ini dalangnya adalah Allah, maka masalah besar jadi kecil, api yg panas menjadi sejuk buat Ibrahim AS. Begitu juga otak yg di dlm kepala ini kecil, ttpi dibelakang otak ini dalangnya adalah Allah, maka otak yg kecil ini bisa menghasilkan sesuatu yg besar. Spt membuat mobil, pesawat, kapal, dan lain2. K

arena hidup ini sandiwara, maka nanti akan dtg masa dimana semuanya Allah periksa peranannya, benar atau tidak mereka memainkan peranannya. Sebagaimana seorang Ahli Jihad datang menghadap Allah dan berkata kalau ia perang karena Allah. Lalu Allah jawab bohong kamu perang agar dipanggil pahlawan. Lalu dipanggil seorang ulama, ia berkata kalo ia mengajar karena Allah, ttpi Allah bilang bohong kamu mengajar agar dipanggil ulama. Begitu juga dengan orang ahli derma yg Allah panggil, dia ditanya oleh Allah ttg peranannya sbg dermawan. Dia menjawab saya berderma karena Engkau, ya Allah. Lalu Allah bilang bohong, kamu berderma karena ingin dipanggil sbg dermawan. Semua pemeran yg tidak memainkan peranannya sesuai dan kehendak Allah maka akan Allah lemparkan ke Neraka.

Kita menang atau kalah baru ketahuan nanti dalam kubur. Dunia ini bukan tempat untuk melihat hasil karena dunia ini tidak bernilai disisi Allah walaupun hanya dengan sebelah sayap nyamuk. Dunia ini tidak akan sanggup menampung apa yang telah Allah janjikan. Sedebu iman saja Allah berikan ganjaran 10 kali lipat lebih luas dari langit dan bumi. Dunia ini tidak akan sanggup menampung amal2 agama jika dibalas di dunia. Debu yg tidak berharga di mata mausia bisa menjadi bernilai di sisi Allah hanya dgn keluar di jln Allah. Hari ini kalo kita jual debu di toko mana laku tetapi debu yang menempel di badan org yg keluar dari jln Allah bagi Allah lebih baik dari dunia dan seluruh isinya. 

Kini kita hanya bisa beramal saja nanti Allah akan buat keputusan yg baik utk kita. Sebagimana iklan pepsodent walaupun iklannya canggih2 ttpi kita tidak mau mencobanya maka sia-sia saja, kita tidak akan tahu kegunaannya. Ini perlu keputusan, walau pun iklan tentang Iman dan Amal ini bagus2 tetapi kita tidak mau terjun dan keluar di jalan Allah, maka percuma saja. Umar menangis karena sahabatnya Abu Bakar RA dan Rasulullah SAW telah sampai pada tujuan yang sama, jika ia tidak mengikuti jejak mereka, maka Umar takut ia tidak akan sampai pada tujuan yg sama.  Kita Tawajjuhkan diri kita kpd Allah jgn terkesan pada keadaan yang ada. Yang penting dalam masalah ini adalah kepada siapa kita Tawajjuhnya pertama kali, jika benar tawajjuh kita maka tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. 

Sebagaimana Yusuf AS ketika di buang oleh saudara2nya ke sumur yang menyelamatkannya dari sumur. Tetapi ketika Yusuf AS berada di penjara tawajjuhnya salah, dia bergantung kepada teman sepenjara Yusuf AS berkata “Tolong sampaikan kepada raja aku tidak bersalah.” Karena ini Allah tidak selesaikan masalah Yusuf AS bahkan diperlama dgn 8 tahun penjara. Ini disebabkan karena Yusuf AS salah bergantung ia mencari pertolongan kpa selain Allah. Jadi jgn sampai kita salah bergantung kalau mau masalah kita selesai. Utk itu kita perlu berkorban keluar di jln Allah, kita tinggalkan anak, istri, toko, utk memperbaiki hubungan kita dgn Allah.

No comments:

Post a Comment