Friday, January 16, 2015

BAYAN MUFTI LUTFI

Bantu Agama Allah Atau Bantu Muslim. Ada dua kiat menghadirkan Nusrotullah krn tidak ada satupun yg bisa kita selesaikan tanpa pertolongan Allah SWT. Bahkan Nabi SAW menganjurkan kepada kita untuk memperbanyak dzikir bacaan “La Haula Wala Quwwata Illa Billah” (tidak ada kekuatan selain kekuatan Allah). Ini maksudnya apa? Maksudnya adalah tidak ada satu kekuatan kita untuk melakukan ketaatan ataupun menghindari kemaksiatan selain dari pertolongan Allah. Begitupula kita sebagai hamba yang sangat berhajat kepada pertolongan Allah diwajibkan atas kita membaca doa sebanyak 17 kali dalam satu hari “Iyyakana Budu wa Iyyaka nashta’in” (Kpd Mu lah aku menyembah dan memohon pertolongan). Allah menjanjikan kepada siapa Nusrotullah/pertolongan Allah akan diberi:

1). Firman Allah: Intansurrulloha yansurkum : “Brgsiapa membantu agama Allah pasti Allah akan membantu kalian”

2). Sabda Nabi: Wallahu fi ainil abdi makana abduhu fi aunil akhi : “Allah akan membantu seorang hamba selama hambanya membantu saudaranya tersebut.”

Ada 2 kerja yg bisa mendtgkan pertolongan Allah tersebut: 

1). Membantu Agama Allah, 
2). Membantu Saudara Kita.

Waktu Ijtima di Pakistan, dtglah seorg pemain kricket yang terkenal diantara negara2 commonwealth (jajahan ingris), namanya Imron. Pemain kaya karena hasil olah raganya. Imran ini pergi menghadap Maulana Saad, sampai akhirnya ditasykil oleh Maulana Saad untuk pergi di jalan Allah. Namun si pemain cricket ini mengatakan bahwa dia tidak punya waktu dikarenakan kesibukannya. Sebaliknya dia mengata kan bahawa walaupun dia tidak mempunyai waktu tapi dia sudah banyak menyisihkan hartanya di sedekahkan utk pembangunan mesjid, madrasah, dan panti asuhan yatim piatu, dsb. Jadi dia merasa harta yang dia dapatkan sudah dia sisihkan untuk kebaikan umat islam. Lalu apa jawaban dari Maulana Saad: “Wahai Imron kamu sudah berbuat membantu umat Islam tapi kamu belum membantu agama islam.” Ini beda antara membantu umat Islam dan membantu agama Islam, contohnya:

1). Panti Asuhan Yatim Piatu ini dibangun untuk memelihara ummat islam.

2). Mesjid dibuat bagus2, pasang kipas, kasih karpet ini agar umat islam nyaman ibadahnya. Padahal Masjid Nabi sendiri cuman terbuat dari pelepah kurma dan pasir tidak ada kipas dan karpet. Sebenarnya tanpa mesjidpun kita bisa solat. Di Sudan mesjid dibina dgn batu. Utk apa ada mesjid ini utk umat islam.

3). Madrasah dibangun agar bisa memberi kenyamanan bagi ummat islam utk belajar. Dijaman Nabi mereka belajar dibawah pohon, tidak ada madrasah.

Inilah yg menjadi pertanyaan bagi Maulana Saad: “Kamu memang sudah membantu umat Islam namun apa yang sudah kamu kerjakan utk agama Islam?” Mendapatkan pertanyaan spt ini si Imron ini terkejut, karena baru kali ini ada ulama yg bertanya spt itu. Skrg banyak org yg sudah merasa membantu agama Islam padahal belum, ini dikarenakan yg mrk lakukan adalah utk membantu umat Islam, bukan agama Islam. Kita tidak boleh menafikan apa yg org sudah lakukan utk umat Islam, krn semuanya juga berpahala jika dilakukan. 

Dari membangun masjid, madrasah, panti asuhan, semuanya ini akan mendtgkan pahala. Namun janji Allah adalah “Barangsiapa membantu agama Allah maka Allah akan bantu dia” Janji Allah yg pertama ini adalah bagi yg membantu agama Allah baru Allah akan bantu kita. Bagaimana membantu agama Allah ini adalah dgn dakwah yaitu berangkat 3 hari, 40 hari, dan 4 bulan fissabillillah, dgn harta dan diri sendiri. Kita berkumpul disini dari seluruh propinsi utk memikirkan kepentingan dakwah atau agama. Kita berkumpul disini tidak utk bermusyawarah memikirkan bagaimana membangun masjid ataupun membangun madrasah ataupun membangun panti asuhan ataupun kita angkat senjata utk membantu teman kita berperang di sana, tidak ini bukan tujuan kita bermusyawarah di sini. Itu nanti musyawarah lain. Tapi yg kita pikirkan disini adalah membantu agama Allah yaitu bagaimana agama wujud, agama dpt tersebar dan jemaah2 dakwah dpt diberangkatkan. 

Utk memahami ini jgnkan kita diantara para sahabat pun juga terjadi perbedaan yg cukup menyolok utk memahami perkara ini. Terjadi perbedaan yg keras antara satu org sahabat melawan pendpt seluruh sahabat. Apalagi kita2 ini yg berusaha utk memahami. Menjelang Nabi wafat satu hari seblmnya Nabi memberikan bayan hidayah kpd jemaah Usamah bin Zaid utk menghadapi tentara Rom yg akan menyerang kota Madinah. Berangkat petang itu juga, sebelumnya berkemah di tempat namanya al jurk. Namun keesokan harinya Nabi wafat. Atas permintaan Ummu Aiman, ibu dpd Usamah, maka jemaah di tarik balik utk menghadiri pemakaman Nabi. 

Setelah Khalifah baru diangkat 3 hari setelah Nabi SAW meninggal, terdengar kabar bahwa :
1. Pasukan Romawi di perbatasan sudah siap untuk menyerang
2. Nabi Palsu dengan bala tentaranya 40.000 orang juga akan menyerang Madinah.
3. Orang Munafiq mulai menentang kebijakan2 yang ada
4. Orang yahudi mulai menghasut di dalam kota Madinah
5. Munculnya banyak org murtad sebanyak 100.000 org (padahal ulama2 besar dan sahabat2 masih ada)
6. Orang tidak mau membayar zakat

Apa keputusan Abu Bakar RA sebagai khalifah baru yaitu:

1. Rombongan Usamah RA segera diberangkatkan untuk menghadapi Romawi
2. Menyiapkan Rombongan Khalid bin walid dan Wahsyi untuk menghadapi Nabi palsu.
3. Memerintahkan Umar RA membawa rombongan bergerak sekeliling Madinah

Sehingga yg tertinggal hanya Abu Bakar ra sendiri di Madinah tanpa penjagaan. Para sahabat bingung, karena kok aneh betul ini caranya. Pemikiran para sahabat ra, kalau Madinah kosong, nanti bisa dibunuh istri2 Nabi saw, bayi2 juga juga bisa dibunuh, serigala2 yg biasa dtg di malam hari bisa memakan mayat2 mrk nanti. Maka mrk semua tidak paham perintah amirul mukminin, di otak mrk kita harus mempertahan kan Madinah bukan membahayakannya. Tapi apa kata Abu Bakar RA, “Tidak, saya tidak akan merubah dpd perintah Rasullullah saw, Usamah ttp harus berangkat.” Inilah perbedaan yg terjadi diantara sahabat RA. Mayoritas sahabat ini yakin dgn hidupnya umat islam ini yaitu umatnya dijaga, istri2 Nabi saw dijaga, bayi2 penerus generasi dijaga, maka Islam akan mudah dikembangkan dan Islam pasti akan terpelihara. Tapi Abu Bakar RA justru pemikirannya berbeda. Abu Bakar RA berkeyakinan jika Islam ini di jaga maka umat Islam akan terjaga, ttpi para Sahabat RA berpikir jika umat islam dijaga maka islam akan terpelihara.

Nota dari Penulis: 

Ketika itu yg org2 fikirkan adalah keselamatan org2 islamnya, padahal yg harus dirisaukan adalah bagaimana menyelamatkan agamanya terlebih dahulu. Begitupula yg dilakukan Nabi ketika perang Badr, bahkan sampai Nabi saw berdoa utk kemenangan karena jika umat islam hancur di peperangan Badr ini maka habislah islam dari muka bumi. Inilah yg difikirkan Abu Bakar ra yaitu mengirim kan seluruh rombongan utk menyelamatkan islam. Inilah perbedaan fikir yg nyata antara satu org sahabat ini melawan fikir sahabat2 yg lain. Disini ada perbedaan pendapat diantara sahabat yg dpt menjadi pelajaran bagi kita semuanya.

Abu Bakar RA menyelesaikan masalah dengan menggunakan 2 prinsip :

1. Prinsip Taqwa: “Saya tidak rela agama berkurang di jaman kekhalifahan saya ini walaupun itu hanya seutas tali yang mengikat di leher hewan qurban.”

Takwa ini maksudnya adalah Sempurna Amal. Jadi atas dasar prinsip ini, Abu Bakar RA tidak rela dijamannya agama ini berkurang sedikitpun walaupun itu hanya seutas tali yg mengikat leher hewan korban. Fikirnya Abu Bakar ra ini adalah bagaimana agama dpt sempurna diamalkan oleh umat islam ketika itu. Inilah prinsip yg digunakan utk menghadapi org2 islam yg tidak mau membayar zakat. Jadi mereka diancam akan diberantas jika mereka tidak mau membayar zakat.

2. Prinsip Tawakkal: “Keluarkan semua laki2 untuk pergi di jalan Allah. Nanti biar Allah yang menjaga Ummul mukminin, keluarga nabi, bayi2, dan wanita2 di Madinah.”

Abu Bakar lebih rela melihat keluarga Nabi dlm bahaya, dibanding harus melihat agama dlm bahaya. Jadi bagi Abu Bakar RA, darjat Agama ini lebih utama dibanding keluarga Nabi dan umat islam itu sendiri. Ini sama dgn percakapan Nabi SAW dgn Jibril. Ketika itu Jibril AS bertanya kpd Nabi Saw, “wahai Muhammad lebih mulia mana aku atau dirimu?” Nabi Muhammad Saw menjawab, “Lebih mulia aku karena engkau diutus utk aku.” Benar kata Jibril, lalu Jibril bertanya lagi, “Lebih mulia mana engkau atau agama Islam?”, Nabi Saw menjawab, “Lebih mulia Islam, karena aku diutus utk islam.” Agama lebih penting utk diselamat kan dibandingkan umat itu sendiri. 

Abu Bakar, mengirimkan semua laki2 keluar dijln Allah dan berserah diri kpd Allah atas keadaan di Madinah inilah tawakkalnya Abu Bakar. Prinsip ini yg digunakan utk meng hadapi org murtad, nabi palsu, dan musuh islam yg mau menyerang madinah dari luar. Bahkan Umar RA yg terkenal pemberani karena perbedaan pendapat ini, dimarahi oleh Abu Bakar RA. “Wahai Umar, knp kamu menjadi seorg pemberani spt ketika masih kafir dan skrg setelah dlm islam kamu menjadi spt seorg pengecut.” Maka digebuk umar oleh Abu Bakar. Jika Umar seorg pemberani berpikir spt seorg pengecut bagaimana jadinya dgn yg lain, akan makin banyak pengecut2 yg lain.

Nota Mubayin: 

Percuma jadi karkun, sebelum jadi karkun kelihatan berani, tapi setelah jadi karkun lebih banyak pembenarannya : “Kita harus hikmah” katanya. Ini pengecut namanya. Marah ketika itu Abu Bakar RA melihat Umar “Apa kamu ini umar pemberani dijaman Jahiliah tetapi pengecut dijaman Islam”. Jika Umar seperti ini bagaimana sahabat2 RA yang lain menyikapinya. Abu Bakar RA tidak ingin Umar RA menjadi seorang pengecut. Digampar ketika itu Umar RA oleh Abu Bakar RA. Namun karena tempelengan Abu Bakar RA ini berdasarkan Taqwa, tiba2 terhenyak Umar RA seperti orang baru terjaga dari mimpi. Umar RA dari tempelengan tersebut seakan2 melihat cahaya, Umar tersentak dan berkata,“benar engkau wahai Abu Bakar”, langsung pergi dia dengan jemaahnya.

Ketika Islam dijaga, maka pertolongan Allah akan datang:

1). Pasukan Romawi mengundurkan diri

2). Nabi Palsu bisa dibunuh oleh wahsyi (dgn lembing yg sama membunuh paman Nabi) ketika itu Wahsyi sujud syukur karena bisa membayar dosa dgn lembing yg sama.

3). Begitulah Wahsyi dgn kebanggaan dpt membayar dgn lembing yg sama membunuh org yg paling Nabi saw cintai yaitu Hamzah ra, dia juga membunuh org yg dibenci Nabi saw yaitu Nabi Palsu, Musailamah Al Kahzab laknatullah alaih. 

Maka kita juga harus spt itu, dulu seblm jadi karkun suka main judi dan mabuk2an, maka stlh jadi karkun kita dtg ke tempat yg sama ajak teman2 yg dulu kpd Allah. Kita harus berani dan dan bangga spt wahsyi menebus kesalahannya yg dulu. Jgn spt org yg dulu berani sblm ikut dakwah, kelahi dimana2 buat kebathilan, skrg setelah jadi karkun malah loyo alasannya “Hikmah”. Ini percuma jadi karkun. Jadi ketika Pasukan Usamah berangkat utk menghadang, rombongan Khalid dan Wahsyi juga berangkat, lalu rombongan Umar RA keliling Madinah, apa yg terjadi? pasukan Romawi ketakutan, mereka berpikir andaikata sedemikian banyak rombongan yg diberangkatkan berarti yg didlm kota madinah lebih banyak lagi. Akhirnya pasukan Romawi tidak berani menyerang Madinah.

Catatan Penulis: 

Disinilah terdapat dua perbedaan pemikiran dan menyangkut kepada masalah keimanan. Dimana Abu Bakar RA yakin jika semua pergi di jalan Allah, maka nanti Allah akan selesaikan semua masalah : orang murtad, nabi palsu, yang tidak mau bayar zakat, dan pasukan romawi yang sudah siap menyerang. Hanya dalam waktu tempo 3 hari saja setelah semua pergi di jalan Allah akhirnya masalah terselesaikan: Madinah tetap aman, 100 ribu orang murtad masuk islam lagi, orang membayar zakat lagi, Nabi palsu dapat ditumpas, dan Pasukan Romawi mundur. Jadi risaunya Abu Bakar RA ini adalah Islamnya atau Agamanya dulu, bukan orang2 Islamnya. Hari ini ada pemikiran seperti yang terjadi ketika sahabat berbeda pendapat dahulu. 

Sekarang kebanyakan kita ini risaunya adalah org2 islamnya, seperti orang islam ada yang dibunuh, diperkosa, diperangi, hak-haknya dirampas, kekurangan makan, miskin keadaannya, pengungsi2, ini boleh saja. Tetapi seharusnya yang lebih penting lagi adalah risau atas islamnya. Akibat islamnya tidak dijaga, sehingga Allah tidak menjaga ummat islam. Ini karena islam itu sendiri sudah diacuhkan oleh orang islam. Kita lihat hari ini org islam kebanyakan tidak solat, mesjid kosong. Solat berjamaah di masjid sudah tidak diacuhkan oleh umat saati ini. Lalu sunnah2 Rasullullah SAW sudah ditinggalkan oleh org islam, bahkan dianggap aneh bagi yg mengamalkannya. 

Kehidupan orang islam sudah seperti kehidupan orang yahudi dan nasrani, tidak ada bedanya dengan cara-cara atau kehidupan orang kafir, sulit dibedakan mana yang beriman dan mana yang kafir. Semua kehidupan sunnah Nabi SAW sudah ditinggalkan oleh ummat islam itu sendiri. Tetapi begitu terjadi musibah, semua orang berpikir sama, “Apa dosa saya? Kenapa ini bisa terjadi, musibah seperti ini? Kenapa Allah tidak tolong kita?”. Ummat islam diusir, dibunuh, dijajah, diperkosa hak-haknya, tetapi fikirnya hanya diri mereka sendiri saja (“Apa dosa saya?”). 

Padahal jemaah2 dakwah sudah datang mengajak kepada sunnah, kembali kepada amal Nabi SAW, amalkan islam, taat pada perintah Allah. Walaupun perkara ini sudah didengar berkali-kali, tetapi tetap saja sama tidak ada peningkatan amal. Ditaskil, diminta untuk keluar di jalan Allah tidak mau, maka itulah akibatnya, musibah banyak datang. Tetapi fikirnya “Apa dosa saya?”. Islamnya sudah kita tinggalin, kita acuhkan, tetapi ketika musibah tiba-tiba datang tidak terpikir amal2 kita yang buruk, bahkan bertanya, “Kenapa Allah tinggalkan kita? kenapa Allah tidak tolong kita?” Inilah perbedaan antara pergerakan kita dengan pergerakan2 lainnya. Gerak kita ini adalah gerakan untuk membantu agama Allah. 

Sedangkan organisasi2 dunia ini kita tidak boleh menafikan perjuangan mereka. Mereka juga bergerak memberikan manfaat untuk membantu umat Islam, sedangkan kita bergerak untuk membantu agama Islam. Kita harus yakin ketika islam kita bantu untuk ditegakkan maka umat islam akan dijaga oleh Allah Swt. Inilah maksud kedatangan kita kemari dari seluruh propinsi yaitu kita bermusyawarah bagaimana membantu agama Allah :

1. Kita duduk disini untuk berfikir bersama2 bagaimana mengeluarkan rombongan sebanyak2nya untuk membantu agama Allah. Kita dgr kargozary, kita bentangkan takazanya, lalu kita siapkan diri kita utk ambil bagian. Pertolongan Allah akan dtg kpd saya ketika saya bantu agama Allah, maka saya keluar berangkat.

2. Kita berfikir dan bermusyawarah bagaimana kita membantu saudara kita. Apa yg kita bantu? keperluan dan kebutuhannya itu baik, tapi yg penting bagaimana kita bisa bantu dia mendekatkan diri kad Allah. Syekh Abdul Wahab, Masyeikh Pakistan, katakan: “Org yg cinta kpd Allah tapi dia tidak mau membantu saudaranya untuk cinta kepada Allah, dan mengusahakan agar bagaimana Allah cinta pada saudaranya tersebut, maka Allah tidak akan cinta kpd dia. Walaupun org ini adalah seorang ahli dzikir dan ahli ibadah”

Contoh: 

Untuk itu kita bantu saudara kita dari daerah2 lain. Alhamdullillah saat ini Makasar sedang mengalami peningkatan dan kemajuan dlm amalan Dakwah. Justru kalau kawan2 di Makasar hanya berpikir utk daerahnya saja maka Allah tidak akan bantu. Di Manado begitu juga sdg mengalami kemajuan, kalau hanya memikirkan daerah saja tidak mau memikirkan daerah lain, maka pertolongan Allah tidak akan dtg ke Menado. Justru Allah akan bantu suatu propinsi jika propinsi itu membantu dpd kerja agama di propinsi yg lain. Allah akan bantu saya kalau saya bantu saudara saya, maka saya akan bantu saudara saya. Begitu juga mengenai musholla saya. Saya ingin mushola saya makmur, maka kita harus bantu mushola2 disekitar tempat saya. 

Ketika kita dan org2 maqomi ditempat kita memikirkan bagaimana memakmurkan mushola2 disekitar maqomi kita utk hidup 5 amalan dan keluar 3 hari ataupun 40 hari, maka Allah akan bantu memakmur kan musholla kita. Begitu juga dgn negara kita, kalu kita ingin maqomi di Indonesia ini maju maka kita harus memikirkan dan mengirim kan rombongan ke negara lain, maka nanti Allah akan bantu maqomi di negara Indonesia ini. Allah berjanji dalam Al Quran: “Wahai Muhammad Allah tidak akan menyiksa mereka (penduduk kota mekkah) selama engkau masih disana. Ataupun Allah tidak akan menyiksa mereka selama mereka beristighfar.” Tidak akan disiksa selama masih ada Nabi SAW diantara mereka penduduk tempatan. Tidak akan disiksa selama masih ada istighfar.

Jadi Allah tidak akan mengirimkan bala, musibah, bencana kpd suatu kaum selama masih ada Rasul ditengah2 mereka atau mereka mau mengucapkan istighfar. Kekuatan yg bisa menolak bala dan musibah jika ada orang2 tertentu yang mumpunyai kedekatan khusus dengan Allah SWT. Cukup dga doa mereka bisa mendatangkan hujan, menghancurkan suatu wilayah, dan lain2. Namun ini hanya org2 tertentu saja, pribadi2 perorangan, seperti para Anbiya AS dan para Waliullah, sedikit sekali. Namun secara umum untuk ummat Allah berikan kekuatan kerja yaitu istighfar, inipun juga mampu menahan Bala atau Musibah yang akan turun. Istigfar umat ini, tobat yg utama, di dlm Al Quran dijelaskan adalah tobat ketika meninggalkan kerja dakwah. Beberapa orang dtg ke Syaikh Maulana Ilyas, mereka berkata kpd Maulana Ilyas, “Syaikh…antum ini wali.” Ini asbab hebatnya kerja dan gerak beliau dalam Dakwah. Namun apa kata Maulana Ilyas, “Bukan, saya ini bukan wali, tetapi yang wali itu adalah kerja dakwah ini.” 

Jadi Maulana Ilyas tidak ingin membawa umat ini kepada pengkultusan, tetapi lebih ingin mengarahkan umat ini kpd kerja dakwah. Kita tidak menafikan adanya orang2 tertentu yg mempunyai level kedekatan dgn Allah seperti para Aulia, tetapi ini sedikit sekali, tidak semua org bisa mencapai level ketaatan seperti itu. Itulah namanya org2 pilihan Allah.  Namun utk yg secara umum agar umat ini dapat menjadi dekat dgn Allah, maka Allah berikan ummat ini kerja dakwah yg bisa membuat umat ini diwalikan semua oleh Allah Swt. Di dlm tarekat2, mereka mempunyai mursyid yg mempunyai kelebihan2 tersendiri dlm doa. Namun dlm kerja dakwah ini tidak ada yg seperti itu, yg paling utama dlm kerja dakwah ini adalah kerja itu sendiri.

Satu jemaah didalamnya ada ulama, hafidz quran, yang didalamnya ada mantan perampok, pemabok, dan penjudi. Ketika keluar semuanya pakai sorban dan gamis. Ketika sampai di Madura, semuanya dipeluk org, diciumin tangannya. Si ulama ketika makan dpt ayam panggang, maka si preman yang satu rombongan tadi dapat juga. Kenapa mereka sama2 dimuliakan padahal yg satu ulama dan yg satu lagi preman? Ini asbab kerja dakwah, di dlm kerja ini mrk di muliakan. Bukan karena pribadi2 mrk, kalau karena pribadi na’udzubillah pribadi si preman. Tetapi asba kerja dakwah inilah ada preman dimuliakan. Sebaliknya jika datang masyeikh kita, misalnya maulana Saad, ke jakarta untuk urusan dunia, bisnis misalnya, beli batu bara. 

Kira-kira apakah mereka akan mendapat perlakuan yang sama? tidak mungkin. Jadi dalam kerja ini bukan pribadinya yang dimuliakan oleh Allah Swt, tetapi kerjanya dalam dakwah. Kalau kita letakkan diri kita ini dalam kerja dakwah, maka kita akan di muliakan oleh Allah Swt. Namun jika kita lepas dari kerja ini maka tidak ada kemuliaan. Meiji Mehrab, masyeikh pakistan, almarhum, pernah berkata kpd org2 ketika di jalan Allah, “Kalian tau di Nizzammuddin itu ada seorg wali, kalian dtg kesana dan minta doa kpd dia.” Ini karena di daerah tersebut pengkultusan terhadap seorg wali utk minta air agar di doakan dan diberi kesembuhan dan keberkahan suatu hal yg biasa. Singkat cerita puluhan org tertaskyl utk dtg ke markaz nizzammuddin bertemu syekh Ilyas. Sampai di Nizammuddin, melihat org2 dtg, yg dipikir syekh Ilyas utk berangkat fissabillillah. 

Ternyata setelah ditafakkud oleh syekh Ilyas, para taskilan meiji mehrob ini hanya terseyum dan tertawa kecil saja, karena tujuan mereka dtg utk minta doa saja kepada syekh Ilyas. Mendengar hal ini spt Maulana Ilyas marah lalu memanggil Meiji Mehrob. Syekh Ilyas berkata kpd Meiji Mehrob, “Kamu ini telah merusak kerja dakwah pada hari ini, kamu telah mengarahkan mahluk kpd mahluk.” Jadi arahkan org2 ini kpd kerja bukan kpd pribadi2. Contoh : “Mari pak kita ke Banjarmasin, disana ada ust. Luthfi, itu pembesar dakwah.” Atau “Mari pak kita ke temboro, disana ada Kyai Udzairon, itu pembesar dakwah”. Ini yg mentaskyl org dgn cara spt ini adalah pengrusak2 dakwah.

Kita tidak mentaskil org kpd pribadi tetapi pada kerja, apalagi jadi jurkam, ini lebih goblok lagi. Mentaskil kpd ulama dan org sholeh aja tidak boleh dalam kerja ini apalagi dalam pribadi2 lain daripada itu. Syekh Ilyas katakan asas kerja dakwah ini ada 3 iaitu ikhlas, ijtimaiyat (berjemaah) dan mesyuarah. Jika kita jaga asas ini ada dalam diri kita maka Allah akan pelihara kita. Jadi org yg kerja karena keikhlasan ini enak. Kenapa ini karena Ikhlas. Apa itu ikhlas? ketika dipuji dia tidak bangga dan ketika dihina dia tidak kecil hati. Dulu waktu awal kerja dakwah ini yang datang ke markaz hanya 10 orang. 

Sehingga pada waktu itu semangat untuk mentaskyl orang masih terjaga. Ujian keikhlasan mulai datang ketika orang berbondong2 ambil bagian dlm kerja dakwah ini. Sekarang di malam markaz yang hadir sekitar 3000 org. Maka asbab banyaknya org yg hadir, skrg org ke markaz ada yg mau cari calon mertua, ada yg mau jual topi, ada yg buka travel, dan lain-lain. Org ikhlas ini terjaga, jika dia terjaga maka kerja inipun akan terjaga. Nabi SAW bersabda: “Makaana Lillahi da’ma watoshola” artinya : sesuatu yg diniatkan karena Allah akan berlanjut (tersambung terus dan tidak akan terputus). “Wama kana yughoirubihi inkhota wal fatwa” Artinya: sesuatu yang dikerjakan karena selain Allah maka akan terputus (lepas begitu saja). Kekuatan dalam kerja dakwah ini bukan terletak pada pribadinya tetapi pada ijtimaiyat (bersama2). 

Contoh : Lidi ini terbuat dari pelepah kelapa bukan dari emas. Namun jika lidi ini bersatu bisa memberikan manfaat, spt membersihkan. Namun jika lidi ini dari emas tapi tidak bersatu, kira2 bisa gak membersihkan ruangan yg kotor? tidak mungkin. Walaupun kita kasih satu minggu utk bersihkan ruangan tidak akan bisa. Walaupun lidi ini dari pelepah kelapa tapi karena bersatu bersama2 maka dalam satu jam ruangan ini bisa dibersihkan.

Dalam falsafah Fiqih, air ini ada 3 macam :
1. Air Mutlak : air yang suci dan mensucikan, bisa untuk diminum dan untuk wudhu
2. Air Musta’mal : air kurang dari 2 Qulah/216 Ltr, suci, bisa diminum tapi tidak bisa untuk wudhu
3. Air Mutannajjis : air kena najis atau kena kotoran, tidak bisa diminum, dan tidak suci.

Air yg kena percikan wudhu ini jadi musta’mal, jika kena kotoran jadi mutannajis. Namun jika air musta’mal ini dikumpulkan dlm jumlah besar hingga melebihi dua qullah, sehingga air musta’mal ini menjadi air mutlak kembali. Bahkan air mutlak jika cuman satu gelas maka utk kebersihan paling hanya bisa digunakan utk kencing saja, tetapi jika utk membersihkan ketika buang air besar tidak cukup. Musta’mal jika dikumpulin dalam jumlah besar maka bisa digunakan untuk membersihkan sekian banyak kotoran. Bahkan air mutannajis satu ember dikencingin anaknya, mau dibuang gak ada iar lagi, diminum juga gak bisa. Akhirnya orang ini membawa air ini ke bak yg besar melebihi dua qullah dituangkan lalu diambil lagi satu ember, maka air ini jadi apa? air tersebut jadi mutlak lagi. 

Bahkan ketika air musta’amal ini digabung kan dalam jumlah besar dipakai mandi dicempulingin santri2 pun masih mutlak jatuhnya. Air mutlak satu gelas ini seperti satu orang hafidz atau ustadz, hafal hadits2, tapi karena dia bergerak sendirian, untuk bisa menyadarkan satu org bencong aja, atau pemabuk, atau penjudi, ini susah. Beda dengan kita2 ini yg musta’mal, kadang2 siwak nabi, lain waktu pakai siwak firaun (rokok), kadang2 baca Quran, tapi lain waktu kebanyakan baca koran, seperti musta’mal. Namun jika yg musta’mal ini dikumpulkan bersama2 secara Ijtimaiyat, maka hasilnya bisa dahsyat. Suatu ketika Maulana Yusuf diejek2 ulama2, “Maulana knp kerja dakwah ini banyak melibatkan org2 bodoh, mantan penjahat, dan mantan ahli maksiat.” Lalu Maulana Ilyas tantang ulama ini, “Tuan disitu ada bencong dan pemabuk lagi kumpul2 coba kamu ajak ke mesjid.” 

Ketika ulama ini dtgin mrk, responnya hanya tertawa terkekeh kekeh saja org2 itu. Intinya ulama ini gagal mengajak mrk ke mesjid. Lalu Maulana Yusuf panggil jemaah khuruj kumpulan org2 mewat yg musthamal ini utk mentaskil tongkrongan bencong2 dan pemabuk ini ke mesjid. Apa yg terjadi? 

Ternyata setelah di targhib mereka semua yg ditongkrongan itu berangkat masuk mesjid. Baru ulama ini faham tentang faedah org2 musthamal ini jika berkumpul dlm jemaah dakwah. Bahkan diantara kita ada yg mutannajis, mungkin dulunya ada yg pernah membunuh, namun karena bergabung bisa membersihkan dpd teman2nya yg lain. Ada jemaah diminta utk mentaskyl tongkrongan penjudi, sampai disana langsung dipeluk, targhib sebentar semuanya akhirnya masuk mesjid. Bahkan yg mutannajis bisa juga memberikan manfaat jika bergabung. Ini pentingnya Ijtimaiyat. 

Sama spt daun, jika daun ada hubungan dgn ranting, ranting berhubungan dgn cabang, lalu cabang berhubungan dgn batang, dan batang berhubungan dgn akar, dan akar berhubungan tanah, maka walaupun matahari yg menyinari daun tidak akan layu, kena angin tidak akan jatuh, kena air jadi bersih. Ini krn apa? karena ada hubungan ijtimaiyat. Namun jika daun ini terpisah dari ijtimaiyat, terputus dari ranting, batang, akar, dan tanah, maka kena matahari akan jadi layu, kena angin jadi terbang, kena air hujan jadi busuk. Kalau pribadi2 per orangan ini punya hubungan dgn mahalah tiap hari, lalu dari mahalah aktif di halaqoh, dari halaqoh hadir di mlm markaz, dan mlm ijtimaiyat lainnya spt musyawarah propinsi, musyawarah indonesia, lalu dia hadir di musyawarah indonesia tiap 2 tahun di nizammudin, bahkan kalu dia ada rejeki dia juga hadir di haji kumpul bersama masyeikh tiap 2 tahunnya. Walaupun ada hujan, matahari panas, akan tetap kuat dia selama dlm ijtimaiyat. 

Namun jika dia bergerak sendiri2, bahkan jadi jurkam, maka akan kacau dan rusak dia. Musyawarah, yg terakhir. Kita jauh2 kemari utk musyawarah. Banyak org hadir dlm ijtimaiyat, hadir dlm temboro, hadir di markaz, tapi tidak mau musyawarah, gerak sendiri, ini rusak. Justru dgn musyawarah akan membuat dia kuat. Keberhasilan dlm musyawarah bukan karena usulnya diterima, bukan, ttpi keberhasilan dlm musyawarah ketika kita mau menerima keputusan dari musyawarah. Dlm gerakan lain partai2 berhasil ketika usulnya diterima, tetapi di gerakan kita tidak spt itu, melainkan ketika kita siap menerima dpd hasil keputusan musyawarah. Ketika kita bermusyawarah dgn Masyaikh kita, Maulana Ahmad Lath beliau katakan utk menjaga keutuhan markaz dlm setiap musyawarah hilangkan tiga perkara dlm diri kita di setiap markaz:

1.Keluarkan Ghoirullah dari hati kita. 

Contoh: gubernur atau presiden dtg ke markaz, silahkan kita terima dan kita harus senang. Tapi kalau gubernur atau presiden pelukannya masuk hati ini kacau. Begitu juga Jibril dtg, senang kita tapi jibril masuk hati ini kacau. Jgn ada perasaan takut dlm hati kita. Sekalipun itu jin ifrit, ataupun preman sekalipun silahkan saja dtg, asal jgn sampai masuk hati. Suatu ketika seorg preman dtg hendak mau membunuh Nabi SAW, Umar tangkap sudah hampir mau dibunuh oleh Umar RA, tapi apa kata Nabi SAW, “Umar lepaskan dia, dekatkan dia kpd saya.” Asbab ini si preman tadi masuk islam. Jadi jgn ada perasaan takut ataupun kesan di hati kita.

2. Hilangkan kepentingan pribadi dalam dakwah, yang ada kepentingan Ijtimaiyat. 

Dlm musyawarah kepindahan markaz, si fulan menolak dgn alasan markaz skrg berkah kalu pindah bisa menghilangkan keberkahan. Namun masalahnya bukan karena markaznya tapi dia punya kepentingan tokonya ada disebelah markaz yg skrg, kalu pindah bisa bankrut tokonya. Ini kacau namanya. Begitu juga sebalik nya mendukung kepindahan markaz karena di markaz yg baru tokonya udah siap berdiri. Ini namanya konflik kepentingan, ini bisa mengacaukan.

3. Hilangkan Suudzhon setelah selesai musyawarah. 

Ketika sudah diputuskan dlm musyawarah kita jaga husnudzon, kita terima semua hasil keputusan musyawarah dgn baik. Insya Allah jika ketiga perkara ini ada Allah akan pelihara kita dlm kerja ini. Demikian yg harus kita lakuan disini, bahwa kita berniat bermusyawarah secara Ijtimaiyat utk kepentingan agama islam. Bgmn kehadiran kita disini dat membantu agama islam. InsyaAllah kita niat amalkan.

No comments:

Post a Comment