Cara Memelihara Agama (Kamis, 10 Mei 2001, Bayan Maghrib, Markaz Indonesia Mesjid Jami Kebon Jeruk). Assalamualaikum Wr. Wb. Allah SWT telah berikan kepada kita ini agama dan cara memelihara agama. Apabila kita jaga kedua hal ini agama dan cara memeliharanya, Allah SWT akan memberikan kemuliaan kepada kita. Para Nabi yang terdahulu hanya mengajarkan agama saja kepada ummat. Ini karena ketika itu jika nabinya meninggal, maka akan datang lagi nabi yang lain menggantikannya. Sehingga tidak perlu ketika itu para Nabi mengajarkan ummatnya bagaimana cara memelihara agama.
Namun Nabi kita Muhammad Rasullullah SAW membawa 2 tugas:
1). Mengajarkan Agama kepada ummatnya.
2). Mengajarkan Ummat bagaimana memelihara agama.
Dari pertama sekali Nabi datang mengajarkan Iman dan Islam, dan langsung mengajarkan bagaimana memelihara Iman dan Islam itu. Bahkan saat itu Nabi juga mengajarkan kpd mereka cara meningkatkan Iman dan cara menyempurnakan Islam. Cara2 ini diajarkan langsung saat itu juga oleh Nabi SAW. Ummat ini sudah dipersiapkan walaupun dgn wafatnya Nabi SAW, agama akan tetap terjaga dan wujud sampai hari kiamat. Ini karena kepada ummat ini sudah diajarkan bagaimana cara memelihara agama. Apabila umat ini memelihara agama dengan cara yang diajarkan Nabi, yaitu dengan Dakwah Illallah, maka Allah SWT akan memberikan kemuliaan dan pertolongan kpd ummat Islam.
Sedangkan ummat nabi2 terdahulu sangat bergantung pada nabinya. Ini karena yg mempunyai hubungan langsung dgn Allah hanya para Anbiya AS. Sehingga jika masalah2 datang, mrk langsung mengadu pada nabinya dan nabinya mengadu langsung pada Allah. Ini ummat yg terdahulu utk dpt menyelesaikan masalah harus lewat perantara nabinya. Kalau nabinya wafat, maka keadaan umat akan hancur kembali. Beginilah keadaan umat2 terdahulu dgn nabi mereka. Namun berbeda dgn umat Nabi SAW yg sudah dibekali oleh Nabi SAW supaya membuat kerja spt para nabi2 terdahulu yaitu dgn kerja nubuwah atau kerja dakwah. Apabila umat ini mengerjakan kerja dakwah maka Allah SWT akan menjaga agama ini. Jika ada kerja dakwah, maka agama akan terjaga, Iman dan Amal akan sempurna, dan Allah akan memberikan pertolongan kpd mrka.
Ketika Nabi SAW wafat, islam bukannya mati, tetapi islam terus berkembang, ini karena para sahabat sudah dibekali spt mereka dlm kerja para anbiya AS. Dan kerja ini bukan hanya untuk sahabat nabi, tetapi terus dibawa dari generasi ke generasi sampai hari kiamat. umat islam punya tugas utk menjaga agama, sebagaimana para Anbiya AS menjaga agama pada umat. Kita ini bukan anbiya dan bukan rasul, ttpi kpd kita telah diberikan pelajaran bagaimana cara memelihara agama dan bagaimana cara mengembangkan agama dan dgn amalan ini dan kerja ini, maka Allah akan menolong kita. Ketika umat islam di jaman Nabi SAW dan para sahabat RA, mereka mengerjakan membuat usaha dakwah Illallah. Kemudian Allah kuatkan mereka dgn bantuan Allah, pertolongan Allah, sehingga kekuatan2 dunia tidak ada yang mampu menghancurkan daripada kekuatan kaum muslimin. Ini karena Allah ada bersama mereka yang menolong agama Allah. Bangsa2 besar yang berkuasa ketika itu seperti Romawi dan Persia, mereka pikir ummat islam dapat dijajah dan dikuasai oleh mereka. Ttpi apa yang terjadi ketika umat islam terus berkembang, para bangsa besar tersebut tidak bisa lagi menguasai dan menaklukkan dpd kaum muslimin.
Ada apa dibalik kejayaan dan kemenangan para sahabat? padahal ketika itu dibanding dengan bangsa2 yg besar, ummat islam jauh lebih sedikit jumlahnya, dan senjatanya jauh kalah canggih, dan ekonominya lemah2. Tetapi apa sebabnya para sahabat RA ketika itu disegani dan ditakuti oleh org2 kafir, dan bangsa besar spt Romawi dan Persia. Walaupun umat islam jumlah yg kecil, senjata yg sudah kuno, ekonominya lemah2 sedangkan bangsa2 besar mereka telah berkuasa ribuan tahun seperti Romawi 1000 tahun dan Persia 5000 tahun dgn jumlah umatnya yg besar, senjatanya yg canggih, maju dan terkini keluaran teknologi terbaru, ekonominya kuat, kekuasaannya luas dan tenteranya terlatih. Tetapi kenapa para bangsa besar ini bisa tunduk dibawah kaki2 para sahabat Nabi SAW, ini tidak lain krn Allah bersama mereka.
Sebagaimana tunduknya Fir’aun kepada Musa AS, dan tunduknya Namrud kpd Ibrahim AS, dan lain2, mereka yg mempunyai kekuasaan, kekayaan, kekuatan, dan kerajaan di tundukkan oleh Allah Ta’ala. Nabi2 ini hanya seorg diri, tidak punya tentara, tidak punya senjata, tidak punya ekonomi yg baik, tetapi siapa dibalik mereka ini, sehingga mampu menaklukkan musuh2 mereka yang mempunyai kekuatan tentara, senjata, ekonomi, kekuasaan yang hebat2. Ini karena yang dibalik para Anbiya AS ini adalah Robbul Alamin, Raja di Raja. Begitulah para Anbiya AS tidak dibekali bersamanya ekonomi, kekuasaan, senjata, kerajaan selain Nabi Sulaiman AS dan Daud AS. Tetapi semua nabi2 yang lain, ibaratnya hanya dgn tangan kosong utk melawan musuh2 Allah, dan hanya dgn bekal perintah Allah Ta’ala saja. Ketika Nabi saw dicoba berkali2 pembunuhan, Allah Ta’ala selamatkan Nabi saw dari tangan musuh2nya.
Begitupula para Anbiya AS yg juga telah Allah selamatkan dari tangan musuh2 mrk. Ini krn mrk ini bergerak sbg utusan Allah, dan Allah lah yg lebih tahu bagaimana cara menyelamatkan seorg utusan. Sahabat2 nabi jumlahnya kecil, senjata kurang, ekonominya lemah, tidak punya kerajaan, ttpi knp org kafir tunduk dan segan kpd mrk. Ini bukan krn senjata, ekonomi, tentaranya, kekuasaannya, kerajaannya, para bangsa besar ini tunduk dibawah sahabat, ttpi krn Yakin mrk yg sempurna kpd Allah. Asbab mrk teguh menjaga kerja Dakwah Illallah yaitu kerja para Anbiya AS, maka Allah berikan kpd sahabat yakin yg sempurna & kejayaan dunia akhirat. Umat islam jika mau mengerjakan kerja dakwah, walaupun ekonomi lemah, teknologinya terbelakang, tentaranya sedikit, dan tidak punya kerajaan, ttpi Allah bersama mrk, maka sistem dan konstalasi dunia akan berubah dibawah pengaruh umat islam.
Semua org non-muslim akan terpengaruh dgn cara2 islam. Sistem ekonominya, sistem pendidikannya, sistem masyarakat nya, segala sistem akan terpengaruh oleh ajaran atau sistem Islam. Cara2 yg bukan islam akan terpengaruhi oleh cara2 yg islami, dan mrk akan mengikuti cara2 org islam. Dari perdagangannya, pertaniannya, pemerintahannya, pedidikannya, semua sistem akan berubah, dan cara2 islam akan dominan. Dan jika mrk berusaha terus merusak dan menghancurkan usaha kita, mra tidak akan mampu krn Allah ada bersama org2 islam, pertolongan Allah ada bersama org2 islam. Ttpi kalau umat islam meninggalkan usaha agama ini, maka Allah akan cabut pertolongannya. Walaupun ibadahnya ada, ilmunya ada, universitas islam ada, ulamanya banyak, madrasah banyak, ekonominya kuat, negeri nya kaya raya, ttpi jika umat meninggalkan usaha dakwah ini, maka cara2 kafir akan menguasai kehidupan kaum muslimin.
Dari Perdagangannya, pertaniannya, sistem ekonominya, sistem pendidikannya, sistem masyarakatnya, sistem pergaulannya, sistem hukumnya, akan dikuasai oleh cara2 orang kafir, dan sistem islam akan hancur. Jadi jika dakwah ditinggalkan maka cara2 kafir akan dominan kepada kaum muslim, dan cara2 islam akan hancur ditinggalkan kaum muslim itu sendiri. Dan ini sudah menjadi sunnatullah sebab-akibat yang akan terjadi jika ummat muslim telah tinggalkan usaha dakwah. Allah berfirman: “Intansurullaha yansurkum wayusabbit aqdamakum…” maksudnya : “Hai org2 beriman barangsiapa menolong agama Allah maka Allah akan tolong kamu, dan Allah akan menguatkan kedudukan kamu menghadapi org2 kafir.”
Jika kita tolong agama Allah maka Allah akan tolong kita menghadapi dpd tipu daya, siasat, org2 kafir. Lalu Allah akan menguatkan kedudukan kamu, orang beriman, sehingga dia akan mantap dalam agama Allah. Sehingga orang kafir tidak akan bisa mengganngu cara2 islam yg diamalkan oleh org beriman. Bahkan org kafirlah yg nantinya akan terpengaruh dengan cara2 islam. Jadi sebaliknya jika kita tidak tolong agama Allah, maka Allah tidak akan tolong kita. Kita akan hidup dibawah cengkraman org2 kafir, anak2 kita akan dijajah dan diracuni oleh pemikiran mereka, sehingga hancur generasi kita jauh dari amal2 agama. Jika kita tinggalkan menolong agama Allah maka akan dtg suatu masa dimana fikiran kita, ekonomi kita, generasi penerus kita, pergaulan kita, pendidikan kita, tatanan kehidupan kita, dikuasai cara2 dan doktrin2 org2 kafir.
Ketika itu kita akan menjadi lemah menghadapi org2 kafir. Kita tidak bisa mengatur kehidupan kita sendiri, dan akan diperlakukan semena2 dgn cara2 org kafir. Sehingga kita akan terjerumus kpd kemaksiatan dan kemungkaran melawan Allah Ta’ala. Inilah sunnatullahnya yg akan terjadi apabila kita telah tinggalkan usaha agama ini. Kata2 tawaran dari Allah dlm kalimat “Apabila kamu menolong agama Allah”, ini hanyalah gaya bahasa saja, yang seakan2 kita punya kemampuan utk menolong agama Allah, dan seakan2 Allah memerlukan bantuan kita. Sebetulnya Allah tidak memerlukan bantuan dan pertolongan kita. Jadi begitu halusnya bahasa hadits ini sehingga sptnya Allah memerlukan kita.
Nota Penulis:
Padahal Allah ini Maha Kuasa sehingga tidak ada satupun di alam ini yang dapat bergerak tanpa iradah atau kemauan dari Allah Ta’ala. Bagaimana bisa kita merasa punya kemampuan untuk membantu agama Allah, dan bagaimana mungkin Allah memerlukan bantuan kita sementara untuk mengedipkan mata kita saja membutuhkan bantuan dari Allah. Menolong agama Allah ini adalah dengan mendakwahkan agama Allah. Allah ini adalah Da’i yang pertama, dalam firmanNya: “Allahu yad’u illa Darrussalam…” Artinya : “Allah mengajak kepada darussalam (keselamatan / surga)…”
Allah ini tidak beribadah: tidak sholat, tidak puasa, tidak zakat, tidak haji, tetapi Allah ini berdakwah. Ibadah ini bagi hamba dan mahluk, tetapi dakwah ini Allah sendiri melakukannya, bahkan menjadi da’i yang pertama. Jadi siapa saja yang mendakwahkan agama Allah, berarti dia telah membantu Allah Ta’ala. Para Nabi yang mengajak manusia dari menjadi hamba2 manusia menjadi hamba2 Allah, lalu kita yang meneruskan, berarti kita telah membantu Allah, walaupun pada hakekatnya Allah tidak memerlukan kita. Jika kita diberi kekuatan oleh Allah untuk membantu Allah, menjadi pembantu Allah, berarti ini merupakan kemuliaan bagi kita yang Allah telah berikan kepada kita.
Inilah yang namanya kemulian bagi kita utuk dapat membantu Allah, bukannya Allah memerlukan bantuan kita., tetapi kitalah yang memerlukannya. Jadi kita harus merasa bangga dan bahagia diberi kesempatan oleh Allah untuk menjadi pembantu Allah, menolong Agama Allah. Kalau seseorang dipilih untuk menjadi seorang pembantu raja, maka dia harus merasa bangga karena dia bisa dekat dengan raja dan status dirinya berarti telah terangkat. Raja bisa memilih siapa saja untuk menjadi pembantunya, tetapi kita harus punya perasaan kenapa kita ini bisa terpilih. Kita harus merasa terangkat, dan merasa dimuliakan oleh Allah karena telah dipilih sebagai pembantunya. Org yg menolong agama Allah, tentu akan menjadi org yg paling dekat kpd Allah.
Namun hari ini umat islam telah berubah keyakinan dan aqidahnya. Mrk pikir cukup dgn ibadah saja, dan meninggalkan usaha dakwah ini, lalu memakai cara2 lain untuk membangun islam, maka sampai kiamat pun umat islam tetap akan dlm keadaan terhina. Jadi apabila umat telah meninggalkan usaha dakwah, maka umat islam akan dihinakan. Skrg ini keadaan umat sudah jauh dari kehidupan di jaman Nabi saw. Saat ini umat telah mengalami penurunan amal dibanding jaman sahabat RA. Bahkan kini sebagian besar umat islam telah melalaikan solat, walaupun ketika itu terdengar azan olehnya. Saat ini ketika azan berapa persen ummat islam yg dtg ke mesjid? mayoritas umat islam tidak dtg ke mesjid.
Ini berarti sudah melalai kan ajaran islam namanya, kiat islam sudah tidak ada lagi. Lalu bagaimana dgn yg lain2nya? inilah akibat nya jika ummat islam meninggalkan dakwah, maka ibadahpun akan menjadi lemah, dan sistem kehidupan pun akan rusak. Walaupun umat islam mayoritas ttpi akan menjadi lemah sistem kehidupannya. Semua sistem akan dijajah cara2 org2 kafir, mengikuti cara2 org kafir. Bahkan org2 islam bangga mengikuti cara2 kafir, minder dgn cara2 islam, seakan2 dgn cara islam ini tidak maju. Malu menampakkan identitas islam, ttpi bangga dgn cara2 kafir. Dlm diri sendiri, dlm rumah tangga, dlm masyarakat, dlm sistem yg ada, yakin jika menampilkan islam tidak maju, tetapi jika menampakkan cara2 kafir akan maju.
Ini adalah suatu kehinaan yg luar biasa pada umat islam. Umat islam hari ini sibuknya mengurus kantor, toko, rumahtangga, seolah2 jika mengerjakan itu semua akan selesai masalah, ternyata masalah malah makin bertambah. Umat islam ini bukan diperuntukkan utk ibadah saja, ngurus toko, ngurus sawah, ngurus ekonomi, bukan untuk itu, krn umat ini adalah umat dakwah, umat yg da’i. Apb umat islam ini menjlnkan fungsinya sbg ummat dakwah, jlnkan kerja dakwah, maka masalah2 kehidupan pada ummat ini akan Allah ringkaskan, bahkan dibereskan oleh Allah Ta’ala. Masalah2 di toko, diperdagangan, disawah, di rumah kita, akan Allah ringkaskan, ini karena kerja utama ummat ini adalah berdakwah. Inilah yg harusnya menjadi kesibukan utama kita yaitu keluar di jalan Allah:
1. Dari menjaga Nishab 2.5 jam, 3 hari, dan 40 hari
2. Menyambut takaza-takaza dakwah
3. Memperbaiki amal maqominya
Maka Allah Taala nanti akan memperbaiki keadaan ekonominya, perdagangannya, tokonya, sawahnya, rumahtangganya, anak2nya, masyarakatnya, semuanya akan Allah perbaiki. Ttpi kalau umat islam tidak mau keluar di jln Allah Ta’ala, sibuk di tokonya, perdagangannya, dipemerintahannya, ibadahnya, rumah tangganya, maka Allah Taala akan kacaukan kehidupan ummat ini. Apbi umat ini sudah tidak menjalankan fungsinya, tidak menyibukkan diri dlm usaha dakwah, maka Allah akan hancurkan tatanan kehidupan umat islam. Dlm sejarah kehidupan umat islam di zaman Nabi dan para sahabat RA yg penuh dgn kejayaan, sudah jelas bahwa sebelum mrk masuk islam, bangsa arab ini adalah bangsa yg tidak dipandang oleh dunia.
Bangsa2 besar spt Persia dan Romawi tidak mau menjajah bangsa arab ini krn menurut mrk tidak ada manfaatnya. Bangsa yg tidak diperhitungkan sama sekali dlm peta kekuatan dunia. Bahkan bangsa Arab ini dianggap sampah oleh bangsa2 lain di dunia. Ttpi setelah Nabi SAW dikirim Allah kpd bangsa arab utk membangun dan memperbaiki kondisi tatanan dan kehidupan masyarakat yg telah rusak, baru nampak perbaikan kehidupan dlm masyarakat arab yg dianggap jahil dan liar ini. Setelah Iman dan Amal yg sempurna telah terbentuk dlm diri para sahabat dan dgn dakwah mrk mengajak manusia kpd Allah, baru Allah muliakan mrk yg tadinya jahil dan barbar ini, bahkan Allah mereka gelar Radhiallohu Anhum.
Sehingga bangsa yg tadinya tidak dperhitungkan menjadi bangsa yg berpengaruh dan disegani oleh bangsa2 besar. Bahkan bangsa2 besar yg tadinya tidak memperhitungkan mrk takluk dan hancur oleh kekuatan mrk, para sahabat RA. Sehingga ketika itu umat islam menjadi mulia dan terhormat. Sistem islam menjadi dominan, sehingga mempengaruhi kehidupan org kafir. Bahkan org2 kafir senang dibawah kekuasaan org2 islam. Org kafir merasa aman dan tenteram berada dibawah sistem dan kekuasaan org islam, tidak ada tekanan dan kekhawatiran dlm mengamalkan agama mrk masing2.
Ketika ummat islam sudah menjadi besar, ekonominya membaik, pasukannya ditakuti, bangsanya dihormati, dan dimuliakan oleh bangsa2 lain, maka keadaan umat mulai berubah. Semua aspek kehidupan dari pendidikan, teknologi, explorasi, exploitasi, penemuan2 mulai berkembang dan bertambah maju. Sehingga muncul cendikiawan2 islam, universiti2 islam, laboratorium2 islam. Ilmu2 keduniaan terus berkembang sehingga ditemukan cabang2 ilmu baru dari astronomi, astrologi, geometri, geologi, arsitekur, dan lain-lain. Asbab penemuan2 ini maka mutu dan jumlah kebendaan pun meningkat, rumah menjadi bagus, kenderaan tambah maju, peralatan makin canggih, dan lain2. Semua cabang ilmu dan keduniaan terus meningkat dan maju kecuali satu hal saja yg tidak berkembang dan telah ditinggalkan yaitu kerja dakwah.
Walaupun agama ketika itu dikembangkan juga dari munculnya madrasah2 sehingga mencetak banyak ulama, hafiz qur’an, dan ilmu2 agama dikembangkan dari tafsir, hadits, fiqih, tassawuf, dan lain2. Bahkan ibadah pun dikembangkan juga dari kebiasaan sholat malam, para ahlul ibadah, sampai para jemaah mesjid, yang sekali sholat berjamaah 15 ribu orang datang. Sedangkan di Indonesia ini belum ada, kecuali di Mekkah dan Madinah saja. Tetapi secara tiba2 Allah balikkan keadaan, Allah hancurkan umat islam sesudah itu. Ummat islam Allah hancurkan, siapa yg menghancurkan? yaitu Allah Taala sendiri, krn apa? ini karena umat islam sudah meninggalkan tugas yaitu kerja dakwah, sudah meninggalkan fungsinya, dan melupakan identitasnya sbg umat dakwah.
Allah berfirman: “Ya ayyu halladzina amanu malakum idza filalakum fihu fissabillillah sakau fil ardh aroditu hayati fiddunya minal akheroh” Maksudnya : Hai org2 beriman kenapa kamu ketika diminta untuk keluar, tak mau keluar, kamu sibuk saja di rumah, di kantor, di toko. Apakah kamu lebih cinta dunia dibanding akherat. Allah ini sudah faham dan mengetahui, kalau kita ditaskil ketika dengar bayan, Masya Allah, katanya, “wah bagus nih bayannya.” Ttpi gak enaknya ketika di taskilnya itu, tetapi justru yang gak enak ini, yg Allah mau. Makanya jika kita senangnya denger bayan saja, Allah tidak suka. Tetapi dengar bayan lalu ditaskil supaya keluar dijalan Allah ini yang Allah suka. Kalau hanya bayan2, banyak ulama2 yang boleh, dan majelis2 taklim juga ada dimana2. Kalau hanya dengar saja Allah tidak suka, tetapi yang Allah suka adalah keluar di jalan Allah setelah dengar bayan. Padahal Allah katakan mahfum, “mengapa kamu ketika di taskil keluar kamu tidak mau?” ini berarti ketika kita kita tidak mau keluar setelah ditaskil maka di mata Allah ini kita lebih cinta dunia dibanding akherat.
Sehingga dikatakan: “ Illa tanfiru fil hazikuma adzaban alima wayastaghfir kauman ghanou…” Akibatnya apa jika kamu tidak keluar? maka akan datang adzab yg pedih, lalu kamu akan diganti oleh org lain atau kaum lain. Kamu akan dihancurkan lalu diganti oleh yang lain, diganti oleh kaum dan bangsa yg lain. Jadi ayat ini berjalan terus, berlaku terus kejadiannya, bukan hanya untuk dibaca saja, tetapi berjalan setiap waktu. Jadi orang islam yang tidak mau berdakwah, tidak mau keluar di jalan Allah, karena lebih mencintai dunianya dibanding agama Allah, Maka Allah akan turunkan adzab kepada dia dari perkara yang dia cintai. Dia lebih mikirin rumahnya saja, keluarganya saja, kerjanya saja, tokonya saja, bisnisnya saja, ini jangan tenang2 saja karena azab bisa turun disitu. Ada yang bilang, “Sayakan sudah 4 bulan, jadi buat apa lagi. Sekarang waktu saya ngurus rumah tangga, ngurus kerja, ngurus ini dan itu.” Allah tidak suka pemikiran yang seperti itu. Kerja kita ini dalam berdakwah ini seperti tentara, polisi, bergerak setiap saat.
Nota Penulis:
Kapan dibutuhkan, tentera atau polisi ini, harus siap, apalagi ketika kejahatan terjadi. Jika polisi dan tentara tidak siap ketika terjadi kejahatan dgn alasan, “kan cukup nangkap penjahat sekali saja hari ini, kan skrg lagi waktu istirahat, dan lain2 alasannya”, bila mau hilang kejahatan. Jadi kerja dakwah ini adalah identitas dan tggjwb umat ini sebagaimana polisi, tentara, dan dokter dgn seragamnya. Dan menyampaikan agama Allah ini adalah tggjwb umat, sebagaimana tggjwb polisi pada masyarakat, suami pada istri, ayah pada anak, guru pada murid.
Jadi Dakwah ini adalah tggjwb umat Nabi saw, kpd umat seluruh alam. Kalau seorg polisi memakai seragamnya, nampak identitasnya sbg polisi, ttpi kerjanya hanya duduk2 saja di warung, kira2 atasannya akan marah pada dia atau tidak nantinya? minimal dia akan dimarahi, dan dia akan mendptkan sanksi. Kita ini adalah Ummat Nabi saw, inilah identitas umat ini, dan tggjwbnya adalah kerja dakwah, kerja kenabian. Inilah maksud knp umat Nabi SAW dihantar ke muka bumi yaitu utk meneruskan kerja kenabian, kerja dakwah, sbg Na’ib Nabi, wakil Nabi. Kalau yg namanya dunia ini sudah ada ketentuannya, ayat2 yg berjln itu adlh bukti2 ayat Allah.
Umat islam di ajak ber dakwah, keluar di jln Allah, tidak mau, bahkan mencela. Ada yg takut rugi, “Kalau saya tinggal kan toko saya pergi di jln Allah, siapa yg menjaga toko saya, anak-istri saya, harta saya”. Mrk berpikir kalau saya dakwah, keluar di jln Allah, nanti harta saya akan berkurang, dagangan saya merugi, ladang berantakan, rumahtangga nanti terlantar. Inilah yg namanya tidak yakin pada Allah, yakin pada mahluk. Bahkan lebih bahaya lagi yakin pada dirinya sendiri, dirinya spt tuhan jadinya, tuhan bagi keluarganya, tuhan bagi kantornya, tuhan bagi ladangnya, tuhan bagi kambingnya, tuhan bagi ayamnya, “Kalau tidak ada saya bagaimana jadinya nanti?” Akhirnya kita berlaku spt tuhan, hanya saja kita tidak sadar berlagak spt tuhan.
Dipikiran mereka tersirat, “Kalau saya ada beres semuanya.” Inilah pemikiran yang salah. Jelas bahwa segala sesuatu ini adalah kerjanya Allah. Allah yang membereskan semuanya, sehingga anak beres, rumah tangga beres, kantor beres, ladang beres, yang membereskan Allah, ini kerja Allah, bukan kerja kita. Jadi kalau kita beranggapan “Kalau ada saya semua beres dan kalau tidak ada saya tidak beres”, ini berarti kita sudah berlaku seperti tuhan. Bagaimana Allah tidak marah pada kita yang seperti itu. Bukti kalau kita yakin bahwa Allah ini adalah tuhan dan kita sbg hamba tuhan yaitu apa kata Allah kita turutin. Jika kata Allah kita disuruh keluar di jalan Allah, maka kita keluar di jalan Allah.
Lalu siapa yg Jaga anak, istri, toko, kantor? jawabnya Allah, inilah tanda Iman yg benar. Kalau kita masih ragu2, “Nanti bagaimana kalau begini, nanti bagaimana kalau begitu, kalau saya berangkat?” inilah ciri2 org yg belum yakin. Inilah yg pernah terjadi dikalangan sahabat juga, sehingga wafatnya Nabi SAW telah terjadi benturan yg hebat, terjadi suatu perbedaan pendapat yg sangat hebat antara satu orang dgn semua sahabat RA.
Siapakah satu org itu? yaitu Abu Bakar Shiddiq RA, dan yg lainnya adalah semua sahabat RA, mayoritasnya. Sebelum Nabi SAW wafat, Nabi SAW telah dibentuk jemaah yg namanya Jemaah Usamah bin Zaid RA. Ketika jemaah sudah mau berangkat, Nabi SAW wafat, sehingga tertunda keberangkatannya. Apa yang dipikirkan ketika itu? yaitu siapa yg akan menggantikan Nabi saw ketika itu. Sahabat ketika itu sibuk memikirkan pengganti Nabi saw. Asbab tertundanya rombongan keluar dijalan Allah, dan para sahabat sibuk memikirkan kekhalifahan, sehingga apa yg terjadi ketika itu masalah mulai timbul dari :
1. Orang murtad dimana-mana
2. Orang islam tidak mau membayar zakat
3. Nabi-nabi palsu bermunculan
4. Musuh Islam di luar madinah sudah siap menyerang ummat islam.
Lalu ketika Abu Bakar RA dilantik menjadi khalifah, bagaimana cara Abu Bakar RA menyelesaikan masalah ini. Keputusan pertama yang dibuat Abu Bakar RA setelah dilantik menjadi khalifah adalah segara kirimkan rombongan yg tertunda pergi di jalan Allah. Lalu Taskil org beriman yg laki2 utk keluar di jln Allah semuanya. Para sahabat bingung dgn keputusan Abu Bakar RA. Mereka memikirkan jika semua laki2 keluar dijalan Allah, maka siapa yg akan menjaga madinah dari musuh, siapa yg akan menjaga ummul mukminin dan keluarga Nabi SAW. Maka Abu Bakar RA dgn suara lantang berkata, “Kalian tetap keluar di jln Allah, nanti Allah yg akan menjaga semuanya. Yg kalian fikirkan adalah org2 islam, tetapi yg harus dirisaukan adalah islamnya, bukan org2 islam”.
Inilah perbedaan fikir yg mencolok antara satu org sahabat ini melawan fikir sahabat2 yg lain. Disini ada perbedaan pendapat diantara sahabat yg dpt menjadi pelajaran bagi kita semuanya. Dimana Abu Bakar RA dgn penuh keyakinan bahwa Allah akan menolong mrk. Jika kita keluar di jln Allah utk melaksanakan perintah Allah, maka pasti Allah akan tolong kita. Ketika itu kira2 1 minggu, 7 hari saja, sahabat2 di kota Madinah semuanya buntu, tidak mempunyai jalan keluar atau solusi. Org2 di madinah hanya memikirkan bagaimana nasib orang2 islam dan siapa yg akan menggantikan Nabi SAW, ini saja kesibukan sahabat selama seminggu. Asbab kekosongan sahabat ini tidak keluar di jalan Allah, sehingga menyebabkan 100 ribu org islam menjadi murtad.
Satu minggu saja sahabat ini kosong dari dakwah, dari keluar di jalan Allah, walaupun di jaman itu hidup ulama2 besar dan sahabat2 yg besar dan kuat, 100 ribu org murtad dari islam. Lalu Nabi palsu bermunculan, dan tentara Rom sudah sampai di perbatasan siap masuk ke Madinah utk menghancurkan umat islam. Jadi keputusan Abu Bakar ini utk mengeluarkan seluruh laki2 ke luar madinah di jalan Allah ini sungguh tidak masuk diakal bagi sahabat yg lainnya. Apalagi ketika itu hewan2 buas bisa masuk kapan saja memangsa wanita dan anak2 di Madinah, jika semua laki2nya keluar dari Madinah. Secara logika laki2 yg ada seharusnya dibagi menjadi dua yaitu yang menjaga dalam kota dan yg menjaga diluar kota atau yg pergi di jln Allah. Tetapi disini Abu Bakar RA justru menyuruh laki2nya untuk semuanya keluar pergi di jalan Allah.
Nota dari Penulis:
Abu Bakar RA menyelesaikan masalah dengan menggunakan 2 prinsip,
Prinsip Taqwa:
(“Saya tidak rela agama berkurang di jaman kekhalifahan saya ini walaupun itu hanya seutas tali yg mengikat di leher hewan qurban.”). Takwa ini maksudnya adalah Sempurna Amal. Jadi atas dasar prinsip ini, Abu Bakar RA tidak rela dijamannya agama ini berkurang sedikitpun walaupun itu hanya seutas tali yg mengikat leher hewan korban. Fikirnya Abu Bakar RA ini adalah bagaimana agama dpt sempurna diamalkan oleh umat islam ketika itu. Inilah prinsip yg digunakan utk menghadapi orang2 islam yg tidak mau membayar zakat. Jadi mereka diancam akan diberantas jika mrk tidak mau membayar zakat.
Prinsip Tawakkal:
(“Keluarkan semua laki2 utk pergi di jln Allah. Nanti biar Allah yg menjaga Ummul mukminin, keluarga Nabi dan wanita2 di Madinah”). Abu Bakar RA lebih rela melihat keluarga Nabi dlm bahaya, dibanding harus melihat agama dlm bahaya. Jadi bagi Abu Bakar RA, derajat Agama ini lebih utama dibanding keluarga Nabi SAW dan umat islam itu sendiri. Agama lebih penting utk diselamatkan dibandingkan umat itu sendiri. Abu Bakar RA, mengirimkan semua laki2 keluar dijalan Allah dan berserah diri kepada Allah atas keadaan di Madinah inilah Tawakkalnya Abu Bakar RA. Prinsip ini yg digunakan untuk menghadapi orang murtad, nabi palsu, dan musuh islam yang mau menyerang Madinah dari luar.
Disinilah terdapat 2 perbedaan pemikiran dan menyangkut kepada masalah keimanan. Dimana Abu Bakar RA yakin jika semua pergi di jalan Allah mendakwahkan agama Allah, maka nanti Allah akan selesaikan semua masalah: orang murtad, nabi palsu, yang tidak mau bayar zakat, dan pasukan romawi yg sudah siap menyerang. Hanya dalam waktu tempo 3 hari saja setelah semua pergi di jalan Allah akhirnya masalah terselesaikan: Madinah tetap aman, 100 ribu orang murtad masuk islam lagi, org membayar zakat lagi, Nabi palsu dapat ditumpas, dan pasukan Romawi mundur. Kenapa pasukan Romawi mundur? mereka mengira karena melihat begitu banyaknya laki2 yg pergi dakwah di jalan Allah meninggalkan kota madinah, kesimpulannya pasti laki2 yg tinggal di dalam Madinah lebih banyak lagi.
Jadi siapa yang menyelesaikan masalah? Allah. Jadi risaunya Abu Bakar RA ini adalah Islamnya atau Agamanya dulu, bukan org2 Islamnya. Di hari ini ada pemikiran seperti yang terjadi ketika sahabat berbeda pendapat dahulu. Skrg kebanyakan kita ini risaunya adalah org2 islamnya, spt org islam ada yg dibunuh, diperkosa, diperangi, hak-haknya dirampas, kekurangan makan, miskin keadaannya, pengungsi2, ini boleh saja. Tetapi seharusnya yg lebih penting lagi adalah risau atas islamnya. Akibat islamnya tidak dijaga, sehingga Allah tidak menjaga ummat islam. Ini karena islam itu sendiri sudah diacuhkan oleh org islam. Kita lihat hari ini org islam kebanyakan tidak sholat, mesjid kosong, karena solat sudah tidak diacuhkan.
Lalu sunnah sudah ditinggalkan oleh org islam, bahkan dianggap aneh bagi yg mengamalkannya. Kehidupan org islam sudah spt kehidupan org yahudi dan nasrani, tidak ada bedanya dgn cara2 atau kehidupan org kafir, sulit dibedakan mana yg beriman dan mana yg kafir. Semua kehidupan sunnah Nabi saw sudah ditinggalkan oleh umat islam itu sendiri. Ttpi begitu terjadi musibah, semua org berpikir sama, “Apa dosa saya? Kenapa ini bisa terjadi, musibah spt ini? Knp Allah tidak tolong kita?”.
Umat islam diusir, dibunuh, dijajah, diperkosa hak2nya, ttpi fikirnya hanya diri mrk sendiri saja (“Apa dosa saya?”). Padahal jemaah2 dakwah sudah dtg mengajak kepada sunnah, kembali kepada amal Nabi SAW, amalkan islam, taat pada perintah Allah. Walaupun perkara2 ini sudah didengar berkali2, tetapi tetap saja sama tidak ada peningkatan amal. Ditaskil, diminta utk keluar di jalan Allah tidak mau, maka itulah akibatnya, musibah banyak dtg fikirnya “Apa dosa saya?”. Islamnya sudah kita tinggalin, kita acuhkan, ttpi ketika musibah tiba2 tidak terpikir amal2 kita yg buruk, bahkan bertanya, “Kenapa Allah tinggalkan kita, tidak tolong kita?”
Nota:
Inilah sifat manusia ketika senang mrk beramai2 meninggalkan perintah Allah, melupakan Allah, tidak mempedulikan kehendakNya. Ttpi ketika musibah dtg baru nangis2 kpd Allah. Sudah menjadi sifat manusia hanya ingat kpd Allah dikala susah dan suka melupakan Allah dikala senang. Bahkan ketika kesusahan itu dtg bisanya hanya merengek minta tolong ttpi tidak mau memikirkan apa yg Allah kehendaki atas dirinya saat itu dan tidak mau memikirkan kekurangan atau keburukan amal yg telah dia perbuat, bagaimana doanya mau didengar oleh Allah? Jadi utk menyelesaikan masalah itu mudah saja, tidak usah banyak teori, cukup dlm sunnah saja, kehidupan sahabat sudah dpt menyelesaikan masalah semuanya. Caranya yaitu umat islam kembali pada kerja dakwah ini dan keluar di jln Allah, berganti2 atau bergiliran. Nanti Allah akan selesaikan semua masalah. Umat islam dan amal islam akan menjadi kuat. Selama umat Islam dlm keadaan bergerak, maka Allah akan selesaikan semua masalah. Allah akan tolong umat ini dan Allah akan ciutkan hati org kafir terhadap umat islam.
Di Madinah, ketika keputusan Abu Bakar telah keluar, maka rombongan bergelombang2 keluar di jalan Allah, sehingga kosong kota Madinah. Orang Rome langsung ciut hatinya melihat jumlah laki-laki yang keluar di jalan Allah. Mereka berpikir, “Berarti yang di Madinah pasti lebih banyak lagi !” Begitulah perasaan org2 kafir ini Allah telah ciutkan, sehingga mereka takut menghadapi ummat islam ketika itu. Jadi dengan adanya pergerakan ummat itu, bergerak terus untuk agama Allah, maka pertolongan Allah bersama mereka yang bergerak. Sekarang terlampau banyak orang yang kesibukannya hanya di kantor, di pasar, di toko, di rumah, ini musibah namanya. Di taskil, di ajak, keluar di jalan Allah, tidak mau, berat rasanya, ini musibah terbesar namanya. Dikiranya orang sudah keluar 4 bulan berarti dia sudah jadi da’i namanya, sudah jadi karkun kiranya. Padahal 4 bulan ini baru belajarnya aja, belum kerjanya.
Nota dari penulis:
Usaha ini adalah usaha atas napak tilas pergerakan dan pengorbanan para sahabat. Seseorang pernah bertanya kpd seorg Masyaikh dari pakistan, Maulana Yunus, “Apa batasan atau kapan akhir dari perjalanan seseorg ini dlm membuat Amal Maqomi dan Amal Intiqoli?” jadi maksudnya apa batasan akhir amalan dakwah ini sehingga org sudah dpt dikatakan sampai pada maksud dan tujuannya. Maulana Yunus katakan “Yaitu ketika pengorbanan umat ini sudah sampai pada level spt pengorbanan para sahabat.” Sangking tingginya pengorbanan para sahabat ini sehingga mrk bisa menarik langsung apa saja yg ada dari khazanah Allah kapanpun mrk perlukan.
Iman mrk ini, para sahabat RA, sudah sampai pada taraf walaupun diperlihatkan pada mrk surga dan neraka, maka Iman mrk sudah tidak dpt naik lagi ataupun berkurang. Namun selama kita ketika ditaskil masih ada rasa berat, masih merasa memerlukan ini dan itu, dan masih terkesan hati kita pada selain Allah, berarti kerja atas nishab waktu 40 hari, 4 bulan, ini adalah yg terbaik bagi dia utk dilakukan dlm rangka islah dan dlm rangka perjalanan mendekati kpd kehidupan sahabat RA. Jika dia sudah bisa ditaskil kapan saja diperlukan utk agama, sehingga dlm hidupnya tidak ada lagi yg lebih penting dari perintah Allah dan rasulnya, maka ketika itu nishab waktu sudah tidak berlaku lagi buat dia, yg ada hanya pengambilan takaza apapun diperlukan siap.
Sahabat ini kapan saja ada takaza atau permintaan untuk fissabillillah mereka selalu sia,p sehingga tidak ada nishab waktu diantara sahabat, yg ada kapan dibutuhkan mereka selalu siap dan tidak ada keraguan sedikitpun meninggalkan yg mereka punya. Sahabat sudah meletakkan hidupnya utk mencapai maksud, sehingga siap mengorbankan segala2nya kapan saja diminta utk fissabillillah. Inilah sahabat, sedangkan kita belum bisa seperti itu. Mereka, para sahabat RA, sudah tidak terkesan lagi pada apa yang mereka miliki, tetapi hanya pada apa yang Allah janjikan. Seseorang ulama bertanya kepada Masyeikh Pakistan, Maulana Jamsyid, Syeikhul Hadits, Guru besar Madrasah Raiwind, “Mengapa anda mau ikut dalam usaha ini yang tidak ada haditsnya mengenai ttg nishab 40 hari, 4 bulan, di jalan Allah tersebut?”
Lalu Maulana Jamsyid katakan, “Andaikata ada suatu usaha lain yang lebih baik daripada usaha ini dalam memperbaiki kehidupan ummat maka saya akan bantu dan ikut dalam perjuangan usaha tersebut!” Tetapi masalahnya saat ini yang ada dan banyak membawa ummat kepada perbaikan hanyalah usaha ini dan telah nampak hasilnya. Dan usaha atas amar ma’ruf atau kerja dakwah ini adalah usaha yang paling diperlukan ummat saat ini. Maulana Ilyas r.a ketika memulai usaha ini asbab fikirnya atas agama dan risaunya terhadap kondisi ummat saat itu di mewat, beliau telah melakukan beberapa usaha atas perbaikan ummat.
1. Usaha Atas Ilmu Mendirikan Madrasah.
Namun ketika itu yang beliau temui adalah kegagalan dan tidak effektif. Seperti ketika beliau membangun madrasah, salah seorang muridnya yang terbaik setelah lulus pergi kekota, dengan harapan murid tersebut dapat memberikan perbaikan terhadap kehidupan ummat di kota. Ternyata setelah bertemu kembali beberapa lama kemudian, si murid yang terbaik yang telah tinggal di kota ini, ketika bertemu telah hilang dari dirinya ciri-ciri keislamannya. Ini menunjukkan kegagalan atau ketidak effektifan usaha atas madrasah dalam memperbaiki ummat. Ketika si murid dibawa kepada suasana kota dimana amal agama tidak ada sehingga terjadi kemerosotan Iman.
2. Usaha atas Zikir Ibadah dan Mengajarkan Amalan Dzikir Tarekat.
Beliau mempunyai murid dlm membuat amalan dzikir, karena beliau sendiri juga adalah seorg Mursyid tarekat. Namun masalahnya adalah murid2 tarekat ini mempunyai kecenderungan utk menyendiri, melakukan uzlah dengan membuat amalan dzikir. Sehingga perbaikan atas kehidupan umat pun juga tidak nampak melalui cara ini.
3. Usaha atas Kerja Dakwah dan Usaha atas Amar Ma’ruf & Fissabillillah.
Asbab fikir beliau yang kuat atas agama dan kerisauannya atas ummat yang sudah rusak ini, sehingga Allah telah memberi petunjuk, ilham, kepada beliau untuk memulai kembali usaha nubuwah. Usaha Nubuwah yaitu usaha yang dibuat Rasulullah SAW pada waktu kurun awal islam berkembang. Apa itu usaha Nubuwah? yaitu kerja dakwah, menyiapkan ummat melanjutkan risalah kenabian.
Rombongan dikirim untuk Fisabillillah agar dapat membuat dan membawa suasana agama sehingga org tertarik kembali untuk menghidupkan amal2 agama di dalam rumahnya, lingkungannya dan di seluruh alam. Caranya dgn membuat amal maqomi dan amal intiqoli, yaitu usaha atas ketaatan, amar ma’ruf, dan usaha atas pengorbanan, khuruj fissabillillah. Nabi SAW ditarbiyah oleh Allah agar gantungannya benar dengan cara memutuskan hubungan beliau dengan orang2 yang disekitarnya dan yang dicintainya. Beliau SAW sebelum berdakwah diberi gelar oleh orang-orang “Al Amin”, “Yang Terpercaya”.
Dan dicintai oleh banyak orang. Namun setelah datang perintah untuk berdakwah, orang yang sama yang memberi beliau gelar Al Amin memberi gelar yg baru menjadi “Al Majnun”, “Orang Gila”. Dan org2 yang mencintainya menjadi orang2 yang paling benci dengannya bahkan dari kalangan keluarganya sendiri. Dari kecil Beliau SAW di tarbiyah agar selalu mempunyai gantungan yg benar agar tidak tawajjuh kpd selain Allah. Belum lahir, ayahnya tempak seorg anak bergantung sudah wafat. Lalu baru sesaat bertemu ibunya ditengah perjalanan pulang ibunya wafat. Pamannya yg selalu melindunginya ketika saat2 dibutuhkan dalam dakwah beliau juga Allah wafatkan. Istri beliau Khadijah R.ha, yang selalu mendukungnya dalam kerja dakwah dan yg selalu menghiburnya dikala susah juga Allah wafatkan pada kurun masa awal kenabian.
Beliau telah kehilangan segalanya dan kehilangan tempat bergantung selain kpd Allah. Bagaimana Allah mentarbiyah sahabat agar mempunyai tarbiyah yg sama spt Nabi SAW sehingga gantungannya hanya kpd Allah, Sahabat RA diperintahkan utk hijrah bersama Nabi SAW meninggalkan segalanya dari anak, istri, harta, jabatan, kampung halaman, dan lain2. Lalu bagaimana teguhnya Nabi saw mempertahankan kerja dakwah ini yaitu ketika beliau ditawarkan harta, jabatan, dan wanita oleh para petinggi quraish, apa jawab Nabi SAW, “Walaupun engkau mampu meletakkan bulan ditangan kananku dan matahari ditangan kiriku, Aku tidak akan tinggalkan kerja dakwah ini walaupun hanya sekejap saja.
Pilihannya hanya dua yaitu mati dalam mendakwahkan agama Allah atau hidup melihat agama tersebar.” Inilah keteguhan Nabi SAW memegang usaha dakwah. Inilah maksud dari usaha ini bagaimana fikir nabi menjadi fikir kita, risau nabi menjadi risau kita, kesedihan nabi menjadi kesedihan kita, kecintaan nabi menjadi kecintaan kita, mijaz nabi menjadi mijaz kita. Ini diperlukan pengorbanan dan training khusus yang dilakukan secara terus menerus sampai pada akhirnya wujud dlm diri kita. Inilah mengapa kita penting keluar di jln Allah dan membuat amal maqomi di mesjid kita.
Da’i ini hanya mempunyai 2 keadaan saja:
1. Maqomi,
2. Khuruj Fissabillillah.
Khuruj Fissabillillah atau Keluar di Jalan Allah ada 2 saja:
1. Nishab atau Waktu Keluar,
2. Takaza dan Penawaran Kerja.
Sedangkan maksudnya Dakwah ini adalah memenuhi takaza yang ada, bukan nishab saja. Jika waktunya nishab tetapi datang takaza, maka tinggalkan nishab untuk takaza. Sahabat2 RA, nishab harian itu 12 jam untuk agama. Sahabat meluangkan waktu mereka untuk mesjid itu 12 jam, sedangkan takazanya mereka 24 jam, kapan saja diminta mereka siap tinggalkan semua. Jadi sahabat ini nishab 12 jam, sedangkan takazanya 24 jam. Jadi dengan gerak yang dilakukan seperti sahabat ini maka Allah akan tolong ummat islam. Jadi maksud dpd Dakwah ini adalah memenuhi takaza, dimana daerah yang belum islam, dimana yang belum mengucapkan syahadat, dimana daerah yg belum dimasuki jemaah, dimana daerah yang belum hidup amal? kita siap berangkat kapan saja.
Keadaan sahabat itu spt itu, siap kapan saja berangkat ketika dibentangkan takaza. Keadaannya di jaman Nabi ini beda dgn kita, ketika itu para sahabat selalu dlm keadaan mengambil takaza lagi dan lagi. Sekali taskil sahabat itu lamanya 4 bulan full, di jaman Umar RA. Ketika mrk pulang dari ambil takaza, ternyata ada takaza lagi, sehingga mrk berangkat lagi 4 bulan di jalan Allah, inilah kehidupan sahabat. Dlm setahun berarti sahabat ini 8 bulan di jalan Allah dan hanya 4 bulan saja tinggal di kampungnya. Sedangkan 4 bulan ini jika 1 hari adalah 24 jam maka para sahabat ini menggunakan waktunya 12 jam di mesjid, dan 12 jam di rumah. Jadi sahabat ini 4 bulan dikampungnya adalah 2 bulan untuk mesjid, dan 2 bulan lagi adalah 1 bulan di rumah bersama keluarga dan 1 bulan lagi untuk buat kerja yang mampu memenuhi keperluan untuk 1 tahun.
Allah telah ringkaskan buat sahabat kerja untuk 1 tahun dapat dilakukan dalam 1 bulan saja. Ini karena apa? ini adalah berkat amalan dakwah sehingga kehidupan sahabat ini penuh dengan keberkahan. Ttpi kini kenapa umat islam itu ketika ditaskil tidak mau keluar? kerja satu tahun tidak cukup utk satu bulan, justru sebaliknya hari ini, tidak spt di jaman sahabat RA. Kalau umat islam ini kembali kpd amalan dakwah, sibuknya mengambil takaza, maka kerja 3 hari saja bisa mencukupi kerja satu bulan. Ttpi jika ummat islam sibuk mengurusi dunia saja, tinggalkan amalan dakwah, tidak mau mengambil takaza agama, maka kerja 1 bulan tidak bisa mencukupi keperluan 3 hari, tidak ada keberkahan. Ini semuanya krn manusia sudah melecehkan Allah dan perjuangan utk agama Allah. Padahal semua rezki itu dtg dari Allah, dan sedangkan syetan itu hanya menakut2i.
Nota penulis:
Dari riwayat Tirmidzi , Sesungguhnya Allah berfirman: “Wahai anak Adam jadikan seluruh hidupmu untuk beribadah kepadaKu, niscaya Aku akan penuhi dadamu dgn kekayaan dan Aku akan penuhi kebutuhanmu. Dan apb engkau tidak mengerjakannya, niscaya Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan memenuhi kebutuhanmu.” Allah berfirman: Inna syaithon ya adzikumul fakro waya’murukum bil fahsya…” artinya : Setan itu menakut-nakuti kamu dengan kefakiran. “Kalau kamu korban, ambil takaza lagi, lalu ambil takaza lagi, maka miskin kamu nantinya. Bangkrut nanti usaha kamu. Terlantar nanti rumah tangga kamu.”, inilah perkataan syetan. Masalahnya hari ini kita lebih percaya pada perkataan syetan dibanding percaya pada perkataan Allah. Ketika kita ditaskil masih tidak mau berarti di hati kita ini masih percaya pada syetan.
Allah berfirman: “Allahu ya idkumul maghfiroh….” Artinya : Sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan keuntungan2. Keuntungan Dunia-Akherat: 1. Keuntungan dunia iaitu Rizki yg berkah, 2. Keuntungan Akherat iaitu Ampunan dan Surga. Allah berfirman: “Innaladzi na’amanu wahajaru wajahadu fissabillillahi bi amwalihim wa anfusihim waladzina awwa wanashoru ulaika hummul mukminuna haqqa lahummagh firotu wa rizkon karim..” Artinya : “Sesungguhnya mereka beriman dan beramal soleh, lalu mereka berhijrah keluar di jln Allah dgn harta dan jiwa. Sedangkan mereka yg menjadi ansar (yg nushroh) Merekalah org yg beriman yg sejati (yg sebenarnya).
Mereka itulah yang mendapatkan ampunan dari dosa2, dan rizki yang mulia…” Jadi keadaan dalam kerja dakwah ini hanya 2 saja: 1. Muhajjir atau orang2 yang hijrah, 2. Anshor atau org2 yg Nushroh. Org yg melakukan 2 keadaan ini, merekalah org2 yg beriman dengan sebenarnya. Mereka inilah ciri2 org yg beriman dgn sebenarnya. Apa yang Allah ganjarkan untuk mereka ? Allah akan ampuni dosa2 mereka dan Allah akan berikan mereka rizki yang mulia. Siapa bilang org yg dakwah akan menjadi miskin? Sedangkan Allah mengatakan akan memberikan ampunan dan rizki yang mulia lagi. Bagaimana datangnya rizki yg mulia? itu adalah kerjanya Allah, bukan kerjanya kita.
Kita hanya kerjakan kerja kita saja yaitu pertama Dakwah Illallah dan yg kedua kita Nusroh, menolong dan membantu jemaah yg sbg Muhajjirin. Kita jgn memikirkan kerjanya Allah. Allah itu Maha Tahu bagaimana cara mendtgkan rizki yg mulia itu. Kerja Dakwah ini bukan kerja yg sgt susah, ttpi kerja yg sgt mudah. Sgt mudahnya dpt diberikan dan dibawa oleh semua org dari yg Raja, yg jelata, yg cendikia, yg tidak pernah sekolah, yg tua, yg muda, yg miskin, yg kaya, yg ulama, yg awam, yg sehat, dan yg sakit sekalipun. Cara nya bagaimana? mudah yaitu ngikut saja. Dgn cara ikut2an saja, mengikuti jalan ini, maka dia akan faham dan akan selamat dunia akherat. Belajar saja dgn mengikuti jln ini nanti Allah yang kasih kefahaman. Spt di kampung, ketika seseorg belajar bagaimana menanam padi.
Dia tidak dikasih kuliah ama petani, atau dimasukin ke kampus pertanian. Bagaimana cara nyangkul, cara menggaruk, cara menyebar benih, cara menanam, cara membersihkannya, cara mengatur air, ini tidak ada kuliahnya sama sekali. Lalu bagai mana cara belajarnya? yaitu dgn mengikuti bapak kita atau petani ke sawah, belajar langsung dgn mengikuti apa yg mereka lakukan di sawah. Belajar langsung dengan pengamalannya, “Learning by Doing”. Bapak pagi2 bagun habis solat bawa cangkul langsung ke sawah, maka kitapun demikian juga bawa cangkul ke sawah. Bapak mencangkul disawah, kita lihat sebentar, lalu kita ikut nyangkul.
Ini caranya, ikutin saja, amalkan saja, lama2 mahir juga, lama2 faham juga, karena sehari2 begitu saja kerjanya maka lama-kelamaan pun jadi bisa. Tanpa kuliah, tanpa masuk keperguruan tinggi, seseorang bisa langsung menjadi petani. Sekarang kalau kita lihat org2 yang lulus dari perguruan tinggi bidang pertanian, dengan gelar professor, doktor, ahli pertanian, yang nanam padi juga bukan mereka, tetapi menanam orang kampung juga, para petani lapangan lansung yang tidak pernah sekolah. Yang mengirim beras ke kota itu siapa? yang mengirim beras kepada orang-orang pintar di kota itu adalah orang bodoh-bodoh juga dari desa yang mengirimkannya. Justru beras datangnya dari mereka yang tidak pernah kuliah dikirim kepada ahli-ahli pertanian yang kuliah. Ashabul Kahfi adalah satu rombongan pemuda yang risau terhadap iman, bagaimana menyelamatkan Iman.
Mereka bermusyawarah, mengambil keputusan untuk melarikan diri. Mereka hijrah ke gunung, dan kehutan. Mereka mengambil keputusan tidak mau mati dikampungnya demi menyelamatkan iman mereka. Dalam perjalanan ikutlah seekor anjing, karena ngikut saja perjalanan pemuda ashabul kahfi ini, maka anjingpun dapat selamat juga. Pemuda2 adalah mereka yang cinta pada Allah dan cinta kepada Iman. Mereka ini risau atas keselamatan iman mereka. Sehingga mereka buat keputusan bahwa mereka harus pergi dari kampung mereka, menjauhi suasana kemaksiatan tinggal di gua. Atas fikir mereka ini, maka Allah selamatkan mereka.
Sedangkan anjing yang cuman ngikut2 mereka saja, selamat juga. Anjing ini binatang najis, dan tidak berakal, tidak mengerti apa-apa, tetapi karena dia ngikut saja, selamat juga. Ketika pemuda itu berjalan, si anjing berjalan juga. Ketika si pemuda berhenti, si anjing berhenti. Ketika pemuda2 itu masuk ke dalam goa, si anjingpun ikut-ikutan masuk juga. Ketika para pemuda itu tidur, maka si anjingpun ikut tidur. Akhirnya ditidurkan oleh Allah selama 309 tahun, dan satu-satunya anjing yang masuk surga ini adalah anjingnya ashabul kahfi. Kalau anjing saja ikut pergi dijalan Allah diselamatkan, apalagi kita yang beriman mau keluar di jalan Allah.
Sedangkan kita ini umat yang dai, modal kita bukan tinggal dihutan, masuk kegoa mengucilkan diri, tidur disana, kita ini bukan yg spt itu. Kita bukan lari dari tempat yg penuh dgn kemungkaran dan kemaksiatan, bahkan kita tetap berada ditempat yang seperti itu dgn buat kerja untuk merubah tempat itu menjadi tempat yang penuh dengan ketaatan kepada Allah. Maka Allah akan tolong kita dan selamatkan kita. Sedangkan org2 yang ikut2 kitapun juga akan Allah selamatkan, walaupun tidak mengerti apa-apa, tidak pernah ke madrasah, tidak bisa ngaji, Insyaallah akan diselamatkan juga. Jadi kerja ini sgt mudah, ikut saja dgn jemaah, lalu ikutin amalannya, spt anjingnya ashabul kahfi yg Allah selamatkan juga. Jika anjing yg mengikuti ahli ibadah saja selamat, apalagi anjing yg mengikutin para ahlul dakwah.
Jadi mudah saja, sediakan waktu, harta, dan diri kita keluar, ikut saja, bahkan keseluruh duniapun kita ikuti. Walaupun tidak mengerti bahasa inggris, bahasa cina, ikut saja. Allah ini mengerti segala bahasa, walaupun bukan di daerah orang jawa yg tidak mengerti bahasa jawa, bayan saja pada mereka. Nanti faham atau tidak faham bukan urusan kita, Allah yang akan memberikan kefahaman. Ketika org2 pergi berdakwah ke cina, afrika, asia, mereka tidak memahami bahasa tempat2 yg mereka dtg. Mereka kemana2 dgn menggunakan bahasa arab saja, dakwah dgn bahasa arab, ttpi Allah beri kefahaman org masuk islam ke daerah2 yg mereka datangin. Ini karena islam ini tidak perlu mengerti bahasa, ttpi dgn mengikuti saja org akan mengerti dan faham maksudnya. Akhirnya banyak bangsa belajar bahasa arab.
Begitulah kita dlm menjadi dai Allah, yg penting korban saja, intinya pengorbanan. Bukan atas dasar harta banyak atau ilmu banyak, bukan atas dasar keduniaan, ttpi atas dasar pengorbanan saja. Org yg bodoh kalau dia ikut saja, korban dan korban lagi, maka Allah akan kasih dia kefahaman dan Allah akan sempurnakan agama dlm diri dia, walaupun dia bodoh. Ini krn keluar itu meningkatkan Iman, meningkat kan amal, meningkatkan ilmu juga. Sahabat2 inilah yg mereka lakukan. Faham islam itu bukan ngaji atau buka kitab di mesjid, sampai mati, tidak bukan begitu.
Para sahabat ini mereka banyak yg bodoh dan buta huruf, bahkan Nabipun juga buta huruf. Ttpi Islam dlm diri mrk sempurna, jauh berbeda dgn kita yg tamatan IAIN, Pesantren, Universitas Islam, dan lain2. Bagaimana caranya mereka memahami Islam ini yaitu dgn bergerak keluar di jln Allah. Mereka saling ajak mengajak, ajar mengajar, belajar dan beramal, hijrah dan nusroh, sehingga iman dan amal mereka meningkat. Sahabat walaupun tidak pernah ke pesantren, ke universitas, ke sekolah agama, ttpi mrka bisa tahu asbab2 dan kapan nusrotullah akan turun. Ttpi kita yg sudah sekolah jauh2 dan tinggi2, tidak tahu asbab dan kapan nusrotullah akan turun. Padahal dari segi kebendaan dan bahasa kita jauh lebih mengerti dari mereka, ttpi ini semua tidak ada kaitannya dgn nusrotullah. Maka pada akhirnya Allah akan hinakan kita jika kita tidak faham usaha dakwah ini. Jadi dakwah ini adalah jlnnya Nabi dan jlnnya umat Nabi.
Allah berfirman: “Qul Hadzihi sabili Ad’u Illallah ala bashirotin ana wamanit taba’ani…” artinya : Katakanlah wahai Muhammad kepada mereka : “Ini adalah jalanku, mengajak manusia kepada Allah (dakwah illallah), dengan bashiroh (yakin yang benar), dan jalannya org2 yang mengikutiku…” Inilah sebabnya nabi perintahkan kepada sahabat utk dakwah terus kpd manusia. Dicaci maki, dicela, di intimidasi, mereka tidak berhenti dari berdakwah. “Ala bashirotin”, dengan yakin yang benar, maksudnya yakin hanya dgn cara atau jalan ini umat ini akan selamat. Walaupun belum wujud agama, bagaimana Allah tolong ? tetapi terus saja berdakwah.
Ibarat orang membangun rumah. Di gambar rumahnya terlihat bagus, ada AC, ada Kamar tidur yang nyaman, ada air yang bersih dan dingin, dan segala macam fasilitas lainnya. Walaupun masih berupa gambar, dia tetap saja membangun terus, panas2 bawa besi, kayu, ngecor, menyemen, dan lain2. Jika dia istiqomah dan tidak putus asa maka rumah itu akan jadi juga spt yg ada digambar. Sahabat 23 tahun proses membangun agama. Nabi hadir ditengah umat langsung membangun dakwah illallah, tidak ada itu membangun kekuasaan dulu, membangun teknologi dulu, membangun ekonomi dulu, tidak spt itu kerja Nabi SAW. Apa yg nabi SAW bangun pertama kali? yaitu dakwah Illallah, nabi membangun dakwah, agar setiap ummat islam dapat menjadi da’i.
Jadi ummat terbentuk dengan dakwah ini, menjadi kuat dan menjadi kokoh. Ummat menjadi seperti bangunan yg sgt kokoh asbab dakwah ini. Membangun ummat dgn jalan dakwah. Sehingga ketika itu Nabi SAW sama seperti kita, ditawarkan ekonomi yang baik, kekuasaan yang tinggi, wanita2 cantik utk jadi istri, ttpi ditolak oleh Nabi. Hari ini jgnkan ditawarkan, tidak ditawarkan pun kita sudah rebutan. Hari ini siang malam fikir membangun ekonomi dan kekuasaan, tidak ada yang beres, semuanya berebutan, akhirnya mereka bentrokan, bunuh2an, antar ummat islam lagi.
Bagaimana umat islam ini akan jadi dan kokoh jika diantara mereka sudah bunuh2an, sikut-menyikut. Ini karena caranya bukan dengan cara Allah dan Rasulnya yaitu dengan cara Dakwah Illallah. Dakwah inilah satu2nya jalan Nabi SAW dan ummatnya. Siapa saja yg mengikuti jalan Nabi ini, jln dakwah ini, walaupun dicela, dimaki, diusili, jangan kesan dan sabar saja. Inilah jalannya Nabi2, merekapun, para Anbiya AS, juga melewati masa2 itu, dicela, diusir, diusili, dihina, diboikot, dibunuh, dan lain2. Kalau dulu org kafir yg melaku kannya pada ummat islam, tetapi hari ini ummat islampun juga ikut-ikutan seperti orang kafir menghakimi kita. Kita jangan ikut-ikutan membalasi mereka, tetapi kita justru ucapkan “Alhamdullillah”, dapat sunnah Rasullullah SAW.
Jika dakwah tidak dicela atau dihina, berarti itu dakwahnya diragukan, benar atau tidak dakwahnya itu, aman2 saja. Dakwah itu kalau aktif justru datang banyak masalah, dari istri, anak, tetangga, orang tua, kerabat, mertua, ini baru benar dakwahnya. Tetapi bukan kita mencari masalah dengan mereka bukan. Kitanya juga menyampaikannya harus benar dengan hikmah, akhlaq kita juga harus benar, servis kita juga harus benar, tanya dengan orang-orang lama. Maka tahap pertama untuk belajar dakwah ini, kita korbankan waktu dan harta kita untuk belajar dakwah 4 bulan ke IPB.
Yang namanya pengorbanan itu bukannya nyari dulu, tetapi yg ada kita korbankan, inilah pengorbanan sahabat RA. Kalau ada tetapi tidak dikorbankan dan nyari dulu ini namanya orang itu belum mau atau belum siap korban. Org yg sptiini tidak akan mendptkan hidayah, tidak akan Allah berikan kefahaman. Contohnya adalah pengorbanan seperti sahabat2. Ketika diminta korban Utsman langsung membawa 1/3 hartanya, Umar 1/2 dari hartanya, sedangkan Abu Bakar membawa seluruh hartanya, itu baru namanya org korban.
Padahal mereka tidak disuruh oleh Nabi utk membawa jumlah harta dgn takaran2, tetapi mereka dtg dgn kesadaran dan keimanan. Tetapi itulah tingkat kefahaman sahabat, yg paling faham adalah sahabat Abu Bakar RA semua hartanya dibawa. Sehingga Abu Bakar RA ini mendapatkan salam dari Allah Rabbul Alamin karena kefahamannya dan pengorbanannya. Jadi inilah ciri pengorbanan para sahabat, yaitu pulang mengambil apa yg ada dirumah lalu dikorbankan di jln Allah. Kecuali kalau dia tidak punya apa-apa, nyari dulu, dgn solat, doa, kerja, sedekah, dan amalan2 lainnya. Jadi pengorbanan itu adalah yg ada dirumah dokorbankan, yg ada di sawah di korbankan, yg ada di toko dikorbankan, ada mobil korbankan dulu utk 4 bulan, ini baru pengorbanan namanya. Kita balik kerumah dgn tujuan untuk bermusyawarah dengan keluarga apa yang bisa dikorbankan agar kita bisa pergi di jalan Allah.
Jangan ragu2 dgn was was nanti bangkrut, rugi, ini bisikan syetan saja. Kerja Nabi ini adalah kerja atas pengorbanan bukan santai2. Kalau org berkorban bukan jadi bangkrut, Allah akan menolong kita, sahabat2 berkorban bukan menjadi miskin, ttpi mereka menjadi org yg kaya2 juga. Bahkan bukan kaya dzohir saja tetapi kaya hati, semakin berkorban semakin kaya hatinya. Ttpi jangan niat berkorban utk menjadi org kaya, bukan itu maksudnya, Allah tidak akan terima pengorbanan yg seperti itu. Kita berkorban utk mencari Ridho Allah Taala saja. Jgn sampai kita mencintai dunia lebih dari pada agama. Org beriman itu cinta pada Allah dan RasulNya, tetapi juga mau berjuang dijalanNya, inilah yg benar Imannya.
Allah berfirman: “Innamal mu’minun Alladzina amanu billahi warrosulih tsumma lam yatahu fajahadu bi amwalihim wa anfusihim fi sabillillahi ulaaika hummus shodiqun…” artinya : Org beriman itu adalah org yg beriman kpd Allah dan Rasulnya tidak ragu2 dan mereka berjuang di jln Allah dgn harta dan jiwa. Itulah org2 yg Imannya benar.” Kita tidak tahu kapan umur kita akan habis atau mati. Maka kita jgn tunda2 lagi utk pergi di jln Allah. Tahap awal kita korbankan yg ada dari yg kita punya. Kita sediakan waktu dan harta buat mengikuti Napak Tilas pengorbanan para sahabat agar Allah kumpulkan kita bersama mereka. Hari ini kita lihat org tidak mengira atau direncanakan tahu2 sudah mati di jln, mati di kasur, mati di rumah sakit, na’udzubillah bahkan ada yg mati ditempat maksiat. Atas perkara ini mari kita ambil keputusan utk pergi di jln Allah sebelum maut menjemput karena kita tidak tahu kapan maut itu dtg, dan agar kita tidak menyesal.
No comments:
Post a Comment