(Markaz Trangkil). Agar amalan kita mendapatkan nusratullah. Hadirin yang dimuliakan Allah ta’ala. Sebelum mulai bayan, kita sedikit mudzakaroh insya Allah. Agar amalan2 kita ini ada nilainya di sisi Allah Subhanahu wataala. Agar amalan2 kita ini diterima oleh Allah. Agar amalan2 kita ini mendatangkan pertolongan Allah. Agar amalan2 kita ini jadi asbab hidayah. Ini ada beberapa hal yang sangat2 penting kita perhatikan.
Yang pertama,
Yang dimuliakan Allah ta’ala. Dalam setiap amal hendaknya kita hadirkan pertama kali, kita hadirkan dlm hati kita keagungan Allah Subhanahu wataala, kehebatan Allah Subhanahu wataala, kekuasaan Allah Subhanahu wataala. Yang menciptakan bumi, langit, dunia, akherat, surga, neraka, dengan “Kun Fayakun” “Jadilah!!! maka jadi.” Sehingga tertanam dalam hati kita ini, rasa takut kepada Allah, rasa cinta kepada Allah, rasa tunduk kepada Allah. Di dlm setiap amal, ini yg perlu kita hadirkan di dlm hati. Rasa mengagungkan Allah, kehebatan Allah yang tiada batas, kekuatan Allah yg tiada batas, kekayaan Allah yg tiada batas. Dialah Allah, raja dari setiap raja. Pencipta semua raja, Pencipta semua makhluq, semua malaikat, semua jin, semua manusia. Pencipta alam semesta. Sehingga dlm hati, ketika dalam amal itu akan terasa mengagungkan Allah, takut kepada Allah, cinta kepada Allah, tunduk kepada Allah.
Yang Kedua,
Yang dimuliakan Allah ta’ala. Dalam setiap amal ini kita mesti mengikuti cara Rosulullah shallallahu alaihi wassalam, yang telah ditunjukkan oleh para ulama yang ahlinya. Dalam setiap amal apa saja. Dalam dakwah, dalam ibadah, dalam akhlaq, kita mesti berpegang dgn contoh2 Rosulullah saw yang telah dijelaskan oleh org2 yang ahlinya, para ulama’, para aimmah. Ini yg kedua.
Yang Ketiga,
Yang dimuliakan Allah ta’ala. Dlm setiap amal itu harus ada sifat ihsan. Merasa menghadap kpd Allah dan merasa dilihat oleh Allah. Amalan yg tidak ada sifat ihsan, Merasa dilihat oleh Allah, merasa menghadap kpd Allah, amalan ini akan kosong, lemah nggak ada nurnya, nggak ada ruhnya.
Yang Keempat,
Yang dimuliakan Allah. Dlm setiap amal itu harus ada unsur mujahadah nafsu. Menekan nafsu kita. Jgn di dlm amal itu kita campuri dgn nafsu. Amal dgn males, amal dgn ngantuk. Amal utk pamer. Amal main2. Ini kita jauhkan dari amal2 kita. Kita harus ada unsur muja hadah nafsu. Apa yg kira2 menyenangkan nafsu kita itu kita tolak. Dlm setiap amal. Mujahadah nafsu. Bayan dgn duduk tawajuh, dibandingkan dgn dgr bayan dgn sandaran lain nilainya. Bayan dgn di blkg sana, dgn mendgrkan bayan di tempat parkir, dgn di masjid, beda nilainya. Krn disana itu ada unsur nafsunya. Di masjid ini lain nilainya.
Yang Kelima,
Yang dimuliakan Allah ta’ala. Dalam setiap amal itu kita harus ada rasa. Ada rasa “ini adalah amal saya yang terakhir.” sholat maghrib ini adalah sholat saya yang terakhir. ‘isyak nanti saya sudah di akherat. صلّوا صلاة الموضّع “ Sholat itu, seperti sholat yang terakhir.”
Yang Keenam
Yang dimuliakan Allah ta’ala. Sifat ihtisab, berharap pahala dari Allah. Allah berjanji, dgn sholat 2 rokaat, kita akan dikasih perkara ya lebih mahal dari pada dunia dgn segala isinya. Harapan akan pahala2 dari Allah. Ini penting. Karena kalau kita amal, tidak mengingati pahala2nya, itu namanya tidak menggubris janji Allah. Ini bahaya. Maka dlm setiap amal, kita ingat janji2 Allah dalam amal2 itu. Dakwah itu akan mendtgkan pertolongan Allah, solat itu juga akan mendtgkan pertolongan Allah, membaca Qur’an itu pahalanya begini, begini, begini…. Spi apa yg telah kita baca dlm kitab Fadhilah Amal itu.
Yang Ketujuh
Yang dimuliakan Allah ta’ala, dalam setiap amal itu, kita harus ada sifat ikhlas. Semata-mata mencari ridho Allah. Bukan mencari yang lain-lain. Ringkasnya:
1) Pertama, hadirkan keagungan Allah dlm setiap amal. Tanamkan rasa takut, rasa cinta kpd Allah.
2) Kedua, ikuti sunnah Rosulullah sesuai dgn apa yg telah diterangkan oleh para ahlinya.
3) Ketiga, Harus ada unsur ihsan. Merasa menghadap kepada Allah, dilihat oleh Allah.
4) Keempat, menekan nafsu.
5) Kelima, ada sifat ihtisab. Berharap pahala kepada Allah.
6) Keenam, merasa ini amal yang terakhir.
7) Ketujuh, ikhlas. Semata-mata karena ridho Allah.
Tujuh hal ini, paling sedikitnya harus ada dalam setiap amal kita. Kalau tujuh hal ini ada dalam amal kita, maka amal kita akan meningkat. Kalau tujuh ini ada dlm dakwah kita, maka dakwah kita akan meningkat. Akan ada ruhnya. Kalau tujuh perkara ini ada di dlm ibadah kita, ibadah kita akan meningkat. Kalau tujuh perkara ini dalam taklim kita, maka taklim kita akan meningkat. Dlm amalan apa saja, tujuh hal ini harus disertakan. Maka sebelum amal itu kita renungi dulu. Dah direnungi terasa dalam hati,baru bergerak. Nanti lama2 jadi kebiasaan, membawa tujuh perkara tadi dalam setiap amalan kita, sehingga amalan kita nanti akan ada nur dunia dan akherat. Org2 ahli dunia, yang dimuliakan Allah ta’ala, hari-hari berfikir untuk memperbaiki dunianya. Org ahli mobil, hari2 berfikir, bagaimana mobilnya dapat berjalan cepat, aman, enak. Hari2 diperiksa.
Kenapa ini kok macet? Kabelnya ada yg nggak terpasang, businya kotor, bensinnya nggak beres. Hari2 difikirkan. Karena manusia hari2 memikirkan urusan2 materi, urusan2 teknologi, maka Allah Subhanahu wataala juga memberikan kepada mereka fikir2 baru, teknologi2 baru, tehnik2 baru. Membikin kapal terbang, kapal laut, dan macem-macem peralatan. Karena hari2 mereka mencurahkan fikirnya untuk benda-benda ini. Maka oleh Allah Subhanahu wataala, dikasih benda2. Lha dulu para Nabi, para Rosul, para Wali Allah, para Sahabat. Mereka ini yang dipikirkan hari-hari perbaikan iman, perbaikan amal. Sehingga mereka mempunyai amalan yang maju sekali. Mereka mempunyai ruhaniyyah yang sangat tinggi sekali. Kalau skrg org hanya punya jasadiyyah materi. Yang maju itu materinya. Tapi rohaninya semakin hari semakin merosot. Lha org dulu tidak begitu, yg dimuliakan Allah ta’ala.
Yg dipikirkan siang-malam itu rohaninya. Bagaimana memperbaiki hubungan dgn Allah. Bagaimana memperbaiki amalan yg sebaik2nya. Sehingga mrk ini solat 2 rokaat dpt mendtgkan pertolongan Allah. Dzikir mereka menggoncangkan org2 kafir. Amal mereka mendatangkan hidayah. Krn mrk itu amalannya betul2 komplit. Istilahnya mobil, peralatannya itu komplit semua. Sehingga jalannya juga cepet, enak. Lha amalan kita, ibaratnya mobil itu ada beberapa yang tidak komplit. Mesinnya bagus – bannya gembos, bannya bagus – bensinnya habis. Mesinnya bagus – bensinnya bagus – setirnya copot. Ini keadaan amal kita sekarang ini, yang dimuliakan Allah ta’ala.
Maka kita perlu fikir perbaikan amal2 ini. Inilah maksud-tujuan dikirimnya para Nabi para Rosul. Untuk perbaikan iman, perbaikan amal. Kalau sudah iman baik, amal baik, sebagaimana apa yang telah ditunjukkan oleh para Nabi ini, akan dtg pertolongan Allah, akan dtg hidayah Allah, akan dtg hal-hal yg ajaib kpd umat islam ini, yg dimulyakan Allah taala. Spt pada zaman2 dahulu. Zaman para Sahabat, para Tabi’in, zaman wali songo, zaman org2 sholeh terdahulu. Kekuatan amalannya ini mengalahkan materinya org2 kafir. Hadirin yg dimuliakan Allah ta’ala. Ketika pasukan tentara2 kafir pergi ke mesir, pasukan Tar-tar pergi ke mesir, ada ulama’ namanya “Syekh Izzuddin Ibnu Abdus Salam” dia berteriak, ‘Hai angin. Serbulah mereka!!! Angin dtg menyerbu pasukan. Sehingga pasukan Tar-tar yg ceritanya tidak pernah kalah, pada lari semua. Tunggang langgang hancur.
Teknologi mana, bisa memerintah angin, semulyakan. Amerika bisa memerintah angin? Rusia bisa memerintah angin? Ini teknologinya orang yang dengan Allah. Yang yakin kepada Allah. Amalan2nya adalah amalan yang dicintai oleh Allah. Maka mendatangkan macem2 nusrotullah yang luar biasa. Lha yang dimuliakan Allah Subhanahu wataala. Lha sekarang ini kita mau belajar seperti ini. Sekarang umur kita ini sudah habis utk belajar materi itu saja, yg dimuliakan. Di SD saja enam tahun. Belajar materi saja 6 tahun. SMP – SMA enam tahun lagi.
Perguruan tinggi berpuluh2 tahun, kadang2. Urusan rohani saja sudah nggak ada kesempatan. Maka bagaimana mau memperbaiki hubungan kpd Allah? Kan nggak ada waktu!? Sehingga akhirnya umat islam kalah. Dgn org kafir itu kalah. Karena dulu umat islam itu, menang itu bukan karena banyaknya senjatanya. Karena mereka dibela oleh Allah. Tapi umat itu skrg renggang hubungannya dengan Allah. Mereka hubungannya rekat dgn mesin, dgn uang, dgn pabrik, dgn manusia. Tetapi jarang yang berfikir bagaimana memperbaiki hubungannya dgn Allah. Maka selagi umat islam itu seperti ini. Terus… nanti akan keok terus. Karena Allah sudah berfirman. Kalau Allah tolong kamu, nggak ada yg bisa menolong kamu. Tapi kalau Allah nggak tolong kamu, siapa yg akan menolong kamu.
ان ينصر الله فلا غالب لكم وإن يغضلكم فمن ذا الذي ينصركم من بعدك
Jadi kekuatan umat islam, kekuatan para Nabi, para Rasul, para Sahabat, para Wali2 Allah, bukanlah dgn materi. Bukanlah dgn harta, bukanlah dgn senjata. Bukanlah dgn tentara. Ttpi kekuatan mrk itu adalah kekuatan nushrotulloh. Pertolongan Allah dtg kpd mrk, di saat amal mrk betul2 amalan yg dicintai oleh Allah. Maka setiap amal, kita hadirkan dlm hati, rasa takut kpd Allah, cinta kpd Allah. Bagaimana caranya?! Kalau kita banyak bicara. Pertama kali kita mulai banyak bicara. Mengenai keagungan Allah, mengenai kehebatan Allah, kekuasaan Allah. Jgn pernah bicara mengenai kekuatan2 makhluq. Makhluq itu nggak punya kekuatan. Kalau kelihatannya mrk kuat, itu karena dikuatkan oleh Allah. Kalau kelihatannya mrk ada, itu krn diadakan oleh Allah. Kalau kelihatannya mrk hidup, itu krn dihidupkan oleh Allah. Sebetulnya mereka tidak punya apa2. Betul2 nggak punya apa2. Yg punya apa2 hanyalah Allah. Insya Allah tuan2.
No comments:
Post a Comment