Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w bersabda: “Barangsiapa mengerjakan solat dengan tanpa membaca Ummul-Qur'an (surah al-Fatihah) di dalam solatnya, maka solatnya kurang(tak sah). Diucapkan beliau tiga kali, tidak sempurnalah solatnya.”
Thursday, March 31, 2016
DOSA KECIL DAPAT BERUBAH JADI DOSA BESAR
Imam Al-Ghazali dalam Kitab At-Taubah, Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa ada 6 jenis perbuatan yang membuat dosa kecil berubah menjadi dosa besar:
1) Mengerjakan dosa kecil secara terus menerus hingga menjadi kebiasaan. Tidak disebut dosa kecil jika dilakukan secara terus menerus. Dan, tak ada dosa besar jika seseorang segera bertobat dan tak mengulangi lagi perbuatannya. Satu kali melakukan perbuatan dosa besar, lalu berhenti melakukannya maka harapan untuk diampuni dosanya oleh Allah lebih besar daripada melakukan dosa kecil yang dilakukan terus menerus. Seperti tetes-tetes air yang terus menerus menjatuhi sebuah batu dalam waktu yang sangat lama. Tentu kelak akan dapat membekas dan melubangi batu tersebut. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik amal adalah yang dilakukan terus-menerus walau hanya sedikit.” (HR Bukhari dan Muslim). Orang yang beramal shaleh, meski sedikit demi sedikit namun jika dilakukan terus menerus maka kelak menjadi amal yang besar. Hadis ini juga dapat berlaku sebaliknya. Dosa kecil yang dilakukan berulang-ulang dan terus menerus kelak akan menjadi besar.
AJARAN IKHLAS DARI SULTHANUL-AWLIYA
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: "Wahai saudaraku, hidupmu jangan seperti pasar, yang jika waktunya habis tak seorang pun tinggal di sana. Ketika malam tiba, tak seorang pun berkenan tinggal di sana. Oleh karena itu, bermujahadalah engkau agar tidak akan seperti berjual beli di pasar; kecuali sesuatu yang bermanfaat buat akhirat kelak. Sebab Allah selalu mengawasimu. Tauhidkanlah Allah dan beramallah dengan ikhlas semata karena Dia. Wahai saudaraku, sesungguhnya Allah jua yang memberi rezeki buatmu. Janganlah bersifat kikir terhadap sesama. Pakailah akalmu, bersopan santunlah di hadapan Allah dan di hadapan makhluk-Nya. Janganlah engkau menganiaya sesama dan jangan mencuri hak-hak mereka. Pandai-pandailah menempatkan diri di sisi-Nya.
LIMA DASAR TASAWUF MENURUT IMAM NAWAWI
Al-Imam An-Nawawi Ad-Dimasyqi dalam risalahnya menulis, “Dasar-dasar tasawuf itu ada 5:
1) Bertakwa pada Allah SWT, baik lahir maupun batinnya.
2) Mengikuti sunnah Nabi SAW dalam perkataan dan perbuatan.
3) Berpaling dari mengutamakan manusia, baik di depan maupun di belakangnya.
4) Ridha terhadap pemberian Allah SWT, baik sedikit ataupun banyak.
5) Kembali dan mengembalikan segalanya kepada Allah SWT, lahir maupun batin.
WUSHUL (SAMPAI) KEPADA ALLAH MENURUT SYEKH IBNU ATHA’ILLAH
“Wushul (sampai) kepada Allah adalah sampaimu kepada pengetahuan tentang-Nya, karena mustahil Allah disentuh atau menyentuh sesuatu”. (Syekh Ibnu Atha’illah dalam kitab Al-Hikam). Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa sampainya kita kepada Allah, seperti diisyaratkan oleh ahli tarekat, adalah sampainya kita kepada penyaksian-Nya dengan mata batin kita. Inilah yang disebut dengan penyaksian langsung atau ‘ilmul-yaqiin terhadap tajalli (penampakan) Allah dan limpahan kasih sayang-Nya.
JANGAN SEKADAR COBA-COBA
Allah SWT pernah berfirman kepada Dawud a.s.: “Aku pernah mengajarkan kepada Bani Isra’il bahwa Aku dengan seluruh makhluk-Ku tak ada hubungan nasab sama sekali. Namun, mereka sangat berhasrat untuk berada di sisi-Ku, sehingga Aku memperkenankan mereka untuk mendapatkan apa yang tak terlihat mata, apa yang tak terdengar telinga, dan apa yang tak pernah terlintas dalam hati manusia. Letakkan Aku di antara kedua belah matamu, lalu lihatlah Aku dengan mata batinmu. Janganlah kamu melihat orang-orang yang akalnya terselubung hijab dengan indera penglihatan yang berada di kepala mereka. Sebab, pandangan akal mereka sudah penuh dengan polusi karena terputus dari pahala-Ku.
RENUNGAN PENERANG JIWA
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Ketika kalbu bertindak sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah Nabi., maka ia menjadi dekat kepada Rabb-nya. Dan, ketika ia telah dekat, maka ia akan memperoleh pengetahuan. Kini kalbu dapat membedakan mana yang benar-benar menjadi milik-Nya dan apa yang dituntut darinya; apa yang menjadi milik Allah dan apa yang menjadi milik selain-Nya; apa yang termasuk kebenaran (haqq) dan apa yang termasuk kebatilan. Sebab, seorang Mukmin dianugerahi cahaya yang dengannya dia bisa melihat, demikian pula halnya dengan sang penjuang kebenaran yang dekat dengan Allah (ash-shiddiq al-muqarrab).
BERSERAH DIRI DAN KUATKAN TAUHIDMU
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qaddasallahu sirrahu, memberi nasihat kepada kita agar berserah diri kepada Allah secara total dan menguatkan keyakinan tauhid. Pengukuhan pada keesaan Allah harus menjadi gairah ruhani para salik. Beliau mengatakan, “Orang yang mengukuhkan keesaan Tuhan akan mengalami penyatuan (man wahhada tawahhada). Orang yang mencari (menuntut ilmu) dan berjuang sungguh-sungguh maka akan mendapatkan (man thalaba wa jadda wajada). Jika seseorang menyerahkan dirinya dan tunduk serta patuh kepada-Nya, maka orang itu akan aman dan selamat (man aslama wa taslama, salima).
PERJALANAN RUHANI PARA PENCARI TUHAN
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menuturkan bahwa Nabi Saw. diriwayatkan telah bersabda: “Dalam setiap keahilan khusus, engkau harus mencari bantuan dari ahlinya yang memenuhi syarat.” Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, “Ibadah adalah keahlian khusus, dan ahli-ahlinya yang memenuhi syarat adalah mereka yang tulus (mukhlishin) berkenaan dengan pekerjaan mereka, mereka yang berilmu tentang hukum dan yang mempraktikkannya, mereka yang mengucapkan selamat tinggal kepada makhluk-makhluk setelah maʽrifah mereka tentang-Nya, mereka yang lari dari diri mereka sendiri, dari harta dan anak-anak mereka dan dari segala sesuatu selain Tuhan mereka, yang lari dengan kaki hati mereka dan wujud terdalam mereka (asrar) menuju hadirat Rabb Al-Haqq. Allah SWT telah berfirman:
DOSA DAN PENYESALAN MENURUT IMAM AL-GHAZALI
Imam Al-Ghazali mengatakan: “Menghapus dosa maksiat harus dengan menempuh dengan jalan yang berlawanan dengan maksiat. Seperti suatu penyakit yang harus diobati dengan sesuatu yang berlawanan dengan penyakit tersebut. Setiap kegelapan yang menutupi hati karena perbuatan maksiat, hanya bisa dihapus oleh cahaya yang masuk ke dalamnya akibat amal kebaikan yang berlawanan dengan perbuatan sebelumnya (maksiat). Dan, karena semua yang berlawanan itu terdiri dari unsur-unsur yang bersesuaian, maka hendaknya setiap kejahatan dihapus dengan kebaikan sejenis, yang berlawanan sebelumnya. Misalnya, warna putih dapat dihilangkan dengan warna hitam, panas dapat dihapus dengan dingin. Tetapi, janganlah warna putih itu dihapus dengan panas atau dingin.
Wednesday, March 30, 2016
MEMAHAMI RUH DAN NUR MUHAMMAD
Salik dan Matin sedang duduk di Sor Baujan (di bawah Pohon Trembesi) saat libur Maulid Nabi. Keduanya hanya menikmati rindangnya Baujan dengan angin sepoi-sepoi. Tiba-tiba, Salik merasa heran melihat Matin bercucur air mata ketika sayup-sayup terdengar suara orang mengucapkan Selawat Nabi.
AJARAN ZUHUD PARA SUFI
Sikap zuhud adalah amalan hati, sangat samar, dalam dan memerlukan kekuatan besar untuk menumbuhkannya. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Zuhud itu di sini! Takwa itu di sini! Ketulusan (ikhlas) itu di sini!” seraya menunjuk tangan ke dadanya. Orang yang mampu menumbuhkan prinsip-prinsip zuhud dalam kalbunya telah meneguhkan bangunan tauhid yang kokoh. Hanya Allahlah yang dia tuju, akhirat adalah negeri tujuan hidupnya, serta tak mudah terpikat oleh rayuan dan gemerlap dunia. Dia tidak mengejar-ngejar hal-hal duniawi, tapi dunia justru mengejarnya.
AYAT SAAT KESEMPITAN
Tersebutlah satu orang laki laki yg menempuh perjalanan dari Damsyik ke Zabadani. ditengah jalan, ada laki laki lain yg berniat menyewa keledainya. Walau tidak dikenali, beliau membolehkan lelaki asing utk menyewa keldainya. Keduanya terjadi menuju satu tempat, beriringan. Ayo melalui arah sini, ajak Lelaki penyewa keldai. "Tidak, saya belum sempat melalui jalan itu. Sila tempuh jalan lain. "Jawab si laki laki. Mengelak. Tenang saja, "rayu laki laki penyewa keldai," aku yg bakal jadi penujuk jalan. “ Keduanya pula berunding sampai lelaki perdana mengikuti saran lelaki yg menyewa keldainya.
TUNGGULAH HINGGA MATANG JANGAN TERGESA-GESA
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: "Engkau menginginkan agar kebahagiaan dan kedamaian terlimpahkan kepada dirimu, padahal engkau masih berusaha membinasakan nafsu hewanimu. Engkau pun masih berharap balasan di dunia dan akhirat, dan masih memiliki banyak keinginan lain dalam dirimu.
AKU CAMBUK KAU, HURUF DEMI HURUF
Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh akan datang suatu zaman atas manusia:
1. Perut-perut mereka menjadi tuhan-tuhan mereka.
2. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka.
3. Dinar-dinar (uang) mereka menjadi agama mereka.
4. Kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka.
BIMBINGAN RUHANI SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Jala Al-Khathir mengatakan bahwa Allah Ta’ala telah berfiman dalam salah satu firman-Nya yang diwahyukan melalui hadis qudsi: “Telah berdustalah orang yang mengaku mencintai-Ku, tetapi pergi tidur dan melupakan Aku begitu malam menjelang.”
APAKAH ALLAH DAPAT DILIHAT?
Apakah di dunia mungkin Allah dapat dilihat? Apakah Allah hanya dapat dilihat nanti di akhirat? Apakah mungkin dapat menyaksikan Tuhan, pencipta dan penguasa alam semesta ini? Jika memang bisa, bagaimana melakukannya? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini pasti sering muncul bagi para pencari Tuhan yang baru memulai melakukan tafakur. Ada semacam kebimbangan saat memulai perenungan. Apalagi jika merujuk pada ayat dan hadis yang masih belum dapat dipahami.
BELAJAR TENTANG MEDAN MAGNET TUHAN
DIALOG SOR BAUJAN (Di bawah Pohon Trembesi)
Salik (S):Mengapa Rasulullah beristigfar berkali-kali dalam sehari?
Matin (M): Karena Nabi juga manusia biasa.
S: Bukankah Nabi itu ma'sum (terjaga)?
M: Ya. Beliau sangat sadar bahwa dirinya hanya seorang hamba.
S: Maksudnya?
M: Dia sangat sadar bahwa sebagai manusia biasa pasti akan melakukan kesalahan, disadari atau tidak.
TAKWA DAN HAKIKAT DIRI
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pada pembukaan Surah An-Nisa dalam Tafsir Al-Jailani mengatakan: “Sungguh! Tidaklah tersembunyi bagi para Ahli Tauhid yang merenungi bagaimana Keesaan Zat dapat meluas menjangkau pelbagai lembaran entitas yang bersifat mungkin (tidak mutlak), fana` (tidak kekal), dan berbatas, bahwa al-Haqq jalla jalaluh wa 'amma nawaluh (sesuai dengan ketunggalan Zat-Nya) selalu memanifestasi di setiap butir zarah yang ada di alam terkecil sekali pun, berdasarkan isti’dad (kesiapan) dan potensi pada alam untuk memansifestasikan semua sifat dan asma-Nya dalam kegaiban huwiyah (identitas kedirian)-Nya.
MENGENAL KESADARAN JIWA DENGAN AL-QU’RAN
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pada penutup Surah Al-Baqarah dalam Tafsir Al-Jailani mengatakan: “Wahai pengikut Muhammad yang selalu bertawajuh menuju tauhid Zat Allah, semoga Allah melapangkan dadamu dan memudahkan urusanmu. Sesuai kemampuanmu, engkau harus mengambil sesuatu untuk dirimu dari Surah (Al-Baqarah dalam Al-Qur’an) yang mencakup semua tuntutan agama dan martabah yaqin.
Tuesday, March 29, 2016
KULIAH ZIKIR DARI IBNU ATHA’ILLAH
Mari belajar tentang makna, faidah dan hakikat zikir dari Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Miftah al-Falah wa Misbah al-Arwah. Zikir adalah melepaskan diri dari kelalaian dengan selalu menghadirkan kalbu bersama al-Haqq (Allah). Pendapat lain mengatakan bahwa zikir adalah mengulang-ulang nama Allah dalam hati maupun melalui lisan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengingat lafal jalalah (Allah), sifat-Nya, hukum-Nya, perbuatan-Nya atau suatu tindakan yang serupa. Zikir bisa pula berupa doa, mengingat para rasul-Nya, nabi-Nya,wali-Nya, dan orang-orang yang memiliki kedekatan dengan-Nya, serta bisa pula berupa takarub kepada-Nya melalui sarana dan perbuatan tertentu seperti membaca, mengingat, bersyair, menyanyi, ceramah, dan bercerita.
TAFSIR SURAH AL-FATIHAH
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pada pembukaan tafsir Surah Al-Fatihah mengungkapkan: “Sungguh sangat jelas bagi siapapun yang telah Allah Ta'ala bangkitkan dari tidur kelalaian dan kantuk kealpaan, bahwa seluruh alam semesta dan isinya tidak lain adalah mazhhar (manifestasi) dari berbagai sifat-sifat Allah yang lahir dari nama-nama Zat-Nya. Hal itu karena, di setiap martabat dari Martabat-martabat Wujud, Zat memiliki nama dan sifat khusus yang masing-masing memiliki atsar (impresi) tersendiri. Maka demikianlah semua Martabat Wujud. Meski wujud itu hanya sebutir zarah, sekerjap mata, atau secercah bersitan dalam hati.
NASIHAT UNTUK PARA PENCINTA
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Jika seorang pecinta telah sampai kepada kekasihnya, maka apakah masih ada kelelahan yang tersisa? Kelelahan akan berubah menjadi ketentraman, jarak yang jauh akan menjadi dekat, yang gaib akan berada di depan mata,dan semua kabar gembira akan menjadi nyata. Dia akan mampu melihat segala rahasia-Nya, dengan begitu dia bisa mengelilingi negeri-Nya. Dia akan membuka seluruh gudang harta-Nya, serta akan membuka keluasan taman indah-Nya. Bukankah kalian akan melakukan ini dan Dia telah membuat berbagai permisalan untuk kalian, wahai manusia. Maka, orang yang mengenal isyarat Ilahi hanya ahli isyarat.
CINTA KEPADA ALLAH DIAWALI DENGAN TOBAT & TALQIN
Pohon Talqin La Ilaha Illallah. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengungkapkan pentingnya ber-talqin kepada wali Musryid sebelum melakukan proses lebih lanjut dalam bimbingan ruhani tarekat/tasawuf, sebab menurutnya, Allah SWT telah berfirman, “Dan (Allah) mewajibkan kepada mereka tetap taat menjalankan kalimat takwa.” (QS. Al-Fath [48]: 26), yakni kalimat La Ilaha Illallah, dengan syarat kalimat tersebut (sebagai talqin) diambil dari orang yang kalbunya bertakwa sempurna dan suci dari segala sesuatu selain Allah. Bukan, sekadar kalimat La Ilaha Illallah yang diambil dari mulut orang awam. Meski lafadznya satu, tetapi bobotnya berbeda. Bibit Tauhid yang hidup tentu saja diambil dari hati yang hidup, sehingga bibitnya berkualitas. Sedangkan, bibit yang tidak berkualitas tidak akan dapat tumbuh dengan baik. Maka, kalimat tauhid yang diturunkan dalam Al-Qur’an memiliki dua makna.
BISIKAN JIWA (AL-KHATHIR) ORANG YANG WUSHUL
Pelajaran Tasawuf Allamah Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Sayyid Abu Bakar bin Syaikh Al-Saqqaf Ba Alawi bertanya, “Bagaimanakah hukum bisikan-bisikan yang melintas di hati orang yang washil (sudah sampai kepada Allah mendapat kedudukan di sisi Allah)? Apakah ia harus menolak bisikan-bisikan tersebut dan hanya bersandar kepada bisikan Allah, atau apa yang mesti ia lakukan?”
SAYANGI YANG ADA DI BUMI, YANG ADA DI LANGIT MENYAYANGIMU
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Malaikat Jibril a.s. berkata kepadaku,’Allah SWT meyanyangi para hamba-Nya yang penyayang,” (HR Bukhari). Rasul juga bersabda, “Sayangilah apa yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangi kalian,” (HR At-Tirmidzi). Wahai orang yang menginginkan kasih sayang Allah SWT, perhatikanlah harganya dan itu sudah ada di tanganmu! Lalu berapa harga yang harus dibayar? Yaitu, kasih sayang kepada sesama makhluk-Nya. Lalu, apa yang dimaksud dengan ‘yang ada di tanganmu?’ Yang ada di tanganmu adalah berikanlah harganya dan ambil barangnya.
TENGGELAM DAN FANA DALAM SAMUDRA TAUHID
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pada penutup surah An-Nisa dalam Tafsir Al-Jailani mengatakan: “Wahai engkau yang selalu berusaha mewujudkan kebenaran, yang selalu bergerak menuju keesaan Allah (semoga Allah menghantarkanmu ke puncak tujuanmu) engkau harus berpegang pada semua bukti yang jelas, yang sampai kepadamu dari Rasulullah SAW yang menunjukkan tauhid al-Haqq. Engkau juga harus mengambil cahaya Al-Qur`an yang membedakan antara yang hak dan batil yang ada di jalan-Nya, lalu kau laksanakanlah berbagai hal yang dapat mengantarkan kepada Allah, yang engkau temukan di jalan itu.
TAK ADA YANG LUPUT DARI KUASANYA
Tuhan tak pernah tidur. Tak ada yang bisa luput dari kuasa-Nya. Dialah sutradara kehidupan yang Maha Berkuasa. Lalu, apakah kita sanggup menyangkalnya? Setiap daun kering yang jatuh, di belahan negeri mana pun, Dialah yang telah mengarahkan. Tak ada satu benda (makhluk) pun yang di luar kendalinya. Imam Al-Ghazali mengatakan: “Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Melihat.Tidak ada hal yang masmu' (audible /yang dapat didengar) yang lepas dari pendengaran-Nya meski selirih apa pun. Dan, tak juga menghilang dari pandangan-Nya segala objek visual (yang terlihat) meski selembut apa pun. Pendengaran-Nya tak terhalang oleh jarak dan pandangan-Nya tak terhambat oleh kelam kepekatan.Dia melihat tanpa pupil dan kelopak mata. Juga mendengar tanpa daun telinga dan gendang suara. Dia mengetahui tanpa hati, memukul tanpa melukai, mencipta tanpa alat. Sifat-sifat-Nya tidak menyerupai sifat-sifat makhluk (ciptaan-Nya), begitu juga Esensi-Nya tidak sama dengan esensi-esensi makhluk”. (Imam Al-Ghazali dalam Majmu'ah Rasa’il).
TUJUH PRINSIP TAREKAT
Menurut Sulthanul Auliya Syeikh Abdul Qadir Jailani, terdapat 7 prinsip dasar bagi salik dalam bertarekat, yakni:
1. Mujahadah: Allah SWT berfirman, “Orang-orang yag berjihad (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami,” (Al-‘Ankabut [29]: 69). Imam Juneid Al-Baghdadi mengatakan, “Aku mendengar As-Sari As-Saqathi berkata, ‘Wahai anak muda! Bekerja keraslah sebelum kalian mencapai usia sepertiku yang lemah dan tak bisa melakukan amal secara optimal.’ Hal ini dikatakan beliau setelah melihat tidak ada anak-anak muda yang gigih beribadah seperti dirinya”. Ibrahim bin Adham menjelaskan bahwa seseorang tidak akan mencapai derajat orang-orang yang shaleh hingga ia melawati enam perkara: 1) Menutup pintu nikmat dan membuka pintu kesusahan; 2) Menutup pintu kemuliaan dan membuka pintu kehinaan; 3) Menutup pintu istirahat dan membuka pintu kerja keras; 4) Menutup pintu tidur dan membuka pintu begadang; 5) Menutup pintu kekayaan dan membuka pintu kemiskinan; 6) Menutup pintu harapan dan membuka pintu persiapan menyambut kematian.
HADIS QUDSI UNTUK KEDAMAIAN HATI
Allah SWT berfirman, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Aku, tiada sekutu bagi-Ku dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Ku. Barangsiapa yang tak rela dengan ketentuan-Ku, tidak sabar terhadap ujian-Ku, tidak mensyukuri nikmat-Ku, dan tidak puas dengan pemberian-Ku, maka hendaknya ia menyembah tuhan selain-Ku. Barangsiapa yang sedih terhadap kehidupan dunianya, seolah-olah ia sedang murka kepada-Ku. Siapa yang mengeluh atas suatu musibah, berarti ia telah mengeluhkan-Ku. Siapa yang mendatangi orang kaya, lalu ia merendahkan diri karena kekayaannya, maka hilanglah dua pertiga agamanya.
Monday, March 28, 2016
CARA MENCARI REZEKI
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan, “Letakkanlah dunia di tanganmu, jangan di hatimu! Hatimu harus terus merasakan kehadiran Allah, sebutlah nama Zat-Nya. Penuhilah hatimu dengan nama-nama-Nya nan indah. “Sungguh, engkau dianggap sebagai orang yang celaka jika tidak merasa malu kepada Allah Subhanahu wata’ala, jika engkau menjadikan dinar sebagai tuhanmu dan menjadikan dirham sebagai tujuanmu, sedangkan engkau melupakan-Nya sama sekali! Sungguh, takdirmu telah dekat!
BAHKAN RASULULLAH PUN MENGHARAP BERKAH
Pernah suatu ketika saya diprotes seorang kawan yang menganggap aneh tindakkan saya mencium tangan dan memeluk seorang syekh. Apalagi ketika dia melihat saya meminum sisa air di gelas bekas minuman sang Syekh. Dia menganggap saya telah bersikap berlebihan.
HAKIKAT CINTA ALLAH PADA MANUSIA
Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa apa yang disebut dengan kecintaan Allah kepada hamba-Nya haruslah ditafsirkan dan dikembalikan kepada beberapa pengertian: Pertama, tersingkapnya tabir dari hati hamba tersebut sehingga ia dapat melihat-Nya.Kedua, Allah SWT menguatkan hamba tersebut untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Ketiga, kehendak Allah untuk menjadikan hamba tersebut seperti itu pada zaman Azali.
TEKNIK SHALAT KHUSYUK DAN TAWAJJUH
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pada penutup Surah Al-Fatihah dalam Tafsir Al-Jailani mengatakan: “Wahai para pengikut Muhammad yang selalu menuju pengesaan Zat, semoga Allah memudahkan urusanmu, hendaklah engkau merenungkan tujuh samudera yang meliputi tujuh ayat yang diulang-ulang dalam Al-Qur`an Al-Azhim yang merupakan cabang dari tujuh sifat Zat Ilahi yang setara dengan tujuh lapis langit dan tujuh bintang semesta.
42 RAHASIA DAHSYATNYA SELAWAT NABI
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, qaddasallah sirrahu, memberi nasihat: “Ketahuilah membaca selawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah salah satu ibadah paling mulia, bentuk ketaatan paling luhur, ibadah yang paling tinggi nilainya yang diperintahkan Allah SWT kepada kita, sebagai bentuk penghormatan, pemuliaan dan pengagungan terhadap derajat beliau. Orang yang membaca selawat dijanjikan akan mendapatkan tempat paling indah di akhirat dan pahala paling besar.
MENGAPA PERLU BELAJAR TASAWUF/TAREKAT?
Salik mengadu kepada Matin dalam diskusi Sor Baujan (di bawah Pohon Trembesi), sebab banyak kawan yang mempertanyakan dirinya mengikuti tarekat.
Salik (S): Bro, bagaimana saya harus menjawab?
Matin (M): Jawab saja semampumu! Tak perlu bingung!
S: Saya masuk tarekat dianggap kampungan.
M: Hahaha. Memang kamu nggak merasa kampungan?
S: Jangan bercanda, bantu saya, Bro!
M: Saya serius. Kamu masih kampungan! Baru begitu saja sudah menyerah. Berarti pelajaran tasawufmu masih rendah!
HAKIKAT TIDUR DARI SYEKH SHALAHUDDIN AT-TIJJANI
Syekh Shalahuddin At-Tijjani mengatakan: “Tidur merupakan kondisi yang dapat membawa seorang hamba beralih dari melihat alam inderawi menuju pada penyaksian alam barzakh, alam ini merupakan alam yang paling sempurna. Di alam ini, makna mendapatkan tubuh, yang tidak berbentuk menjadi berbentuk, yang tidak berdiri sendiri menjadi dapat berdiri sendiri, hal yang mustahil menjadi mungkin. Jika dalam tidur semua hal tersebut terjadi dan ia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah, maka apa pendapatmu tentang Tuhan Maha Pencipta nan Maha Suci?
DIALOG JIBRIL DAN NABI IBRAHIM
Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani mengatakan: “Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan?” (QS Az-Dzariyat [51]: 24). Suatu hari Jibril bertanya kepada Allah, “Ya Allah, tunjukkanlah aku satu dari hamba-Mu yang tercinta!” Lalu, Allah pun menyuruhnya untuk bertemu Nabi Ibrahim a.s. Jibril menuju bumi dan menemukan Ibrahim sedang duduk dengan anaknya di sebuah puncak bukit sambil memandangi lembah yang terisi seluruhnya dengan kawanan domba dan sapi. Dalam sekejap mata Jibril muncul di depannya dengan menyamar sebagai seorang laki-laki. Lalu dia bertanya, “Hai orang asing, siapa namamu?”
BENIH-BENIH HARUS DITABUR DAN DISIRAM
"Siapa yang mempelajari kearifan, tetapi tidak diamalkan dalam kehidupannya, bagaikan seorang petani yang tak pernah menabur bibit tanaman. (Syaikh Sa’di). Jika kau tahu tentang kelezatan berzikir dan faidah-faidahnya bagi kita, mengapa tak kau sempatkan untuk sekadar menyebut nama Allah untuk menghangatkan malammu, mengingat dan mengagungkan nikmat-Nya? Mengapa tak kau tanam pohon-pohon di surga dengan benih-benih zikirmu? Ajaklah hati untuk berdendang dengan lagu-lagu cinta pada Ilahi agar kelak memanennya hingga berlimpah ruah.Tanaman jiwa akan tumbuh subur jika kau siram di malam menjelang pagimu. “Jika hati masih merasa galau dan sedih, berarti masih terhalang untuk menyaksikan-Nya”. (Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Al-Hikam).
99 ULAR DENGAN 9 KEPALA
Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa semua derita yang ditanggung jiwa setelah mati sebenarnya disebabkan oleh cinta dunia yang berlebihan. Sebuah hadis mengatakan, setelah mati semua orang kafir akan disiksa 99 ular, yang masing-masing memiliki 9 kepala. Orang yang berpikiran cetek akan memahaminya secara tektual. Mungkin dia akan menggali kuburan orang kafir dan mencari ular yang dimaksud. Pasti dia tak akan menemukan ularnya. Mereka tidak mengerti bahwa sebenarnya ular-ular itu selalu berada dalam jiwa orang kafir. Ular ini hanyalah penyimbolan dari sifat-sifat jahat seperti dengki, benci, marah, sombong, munafik, ghibah dan sebagainya.
Sunday, March 27, 2016
TANDA TANDA MENCINTAI NABI
Al-Allamah Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdatul Ulama di Indonesia, wafat 25 Julai 1947) di dlm kitab beliau berjudul an-Nur al-Mubin. Menyatakan alamat (tanda2) mencintai Nabi s.a.w. Beliau menulis: Barangsiapa yg zahir pada dirinya tanda2 tersebut, adalah ia benar2 mencintai Nabi s.a.w. Dan sekiranya tidak, maka cintanya hanya perkataan semata. Tanda2 tersebut adalah:
1) Meneladani Baginda s.a.w samada dalam percakapan, perbuatan dan ahwal, zahir dan batinnya.
TAFSIRAN SURAH AL-MAIDAH AYAT 51
Tidak ada yang lebih paham bagaimana menafsirkan Al-Quran surah Al-Maidah ayat 53 lebih dari Umar bin Khattab r.a. “Suatu hari Umar bin Khattab r.a memerintahkan Abu Musa Al Asy’ari r.a untuk segera menunjuk pemimpin kepercayaan untuk pencatat pengeluaran dan pemasukan pemerintah Islam di Syam”. Abu Musa lalu menunjuk seorang yang beragama Nasrani dan Abu Musa pun mengangkatnya untuk mengerjakan tugas tadi.
BELAJAR MENGHADAPI MUSIBAH CARA SUFI
Syekh Abdul-Qadir al-Jailani qaddasallahu sirrahu mengatakan: "Ketika seorang hamba diberikan musibah, maka pertama kali di dalam hatinya akan terdetik tentang pertolongan dari dirinya sendiri. Jika dia tidak dapat menyelamatkan dirinya dari musibah itu, dia akan minta tolong kepada sesama makhluk seperti raja, pemimpin, orang-orang yang mempunyai kedudukan dan kekayaan, ahli-ahli ilmu jiwa dan ahli pengobatan. Jika dari semuanya itu tidak dapat mendapatkan keselamatan yang dia harapkan, dia kembali menuju Tuhannya dengan manghaturkan doa, tadharru’, dan pujian kepada-Nya.
PANJANGKAN MALAM, JANGAN GELAPKAN SIANG
Nabi Muhammad bersabda, “Malam itu panjang, jangan memendekkannya dengan tidurmu. Siang itu terang, jangan menggelapkannya dengan dosa-dosamu”. Malam itu panjang untukmu agar kau menyuarakan rahasia-rahasiamu yang terdalam dan memohon kebutuhan-kebutuhanmu tanpa gangguan orang lain, tanpa gangguan dari teman dan musuh. Kamu diberikan kedamaian dan kesendirian karena Allah memasang tirai di hadapan mata orang lain, sehingga tindakanmu akan jujur, benar dan dilakukan sepenuhnya untuk Allah. (Jalaluddin Rumi, Fihi Ma Fihi).
MAKNA SABAR
Menurut Imam al-Ghazali sabar adalah keteguhan yang dapat mendorong hidup beragama dalam menghadapi dorongan hawa nafsu.Sabar merupakan kecenderungan hati pada unsur kemalaikatan dalam diri dan mampu melawan dorongan-dorongan nafsu kebinatangan dan nafsu birahi.Seperti malaikat yang tidak dikuasai oleh hawa nafsu. Mereka semata-mata diarahkan pada kerinduan untuk menelusuri keindahan hadirat ketuhanan dan dorongan ke arah derajat kedekatan dengan-Nya. Mereka bertasbih menyucikan Allah SWT sepanjang siang dan malam tiada henti.
SYAFA'AT NABI MUHAMMAD SAW
Rasulullah SAW bersabda: Ketahuilah bahwa mimbarnya Nabi Ibrahim a.s berada disebelah kanan ARSY dan mimbarku disebelah kiri ARSY. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah engkau lebih utama dari Nabi Ibrahim dan Mengapa engkau ditempatkan disebelah kiri ARSY sedangkan Nabi Ibrahim disebelah kanan ARSY? Rasulullah menjawab: Jalan ke Surga berada disebelah kanan ARSY sedangkan jalan menuju Neraka berada disebelah kiri ARSY.
DAHSYATNYA CINTA KEPADA RASULULLAH
Al-Qasthulani dalam kitab Al-Mawahib Al-Laduniyah mengatakan, "Allah menjadikan pahala bagi orang yang dengan tulus mengikuti Rasulullah SAW berupa kecintaan-Nya kepadanya. Karena, ketulusan mengikuti Nabi SAW dapat menumbuhkan rasa mencintai dan dicintai sekaligus. Dengan begitu, sempurnalah proses cinta. Tidak cukup engkau mencintai Allah. Allah pun harus mencintaimu juga. Dia tidak akan mencintaimu jika kamu tidak mengikuti kekasih-Nya lahir dan batin.
HAKIKAT JALAN SUFI DARI SYEKH ABU HASAN ASY-SYADZILI
Menurut Imam Asy-Syadzili, jalan tasawuf itu bukanlah jalan kerahiban, menyendiri di goa, meninggalkan tanggung jawab sosial, tampak miskin menderita, memakan makanan sisa, pakaian compang-camping dan sebagainya. Tetapi, jalan sufi adalah jalan kesabaran dan keyakinan dalam petunjuk Ilahi. Allah SWT berfirman, “Dan, Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar (dalam menegakkan kebenaran) dan mereka meyakini ayat-ayat Kami. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang memberikan keputusan di antara mereka pada hari Kiamat tentang apa yang selalu mereka perselisihkan padanya.” (QS As-Sajadah [32]: 24-25)
AJARAN CINTA PARA SUFI
Dapat dikatakan bahwa semua perbuatan baik dan akhlak mulia yang diajarkan oleh agama adalah buah dari cinta. Sedangkan segala yang tidak dibuahkan oleh kecintaan kepada Allah adalah karena mengikuti hawa nafsu dan merupakan akhlak yang tercela. Memang, kadang-kadang seseorang mencintai Allah karena kenikmatan yang diterimanya. Tapi, kadang seorang juga mencintai Allah karena keagungan dan keindahan-Nya meskipun Dia “tidak memberikan” kenikmatan kepadanya. Para pecinta tidak terlepas dari kedua macam cinta tersebut.
PESAN GURU TENTANG WARA
Syekh Abdul-Qadir al-Jailani waddasallahu sirrahu menerangkan: “Engkau harus bersifat wara’. Jika tidak, kebinasaan dan kehancuran akan berada di dalam kerah bajumu (sangat dekat.) yang melekat terus dalam dirimu, dan kamu tidak akan selamat darinya selamanya. Kecuali Allah swt akan melimpahkan dalam dirimu dengan rahmat-Nya. Seperti yang telah dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW “Tiang atau sendi agama itu adalah wara’. Adapun kehancuran agama itu adalah dengan kerakusan. Dan, sesungguhnya seseorang yang berada di pinggir jurang itu hampir saja jatuh ke dalamnya. Seperti seekor hewan yang digembala yang berada di dekat sebuah tanaman, maka dia hampir mendekatkan mulutnya ke tanaman tersebut sehingga tanaman itu nyaris tidak selamat dari ancamannya”.
Saturday, March 26, 2016
NAFSUMU SENDIRI YANG MENYALAKAN KOBARAN!
Sahabatku, Imam Al-Ghazali memberi nasihat bahwa jika kita telah menyadari kebebalan jiwa kita dan merasa sulit untuk mendisiplinkan diri, kita harus menyertai orang-orang yang terbiasa mempraktikkan muhasabah agar semangat dan kegairahan spiritualnya menulari kita.
MAKA, JADILAH KEKASIHNYA
Ibn Mas‘ud r.a. menuturkan Rasulullah saw. bertanya, “Siapakah di antara kalian yang lebih mencintai harta ahli warisnya daripada hartanya sendiri?” Para sahabat menjawab,”Wahai Rasulullah, setiap orang di antara kami pasti lebih mencintai hartanya sendiri daripada harta ahli warisnya”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya hartanya adalah apa-apa yang ada di depan dan harta ahli warisnya adalah apa-apa yang ada di belakang.” (HR al-Bukhari).
TOLAK BALA DENGAN SEDEKAH
Rasulullah SAW bersabda, “Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana”. (HR. Ath-Thabrani)
KEDAHSYATAN CINTA BAYAZID
Yahya ibn Mu'adz meriwayatkan bahwa ia mengamati Bayazid Bistami dalam shalatnya sepanjang malam. Usai shalat, Bayazid berdiri dan berkata, "Ya Allah, sebagian hamba telah meminta dan mendapat kemampuan luar biasa, berjalan di atas air atau terbang di udara, tetapi aku tidak meminta itu; sebagian lainnya meminta dan mendapat limpahan harta, tetapi bukan itu pula yang kuminta."
MARI PERBAIKI SHALAT KITA
Syekh Ibnu.Atha'illah mengatakan: “Perumpamaan orang yang menunaikan shalat tanpa kehadiran hati (kalbu) adalah seperti orang yang menghadiahkan seratus kotak kosong kepada raja. Tentu orang itu pantas dihukum. Sedangkan orang yang shalat dengan kehadiran hati adalah seperti orang yang menghadiahkan permata senilai seribu dinar kepada raja.
TIGA ALASAN MENGAPA HARUS ZUHUD
Ibrahim bin Adham pernah ditanya tentang apa yang dapat menyebabkan dirinya mencapai tingkat zuhud, lalu beliau menjawab bahwa alasan zuhud baginya ada tiga hal, yakni:
1) Kulihat kuburan adalah alam yang mengerikan, sedang aku tidak punya teman yang menghilangkan rasa takutku.
PESAN PENGORBANAN SITI HAJAR
Alkisah. Nabi Ibrahim a.s. memutuskan untuk meninggalkan istrinya (Siti Hajar) dan anaknya (Ismail a.s) yang masih bayi. Siti Hajar pun dengan lapang dada meneriman keputusan suami tercintanya.Bagi Siti Hajar, itu merupakan pengorbanan yang harus ditunaikan. Gurun yang tandus tak membuatnya takut.Terik mentari tak membuatnya gentar. Pengorbanan untuk Tuhan adalah segalanya. Meski hidup tanpa suami yang mendampingi begitu berat, namun menolak perintah Tuhan jauh lebih berat.
PESAN IMAM AL-GHAZALI TENTANG IBADAH HAJI
Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali memberi penjelasan tentang ibadah haji, baik secara syariat ataupun secara batiniah. Menurut beliau, di antara adab yang paling penting dalam perjalanan haji bagi seorang Muslim adalah mengkhususkan dirinya untuk melakukan haji dan memutuskan segala hubungannya dengan dunia. Hal tersebut harus dilakukan dengan melakukan taubat yang murni semata-mata karena Alah SWT, serta bebas dari semua perbuatan maksiat dan kezhaliman.
BERSYUKURLAH SETIAP NIKMAT YANG ALLAH BERIKAN DENGAN MENSYUKURINYA
Alkisah ada seorang fakir miskin melewati jalan Madinah. Di sepanjang jalan, dia sering melihat orang-orang makan daging. Diapun merasa sedih karna jarang sekali bisa makan daging. Lalu dia pulang ke rumahnya dengan hati mendongkol. Sesampai di rumah, istrinya menyuguhkan kedelai rebus. Dengan hati terpaksa, dia memakan kedelai itu seraya membuang kupasan kulitnya ke luar jendela. dia sangat bosan dengan kedelai.
ADAB SULUK BAGI SALIK
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qaddasallahu sirrahu memberi nasehat: “Barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat, maka wajib baginya mengabaikan dunia. Barangsiapa menghendaki Allah, maka wajib baginya mengabaikan kehidupan akhirat. Ia harus mencampakkan kehidupan duniawinya demi Rabbnya. Selama keinginan, kesenangan, dan upaya duniawi dan di dalam hatinya seperti makan, minum, berbusana, menikah, tempat tinggal, kendaraan, jabatan, ketinggian dalam pengetahuan tentang lima pilar ibadah dan hadis dan penghafalan al-Quran dengan segala bacaan, bahasa, dan segala retorikanya.
Friday, March 25, 2016
BUATLAH HARI KIAMAT DALAM DIRIMU
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Pergaulilah seluruh manusia dengan akhlak yang baik. Jika kalian meninggal dunia, maka mereka akan memohonkan rahmat untuk kalian. Dan, bila kalian hidup, maka mereka senantiasa akan merindukan kalian.” (HR Ahmad). Dengarkanlah nasihat tersebut dengan kalbu kalian dan janganlah melupakannya! Rasulullah SAW telah menunjukkan sebuah amalan yang mudah, namun memiliki banyak pahala. Alangkah baiknya akhlak yang baik,sebab akhlak ini akan membawa ketentraman bagii pelakunya dan orang lain di sekelilingnya. Alangkah buruknya akhlak yang tercela, karena akhlak tersebut akan menyebabkan kelelahan bagi pelakunya dan orang lain.
JANGAN TERBUAI PADA FENOMENA
مَا اَرَدْتَ هِمَّةً سَالَكَ اَنْ تَقِفَ عِنْدَمَا كَشَفَ لَهَا إِلاَّ وَنَادَتْهُ هَوَاتِفِ الْحَقِيْقَةِ : الَّذِى تَطْلُبُ اَمَامَكَ . وَلاَتَبَرَّجَتْ ظَوَاهِرَالْمُكَوَّناَتِ إِلاَّ وَنَادَتْكَ حَقَائِقَهَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ..
"Jika engkau sengaja menghentikan perjalanan sucimu, karena telah tersingkap sebagian rahasia kehidupan, hakikat akan berbisik lembut padamu, “Yang kamu cari masih jauh di depan.” Begitu pula jika berbagai rahasia telah menyibakkan diri, semua akan memberi peringatan, “Kami hanyalah penguji, janganlah kamu berpaling dari-Nya”. (Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Al-Hikam).
MUHASABAH SUFI DI DUNIA MAYA
Muhasabah diri memang tak cukup sekali dua kali. Tapi, harus dilakukan berulang-ulang dan rutin. Dan, pelajaran hidup kadang muncul dalam berbagai warna dan rasa. Karena itu, Rasulullah SAW dan para sahabat mencontohkan muhasabah setiap hari. Guru spiritual seperti mursyid, wakil talqin atau khalifah dalam suatu tarekat memang penting dalam membimbing batin kita. Melalui nasihat, ceramah, dan pewarisan zikir atau wirid, kita sebenarnya diajak untuk mengikat secara batin agar kita tetap pada satu bahtera.
BELAJAR DUA PERKARA PENTING
Imam Nawawi Al-Bantani mengatakan: “Kufur nikmat adalah perbuatan tercela dan menemani orang yang tolol adalah perbuatan sia-sia.” Rasulullah SAW bersabda:
JIKA SUDAH RIDHA, APAKAH MASIH PERLU BERDOA
Menurut Rabiah Adawiyah, orang yang telah mencapai maqam ridha adalah ketika kebahagiaannya saat ditimpa musibah sama dengan kebahagiaannya ketika dia diberi nikmat. Al-Fudhail mengatakan, " Jika diberi atau tidak diberi nikmat oleh Allah sama saja baginya, maka berarti dia telah ridha kepada Allah SWT."
DIALOG NABI DAN IBLIS
Ibnu ‘Abbas ra. berkata, “Pernah pada suatu hari Rasulullah saw. bertanya kepada iblis la’natullahi ‘alaih, ‘Berapakah teman yang engkau sukai dari umatku?’ Iblis menjawab, ‘Ada sepuluh golongan, yaitu:
1. Pemimpin yang zalim
2. Orang yang sombong
3. Orang kaya yang tidak peduli dari mana dia mendapatkan hartanya dan untuk apa dia membelanjakannya.
UJIAN HIDUP SESUAI TINGKATAN IMAN
Sahabatku, jangan pernah menganggap ujian dan cobaan hidup yang kita jalani lebih berat dari orang lain. Karena, pahit-getir ujian yang diberikan Allah kepada para rasul, nabi dan wali jauh lebih besar daripada apa yang kita alami. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qaddasallahu sirrahu mengatakan: “Allah SWT selalu memberi cobaan dan ujian kepada para hamba-Nya yang Mukmin sesuai dengan kadar keimanannya. Barangsiapa yang besar dan kuat imannya serta selalu meningkatkan imannya, maka semakin besar pula ujian yang diterimanya. Seorang rasul, ujian dan cobaannya lebih berat dan besar daripada ujian dan cobaan seorang Nabi.Hal ini karena keimanan seorang rasul itu lebih besar dan lebih kuat.
APAKAH TELINGAMU BERDENGING?
Saya mempunyai seorang sahabat yang setiap hari mengamalkan bacaan shalawat. Dan, bila hari Jumat, dia semakin memperbanyak bacaan shalawatnya hingga puluhan ribu. Saya sangat kagum dengan sikap istiqamahnya dalam membaca shalawat. Lalu, saya beranikan diri untuk bertanya tentang pengalamannya.
KENIKMATAN DEKAT DENGAN ALLAH
Abu Bakar Asy-Syibli berkata: “Jika engkau sudah merasakan nikmatnya dekat dengan Allah, niscaya engkau dapat merasakan bagaimana pahitnya jauh dari Allah”. Mereka yang ahli ibadah akan selalu bertaqarrub kepada Allah. Karena itu, Rasulullah SAW berdoa:
TOBAT PEMBERSIH JIWA
Syekh Ibnu Atha'illah mengatakan: “Bertobatlah kepada Allah setiap saat, karena hal tersebut dianjurkan dan diperintahkan oleh-Nya. Allah SWT berfirman, "Bertobatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung."(QS An-Nur: 31). Tobat adalah sarana yang mengantarkan seorang hamba menjadi kekasih Allah. "Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS Al-Baqarah: 222)
Thursday, March 24, 2016
BAHAYANYA SIFAT BURUK SANGKA
Seorang ULAMA SUFI terkenal yang bernama HASSAN AL-BASRI telah melalui satu detik pengalaman yang menginsafkan diri beliau tentang bahayanya sifat buruk sangka. Berikut adalah kisahnya yang perlu kita ambil iktibar dan pengajaran berkenaan dengan bahayanya sifat buruk sangka yang terjadi dalam tingkah laku diri beliau apabila berlaku secara beliau tidak sedari. Pada suatu hari, Hassan Al-Basri ternampak seorang pemuda yang sedang berasmara dengan seorang wanita di tepi Sungai Dajlah.
RENUNGAN TENTANG SHALAT KHUSYUK
Mendirikan shalat dengan khusyuk memang sangat sukar sekali. Meskipun sudah berniat dengan sungguh-sungguh dan tekad yang kuat, tetap saja kadang tak cukup. Sebab, rasa khusyuk itu merupakan anugerah Allah. Maka, kita harus memohon kepada-Nya agar Dia menganugerahkan nikmat tersebut. Untungnya, shalat itu merupakan kewajiban yang telah ditetapkan waktunya dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, serta harus diamalkan berulang-ulang dan berulang-ulang setiap hari, sehingga manusia secara zahir dan batin merekam getar jiwa, gerak ritmis, dan penghayatan makna bacaan, gerak dan doa dalam shalat. Jika tidak dilakukan secara istiqamah nyaris tak mempunyai dampak fisik, psikis, apalagi sosial.
CARA MENJERNIHKAN HATI
Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Taj al-'Arus mengatakan: "Terdapat empat perkara yang dapat membantu membeningkan hati:
1) Banyak berzikir.
2) Banyak diam.
3) Banyak khalwat.
4) Mengurangi makan dan minum."
IKUTI RASULULLAH LAHIR DAN BATIN
Syekh Ibnu Atha'illah mengatakan: "Engkau akan diremehkan jika tidak mengikuti Rasulullah SAW. Sebaliknya, engkau akan memperoleh kedudukan mulia dan tinggi di sisi Allah jika mengikuti Sunnah Nabi SAW. Dan, mengikuti Nabi terwujud dalam dua perkara; lahiriah dan batiniah.” Menurut Dr. Muhammad Najdat, perkara-perkara lahiriah yang dimaksud oleh Syekh Ibnu Atha'illah meliputi pelaksanaan syariat seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan ibadah-ibadah lainnya. Sedangkan perkara batin meliputi keyakinan akan pertemuan dengan Allah dalam shalat disertai perenungan dan pemahaman tentang makna bacaan dan gerakkan dalam shalat.
NASIHAT SULTAN PARA WALI
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qaddasallahu sirrahu mengatakan: “Allah Azza wa Jalla telah mewahyukan kepada Nabi Musa a.s., “Berkasih-sayanglah agar Aku menyayangimu! Sesungguhnya Aku Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Barangsiapa yang menyayangi, maka Aku pun menyayanginya dan akan memasukkannya ke surga-ku.” Maka, sungguh beruntung orang-orang yang berkasih sayang. Umurmu telah habis untuk urusan makan, minum, pakaian dan mengumpulkan harta. Barangsiapa yang mengharapkan keberuntungan maka hendaknya ia bersabar dari perkara yang haram dan syubhat, dari keinginan nafsu, serta sabar dalam menunaikan perintah Allah dan menjauhkan diri dari larangan-Nya, juga sabar dalam mematuhi takdir-Nya.
MACAM-MACAM CAHAYA BATIN YANG MENGGODA
“Ada cahaya yang menyingkap jejak-jejak-Nya dan ada cahaya yang menyingkap sifat-sifat-Nya”. (Syekh Ibnu Atha’illah dalam kitab Al-Hikam)”. Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa ada cahaya yang menyingkap keadaan makhluk-makhluk sehingga ia menyinari ahwal (keadaan spiritual) para hamba dan menyinari yang ada di atas bumi dan di bawah langit. Ini disebut dengan kasyaf shuwari (pengungkapan bentuk). Kasyaf ini tidak dipedulikan oleh para muhaqqiq (para ahli hakikat). Ada pula cahaya yang menyingkap sifat-sifat Allah dan keindahan-Nya. Cahaya ini tak akan terlihat, kecuali para orang-orang yang darinya tampak sifat-sifat Allah. Ini disebut dengan kasyaf maknawi (pengungkapan immateril). Kasyaf inilah yang dicari oleh para muhaqqiq.
POKOK-POKOK AJARAN SYEKH IBNU ATHA’ILLAH
Syekh Ibnu Atha'illah As-Sakandari adalah tokoh sufi yang berjasa besar bagi dunia tasawuf hingga hari ini. Karyanya yang berjudul "Al-Hikam" adalah magnum opus-nya yang sangat populer di seluruh dunia. Tokoh dan pewaris Tarekat As-Sadziliyah ini karya-karyanya banyak dipelajari tidak hanya bagi jamaah tarekatnya, namun juga menjadi rujukan tarekat yang lain. Syekh Ibnu Atha'illah berhasil menampilkan sosok tarekat dan tasawuf yang moderat, ramah, santun, dan rahmatan lil 'alamin.
BENARKAH KITA PUNYA RASA MALU?
Rasulullah SAW bersabda, "Malulah kalian pada Allah dengan sebenar-benar rasa malu.' Lalu para sahabat menjawab, "Sesungguhnya kami telah merasa malu, wahai Nabi Allah. Kami bersyukur kepada Allah (bisa berbuat demikian)”. Beliau bersabda, "Bukan demikian! Tetapi, orang yang malu pada Allah dengan malu yang sebenarnya adalah orang yang menjaga kepalanya dan apa yang terekam di dalamnya; menjaga perut dan apa yang dihimpunnya; dan ingatlah kalian pada kematian dan bahaya. Siapa yang mendaki ke Negeri Akhirat, maka tinggalkanlah perhiasan dunia. Siapa yang mengerjakan demikian, maka sungguh dia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benar rasa malu." (H.R. At-Tirmidzi). Dzun-Nun Al-Mishri mengatakan, "Rasa malu adalah keberadaan rasa segan di dalam hati bersamaan dengan keterlepasan segala sesuatu yang telah lewat dari dirimu menuju ke hadirat Tuhanmu!" Dia juga katakan, "Cinta adalah bicara, rasa malu adalah diam membisu, dan rasa takut adalah menggelisahkan”. (Risalah Qusyairiyah, karya Imam Al-Qusyairi).
HAKIKAT KEMATIAN MENURUT IMAM AL-GHAZALI
Dalam kitab Dzikr Al-Maut, Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali mengungkapkan, "Ketahuilah bahwa manusia memendam gagasan yang lancang dan keluru tentang hakikat kematian. Sebagian orang mengira kematian sebagai kesirnaan atau kelenyapan. Dianggap tidak.ada kebangkitan atau pengumpulan, juga tidak ada pembalasan atas kebaikan ataupun kejahatan. Kematian manusia dianggap seperti kematian hewan dan atau seperti keringnya daun atau tanaman. Ini adalah pandangan kaum ateis (al-Mulhidin) dan mereka tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir.
TANGIS DAN AIRMATA PENYESALAN
Jika hanya bisa menangis, maka menangislah! Ungkapkanlah penyesalanmu kepada Allah dengan kesungguhan hati! Jika benar engkau merasa takut akan siksa-Nya mengapa kau tahan derai airmatamu? Tsauban meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Berbahagialah siapa pun yang dapat menguasai lisannya, yang rumahnya terasa luas baginya, dan dapat menangis atas kesalahan yang diperbuatnya.” (HR. Tabrani). Tak perlu merasa hebat dan kuat. Tak perlu sombong dan merasa amal ibadah kita lebih banyak daripada dosa dan kesalahan kita. Bermuhasabahlah dan jujurlah pada diri sendiri.
Wednesday, March 23, 2016
BERTEMU WALI, INGAT ALLAH
Salik pergi menemui Matin di Sor Baujan, tempat berteduh bagi mereka yang merindukan ilmu hikmah. Matin tampak sedang duduk dan berzikir dengan khusyuk.
“Assalamualaikum,” seru Salik.
“Wa’alaikum salam warahmatullahiwabarakatuh,” jawab Matin menghentikan zikirnya.
“Syekh, tadi saya bertemu dengan orang yang aneh.”
“Aneh?! Kenapa?”
“Ketika saya sedang berjalan kaki menuju jalan raya, dari arah Mall, tiba-tiba saya dikejutkan dengan sosok orang yang berwajah aneh.”
“Aneh bagaimana?”
NASIHAT UNTUK MALAMMU, WAHAI SAHABAT
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qaddasallahu sirrahu berkata: “Taatilah dan jangan merusaknya. Bertauhidlah dan jangan menyekutukannya. Bersihkanlah sesuatu yang haqq dan jangan mencampuradukkannya. Jujurlah dan jangan suka mengadu-domba. Bersabarlah dan jangan merasa takut dan sedih. Istiqamahlah dan jangan melarikan diri. Bertanyalah dan jangan merasa bosan. Tunggulah dengan sabar dan nantikanlah, jangan berputus asa.
KEAJAIBAN SHOLAWAT NARIYAH
Kadang-kadang, implikasi ilmu memang tidak bisa dirasakan secara langsung. Sebab, tak semua diri mampu merekam dan memahami makna-makna batin. Allahlah yang membangkitkan kesadaran dan memberi pemahaman kepada seseorang dengan caranya masing-masing. Seorang sahabat, yang sebelumnya begitu keras mengkritik, menghujat dan menganggap kita bidah dan musyrik, bisa jadi akan berlaku sebaliknya di saat yang berbeda.
JANGAN KAU DUAKAN CINTANYA
“Tidaklah engkau mencintai sesuatu melainkan engkau menjadi hamba baginya dan Allah tidak ingin engkau menjadi hamba bagi selain-Nya”. (Syekh Ibnu Atha’illah dalam kitab Al-Hikam). Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa jika engkau mencintai dunia, engkau akan menjadi budaknya karena kecintaanmu terhadap sesuatu membuatmu tunduk dan terikat kepadanya. Bahkan, engkau juga tidak akan mau melepas dan mencari gantinya. Sebagaimana dikatakan, “Cintamu kepada sesuatu akan membutakan matamu dan membuatmu bisu.” Artinya, apa yang engkau cintai akan memperbudakmu. Jika engkau mencintai selain Allah, apa pun bentuknya, maka ia akan memperbudakmu.
NABI PUN PAKAI KEMENYAN, SIAPA BILANG BID’AH?
Sejak zaman Nabi dan Salafush Shaleh kemenyan sudah jadi bagian dari beberapa ritual umat Islam. Rasulullah SAW dan para Sahabat sendiri sangat menyukai wangi-wangian, baik yang berasal dari minyak wangi hingga kemenyan. Karena itu, tuduhan bid'ah terhadap masyarakat Islam di Jawa, Sunda, Melayu, dan suku-suku di Nusantara lain adalah tidak berdasar. Para wali dan ulama yang menyebarkan ajaran Islam di wilayah kita adalah orang-orang yang sangat alim terhadap agama, kebudayaan, tradisi dan seni. Sehingga Islam mudah diterima oleh masyarakat kita.
SOPAN SANTUN ALA SUFI
Dzu Nun Al-Mishri mengatakan, “Jika seorang murid telah keluar dari kesopanan, berarti dia kembali dari mana asal dia datang.” Allah SWT berfirman, “Dan, (ingatlah kisah) Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, ‘(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (QS Al-Anbiya: 83)
MENYIAPKAN BEKAL RUHANI
Dalam sebuah perjalanan antara Surabaya dan Jakarta, saya mendapat nasehat langsung dari Syekh Dr. Muhammad Fadhil, cucu Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dan Syekh Rohimuddin Nawawi Al-Bantani tentang menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai dasar tasawuf.
MENITI TANGGA-TANGGA KENIKMATAN ILAHIAH
Menurut Imam Al-Ghazali, pada perkembangan spiritual tertentu, sebenarnya manusia melalui jenjang kenikmatan. Jenjang kenikmatan tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut: Di awal pertumbuhannya, naluri yang menguasai anak-anak adalah kenikmatan bermain. Tak ada yang lebih menyenangkan daripada bermain. Lalu, pada perkembangan selanjutnya, ia mulai dikuasai oleh kenikmatan berhias, mengenakan pakaian dan atau menaiki kendaraan. Sejak itu, ia mulai melupakan kenikmatan bermain.
KELUARLAH DARI SELUBUNG NAFSU
Syekh Abu Yazid Al-Busthami pernah bertutur: "Aku melihat Tuhanku dalam tidur. Aku pun bertanya kepada-Nya, 'Bagaimanakah jalan untuk menuju kepada-Mu, wahai Zat yang dapat melemahkan manusia?’ Lalu Dia menjawab, 'Tinggalkanlah hawa nafsumu, dan kemarilah mendekat kepada-Ku’ Kemudian aku terlepas dari mimpiku sebagaimana ular terkelupas dari kulitnya."
9 JURUS SABAR DARI RASULULLAH
Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam An-Nawawi mencantumkan 29 hadis yang memuat tentang kesabaran. Ilmu sabar yang diajarkan oleh Rasulullah SAW begitu banyak, baik yang dicontohkan melalui perkataan, perbuatan ataupun keputusan-keputusan beliau. Kita juga menjumpai 103 kali kata “sabar” disebut Allah dalam Al-Qur’an, baik berbentuk isim maupun fi’ilnya. Sabar merupakan bagian dari maqam tasawuf yang harus diamalkan bagi seorang salik. Hanya kekasih-kekasih Allah-lah yang memiliki sifat sabar dalam dirinya.
Tuesday, March 22, 2016
NASEHAT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI
"Wahai anakku! Janganlah terpedaya oleh ketaatan dan merasa takjub terhadap ibadah yang kau lakukan. Memohonlah kepada Allah agar menerima ketaatanmu. Dan, kau harus merasa takut dan khawatir jika Allah mengalihkanmu kepada sesuatu selain Diri-Nya. Siapa yang mengenal Allah, pasti dia tak akan mau tinggal bersama sesuatu selain Allah. Dia pasti tak mau terpedaya oleh sesuatu pun: dia tak akan merasa aman hingga keluar dari dunia ini membawa agama yang selamat dan keterpeliharaan hubungan antara dirinya dengan Allah SWT. Maka, hendaknya engkau memerhatikan amalan hati dan penuhilah dengan keikhlasan. Dan, keikhlasan yang sempurna adalah dengan memurnikan diri dari segala sesuatu selain Allah SWT”. (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Fathu Ar-Rabbani)
TOMBO ATI SUNAN BONANG
Tombo ati iku limo perkarane
Kaping pisan moco Quran lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo zikir wengi lingkang suwe
Salah sawijine sopo bisa ngelakoni
Mugi-mugi gusti Allah nyembadani
ISTIGHFAR YANG MENARIK IMAM AHMAD SAMPAI BASHRAH
Menjelang akhir hidup Imam Ahmad bin Hambal atau dikenal juga Imam Hambali, beliau bercerita tentang perjalanan yang luar biasa dan mencerahkan jiwanya. Murid utama Imam Syafi'i ini bertutur: "Satu ketika, (saat usiaku telah tua) aku tidak tahu mengapa aku ingin pergi ke Bashrah." Beliau sendiri merasa heran, mengapa ada dorongan kuat sekali untuk pergi ke Bashrah. Beliau saat itu beliau sedang menetap di Baghdad.Padahal, tidak ada janji sama sekali dengan siapa pun. Dan, tidak ada hajat apa pun di kota itu. Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah.
APABILA HAJAT DOA INGIN DIKABULKAN, AWALI DENGAN BISMILLAH, SHOLAT DAN SEDEKAH
Suatu hari, Abu Nashr, seorang nelayan yang hidup serba kekurangan bertemu dengan Syeikh Ahmad bin Miskin, seorang Ulama Besar, generasi Tabiin. Saat ditanya oleh Syeikh, ia menjawab : saya tengah sedih memikirkan keadaan keluargaku. Syeikh pun mengajaknya ke laut dan SHOLAT DUA ROKA'AT. Usai Shalat merekapun siap mencari ikan. Ucapkanlah Bismillah, pinta Syeikh Ahmad Setelah mengucapkan, ia pun segera melempar jalanya ke laut. Alhamdulillah, seekor ikan besar berhasil ia dapatkan. Lalu Syeihk berkata." Jualah ikan itu dan belilah makanan untuk istri dan anakmu.
LAWAN NAFSU DENGAN MUJAHADAH
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Wahai anak muda! Jika engkau ingin bahagia, janganlah engkau mengikuti hawa nafsumu, agar engkau dapat menaati Tuhanmu. Tahanlah nafsumu jangan sampai durhaka kepada-Nya. Nafsumu adalah penghalang bagimu untuk mengenal Tuhanmu. Sedangkan makhluk merupakan penghalang dalam mengenal Penciptamu 'Azza wa Jalla. Maka, selama engkau bersama nafsumu, engkau tidak akan mengenal makhluk, dan selama engkau tidak mengenal makhluk, maka engkau tak akan mengenal Khalik. Selama engkau bersama dunia, engkau tidak akan mengenal akhirat, dam selama engkau bersama akhirat, maka engkau tidak akan melihat Allah SWT.
KALAU ADA RASA, BUKTIKAN CINTAMU
Yahya Ibn Muadz Ar-Razi mengatakan, “Siapa saja yang mencintai Allah, maka ia pasti membenci dirinya.” Menurut Yahya pula, siapa saja yang tidak memiliki 3 hal berikut ini, maka itu berarti ia tidak cinta.
LIMA NASEHAT SAYIDINA ALI
Syekh Abu Nu’aim al-Ashfahani dalam kitab Hilyatul Auliya menuturkan bahwa Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: “Hafalkanlah lima hal dariku; yang seandainya kalian mengendarai onta untuk mencarinya, pasti onta itu sudah binasa sebelum kalian mendapatkannya; yaitu:
Subscribe to:
Posts (Atom)